Kerangka Pendanaan
4.2 Kerangka Pendanaan
Peran pemerintah bersama seluruh stakeholder disektor perdagangan kedepan akan semakin meluas dan penting dengan munculnya isu-isu global maupun nasional terkait perdagangan yang kini mulai berkembang seperti: perdagangan jasa, pasar regional terintegrasi (AEC, RCEP, SSC), Standard Nasional Indonesia (SNI), perlindungan konsumen, pembangunan saluran distribusi dan pemanfaatan instrumen Sistem Resi Gudang, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam konteks pendanaan pemerintah, peran kemendag ini dapat berjalan efektif apabila didanai secara optimal sehingga berkonsekuensi pada perlunya dukungan dana APBN atau sumber lainnya dalam jumlah yang seimbang dan digunakan tepat sasaran (money follow function).
Sesuai dengan arah kebijakan dan strategi yang dituangkan pada bab sebelumnya, Kementerian Perdagangan sebagai pemerintah dan pembina disektor perdagangan mencanangkan
10 Program pembangunan perdagangan 2015 – 2019 untuk mencapai sasaran strategis pembangunan perdagangan. Program-program ini selama 5 (lima) tahun kedepan akan didanai yang bersumber dari APBN baik berupa Rupiah Murni (RM), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Hibah Luar Negeri. Selain itu, pencapaian sasaran pembangunan yang optimal membutuhkan sinergi antarpemerintah baik ditingkat pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan juga turut mengelola pendanaan yang bersumber dari dana transfer ke daerah untuk membiayai sasaran-sasaran strategis pembangunan perdagangan. Anggaran ini berasal dari APBN namun ditransfer ke daerah sehingga langsung menjadi bagian APBD.
Sebagai pelaku amanat rakyat, Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mengelola keuangan negara yang bersumber dari APBN secara optimal, efektif, dan efisien serta tetap fokus pada pencapaian sasaran program dan kegiatan yang mampu mendukung visi-misi Kementerian Perdagangan kedepan. Oleh karena itu, alokasi belanja akan direncanakan secara konkret dan berorientasi hasil, serta menjalankan proses monitoring dan evaluasi terhadap belanja negara secara regular dan sistematik. Untuk keoptimalan penggunaan anggaran ini, Kemendag telah melakukan reviu angka dasar anggaran tahun 2015 (Reviu Baseline) sebagai dasar perhitungan kenaikan pendanaan tahun-tahun selanjutnya dalam kerangka jangka menengah.
Pagu anggaran Kemendag Tahun 2015 sebesar Rp. 2.384.095.688.000,- yang terdiri dari Rupiah Murni (RM) sebesar
sebesar Rp. 44.912.368.000, dan Hibah Luar Negeri (HLN) sebesar Rp. 1.500.000.000,-. Berdasarkan anggaran tahun 2015 ini, hasil
Rp.
PNBP PNBP
Gambar 4.1 Proporsi Anggaran Kemendag Tahun 2015 Menurut Kriteria dan Klasifikasi Pembiayaan
Infrastruktur Ops. Birokrasi Pelayanan Regulasi
Keterangan: BAK (Biaya Administrasi Keluaran) : biaya keluaran dari komponen yang bersifat
dukungan administratif terhadap pencapaian Output BLK (Biaya Langsung Keluaran)
:biaya keluaran dari komponen yang berkaitan secara langsung dengan pencapaian Output
Berdasarkan perhitungan tahun 2015 ini, perkiraan kerangka kenaikan pendanaan indikatif Kementerian Perdagangan tahun 2016 – 2019 menurut basis angka inflasi tahun 2015 berdasarkan per program dan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 1.
Sementara itu, terkait dengan sumber dana transfer daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Kementerian Perdagangan mengelola DAK tersebut dengan mekanisme kriteria-kriteria teknis yang diimplementasikan melalui perhitungan indeks teknis sesuai dengan arah kebijakan umum penggunaan DAK serta mempertimbangkan kebijakan umum pembangunan nasional. Adapun kebijakan umum DAK yang dimaksud adalah “Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan
untuk mendukung peningkatan efisiensi sistem logistik dan untuk mendukung peningkatan efisiensi sistem logistik dan
kesejahteraan rakyat”. Sesuai arah kebijakannya, DAK Bidang Perdagangan terdiri dari
beberapa sub-sub bidang yakni: (1) Sub Bidang Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan (Pasar Rakyat dan Gudang Non SRG); (2) Sub Bidang Pembangunan Gudang Komoditas Pertanian berikut fasilitas, peralatan dan sarana penunjangnya dalam kerangka penerapan Sistem Resi Gudang, dan (3) Sub Bidang Pembangunan dan Peningkatan Sarana Metrologi Legal.
Berdasarkan perhitungan, kebutuhan pendanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.23
Kebutuhan Pendanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun
2015-2019
Lingkup Kegiatan
Kebutuhan Pendanaan (dalam jutaan rupiah)
DAK Bidang
1.500.000 1.500.000 kategori C dan D *
pasar rakyat
(DAK P3K2)
Pembangunan dan Peningkatan