dan membentuk fokus perlubangan.
c. Faktor Gigi dan Saliva Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai
host terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi, struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur
pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur
yang dalam. Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam
menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi
mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius serta beberapa strain lainnya.
Walaupun demikian, S. mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena S. mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik
resisten terhadap asam.
C. Klasifikasi Karies
Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena. Dental karies dapat diklasifikasikan dalam beberapa
cara, antara lain sebagai berikut :
1. Menurut lokasi karies pada gigi
Karies pit and fissure
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Karies ini biasanya terbentuk pada gigi molar, yaitu
pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit dan
tidak terjangkau oleh sikat gigi. Karies pit dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin
berkembangnya proses perlubangan karena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai
dentin pada
pertemuan enamel
dengan dental, lubang akan menyebar secara lateral
. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah
pulpa gigi.
Gambar 1. Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies
Karies pada permukaan yg halus. Ada tiga macam karies permukaan halus.
Karies proksimal , atau dikenal juga
sebagai karies interproksimal
, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar
terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi.
Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi. Karies akar
adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena
resesi gusi . Bila gusi sehat, karies ini
tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena
sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies
akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Deskripsi umum lainnya
Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang
dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut karies fasial, dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut karies lingual. Karies fasial dapat dibagi lagi
menjadi bukal dekat pipi dan labial dekat bibir. Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas
maksila dan dekat dengan pallatum durum
atau bagian langit-langit mulut yang keras.
2. Berdasarkan kedalamannya atau struktur jaringan yg terkena: