Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Algifari, 2003. Ekonomi mikro teori dan kasus, Edisi ke-1, cetakan pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta Buchari, Alma, 2005. Kewirausahaan, CV Alfabeta, Bandung.

Buchari, Alma, 2006. Pemasaran dan Pemasaran Jasa, CV Alfabeta, Bandung. Gaol, Chr, Jimmy Lumban, 2008. Sistem Informasi Manajeman Pemahaman dan

Aplikasi, Grasindo, Jakarta.

Ghozali, imam, 2009. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Hamzah B.Uno, 2007. Teori motivasi dan pengukuran analisis di bidang pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 2005. Manajeman sumber daya manusia, Edisi revisi, Bumi aksara, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 1996. Organisasi dan Motivasi, Bumi aksara, Jakarta. Henry Faizal, Noor, 2007. Ekonomi manajerial, Raja grafindo persada, Jakarta. Hellriegel dan Slocum, 2007. Organizational behavior 10th edition, Thomson,

South-western.

Hutagalung, Raja Bongsu & Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008. Pengantar Kewirausahaan, USU Press, Medan.

Primiana, Ina, 2009. Menggerakkan sektor riil UKM dan Industri, Alfabeta, Bandung

Kasmir, 2006. Kewirausahaan, Raja grafindo persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudjarad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

Mangkuprawira, TB Sjafri dan Aida Halaya Hubeis, 2007. Manajeman sumber daya manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta.


(2)

Mudjiarto dan Aliaras Wahid, 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan, Graha Ilmu dan UIEU University Press, Yogyakarta dan Jakarta.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, 2007. Perancangan & Pengembangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, 2002. Perancangan & Pengembangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Robbin, Stephen dan Timothy A. Judge, 2009. Perilaku organisasi, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Ranto, Basuki, 2007. Manajeman Usahawan Indonesia No. 10/TH. XXXVI oktober, Bagian Publikasi Lembaga Managemant FE UI, Jakarta. Riyanti, Benecdita Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut

Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, PT Grasindo, Jakarta.

Singgih, santoso, 2011. Statistik dengan SPSS, Elex Media Komputindo, Jakarta. Susbandono, 2006. Motivasi bagaimana cara meningkatkannya, HC, Jakarta. Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis , CV Alfabeta, Bandung.

sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. sugiyono, 2013. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Situmorang, Helmi. 2010. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, USU Press, Medan. Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman praktis, Kiat, dan Proses menuju

sukses. Salemba empat, Jakarta.

Suryana, 2011. Kewirausahaan, Salemba empat, Jakarta.

Suryana, 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Empat, Salempa Empat, Jakarta.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Salemba, Jakarta.


(3)

Wayosumidjo, 2001. Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Ciawi-Bogor.

Zarkasyi, Srihadi W. 2006. Mahasiswa dan Motivasi Berprestasi, Universitas Padjajaran.

JURNAL:

Hattab, Hala W, 2014. “ Impact of Enterpreunership Education on Enterpreneurial Intentions of University Students in Egypt”, The Journal of Enterpreunership, Volume 23 Nomor 1hal-18.

Indarti, Nurul dan Rokhima Rostianti, 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang, Norwegia”, Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Oktober, 23 (4).

Kristiansen, Stein dan Nurul Indari, 2004. “ Enterpreunerial Intention Among Indonesia and Norwegia Students”, Journal of Enterprising Culture,

Volume 12 Nomor 1 hal 55-78.

Muthalib, 2015. “The Effect of Enterpreunerial Motivasion on Business Performance in the Culinary Industrial Sector”, Journal Enterpreneurship Vol.4, No. 7, tahun 2015.

Sony Heru, Priyanto, 2009. “Mengembangkan pendidikan kewirausahaan di masyarakat”. Andragogia- Journal PNFI, Vol.1, No. 1, pp 57-82. SKRIPSI:

Bakri, Donal Tanjung, 2012. Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya di Gunung Sitoli: Perpustakaan Ekonomi Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Diana, Tayras, 2010. Pengaruh faktor demografi, Kepribadian, dan ketersediaan informasi terhadap keinginan berwirausaha pada jalan Bandung Medan, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Lestari, Dwi Indah, 2010. Analisis Faktor-faktor keberhasilan usaha dalam menjalankan usaha keluarga (studi kasus pada rumah makan sop sum-sum langsa No.73 Medan) Medan: Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Rio, Zam Zami, 2015. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, dan ketersediaan informasi terhadap keinginan menjadi wirausaha. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).


(4)

Penulisan Online:

Oosterbek, Hessel, Mirjam C. Van Praag dan Auke Ijsseltein, 2008. “The Impact of Enterpreunership Education On Enterpreunership Competencies and Intentions” TI 2008-038/3, Tinbergen Institute dan University of Amsterda

www. Repository.usu.ac.id


(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:5). Dalam penelitian ini variabel yang dihubungkan adalah motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) terhadap keberhasilan usaha (Y).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Jalan Palangkaraya Kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan September 2016.

3.3. Batasan Operasional

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) Variabel terikat (dependent variable), adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y)

3.4 Definisi Operasional

Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel-variabel yang yang termasuk dalam hipotesis. Untuk memberikan gambaran yang


(6)

jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu pendefinisian variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi

Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Yang digunakan sebagai dimensi motivasi adalah faktor internal dans faktor eksternal.

2. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Yang digunakan sebagai dimensi keprbadian adalah kebutuhan akan prestasi, sumber kendali, dan keyakinan diri.

3. Ketersediaan informasi

Tersedianya informasi usaha yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha, yang digunakan sebagai dimensi ketersediaan informasi adalah media dan pengalaman.

4. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya, yang digunakan sebagai dimensi keberhasilan usaha adalah jumlah tenaga kerja, volume penjualan, ketahanan usaha, dan pendapatan.


(7)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Motivasi (X1)

Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. 1. Faktor internal 2. Faktor eksternal

- Harapan pribadi - Harga diri - Kepuasan kerja - Kebutuhan - Keinginan - Gaji - Situasi

lingkungan kerja

Likert

Kepribadian (X2)

Kepribadian adalah keseluruhan

kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya 1. Kebutuhan akan prestasi 2. Sumber kendali

3. Keyakinan diri

- Rasa tanggung jawab pribadi - Tingkat

pengambilan resiko - Percaya diri - Sumber kendali

internal

- Sumber kendali eksternal

- Tingkat

keyakinan dan optimis

- Tingkat kemandirian - Kepemimpinan

dan dinamis


(8)

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala Ketersediaan

informasi (X3)

Tersedianya

informasi usaha yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha.

1. Media

2. Pengalaman

- Media cetak - Media

elektronik - Pengalaman

diri sendiri - Pengalaman

orang lain Likert Keberhasilan usaha (Y) Keberhasilan bisnis dalam mencapai tujuannya.

1. Jumlah tenaga kerja 2. Volume

penjualan 3. Ketahanan

usaha

4. Pendapatan

- Jumlah tenaga kerja

bertambah - Volume

penjualan bertambah - Lamanya

usaha yang dijalankan

- Adanya berhenti sementara - Pendapatan

bertambah

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:85), skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3


(9)

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2005:85)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah 78 toko grosir di jalan Palangkaraya Medan.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2013: 116). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 78 toko grosir di jalan Palangkaraya Medan.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder, yaitu:

a. Data Primer, dalam penelitian ini adalah data-data yang berkenaan dengan identitas responden seperti: Nama, Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan terakhir, Laba bersih per bulan (netto), Lamanya berwirausaha, menggunakan kuesioner dan wawancara.


(10)

b. Data sekunder, adalah data-data yang peneliti dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian, karena peneliti mendapatkan informasi dari media perantara pada pedagang toko grosir pada jalan palangkaraya Medan. dan yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan situs internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008 : 49). Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala Likert.

2. Metode wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.

3. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.


(11)

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu kuesioner sebagai alat ukur variabel penelitian. Uji validitas ini menggunakan bantuan paket program statisitik SPSS (Statistic Product and Service Solution). Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel , dengan membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected

Item-Total Correlation dengan rtabel , jika rhitung lebih besar rtabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2009:45). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar sampel, pada toko grosir di jalan Bandung. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah:

1. Jika r hitung>r tabelmaka pernyataan dinyatakan valid.

2. Jika r hitung< r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.9.2 Uji Realibilitas

Uji Reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Uji Reliabilitas menitik beratkan pada kestabilan dan konsistensi dalam pengukuran. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan alat bantu program komputer SPSS for Windows. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistic Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,60 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,60 maka butir


(12)

pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,60 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliable

(Ghozali, 2009:42). 3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak, atau (untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak). Model Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Untuk Mendeteksi apakah residual berditribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Propability Plot dan dapat juga dilakukan dengan non parametic test.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan non parametic test

dengan melihat tabel One Sample Kolmogorov Smirnov. Dalam uji ini apabila nilai Sig.< 0.05 maka data tidak berditribusi normal. Namun, jika nilai Sig. > 0.05 maka data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2011: 193-196).


(13)

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser yang meregresikan nilai Absolute

Residual (AbsRes) atau memutlakkan nilai residual terhadap variabel independent

dapat dilihat dari tabel Coefiecients nilai Sig. pada variabel independent lebih besar dari 5 %, maka tidak terjadi heteroskedastisitas..

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Varience Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya nilai multikolinearitas adalah nilai tolerance< 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 5 (Ghozali, 2009:91).. 3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh pelaku usaha toko grosir di jalan Palangkaraya Medan. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam hal ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan variabel yang digunakan.


(14)

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi berganda). Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ e Keterangan :

Y = Keberhasilan Usaha α = konstanta

X1 = Motivasi β = koefisien regresi variabel X X2 = Kepribadian e = Error Disturbance

X3 = Ketersediaan informasi 3.11.3 Pengujian Hipotesis

3.11.3.1Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Kriteria Pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:


(15)

Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5% 3.11.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Uji T atau uji parsial digunkan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima sedangkan Ha ditolak, namun jika thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Jika signifikansi di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang, 2012:157).

