Pada bagian berikut untuk mempermudah kita dalam memahami analisis jalur, maka kita bisa menggunakan model-model jalur berikut:
1. Model Persamaan Satu Jalur Model persamaan satu jalur merupakan hubungan sebenarnya sama dengan
regresi berganda, yaitu variabel bebas terdiri lebih dari satu variabel dan variabel tergantungnya hanya satu.
2. Model Persamaan Dua Jalur Model ini terdiri dari tiga variabel bebas dan mempunyai dua variabel
tergantung.
3. Model Persamaan Tiga jalur Model ini terdiri dari tiga variabel bebas, salah satu variabel bebas menjadi
variabel perantara dan mempunyai dua variabel tergantung.
2.2.4 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel
penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur Path Diagram, dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X
1
Sebagai Penyebab Ke X
2
Sebagai Akibat
X
1
X
2
ε
Keterangan: X
1
adalah variabel eksogenus exogenous variable, untuk itu selanjutnya variabel penyebab akan kita sebut sebagai variabel eksogenus. X
2
adalah variabel endogenus endogenous variable, sebagai akibat, dan
ε adalah variabel residu residual variable, yang merupakan gabungan dari: 1 Variabel lain, di luar X
1
, yang mungkin mempengaruhi X
2
dan telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan dalam model. 2 Variabel lain, di luar X
1
, yang mungkin mempengaruhi X
2
tetapi belum teridentifikasi oleh teori. 3 Kekeliruan pengukuran error of measurement, dan 4
Komponen yang sifatnya tidak menentu random component.
Gambar 2.1 merupakan diagram jalur yang paling sederhana yang menyatakan bahwa X
2
dipengaruhi secara langsung oleh X
1
, tetapi di luar X
1
, masih banyak penyebab lain yang dalam penelitian yang sedang dilakukan tidak diukur. Penyebab
lain itu dinyatakan oleh ε. Persamaan struktural yang dimiliki oleh gambar 2.1 adalah
X
2
= ρx
2
x
1
X
1
+ ε. Selanjutnya tanda anak panah satu arah menggambarkan pengaruh
langsung dari variabel eksogenus terhadap variabel endogenus.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal
dari X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
X
1
X
2
X
4
X
3
ε
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat tiga buah variabel eksogenus, yaitu X
1
, X
2
, dan X
3
, sebuah variabel endogenus X
4
serta sebuah variabel residu
ε. Pada diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa hubungan antara X
1
dengan X
4
, X
2
denganX
4
dan X
3
dengan X
4
adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X
1
dengan X
2
, X
2
dengan X
3
dan X
1
dengan X
3
masing-masing adalah hubungan korelasional. Perhatikan panah dua arah, panah tersebut menyatakan
hubungan korelasional. Bentuk persamaan strukturalnya adalah : X
4
= px
4
x
1
X
1
+ px
4
x
2
X
2
+ px
4
x
3
X
3
+ ε.
Gambar 2.8 Hubungan kausal dari X
1
, X
2
, ke X
3
dan dari X
3
ke X
4
X
1
X
3
X
4
X
2
ε
1
ε
2
Perhatikan bahwa pada gambar 2.8 di atas, terdapat dua buah sub-struktur. Pertama, sub-struktur yang menyatakan hubungan kausal dari X
1
dan X
2
ke X
3
, serta
Universitas Sumatera Utara
kedua
,
sus-struktur yang mengisyaratkan hubungan kausal dari X
3
ke X
4
. Persamaan struktural untuk gambar 2.3 adalah : X
3
= px
3
x
1
X
1
+ px
3
x
2
X
2
+ ε
1
dan X
4
= px
4
x
3
X
3
+ ε
2
.
Pada sub-struktur pertama X
1
dan X
2
merupakan variabel eksogenus, X
3
sebagai variabel endogenus dan ε
1
sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X
3
merupakan variabel eksogenus, X
4
sebagai variabel endogenus dan ε
2
sebagai variabel residu.
Berdasarkan contoh-contoh diagram jalur di atas, maka kita dapat memberikan kesimpulan bahwa makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks
diagram jalurnya, dan makin banyak pula sub-struktur yang membangun diagram jalur tersebut.
2.2.5 Koefisien Jalur