Instrumen Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang diperlukan adalah tes kognitif, dan tes afektif.

commit to user

Instrumen yang digunakan dalam penilaian prestasi belajar aspek kognitif berupa soal-soal tes obyektif dengan 4 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Langkah-langkah pembuatan tes diantaranya pembuatan instrumen dilanjutkan dengan uji coba instrumen kemudian menghitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran soal.

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2005:59) sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Hal serupa juga dinyatakan oleh Masidjo (2010:242) yang menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ketepatan alat penilai terhadap apa yang seharusnya dinilai sehingga hasilnya menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas yang diukur disini adalah validitas isi (content validity) dan validitas item.

1) Validitas Isi (content validity) Validitas isi (content validity) adalah suatu validitas yang menunjukan sampai isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan (Masidjo 2010 :243)

Untuk dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Gregorry (2007) untuk melihat validitas isi secara keseluruhan. Formula Gregorry adalah sebagai berikut:

Content Validity

Keterangan

A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan yang relevan menurut panelis II

C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II

D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

commit to user

2) Validitas Item Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 76), sebuah item dinyatakan valid apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada itemmempunyai kesejajaran dengan skor total. Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah menggunakan teknik korelasi rumus point biserial (r pbis ) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : r pbis

= koefisien validitas Xb = rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab benar Xs = rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab salah SD = adalah simpangan baku skor total p

= proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa q

= 1-p Kriteria pengujian Jika r hitung ≥ r tabel maka soal dinyatakan valid Jika r hitung ≤ r tabel maka soal dinyatakan tidak valid (Depdiknas, 2009: 26-27)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatau tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran (Masidjo, 2010 : 208). Untuk menghitung koefien reliabilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus K-R 20 yaitu sebagai berikut :

r 11 =

commit to user

r 11 : koefisisen reliabilitas tes

: banyaknya butir item

1 : bilangan konstan

S t : varian total atau standar deviasi dari tes

pi

: proporsi testee yang menjawab item dengan benar

qi : proporsi testee yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p) Σpiqi : jumlah hasil perkalian antara p dan q

(Anas Sudijono, 2005: 252-253) Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,800 – 1,00

: Sangat Tinggi (ST)

0,600 – 0,800

: Tinggi (T)

0,400 – 0,600

: Cukup (C)

0,200 – 0,400

: Rendah (R)

0,00 – 0,200

: Sangat Rendah (SR)

(Suharsimi Arikunto, 2005: 75)

c. Uji Taraf Kesukaran Item

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata- rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal tersebut.

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk obyektif digunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat Kesukaran (TK) = mengikuti tes yang siswa jumlah siswa

butir benar butir menjawab yang siswa jumlah

Klasifikasi tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,30 : Sukar (S) 0,31 – 0,70 : Sedang (Sd) 0,71 – 1,00 : Mudah (M)

(Depdiknas, 2009:9)

commit to user

Daya Pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Bilangan yang menunjukkan hasil perbandingan antara perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (kelompok siswa yang memahami materi) dan kelompok bawah (kelompok siswa yang memahami materi) yang diperoleh, dengan perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh, disebut indeks daya pembeda atau Indeks Diskriminasi (ID). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan kelompok siswa yang telah memahami materi dengan kelompok siswa yang belum memahami materi. Rumus daya beda soal adalah sebagai berikut:

P ID P    

Keterangan : ID : angka indeks diskriminasi item P A : proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan P B : proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : Kurang dari 0,20

: jelek (J)

0,21 – 0,40

: cukup (C)

0,41 – 0,70

: baik (B)

0,71 – 1,00

: baik sekali (BS)

(Anas Sudijono, 2005: 389-390)

2. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

commit to user

menyediakan alternatif jawaban Setelah aspek dan indikator dirumuskan kemudian disusun kisi-kisi tes yang memuat tentang ruang lingkup variabel bebas sesuai dasar teori. Kisi-kisi tes tersebut dijadikan pedoman pembuatan pertanyaan. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas dan reliabilitas soal angket.

Tabel . 14. Skor Penilaian Afektif

Keterangan : Jumlah nilai ≥ 72 %

: Sangat baik (A)

Jumlah nilai 54% - 71%

: Baik (B)

Jumlah nilai 36% - 53%

: Cukup (C)

Jumlah nilai ≤ 35 %

: Kurang (D)

(Depdiknas, 2003:91) Sebelum digunakan untuk mengambil data, angket tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket.

a. Uji Validitas

Untuk dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak digunakan formula Gregorry (2007) untuk melihat validitas isi secara keseluruhan. Formula Gregorry adalah sebagai berikut:

Content Validity

Keterangan

A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan yang relevan menurut panelis II

C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II

Skor untuk Aspek yang Dinilai

Skor + -

SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)

commit to user

Jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilakukan (Gregorry, 2007 : 123). Sedangkan validitas item digunakan formula korelasi Product Moment sebagai berikut:

    

         

X XY N XY

r xy

Keterangan : rxy

: koefisien validitas

X : skor butir item nomor tertentu Y

: skor total N

: jumlah subyek Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel (Suharsimi Arikunto, 2005 : 72)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatau tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran (Masidjo, 2010 : 208). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

r 11 : koefisien reliabilitas

: jumlah item

∑Si2

: jumlah varian skor dari masing-masing item

St2

: varian total.

(Anas Sudijono, 2005: 208) Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

commit to user

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliabel).

b) Apabila r 11 lebih kecil dari 0,70 (r 11 < 0,70) berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (= unreliabel) (Anas Sudijono, 2005: 209).