Kerangka Pemikiran
C. Kerangka Pemikiran
Salah satu faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah pada materi Unsur, Senyawa dan Campuran adalah metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa yang umumnya memiliki input prestasi tinggi. Kimia merupakan hal baru bagi siswa SMP. Kurang tepatnya metode pembelajaran dapat membuat siswa kurang tertarik mempelajarinya, apalagi bila diterapkan metode ceramah yang terkesan monoton dan membuat siswa cenderung pasif dan bosan sehingga menyebabkan siswa tidak dapat menguasai materi dengan baik. Selain itu rendahnya kerjasama antarsiswa diduga juga menjadi penyebab lain rendahnya prestasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar pada materi Unsur, Senyawa dan Campuran. Maka untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat menarik minat siswa serta mampu membuat siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu mampu memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainnya.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI cocok untuk siswa yang memiliki input prestasi tinggi seperti SMP Negeri 2 Karanganyar, karena perlu adanya pemecahan masalah dalam pelaksanaanya. Penerapan GI diharapkan mampu meningkatkan minat siswa, karena siswa diberi kebebasan untuk menentukan hal apa saja yang ingin dipelajari. Menurut Daniel Zingaro (2008 : 5) salah satu keunggulan GI yaitu siswa lebih kooperatif dan altruistic, bahkan ketika mereka berinteraksi dengan siswa di luar tim mereka atau dalam situasi luar, sehingga diharapkan
commit to user
diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa Tahap ke 3 GI menyebutkan bahwa siswa melaksanakan investigasi. Siswa terlibat dalam bermacam kegiatan investigasi baik didalam maupun diluar sekolah. Kegiatan belajar didalam sekolah dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen di laboratorium. Sedangkan kegiatan diluar sekolah dapat dilakukan dengan menjalankan proyek yang telah disusun.
Dilihat dari aspek kognitif, diduga terdapat perbedaan prestasi belajar antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui proyek terbimbing dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui eksperimen. Pada pembelajaran menggunakan metode group investigation melalui proyek terbimbing, siswa diberi kesempatan bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Dalam penyusunan pengetahuan secara otonom ini diharapkan siswa mampu memaksimalkan kemampuan kognitif mereka pada materi unsur, senyawa dan campuran. Karena dalam kehidupan sehari-hari, materi ini sungguh aplikatif. Banyak zat yang bisa digunakan sebagai contoh dari unsur, senyawa dan campuran misalnya besi, garam, perunggu dsb. Sehingga hal ini dapat mempermudah penyusunan proyek siswa. Tetapi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui eksperimen, siswa juga dengan mudah mengkonstruk pengetahuan mandiri mereka tanpa takut pengetahuan yang dimiliki keluar dari tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan waktu yang lebih singkat. Sehingga ada kemungkinan siswa juga tertarik pada eksperimen.
Demikian halnya dari aspek afektif, diduga terdapat perbedaan prestasi belajar pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui proyek terbimbing dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui eksperimen karena dinilai dari perhatian dan respon siswa dalam belajar, kesungguhan dan kedisplinan siswa dalam melaksanakan proyek maupun eksperimen, serta perbedaan pola kerjasama dari keduanya.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut diduga bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation melalui
commit to user
prestasi belajar siswa. Agar lebih jelas, skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran