Rekasi lanjutan ion-ion asam dengan apatit

2. Remineralisasi

Proses demineralisasi dapat dibalikkan jika pH di netralkan dan terdapat ion Ca 2+ dan PO 4 3- dalam jumlah yang cukup. Pelarutan apatit dapat menjadi netral dengan menyangga buffering, dengan kata lain Ca 2+ dan PO 4 3- pada saliva dapat mencegah proses pelarutan tersebut. Ini dapat membangun kembali bagian-bagian kristal apatit yang larut. Inilah yang disebut remineralisasi. Secara umum, karies gigi dapat terjadi jika proses demineralisasi lebih tinggi dibanding proses remineralisasi.

3. Rekasi lanjutan ion-ion asam dengan apatit

Selama erupsi gigi terdapat proses mineralisasi berlanjut yag disebabkan adanya ion kalsium dan fosfat dalam saliva. Pada mulanya apatit enamel terdiri atas ion karbonat dan magnesium namun mereka sangat mudah larut bahkan pada keadaan asam yang lemah. Sehingga terjadi pergantian, yakni hidroksil dan floride menggantikan karbonat dan magnesium yang telah larut, menjadikan email lebih matang dengan resistensi terhadap asam yang lebih besar. Tingkat kematangan atau resistensi asam dapat ditingkatkan dengan kehadiran flouride. Pada saat pH menurun, ion asam bereaksi dengan fosfat pada saliva dan plak atau kalkulus, sampai pH kritis disosiasi HA tercapai pada 5,5. Penurunan pH lebih lanjut menghasilkan interaksi progresif antara ion asam dengan fosfat pada HA, menghasilkan kelarutan permukaan kristal parsial atau penuh. Flouride yang tersimpan dilepaskan pada proses ini dan bereaksi dengan Ca 2+ dan HPO 4 2- membentuk FA Flouro Apatit. Jika pH turun sampai dibawah 4,5 yang merupakan pH kritis untuk kelarutan FA, maka FA akan larut. Jika ion asam dinetralkan dan Ca 2+ dan HPO 4 2 dapat ditahan, maka remineralisasi dapat terjadi . Proses karies gigi merupakan teori kemoparasitik W. D Miller, 1980 atau saat ini lebih umum dikenal dengan teori acidogenic of caries aetiology Welburry, 2005. Pola utama proses karies adalah: 1. Fermentasi karbohidrat menjadi asam organik oleh mikroorganisme yang terdapat pada plak gigi. 2. Produksi asam yang dapat menurunkan pH pada permukaan email di bawah level pH kritis, pada saat itu email akan larut. 3. Saat karbohidrat sudah tidak terdapat lagi pada plak, pH di dalam plak akan meningkat karena adanya difusi asam yang keluar dan dapat terjadi pula metabolisme dan netralisasi pada plak, sehingga dapat terjadi remineralisasi email. Karies gigi hanya terjadi saat proses demineralisasi lebih besar daripada remineralisasi Welburry, 2005. Demineralisasi pada email gigi merupakan suatu proses kimia. Pelarutan hidroksiapatit secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: Ca10PO46OH2 + 10 H+ 10 Ca2 + 6HPO43- + 2H2O Demineralisasi email merupakan kehilangan mineral pada email karena aktivitas asam yang dapat menyebabkan karies gigi atau erosi. Karies gigi terutama disebabkan oleh asam asetat dan asam laktat yang berdifusi melalui plak dan masuk ke dalam pori-pori email diantara enamel rods sebagai ion netral, dimana asam asetat dan asam laktat mengalami disosiasi dan menurunkan pH cairan yang mengelilingi kristal email. Pada saat pertama kali terpisah, proton melarutkan permukaan kristal hidroksiapatit, pelarutan ini tergantung dari derajat kejenuhan apatit dan konsentrasi ion kalsium dan fosfat di dalam cairan inter-rod meningkat Cameron and Widmer, 2008. Buffering calcium dan fosfat pada permukaan email dan pada plak mendorong berkembangnya subsurface atau lesi berupa titik putih. Kemudian terjadi perubahan yang diakibatkan karena peningkatan ruangan di antara batang email yang tipis. Kelanjutan proses ini menghancurkan dukungan lapisan permukaan sehingga terbentuklah kavitas Cameron and Widmer, 2008.

4. Perkembangan lesi karies