Pengaruh Penggunaan Lemak Terproteksi Terhadap Parameter Fermentasi Rumen, Profil Asam Lemak Digesta Duodenum dan Profil Asam Lemak Plasma Darah

Penelitian II. Pengaruh Penggunaan Lemak Terproteksi Terhadap Parameter Fermentasi Rumen, Profil Asam Lemak Digesta Duodenum dan Profil Asam Lemak Plasma Darah

Tujuan dari penelitian tahap II ini adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan lemak terproteksi terhadap parameter fermentasi rumen, profil asam lemak digesta intestinum dan profil asam lemak plasma darah. Penelitian dilakukan di kandang percobaan bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Paternakan UGM, Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan dan Laboratorium Biokimia PAU Pangan dan Gizi UGM.

Materi

Materi yang digunakan dalam penelitian tahap ini adalah 1 ekor sapi perah yang berfistula rumen dan berkanula duodenum, rumput raja, wheat polard , lemak terproteksi dengan metode kapsulasi formaldehid, reagen untuk uji

NH 3 (Lampiran 9), kromatografi gas, pH meter, vacutainer, reagen untuk preparasi cairan rumen untuk analisa VFA (Lampiran 10).

Metode

Pada pengujian in vivo , sapi diberi ransum rumput raja (60%) dan pakan tambahan (40%) yang mengandung 20% lemak terproteksi sehingga komposisi hijauan:pakan tambahan:lemak terproteksi menjadi 60:32:8. Ransum diberikan

Penelitian dilakukan selama 3 minggu per periode, dengan pengorganisasian minggu pertama adalah minggu tanpa perlakuan suplementasi, hari ke-8 sampai ke-18 adalah periode adaptasi perlakuan, hari ke-19 sampai ke-21 adalah hari koleksi data. Sapi perlakuan adalah sapi ketika diberi suplementasi lemak terproteksi sedangkan sapi kontrol adalah ketika sapi tidak menerima lemak terproteksi dalam ransumnya. Hal ini dilakukan 3 periode atau 3 ulangan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat skema di bawah ini.

Minggu I Minggu II Minggu III Tanpa perlakuan

Adaptasi

Koleksi

Pengambilan cairan Pengambilan cairan rumen

rumen

Pengambilan cairan rumen, Pengambilan cairan rumen, darah, digesta intestinum

darah, digesta intestinum

Parameter fermentasi rumen diukur pada tiga hari terakhir setiap periode. Untuk mengetahui kinetika fermentasi (pH, NH 3 dan VFA), pengambilan sampel cairan rumen dilakukan 1 jam sebelum makan dan setiap jam selama 6 jam sesudah makan pagi. Pada hari terakhir, sampel digesta intestinum sebanyak 100 g diambil pada 1 jam sebelum makan pagi dan 1, 3, dan 5 jam sesudahnya. Digesta duodenum disimpan dalam freezer untuk dianalisis profil asam lemaknya. Pada hari yang sama (hari terakhir koleksi) dilakukan pengambilan darah pada vena juguler 1 jam sebelum ternak diberikan makan pagi dan 4 jam

NH 3 . Analisis NH 3 menurut metode Chaney dan Marbach (1962) (Lampiran 9), analisis VFA dan asam lemak dengan gas kromatografi. Preparasi cairan rumen untuk analisis VFA dapat dilihat di Lampiran 10, sedangkan preparasi sampel untuk analisis asam lemak dapat dilihat di Lampiran 11. Parameter yang diamati

pada tahap II ini adalah parameter fermentasi rumen (pH, NH 3 , VFA), profil asam lemak digesta duodenum, serta profil asam lemak plasma darah.

Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t test (Astuti, 1981).

Penelitian III. Penggunaan Lemak Terproteksi Dalam Ransum Sapi Laktasi Terhadap Kecernaan Nutrien, Profil Asam Lemak Plasma Darah, Produksi Susu, Komposisi Susu dan Komposisi Asam Lemak Susu

Tujuan penelitian tahap III ini adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan lemak terproteksi dalam ransum sapi laktasi terhadap kecernaan nutrien, profil asam lemak plasma darah, produksi dan komposisi susu serta komposisi asam lemak susu. Penelitian dilaksanakan di UPTD BPBPTDDK Dinas Pertanian Propinsi Yogyakarta di Ngaglik, Sleman, LPPT UGM dan Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan UGM.

