Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku bangsa, yang tersebar di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia adalah salah satu negara di belahan bumi ini yang memiliki beragam kebudayaan, budaya itu muncul dari masing-masing suku yang ada di setiap daerah Indonesia. Yuscan 2007:2 mengatakan menurut Kroeber kebudayaan adalah seluruh realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan termasuk perilaku yang ditimbulkannya. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa kebudayaan adalah buah budi manusia yang terdiri dari tiga kekuatan jiwa manusia yaitu pikiran, rasa dan karsa. Koentjaraningrat 1987 mengatakan bahwa keseluruhan sistem kebudayaan adalah gagasan atau aktifitas dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan cara belajar. Semua tindakan manusia adalah kebudayaan karena untuk melakukan suatu tindakan memiliki proses pembelajaran. Dari ketiga pendapat tersebut di atas yang menjadi acuan penulis menyimpulkan dengan kata lain kebudayaan merupakan keseluruhan tindakan manusia yang ditimbulkan dalam suatu kegiatan tertentu maupun kegiatan sehari-hari itu diwariskan kepada anak Universitas Sumatera Utara 2 cucu mereka, di dalamnya terdapat realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan dan nilai- nilai yang dipelajari dan diwariskan termasuk perilaku yang ditimbulkannya. Kebudayaan inilah yang menjadi ciri khas atau identitas suku bangsa tersebut, baik di dalam negeri maupun yang ada luar negeri. Masing-masing daerah yang ada di Indonesia mempunyai upacara adat. Upacara merupakan serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Sedangkan adat itu sendiri merupakan ketentuan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat dalam segala aspek kehidupan manusia. Jadi upacara adat adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan dengan ketentuan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat dalam segala aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan berarti memberi sesaji kepada penguasa Laut dan sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di masing-masing daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur sejarah. http:catatansenibudaya.blogspot.com. Masyarakat Indonesia pada umumnya juga kaya akan berbagai jenis bahasa untuk saling berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia bisa menemukan kebutuhan mereka dengan cara berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat manusia sangat bergantung pada penggunaan bahasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa “di mana Universitas Sumatera Utara 3 ada masyarakat di situ ada penggunaan bahasa.” Dengan kata lain, di mana aktivitas terjadi, di situ aktivitas bahasa terjadi pula. Melalui bahasa dapat dilaksanakan komunikasi antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya atau antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya dan Negara yang satu dengan Negara lainnya pula. Bahasa juga suatu simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan kelompok orang dalam lingkup kebudayaan tertentu atau kelompok orang lainnya yang mempelajari lingkup kebudayaan tersebut untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi. Supaya kelestarian bahasa tersebut tetap terjaga dan tidak menghilang seiring berjalannya waktu. http:repository.upi.edu mengatakan bahwa defenisi bahasa dari beberapa pakar lain, kalau dibutiri akan terdapat beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa antara lain: 1 bahasa itu adalah sebuah sistem, 2 bahasa itu berwujud lambang, 3 bahasa itu berupa bunyi, 4 bahasa itu bersifat arbitrer, 5 bahasa itu bermakna, 6 bahasa itu bersifat konvensional, 7 bahasa itu bersifat unik, 8 bahasa itu bersifat universal, 9 bahasa itu bersifat produktif, 10 bahasa itu bervariasi, 11 bahasa itu bersifat dinamis, 12 bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan 13 bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Adat dan budaya terbentuk dan berkembang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di suatu tempat. Setelah masuknya agama Islam ke Indonesia sebagai agama yang dianut dan ditaati oleh sebagian besar bangsa Indonesia, maka untuk menyempurnakan adat dan budaya Melayu diselaraskan dengan ajaran Islam sesuai dengan ungkapan yang berbunyi Universitas Sumatera Utara 4 Adat yang bersendikan syara’ Syara’ mengikat Adat Kuat Agama kuat Adat Kuat Adat kuat Agama Yuscan, 2007:3 Ciri khas tersendiri dalam setiap pelaksanaan upacara adat suku Melayu, yaitu selalu menggunakan pantun dalam setiap melakukan kegiatan upacara adat, karena pantun inilah sebagai penyambung lidah masyarakat Melayu dalam berinteraksi atau berkomunikasi antara satu dan yang lainnya. Seperti yang dikatakan Sinar 2011:1 bahwa tradisi berpantun merupakan seni berkomunikasi dalam tradisi lisan Melayu lama. Tradisi ini merupakan budaya Melayu yang meluas digemari di Nusantara Mulyani 2012:1. Pantun adalah puisi Melayu asli yang sudah mengakar lama pada budaya masyarakat Melayu. Kebiasaan dan kebudayaan suku Melayu tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan masyarakatnya yang suka menggunakan buah pikirannya melalui untaian kata- kata yang indah berupa pantun. Pantun pada awalnya merupakan sastra lisan tetapi sekarang banyak dijumpai pantun yang tertulis Hidayati,2008:1. Hal ini sebagai upaya menjaga warisan budaya bangsa suku Melayu agar tidak hilang dari masyarakat. Pantun bukan sekedar permainan bunyi atau kata-kata, tetapi juga ditujukan pada pikiran kita. Hal ini berkaitan dengan logika. Pantun salah satu jenis karya sastra lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 larik baris bersajak ab-ab. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara Universitas Sumatera Utara 5 langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut. Ciri-ciri pantun : Memiliki rima a-b-a-b Terdiri 4 baris dalam 1 bait Baris pertama kedua merupakan sampiran Baris ketiga keempat merupakan isi Contoh pantun berima a-b-a-b Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti Kalau ada kata-kataku yang salah Jangan masukkan dalam hati Dalam dunia linguistik kajian pragmatik sangat dikenal. Pragmatik mengkaji maksud penutur dalam menuturkan sebuah bahasa. Meskipun sebelumnya, di era 70-an para linguis berlaku diskriminatif terhadap kajian pragmatik ini, bahkan hampir tidak pernah membahasnya. Namun pada saat ini, para linguis yang berpandangan bahwa mustahil bagi pemakai bahasa dapat mengerti secara baik sifat-sifat bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi tanpa mengerti hakikat pragmatik, yaitu bagaimana bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jadi, inilah alasan penulis mengambil judul Kesantunan Bahasa Pada Pantun Merisik Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu : Suatu Kajian Pragmatik, walupun pantun merupakan tradisi sastra lisan yang semestinya dikaji dengan teori sastra akan tetapi karena pantun juga memiliki bahasa yang santun, maka pantun juga dapat Universitas Sumatera Utara 6 dikaji dengan teori linguistik yaitu pragmatik. Pragmatika pragmatics yaitu studi relasi antara tanda-tanda dengan penafsirannya. Karena di dalam bahasa pantun banyak terkandung unsur tanda yang bisa ditafsirkan lewat makna yang diujarkan dalam pantun tersebut. sehingga judul ini sangat menarik untuk dibahas dan diteliti, walaupun mempunyai kesulitan yang cukup berat dalam proses analisisnya. Peneliti juga akan mencantumkan pantun-pantun Melayu di dalam skripsi ini sebagai bahan tambahan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang akan mengambil objek yang sama. Universitas Sumatera Utara 7

1.2 Perumusan Masalah