3.11.3.3Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam

output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis Adjusted R Square. Nilai sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen

seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai Adjusted R² berkisar


(16)

antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen


(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Jalan Palangkaraya Medan

Jalan palangkaraya merupakan salah satu jalan yang berada dikota Medan, Kelurahan Pasar Baru kecamatan Medan kota. Jalan ini setiap harinya selalu ramai dengan lalu lintas kendaraan dan aktifitas jual beli, dikarenakan Jalan Palangkaraya ini merupakan salah satu pusat toko grosir yang terkenal di kota Medan. Adapun batas – batas wilayah Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Medan Kota adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Toko grosir Jalan Palangkaraya Medan memiliki fungsi yang sama dengan toko grosir pada umumnya, yaitu menjadi tempat untuk mendapatkan berbagai macam kebutuhan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya maupun yang berasal dari luar kota, yang dapat menambah lapangan pekerjaan, menjadi sumber pendapatan daerah, dan dapat menjadi tempat hubungan kerja sama dalam kegiatan perekonomian dengan masyarakat luar.

Pada Jalan Palangkaraya Medan ini terdapat beragam pedagang atau pengusaha yang memperjual belikan barang dagangannya untuk kelangsungan hidup mereka. Misalnya seperti : toko grosir Tas, Sepatu, Besi, Buah, Mainan anak – anak, alat – alat olahraga, Boneka dan Jam.


(18)

4.2Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 30 toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan. Jumlah 30 responden diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva normal pada uji statistik.

4.2.1 Hasil Uji Validitas

Pada pra survey, kuisioner yang berisi 22 pernyataan yang

menyangkut tentang motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi yang hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

p1 96,8000 52,372 ,537 ,920 Valid

p2 97,0667 48,754 ,624 ,916 Valid

p3 97,2000 51,407 ,327 ,922 Tidak Valid

p4 97,1333 50,602 ,435 ,920 Valid

p5 97,2000 49,476 ,573 ,917 Valid

p6 97,0000 48,207 ,820 ,913 Valid

p7 97,2667 49,513 ,568 ,918 Valid

p8 96,9333 52,961 ,217 ,923 Tidak valid

p9 97,2667 52,133 ,275 ,923 Tidak valid

p10 97,1000 50,024 ,598 ,917 Valid

p11 97,0333 50,240 ,598 ,917 Valid

p12 96,9333 48,064 ,910 ,912 Valid

p13 97,1333 49,982 ,516 ,919 Valid

p14 97,2667 47,651 ,617 ,917 Valid

p15 97,2000 52,166 ,271 ,923 Tidak valid

p16 97,1667 46,626 ,730 ,914 Valid

p17 96,9333 48,823 ,791 ,914 Valid

p18 97,1667 48,006 ,693 ,915 Valid


(19)

p20 97,3667 48,516 ,644 ,916 Valid

p21 97,2000 49,269 ,600 ,917 Valid

p22 97,0333 50,792 ,512 ,919 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)

Pada pernyataan butir 3, 8, 9, dan 15 terlihat bahwa data tidak valid karena rtabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0,361, sedangkan nilai Corrected Item-Total Correlation untuk pernyataan butir 3 adalah 0,327, nilai Corrected Item-Total Correlation untuk pernyataan butir 8 adalah 0,217, nilai Corrected Item-Total Correlation untuk pernyataan butir 9 adalah 0,275, dan nilai Corrected Item-Total Correlation untuk pernyataan butir 15 adalah 0,271. Hal ini berarti bahwa data pernyataan butir 3,8,9, dan 15 harus dikeluarkan, setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

p1 78,4667 44,051 ,572 ,930 Valid

p2 78,7333 40,823 ,626 ,927 Valid

p4 78,8000 42,441 ,447 ,931 Valid

p5 78,8667 41,430 ,583 ,928 Valid

p6 78,6667 40,299 ,827 ,923 Valid

p7 78,9333 41,306 ,600 ,928 Valid

p10 78,7667 41,771 ,636 ,927 Valid

p11 78,7000 42,148 ,607 ,928 Valid

p12 78,6000 40,179 ,917 ,922 Valid

p13 78,8000 41,959 ,516 ,930 Valid

p14 78,9333 40,133 ,581 ,929 Valid

p16 78,8333 38,833 ,736 ,925 Valid

p17 78,6000 40,938 ,786 ,924 Valid

p18 78,8333 40,006 ,713 ,925 Valid


(20)

p20 79,0333 40,723 ,629 ,927 Valid

p21 78,8667 41,430 ,583 ,928 Valid

p22 78,7000 42,631 ,525 ,929 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)

pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setelah butir pernyataan 3,8,9, dan 15 dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation untuk seluruh butir pernyataan > 0,361.

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,60 ( Ghozali, 2009:42).

Tabel 4.3

Hasil pengujian Reliabilitas

Sumber: Pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3 Reliability Statistics, Cronbach’s Alpha = 0,931 dengan jumlah pernyataan 18 butir, menunjukkan bahwa pernyataan ini reliabel dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,931 > 0,6 sehingga instrumen yang dalam penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian.