Materi

Materi yang digunakan pada tahap ini adalah 8 ekor sapi perah laktasi milik UPTD BPBPTDDK Dinas Pertanian Propinsi DIY, rumput raja, pakan tambahan produksi koperasi Warga Mulya, lemak terproteksi dengan metode kapsulasi dan formaldehid, reagen untuk analisis proksimat ( protein kasar, lemak kasar dan serat kasar), reagen untuk analisis komposisi susu (lemak, protein, laktosa) serta reagen untuk analisa profil asam lemak susu dan plasma darah, timbangan ternak, timbangan kapasitas 15 kg, timbangan analitik, alat-alat gelas, vacutainer yang berisi anti koagulan dan kromatografi gas. Untuk analisis susu selengkapnya bisa dilihat di lampiran 11, lampiran 16 dan lampiran 17.

Metode

Sapi perah sebanyak 8 ekor dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 4 ekor dengan mempertimbangkan status laktasi dan bobot badan (Tabel 4). Kelompok pertama adalah kelompok kontrol (60% hijauan:40% pakan tambahan) dan kelompok kedua adalah kelompok perlakuan (58%hijauan:42%pakan tambahan +lemak terproteksi). Pemberian pakan mengikuti program yang dilaksanakan di UPTD dengan pemberian suplemen lemak terproteksi pada kelompok perlakuan sebanyak 10% dari pakan tambahan yang diberikan. Pemberian lemak terproteksi berbeda dengan penelitian tahap dua yang menggunakan sebanyak 20% karena pada penelitian tahap tiga ini menggunakan sapi dari pihak lain sehingga kesepakatan dari pemilik sapi dan tim peneliti pemberian suplemen lemak terproteksi adalah 10% dari pakan tambahan yang diberikan karena 20% dianggap terlalu banyak. Komposisi nutrien pakan dan komposisi ransum bisa dilihat pada Tabel 5, 6 dan 7.

Tabel 4. Data awal sapi yang digunakan dalam percobaan Kelompok Umur Bulan

Rerata (bulan)

Laktasi ke Bobot badan

produksi susu (lt/ek/hr) Pertama

Tabel 5. Komposisi kimia hijauan dan pakan tambahan yang diberikan ke

sapi-sapi percobaan (% BK)

TDN Rumput raja

Bahan pakan

Pakan tambahan + lemak terproteksi

Pakan tambahan tanpa lemak terproteksi 87,32

Tabel 6. Komposisi ransum sapi perlakuan (sapi yang mendapat lemak terproteksi dalam ransumnya) (% BK)

Bahan pakan Proporsi BO PK LK SK ETN TDN dalam ransum

Rumput raja

Pakan tambahan+lemak terproteksi 42 37,5 4,5 2,8 7,1 23,0 27,9 Total 100 88,4 8,0 3,8 29,1 47,5 56,5

Rancangan percobaannya adalah simple cross over design dan masing- masing berlangsung selama 4 minggu per periode, 3 minggu adaptasi dan 1 minggu koleksi. Sampel pakan, sisa pakan dan feces diambil setiap hari sebanyak 250 g dan dikomposit per sapi per periode, sampel susu diambil pada pemerahan pagi dan sore hari sebanyak 200 ml dan disimpan dalam freezer

Tabel 7. Komposisi ransum sapi kontrol (sapi yang tidak mendapat lemak terproteksi dalam ransumnya) (% BK) Bahan pakan

Proporsi BO PK LK SK ETN TDN dalam ransum

Rumput raja

Pakan tambahan 40 34,9 3,5 1,1 6,1 19,8 21,3 Total 100 87,6 7,1 2,1 28,8 45,1 50,9

untuk analisis selanjutnya. Sampel darah diambil pada hari terakhir periode koleksi pada 1 jam sebelum makan dan 4 jam setelah pemberian pakan pagi, sampel darah kemudian disentrifuse selama 15 menit pada kecepatan putaran 3000 rpm untuk diambil plasmanya dan disimpan dalam freezer untuk analisis profil asam lemak darah.

Pengamatan dilakukan pada produksi dan komposisi susu, konsumsi dan kecernaan nutrien (bahan kering, bahan organik, lemak kasar, protein kasar, serat kasar), serta profil asam lemak plasma darah dan profil asam lemak susu. Untuk sampel pakan, sisa pakan dan feces penentuan bahan kering menggunakan metode AOAC (Lampiran 13), bahan organik menggunakan metode AOAC (Lampiran 14), lemak kasar mengggunakan metode Soxhlet (Lampiran 12), protein kasar menggunakan metode Kjeldahl (lampiran 7), sedangkan serat kasar menggunakan metode rebus asam basa AOAC (2005) (Lampiran 15). Profil asam lemak susu dan plasma darah dianalisis

Analisis data

Data konsumsi pakan, kecernaan pakan, produksi susu, komposisi susu dan profil asam lemak yang diperoleh dianalisis variansi dengan rancangan beralih ( cross-over design ) (Gaspersz, 1991).