Prosedur Pembuatan Benda Uji

3.5 Prosedur Pembuatan Benda Uji

3.5.1 Pekerjaan Persiapan

Pada tahap persiapan ini diperlukan semua data sekunder, bahan-bahan, alat-alat, dan urutan pekerjaan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Mencuci agregat kasar dan menjemurnya di bawah terik sinar matahari

3. Menjemur agregat halus tanpa dicuci terlebih dahulu agar kandungan filler dalam agregat tidak hilang terbawa air

4. Menyaring semua agregat untuk memisahkan sesuai dengan ukurannya dan mendapatkan gradasi dari material galian

5. Memeriksa persentase batu apung dalam agregat kasar

7. Melakukan pengujian abrasi terhadap agregat kasar

8. Menentukan spesifikasi gradasi yang akan digunakan dalam campuran yaitu spesifikasi No. X dari dari Revisi SNI 03-1737-1989.

9. Menentukan kadar aspal emulsi perkiraan. Untuk menentukan kadar aspal emulsi perkiraan dapat dihitung dengan rumus 2.1.

10. Melakukan penimbangan campuran berdasarkan komposisi perbandingan agregat dan filler yang telah ditentukan untuk masing-masing benda uji.

3.5.2 Pekerjaan Penentuan Kadar Air Penyelimutan

Penentuan kadar air penyelimutan bertujuan untuk mencari kadar air dimana agregat dapat dikerjakan dengan mudah dan dapat terselimuti oleh aspal emulsi sebanyak mungkin. Untuk menentukan kadar air penyelimutan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyiapkan campuran agregat dan filler sesuai dengan perbandingan komposisi yang ditentukan.

2. Membasahi campuran dengan variasi kadar air 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% kemudian mengaduknya hingga merata.

3. Menuangkan aspal emulsi perkiraan pada campuran dan mengaduk kembali campuran hingga merata.

4. Menghamparkan adukan campuran pada kondisi terbuka selama 24 jam agar kandungan air menguap sehingga dapat lebih jelas mengetahui persen penyelimutan aspal terhadap campuran agregat dan filler.

5. Mengamati secara visual campuran tersebut dan membuat tabel perbandingan antara persen kadar air dengan nilai penyelimutan aspal terhadap campuran. Nilai penyelimutan minimal 65% dari luas permukaan agregat.

3.5.3 Pekerjaan Penentuan Kadar Air Pemadatan

Penentuan kadar air pemadatan bertujuan untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Kadar air pemadatan diketahui dengan cara memadatkan beberapa Penentuan kadar air pemadatan bertujuan untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Kadar air pemadatan diketahui dengan cara memadatkan beberapa

1. Menyiapkan campuran agregat dan filler sesuai dengan perbandingan komposisi yang ditentukan.

2. Membasahi campuran dengan variasi kadar air 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% kemudian mengaduknya hingga merata.

3. Menuangkan aspal emulsi perkiraan pada campuran dan mengaduk kembali campuran hingga merata.

4. Memadatkan campuran dengan 2 x 75 kali tumbukan.

5. Mendiamkan benda uji selama 24 jam kemudian mengeluarkannya dari mould.

6. Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu 40 0 C selama 24 jam.

7. Melakukan pengujian volumetrik untuk mengetahui kepadatan masing- masing benda uji.

8. Membuat grafik hubungan kadar air pemadatan dengan kepadatan campuran.

9. Menentukan nilai kadar air pemadatan optimum menggunakan persamaan parabola.

3.5.4 Pekerjaan Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji bertujuan untuk mendapatkan berbagai karakteristik campuran pada variasi kadar aspal dan variasi perlakuan sehingga didapatkan karakteristik terbaik dari campuran. Prosedur pembuatan benda uji adalah sebagai berikut:

1. Membuat variasi kadar aspal emulsi di antara kadar aspal emulsi perkiraan yaitu 7%, 8%, 9,25%, 10%, dan 11%.

2. Memadatkan tiap variasi kadar aspal dengan 2 x 75 tumbukan pada kadar air pemadatan optimum.

3. Benda uji yang baru dicetak didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang (25-30 0 C), kemudian dikeluarkan dari cetakan.

a) Kondisi kering

1) Benda uji dioven pada suhu 40 0 C selama 24 jam atau sampai dicapai

massa sampel yang konstan.