4.3 Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 4 butir untuk variabel X1, 4 butir untuk variabel X2,

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(21)

4 butir untuk variabel X3, dan 6 butir untuk variabel Y. Jadi total seluruh pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Motivasi (X1), Kepribadian (X2), dan Ketersediaan Informasi (X3) terhadap Keberhasilan Usaha (Y). Responden dalam penelitian adalah seluruh pengusaha toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan.

4.3.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pengusaha toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan. Hal – hal yang di analisis dari responden, jenis kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, Jenis Usaha, Lamanya berwirausaha, dan laba bersih per bulan.

4.3.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha, dan Nama Responden

Pada karakteristik responden berdasarkan nama usaha dan nama responden, responden dapat melebihi satu orang dari setiap toko bila toko tersebut adalah kepunyaan bersama atau memiliki hubungan keluarga. Jumlah toko grosir pada penelitian ini adalah sebanyak 78 toko grosir dengan jumlah responden sebanyak 78 orang. Daftar nama usaha dan nama responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Nama Usaha dan Nama Responden

No Nama Usaha Nama Responden

1 Tk. Gemilang Lanto

2 Tk. Cahaya Baru Fifien Vebrian

3 Tk. Jaya Abadi Ella Trinadya

4 Tk. Sukses bersama Rahmat Hidayat


(22)

6 Tk. Expedition Fatimah Lestari

7 Tk. Sentral Jaya Wandi

8 Tk. Andesbon Jaya Maya Rahmaini

9 Tk. Oleno Ramadhan Yuni

10 Tk. Space Miswansyah

11 Tk. Indonesia bagus Espida

12 Tk. Family watch Ronald

13 Tk. B&B Risdianto

14 Tk. kiky Roai

15 Tk. Sejahtera Rizky

16 Tk. Kenko Martina

17 Tk. Bersama Arif

18 Tk. NR Ayu Nurmala

19 Tk. Erlangga Boby

20 Tk. Rahmat Wulan

21 Tk. Sentosa Riki

22 Tk. khazanah Tomy

23 Tk. Damaya abadi Hendrik

24 Tk. Buku keluarga Darwin

25 Tk. sembada Siagian

26 Tk. Abadi Hasan

27 Tk. Muda mobil Hendrik lim

28 Tk. Typson Sulistyani

29 Tk. Semarak Anne jose

30 Tk. Almaya Alfin herma

31 Tk. Sarah sport Sarah

32 Tk. Smile Nurul

33 Tk. Sentosa Aseng chu

34 Tk. 89 Lim xi

35 Tk. Fajar Chu xi jang

36 Tk. Berkat Riko

37 Tk. Bumi Indonesia Cun li

38 Tk. Murni Antonius

39 Tk. Sonar Acun

40 Tk. Pentium Lina fang

41 Tk. Graphics Ryan

42 Tk. Ability Indra

43 Tk. Alone Dani

44 Tk. Leo Leo

45 Tk. Cahaya Asung fang cho

46 Tk. Flower Sri rahayu

47 Tk. Ten Toes Cindy liem

48 Tk. Girl Aswita


(23)

50 Tk. Dolphin Elita

51 Tk. Bangun Mulia Robert

52 Tk. King Joseph

53 Tk. Maju Bersama Denis

54 Tk. 3 sekawan Fieng cun liem

55 Tk. Mawar Listina fang

56 Tk. Baby gel Yulda cien

57 Tk. Merpati Luanisa yang

58 Tk. Disssy Finda liem

59 Tk. Sitepu Yudha

60 Tk. Saudara II Agus

61 Tk. General Fritz

62 Tk. Bahagia Nando

63 Tk. Selamat Reza

64 Tk. Petang Jaya Deny

65 Tk. doll House Selly liem

66 Tk. Rosari Indah

67 Tk. Evy Haryanti

68 Tk. Point one Tien xi

69 Tk. Dermaga Raisa yang

70 Tk. Bagus kia

71 Tk. Bintang Julia

72 Tk. Damai Wiranata

73 Tk. Permata Sanjaya

74 Tk. Inn Ayu xen li

75 Tk. Matahari Sari

76 Tk. Big Thanks Velonesia

77 Tk. Shinil Alexa

78 Tk. Selamat Jaya Jonsen

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Mayoritas responden memiliki jenis usaha grosir tas dengan Persentase 32,1%, usaha grosir mainan anak – anak dengan persentase 12,8%, usaha grosir toko alat – alat tulis dengan persentase 11,5%, toko grosir buah dengan persentase 9,0%, toko grosir besi dengan persentase 9,0%, toko grosir boneka dengan persentase 7,7%, toko grosir sepatu dengan persentase 7,7%, toko grosir alat – alat olahraga dengan persentase 6.4%, dan toko grosir jam dengan persentase 3,8 %.


