Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak, Luas dan Batas

a. Letak Secara astronomis Kota Surakarta terletak antara 110 0 45’15” dan 110 0 45’35” Bujur Timur dan antara 7 0 32’13” dan 7 0 35’12” Lintang Selatan (Peta RBI lembar 1403-343). Kota Surakarta mempunyai aksesibilitas yang cukup tinggi, karena secara eksternal aksesibilitas transportasi memiliki banyak hubungan dengan wilayah luar Kota Surakarta. Aksesibilitas jaringan transportasi jalan tersebut sebagian besar untuk pergerakan eksternal regional transportasi jalan relatif merata dari seluruh wilayah Jawa Tengah, hal ini dipengaruhi oleh Kota Surakarta sebagai salah satu pintu gerbang utama simpul Jawa Tengah.

Kota Surakarta berada pada dataran antar volkan (intermountain-plain) antara Gunungapi Lawu di sebelah timur dan Gunungapi Merapi serta Gunungapi Merbabu di sebelah barat, sehingga mengakibatkan posisi Kota Surakarta berada pada daerah cekungan. Posisinya yang demikian ini mengakibatkan topografinya relatif datar.

Secara geologis Kota Surakarta diklasifikasikan dalam Zone Solo yang terbagi menjadi sub-zone :

1. Sub-zone Ngawi bagian utara

2. Sub-zone Blitar bagian selatan

3. Sub-zone Solo Sensustrichto di bagian timur Klasifikasi tersebut mengelompokkan Surakarta termasuk dalam Zone Solo Sensustrichto. Zone ini merupakan depresi sinklinal yang pada bagian utara dibatasi Pegunungan Kendeng, di sebelah timur dibatasi oleh Gunungapi Lawu dan di sebelah barat dibatasi Gunungapi Merapi. Van Bemmelen (dalam Bappeda Neraca Sumber Daya Alam Spasial Daerah Dati II Surakarta, 1998: II-4) dalam Pudya (2008: 47).

commit to user

Secara geomorfologis medan Kota Surakarta mayoritas merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 92 m di atas permukaan air laut dan hanya sebagian kecil berombak hingga berbukit yang terletak di bagian timur laut kota yang meliputi Kelurahan Mojosongo dan Jebres. Lebih dari 75% bagian Kota Surakarta

merupakan dataran. Kondisi medan tersebut berkaitan dengan jaringan jalan yang ada. Sebagian besar di Kelurahan Mojosongo dan Kecamatan Jebres mempunyai permukaan jalan yang bergelombang sesuai kondisi medan, terutama di Jalan Brigjend. Katamso, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Ki Hajar Dewantara di sekitar Kampus Universitas Sebelas Maret dengan jaringan jalan yang tidak terlalu padat. Kondisi tersebut berbeda dengan bagian selatan Kota Surakarta yang mempunyai jaringan jalan yang cukup padat sesuai medan yang relatif datar.

b. Luas Luas Kota Surakarta 44,06 km2 dengan panjang maksimal 10,3 km

(utara-selatan) dan lebar maksimal 7,5 km (barat-timur). Kota ini terbagi dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan, dan Kecamatan Laweyan. Luas masing-masing kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Luas Kota Surakarta Tahun 2008

No.

Kecamatan

Luas (Ha)

3. Pasar Kliwon

4.404,06 Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008

commit to user

c. Batas Kota Surakarta berbatasan dengan:

Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo Sebelah selatan: Kabupaten Sukoharjo Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo Lebih jelas dapat dilihat pada peta 1.

commit to user

PETA ADMINISTRASI

commit to user

2. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Surakarta sebagian besar berupa lahan terbangun. Lahan terbangun terdiri dari permukiman, fasilitas jasa, industri dan perusahan. Sebaliknya lahan yang tidak terbangun adalah tanah kosong, tegalan dan sawah saat ini sudah terbatas. Hal ini perlu diperhatikan mengingat pertambahan penduduk tiap tahunnya terus bertambah maka kebutuhan akan tempat tinggal secara otomatis juga akan bertambah. Seiring dengan bertambahnya penduduk kebutuhan , bertambahnya kebutuhan yang harus dipenuhi juga akan semakin besar. Terkait dengan hal tersebut, kebutuhan akan aksesibilitas tempat tinggal akan semakin tinggi karena kebutuhan mobilitas penduduk semakin besar. Namun sebaliknya, keberadaan lahan adalah tetap. Kondisi ini menyebabkan timbulnya permasalahan-permasalahan di dalam kota. Secaran rinci luas penggunaan lahan di Kota Surakarta disajikan pada tabel berikut.

Tabel 19. Penggunaan Lahan Kota Surakarta Tahun 2008

No

Penggunaan lahan

5 Tanah kosong

9 Lapangan olah raga

65,14

9.07%

10 Taman kota

31,60

3.32%

11 Lain – lain

399,44

1.86%

commit to user

Gambar 5. Grafik perbandingan penggunaan lahan Kota Surakarta Tahun 2008

Sumber : BPS Kota Surakarta tahun 2008

Berdasarkan pada tabel 19 dan gambar diatas sebagian besar penggunaan lahan yang terdapat di Kota Surakarta adalah permukiman. Mengingat setiap tahunnya jumlah penduduk terus bertambah, maka hal tersebut harus diperhatikan. Semakin banyak jumlah penduduk maka kebutuhan akan permukiman akan semakin bertambah. Hal ini juga akan berpengaruh pada perkembangan suatu kota. Terkait dengan peningkatan kebutuhan permukiman, maka kebutuhan aksesibiltas juga semakin bertambah, sedangkan lahan yang ada jumlahnya tetap. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan baru dalam kota.

3. Penduduk

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 565.853 jiwa yang terdiri dari 279.324 jiwa laki-laki dan 286.529 jiwa perempuan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yang mencapai 162.093 jiwa,

dengan kepadatan penduduk terendah yaitu 10.945 jiwa/km 2 . Jumlah penduduk

terkecil terdapat di Kecamatan Serengan yaitu 63.558 jiwa, dengan kepadatan

tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai 19.899 jiwa/km 2 . Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk.

commit to user

Tabel 20. Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta tahun 2008

Kecamatan

Luas wilayah

Jumlah penduduk

Tingkat Laki-laki Perempuan kepadatan Jumlah Laweyan

19.899 Pasar Kliwon 4,82

Sumber : BPS Kota Surakarta tahun 2008

commit to user