2) Benda uji dikeluarkan dari oven, kemudian didiamkan selama 24 jam untuk mencapai suhu ruang.

3) Benda uji siap untuk dilakukan pengujian.

b) Kondisi terendam

1) Benda uji dioven pada suhu 40 0 C selama 24 jam atau sampai dicapai

massa sampel yang konstan.

2) Benda uji dikeluarkan dari oven, kemudian direndam selama 4 hari dalam bak perendam (waterbath) pada suhu ruang (benda uji direndam seluruhnya kecuali bagian atasnya dibiarkan terbuka)

3) Benda uji siap untuk dilakukan pengujian.

3.5.5 Pekerjaan Pengujian Benda Uji

Pengujian benda uji bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran secara keseluruhan pada kondisi kering dan kondisi terendam yang meliputi seperti di bawah ini:

1. Melakukan pengujian volumetrik pada masing-masing kondisi untuk mengetahui tebal benda uji, berat jenis benda uji, porositas benda uji, dan kepadatan benda uji.

2. Melakukan pengujian Marshall untuk mengetahui nilai kadar aspal optimum

campuran pada kondisi kering dan terendam berdasarkan nilai stabilitas.

3. Membuat benda uji dengan kadar aspal optimum pada kondisi kering dan kondisi terendam, kemudian melakukan pengujian volumetrik terhadap benda uji.

4. Melakukan pengujian ITS (Indirect Tensile Strength), UCS (Unconfined Compressive Strength), dan Permeabilitas.

5. Melakukan analisis data hasil pengujian.

Berat isi (densitas) untuk benda uji tidak porus atau bergradasi menerus dapat ditentukan menggunakan benda uji permukaan kering jenuh seperti prosedur ASTM D 2726, dengan rumus seperti 2.7.

Berat jenuh di sini adalah berat benda uji setelah ditumbuk dan sebelum dikeluarkan dari mould, karena bila direndam lebih dari 1 hari seperti pada campuran panas benda uji tersebut akan hancur.

Specific Gravity campuran menunjukkan berat jenis pada campuran. Besarnya Specific Gravity campuran (SG mix ) diperoleh dari rumus 2.5, kemudian setelah diketahui berat isi (densitas) dan berat jenis maka dapat dicari nilai porositas dengan rumus 2.8.

3.5.5.2 Marshall Test

Langkah-langkah dalam pengujian Marshall yaitu:

1. Merendam benda uji di dalam waterbath selama 30 menit pada suhu 60 0 C

2. Meletakkan benda uji pada alat Marshall Test

3. Memasang arloji kelelehan (flow meter) pada salah satu batang penuntun dan mengatur petunjuk pada angka nol.

4. Menghidupkan mesin Marshall untuk memberi pembebanan pada benda uji sampai beban maksimum yang ditandai dengan runtuhnya benda uji. Pada saat ini jarum arloji akan berhenti atau berbalik arah.

5. Mencatat besarnya pembebanan maksimum pada arloji atas dan kelelehan (flow) pada arloji bawah (flow meter). Pembacaan stabilitas satu putaran sama dengan 100 lb dan pada pembacaan flow meter satu putaran sama dengan

1 mm.

6. Mengeluarkan benda uji dari mesin Marshall

7. Mengulangi pengujian pada benda uji yang telah terendam selama 4 hari

Langkah-langkah dalam pengujian ITS (Indirect Tensile Strength Test) yaitu:

1. Meletakkan benda uji pada alat modifikasi Marshall Test untuk uji ITS.

2. Menghidupkan mesin Marshall untuk memberi pembebanan pada benda uji sampai beban maksimum yang ditandai dengan runtuhnya benda uji. Pada saat ini jarum arloji akan berhenti atau berbalik arah.