(24)

Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 Usaha toko grosir tas 25 32,1

2 Usaha toko grosir mainan anak – anak 10 12,8 3 Usaha toko grosir alat – alat tulis 9 11,5

4 Usaha toko grosir buah 7 9,0

5 Usaha toko grosir besi 7 9,0

6 Usaha toko grosir sepatu 6 7,7

7 Usaha toko grosir boneka 6 7,7

8 Usaha toko grosir alat olahraga 5 6,4

9 Usaha toko grosir jam 3 3,8

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Mayoritas responden berjenis kelamin pria dengan persentase 56,4% dan berjenis kelamin wanita dengan persentase 43,6%. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 Pria 44 56,4

2 Wanita 34 43,6

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia mayoritas responden berada di kategori usia 31- 40 tahun dengan persentase 41,0%, dan berusia > 40 tahun dengan persentase 35,9%, dan sisanya


(25)

dengan persentase 23,1% berusia 20-30. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7

Karakteristik responden berdasarkan usia

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 20-30 18 23,1

2 31-40 32 41,0

3 >40 28 35,9

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan mayoritas responden merupakan tamatan SMA

dengan persentase 41,0 %, tamatan sarjana dengan persentase 28,2%, dan sisanya tamatan diploma dengan persentase 28,2%. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.

Tabel 4.8

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 SMA 32 41,0

2 Diploma 22 28,2

3 Sarjana 24 30,8

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Berwirausaha Lamanya berwirausaha mayoritas responden berada pada kategori 11 -15 tahun dengan persentase 32,1%, lama berwirausaha 16 – 20 tahun dengan persentase 26,9%, 20-25 tahun dengan persentase 17,9%, diatas 25 tahun dengan persentase 12,8%, dan lama berwirausaha 6-10 tahun dengan persentase 10,3%.


(26)

Karakteristik responden berdasarkan lamanya berwirausaha dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9

Karakteristik responden berdasarkan lamanya berwirausaha

No Kategori (tahun) Jumlah

Nominal (orang) %

1 6-10 8 10,3

2 11-15 25 32,10

3 16-20 21 26,9

4 20-25 14 17,9

5 Diatas 25 10 12,8

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba bersih perbulan

Pada karakteristik responden laba bersih perbulan mayoritas responden berada pada kategori 5.000.001 s/d 10.000.001 dengan persentase 43,6%, sisanya 1.000.001 s/d 5.000.000 dengan persentase 35,9%, dan laba bersih perbulan > 10.000.001 dengan persentase 20,5%. Karakteristik responden berdasarkan laba bersih perbulan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Karakteristik responden berdasarkan laba bersih perbulan

No Kategori (bulan) Jumlah

Nominal (orang) %

1 1.000.001 s/d 5.000.000 28 35,9

2 5.000.001 s/d 10.000.000 34 43,6

3 >10.000.001 16 20,5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

4.3.2 Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi terhadap keberhasilan


(27)

usaha pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan, dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 4.3.2.1Variabel Motivasi (X1)

Tanggapan responden mengenai motivasi (X1): Tabel 4.10

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi

Item STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 5 6,4 73 93,6 78 100 2 0 0,0 1 1,3 6 7,7 22 28,2 49 62,8 78 100 3 0 0,0 1 1,3 8 10,3 31 39,7 38 48,7 78 100 4 0 0,0 6 7,7 5 6,4 30 38,5 37 47,4 78 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “ Saya memiliki harapan jangka panjang yang lebih cerah dari hasil usaha saya ini ” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, dan kurang setuju, 6,4% responden menyatakan setuju, dan 93,6% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan “ Saya mendapatkan penghasilan yang cukup baik dalam usaha saya ini ” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju,


(28)

7,7% responden menyatakan kurang setuju, 28,2% responden menyatakan setuju, 62,8% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan “ Saya mempunyai kepercayaan, bahwa usaha ini akan berhasil ” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 10,3% responden menyatakan kurang setuju, 39,7% responden menyatakan setuju, 48,7% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan “ Saya mampu bersaing dengan sesama pedagang di sekitar saya “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 7,7% responden menyatakan tidak setuju, 6,4% responden menyatakan kurang setuju, 38,5% responden menyatakan setuju, dan 47,4% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4.3.2.2 Variabel Kepribadian (X2)

Tanggapan responden mengenai Kepribadian (X2): Tabel 4.11

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepribadian

Item STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0,0 0 0,0 3 3,8 13 16,7 62 79,5 78 100 2 0 0,0 1 1,3 4 5,1 38 48,7 35 44,9 78 100 3 0 0,0 5 6,4 6 7,7 21 26,9 46 59,0 78 100 4 3 3,8 3 3,8 3 3,8 26 33,3 43 55,1 78 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)


(29)

1. Pada pernyataan “ Saya akan melakukan dengan baik tugas sesulit apapun yang berhubungan dengan pekerjaan saya“ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak setuju, 3,8% responden menyatakan kurang setuju, 16,7% responden menyatakan setuju, dan 79,5% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan “ Saya akan menyanggupi setiap pekerjaan yang diberikan kepada saya “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 5,1% responden menyatakan kurang setuju, 48,7% responden menyatakan setuju, dan 44,9% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan “ saya memiliki keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 6,4% responden menyatakan tidak setuju, 7,7% responden menyatakan kurang setuju, 26,9% responden menyatakan setuju, dan 59,0% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan “ saya memiliki kematangan secara mental untuk menjadi seorang wirausaha “dapat digambarkan bahwa 3,8% responden menyatakan sangat tidak setuju, 3,8% responden menyatakan tidak setuju, 3,8% responden menyatakan kurang setuju, 33,3% responden menyatakan