3. Mencatat besarnya pembebanan maksimum pada arloji.

4. Mengeluarkan benda uji dari mesin Marshall.

5. Mengulangi pengujian pada benda uji yang telah terendam selama 4 hari

3.5.5.4 Unconfined Compressive Strength Test

Langkah-langkah dalam pengujian UCS (Unconfined Compressive Strength Test) yaitu:

1. Meletakkan benda uji pada alat UTM.

2. Menghidupkan mesin UTM untuk memberi pembebanan pada benda uji sampai beban maksimum yang ditandai dengan runtuhnya benda uji. Pada saat ini jarum arloji akan berhenti atau berbalik arah.

3. Mencatat besarnya pembebanan maksimum pada arloji.

4. Mengeluarkan benda uji dari mesin UTMS

5. Mengulangi pengujian pada benda uji yang telah terendam selama 4 hari

3.5.5.5 Permeabilitas

Urutan pengujian permeabilitas mencakup 4 (empat) hal, yaitu pemasangan bejana rembesan, pengaliran air, pengujian dan penyelesaian.

1. Pemasangan bejana rembesan

a. Melepaskan 8 sekrup dan baut pada posisinya yang mengencangkan bejana penyerap dan penutup, kemudian melepaskan bejana penutupnya.

b. Memasang cincin O pada permukaan bawah tutup.

c. Memasukkan pelat berlubang dan batu pori kedalam bejana penyerap.

tengah batu pori.

e. Mengisi celah antara benda uji dan permukaan dalam bejana dengan lilin/paraffin.

f. Memasang katup bejana penyerap pada bejana ( memeriksa apakah cincin O sudah terpasang), kemudian dikencangkan dengan sekrup dan baut pada

8 posisinya.

2. Pengaliran air

a. Membuka katup air suplai dan ventilasi udara, menghubungkan pipa karet penyuplai air pada ujung atas katup, kemudian mengalirkan air.

b. Memeriksa ketinggian air dalam tangki dengan ketinggian tabung skala akumulasi tekanan air. Untuk menurunkan konsumsi gas, mengisi air sebanyak mungkin ke dalam tangki.

c. Menutup katup suplai air dan ventilasi udara setelah air diisi penuh.

d. Memutar katup pengatur tekanan berlawanan arah jarum jam, kemudian membuka lubang suplai tekanan pada bagian atas selinder nitrogen, tekanan tertingginya akan ditunjukkan pada skala alat ukur tekanan (150

kg/cm 2 ).

e. Membuka katup suplai tekanan, memutar katup tekanan untuk menghimpun tekanan 2-3 kg/cm 2 (Petunjuk 50 kg/cm 2 pada alat ukur tekanan). Setelah menghimpun tekanan katup tekanan ditutup kembali.

f. Untuk menyuplai air, katup sumber suplai, katup sumber suplai dan benjana penyerap harus dibuka.

g. Memasang selinder pengukur di bawah pipa pengumpul air.

3. Pengujian

a. Memeriksa apakah katup suplai tertutup. Bila uji tekanan menunjukkan 10 kg/cm 2 atau lebih, membiarkan keadaan katup penghenti tertutup.

b. Mengatur pengujian tekanan yang dikehendaki dengan memutar katup pengatur tekanan searah jarum jam.

c. Apabila pengatur tekanan lebih besar dari tekanan benda uji yang dikehendaki, menutup katup pemutar samping membuka ventilasi udara untuk menurunkan tekanan menjadi lebih rendah dari tekanan uji, c. Apabila pengatur tekanan lebih besar dari tekanan benda uji yang dikehendaki, menutup katup pemutar samping membuka ventilasi udara untuk menurunkan tekanan menjadi lebih rendah dari tekanan uji,

d. Membuka katup suplai untuk memberikan tekanan pada benda uji.

e. Apabila air yang menetes dari pipa pengumpul sudah konstan, kemudian mengukur waktu yang diperlukan terkumpul pada tabung pengukur

sebanyak 1000 cm 3 .

4. Penyelesaian

a. Menutup katup suplai, menutup katup pengatur tekanan ke samping berlawan arah jarum jam untuk mengembalikan pada posisi 0 (nol).

b. Membuka ventilasi udara untuk melepaskan tekanan, setelah jarum penunjuk kembali ke 0, menutup semua katup.

c. Membuka ventilasi udara bejana penyerap, melepas bejananya, mengambil benda uji, kemudian membersihkan peralatannya.