(30)

setuju, dan 55,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4.3.2.3Variabel Ketersediaan Informasi (X3)

Tanggapan responden mengenai Ketersediaan Informasi (X3): Tabel 4.12

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Informasi

Item STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 1 1,3 0 0,0 1 1,3 8 10,3 68 87,2 78 100 2 0 0,0 1 1,3 4 5,1 35 44,9 38 48,7 78 100 3 0 0,0 3 3,8 6 7,7 24 30,8 45 57,7 78 100 4 0 0,0 2 2,6 10 12,8 20 25,6 46 59,0 78 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “ Saya mempunyai jaringan sosial yang baik untuk dapat digunakan ketika menjalankan usaha saya ini “ dapat digambarkan bahwa 1,3% responden menyatakan sangat tidak setuju, tidak ada atau 0,0 responden menyatakan tidak setuju, 1,3% responden menyatakan kurang setuju, 10,3% responden menyatakan setuju, 87,2% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan “ saya mempunyai akses informasi terbaru dalam usaha saya ini “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 5,1% responden menyatakan kurang setuju, 44,9% responden menyatakan setuju, 48,7% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.


(31)

3. Pada pernyataan “ saya mendapat informasi kewirausahaan dengan mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 3,8% responden menyatakan tidak setuju, 7,7% responden menyatakan kurang setuju, 30,8% responden menyatakan setuju, dan 57,7% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan “ saya mempunyai teman – teman yang tergabung dalam group sekaligus menjadi distributor saya dalam berwirausaha “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 2,6% responden menyatakan tidak setuju, 12,8% responden menyatakan kurang setuju, 25,6% responden menyatakan setuju, dan 59,0% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 4.3.2.4 Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

Tanggapan responden mengenai Keberhasilan Usaha (Y): Tabel 4.13

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Item STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0,0 4 5,1 2 2,6 8 10,3 64 82,1 78 100 2 0 0,0 1 1,3 5 6,4 29 37,2 43 55,1 78 100 3 0 0,0 1 1,3 4 5,1 23 29,5 50 64,1 78 100 4 0 0,0 1 1,3 9 11,5 41 52,6 27 34,6 78 100 5 2 2,6 1 1,3 8 10,3 26 33,3 41 52,6 78 100 6 0 0,0 6 7,7 6 7,7 23 29,5 43 55,1 78 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)


(32)

1. Pada pernyataan “ Adanya peningkatan omset pada usaha “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 5,1% responden menyatakan tidak setuju, 2,6% responden menyatakan kurang setuju, 10,3% responden menyatakan setuju, dan 82,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 2. Pada pernyataan “ Adanya peningkatan laba pada usaha saya “ dapat

digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 6,4% responden menyatakan kurang setuju, 37,2% responden menyatakan setuju, dan 55,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Pada pernyataan “ Adanya penambahan pelanggan pada usaha saya “

dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 5,1% responden menyatakan kurang setuju, 29,5% responden menyatakan setuju, dan 64,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan “ Adanya penambahan jumlah tenaga kerja pada usaha saya “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 11,5% responden menyatakan kurang setuju, 52,6% responden menyatakan setuju, dan 34,6% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.


(33)

5. Pada pernyataan “ pencapaian tujuan usaha saya sesuai dengan yang diharapkan “ dapat digambarkan 2,6% responden menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% responden menyatakan tidak setuju, 10,3% responden menyatakan kurang setuju, 33,3% responden menyatakan setuju, dan 52,6% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 6. Pada pernyataan “ saya selalu menambah inovasi pelayanan yang disukai

pelanggan “ dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 7,7% responden menyatakan tidak setuju, 7,7% responden menyatakan kurang setuju, 29,5% responden menyatakan setuju, dan 55,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4.4Hasil Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan Grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.4.1.1Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal.


(34)

Gambar 4.1Uji Normalitas dengan Histogram

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)

Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri ataupun ke kanan hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.4.1.2Hasil Uji Normalitas dengan P-P Plot of Regression Standardized Residual

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data telah berdistribusi normal. Sebaliknya jika titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan P-P Plot of Regression Standardized Residual


(35)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berditribusi normal.

4.4.1.3Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov - Smirnov Test

Jika Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.13

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov - Smirnov Tes One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 78

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1,69209770

Most Extreme Differences

Absolute ,092

Positive ,092

Negative -,087

Kolmogorov-Smirnov Z ,814

Asymp. Sig. (2-tailed) ,522

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,522 diatas tingkat signifikansi 0,05.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel


(36)

bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Dengan nilai:

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi

multikolinearitas

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolinearitas

Pada Tabel 4.14 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi dari semua variabel yang diobservasi. Kriteria uji heteroskedastisitas yaitu apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar di atas maupun dibawah angka nol

Co e ffic ie n tsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,474 2,459 -,193 ,848

Motivasi ,640 ,155 ,386 4,132 ,000 ,586 1,706

Kepribadian ,364 ,138 ,238 2,639 ,010 ,629 1,591

ketersediaan_informasi ,496 ,151 ,309 3,278 ,002 ,573 1,745

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha


(37)

pada sumbu Y maka disimpulkan suatu model regresi dianggap tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

4.4.3.1Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara acak, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastitas.

4.4.3.2Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Glejser

Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser memiliki kriteria jika nilai Sig > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.15

Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Co e ffic ie n tsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6,326 1,481 4,271 ,000

Motivasi ,016 ,093 ,023 ,168 ,867 ,586 1,70

6

Kepribadian -,251 ,083 -,400 -3,023 ,003 ,629 1,59

1

ketersediaan_informasi -,048 ,091 -,074 -,532 ,596 ,573 1,74


(38)

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.15 terlihat semua variabel bebas memiliki nilai Sig > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4.5Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil uji di atas dibuktikan bahwa data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16

Analisis Regresi Linear Berganda Co e ffic ie n tsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,474 2,459 -,193 ,848

Motivasi ,640 ,155 ,386 4,132 ,000 ,586 1,706

Kepribadian ,364 ,138 ,238 2,639 ,010 ,629 1,591

ketersediaan_informasi ,496 ,151 ,309 3,278 ,002 ,573 1,745

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada Tabel 4.16 kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel motivasi sebesar 0,640, nilai b2 variabel kepribadian sebesar 0, 364, nilai b3 variabel ketersediaan informasi sebesar 0, 496 dan nilai konstanta (a) sebesar -474 sehingga diperoleh persamaan regresi linear berganda:

Y= -474 + 0,640 X1 + 0,364 X2 + 0,496 X3 Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


(39)

a. Konstanta (a) = -474, ini menunjukkan harga konstant, dimana jika variabel motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) = 0, maka kinerja pegawai = -474

b. Koefisien b1 (X1) = 0,640, ini berarti bahwa variabel motivasi (X1) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika motivasi X1 di tingkatkan, maka keberhasilan usaha juga akan meningkat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel motivasi dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat motivasi maka akan semakin meningkat keberhasilan usaha pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan c. Koefisien b2 (X2) = 0,364, ini berarti bahwa variabel kepribadian

(X2) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika kepribadian X2 di tingkatkan, maka keberhasilan usaha juga akan meningkat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel kepribadian dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat kepribadian maka akan semakin meningkat keberhasilan usaha pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan

d. Koefisien b3 (X3) = 0,496, ini berarti bahwa variabel ketersediaan informasi (X3) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika ketersediaan informasi X3 di tingkatkan, maka keberhasilan usaha juga akan meningkat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel ketersediaan


(40)

informasi dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat motivasi maka akan semakin meningkat keberhasilan usaha pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji-F). Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,10 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Ftabel dapat dilihat pada α = 5%, dengan pengolahan pada program Microsoft

Excel

Ftabel =FINV(0,05;df1;df2) sehingga Ftabel =FINV(0,05;3;74) = 2,728 Derajat bebas pembilang (df1) = k-1= 4 – 1= 3

Derajat penyebut (df2) = n – k = 78 – 4 = 74 dimana,

k = jumlah variabel bebas yang digunakan n = jumlah sampel

Pengujian uji F menggunakan program SPSS For Windows. Hasil pengolahan dari uji F dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 362,714 3 120,905 40,582 ,000b

Residual 220,466 74 2,979


(41)

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

b. Predictors: (Constant), ketersediaan_informasi, kepribadian, motivasi

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.17, hasil uji Fhitung menunjukkan nilai Fhitung = 40, 582. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 40, 582 > 2,728. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima karena Fhitung > Fhitung. Artinya, secara bersama – sama (serentak) variabel – variabel bebas yaitu motivasi (X1), dan kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3), berpengaruh positif dan signifikan (nyata) terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik T (uji-T). Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika thitung < ttabel, H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

ttabel dapat dilihat pada α = 5%, dengan pengolahan pada program Microsoft Excel ttabel =TINV(0,05;df) sehingga ttabel =TINV(0,05;56) = 1,992

df = derajat bebas = n – k = 78 – 4 = 74 dimana,

k = jumlah variabel bebas yang digunakan n = jumlah sampel

Pengujian uji t menggunakan program SPSS for windows. Hasil pengolahan dari uji t dapat dilihat pada Tabel 4. 18 berikut.


(42)

Tabel 4. 18

Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Co e ffic ie n tsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,474 2,459 -,193 ,848

Motivasi ,640 ,155 ,386 4,132 ,000 ,586 1,706

Kepribadian ,364 ,138 ,238 2,639 ,010 ,629 1,591

ketersediaan_informasi ,496 ,151 ,309 3,278 ,002 ,573 1,745

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2016)

1. Motivasi

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 4,132 dengan tingkat signifikansi 0,000, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel ( 4, 132 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas motivasi (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

2. Kepribadian

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 2,639 dengan tingkat signifikansi 0,010, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel ( 2, 639 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kepribadian (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

3. Ketersediaan Informasi

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 3,278 dengan tingkat signifikansi 0,002, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel (


(43)

3,278 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas motivasi (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,789a ,622 ,607 1,72606

a. Predictors: (Constant), ketersediaan_informasi, kepribadian, motivasi b. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4. 19 dapat dilihat bahwa:

1. R = 0,789 berarti hubungan antara variabel motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) terhadap keberhasilan usaha (Y) sebesar 78,9%. Artinya hubungannya kuat.

2. Nilai R Square sebesar 0,622 berarti 62,2% variabel keberhasilan usaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel motivasi (X1), dan


(44)

kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3). Sedangkan sisanya 37,8% dapat dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,72606. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) secara serentak mempengaruhi keberhasilan usaha (Y). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F, Fhitung > Ftabel yaitu 40, 582 > 2,728 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji t dapat disimpulkan pula bahwa motivasi (X1), kepribadian (X2), dan ketersediaan informasi (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y). Koefisien Determinasi (R2) diperoleh dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,607 berarti 60,7% keberhasilan usaha dipengruhi cukup erat oleh motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi sedangkan 39,3% lagi sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian dalam model penelitian ini.


(45)

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 4,132 dengan tingkat signifikansi 0,000, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel ( 4, 132 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas motivasi (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

Pada pernyataan pertama variabel motivasi yang dapat dilihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (93,6%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha memiliki harapan untuk jangka panjang yang lebih cerah dari hasil usaha toko grosir ini. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan kedua variabel motivasi yang dapat dilihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (62,8%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mendapatkan penghasilan yang cukup baik dalam usaha toko grosir ini. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan ketiga variabel motivasi yang dapat dilihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (48,7%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mempunyai kepercayaan bahwa usaha toko grosir ini akan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.


(46)

Pada pernyataan keempat variabel motivasi yang dapat dilihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (47,4%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mampu bersaing dengan sesama pedagang disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

2. Pengaruh Kepribadian terhadap keberhasilan Usaha

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 2, 639 dengan tingkat signifikansi 0,010, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel ( 2, 639 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kepribadian (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

Pada pernyataan pertama variabel kepribadian yang dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (79,5%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha akan melakukan dengan baik tugas sesulit apapun yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan kedua variabel kepribadian yang dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (48,7%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha akan menyanggupi setiap pekerjaan yang


(47)

diberikan kepadanya. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan ketiga variabel kepribadian yang dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (59,0%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha memiliki keterampilan kepemimpin yang diperlukan untuk menjadi wirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan keempat variabel motivasi yang dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (55,1%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha memiliki kematangan secara mental untuk menjadi seorang wirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

3. Pengaruh Ketersediaan informasi terhadap keberhasilan Usaha

Berdasarkan Tabel 4.18, koefisien nilai thitung adalah 3, 278 dengan tingkat signifikansi 0,002, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel ( 3,278 > 1,992 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kepribadian (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

Pada pernyataan pertama variabel ketersediaan informasi yang dapat dilihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (87,2%%). Artinya hampir


(48)

keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mempunyai jaringan sosial yang baik untuk dapat digunakan ketika menjalankan usaha. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan kedua variabel ketersediaan informasi yang dapat dilihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (55,1%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mempunyai akses informasi terbaru dalam usahanya. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan ketiga variabel ketersediaan informasi yang dapat dilihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (57,7%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mendapat informasi kewirausahaan dengan mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.

Pada pernyataan keempat variabel kepribadian yang dapat dilihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (59,0%). Artinya hampir keseluruhan responden sangat setuju bahwa para pengusaha mempunyai teman – teman yang tergabung dalam grop sekaligus menjadi distributor dalam berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah pengusaha yang memilih sangat setuju.


(49)

4. Pengaruh Motivasi, Kepribadian, dan Ketersediaan Informasi terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan Tabel 4.19 Uji Koefisien Determinasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hubungan atau keterkaitan (R) antara motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi terhadap keberhasilan usaha sebesar 7,89%. Nilai keterkaitan (R) antar variabel ini terhadap keberhasilan usaha terbilang cukup erat. Sehingga untuk meningkatkan keberhasilan usaha, motivasi, kepribadian, dan ketersediaan informasi perlu untuk dimiliki oleh wirausaha.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Motivasi, Kepribadian, dan Ketersediaan Informasi terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi (X1), Kepribadian (X2), dan Ketersediaan Informasi (X3) secara bersama –sama mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Y) pada toko grosir di Jalan Palangkaraya Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F Fhitung > Ftabel yaitu 40, 582 > 2,728 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

2. Berdasarkan hasil Uji t sebagai pengujian secara parsial, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Ketiga variabel yang diteliti yaitu: variabel motivasi, kepribadian dan ketersediaan informasi ternyata yang paling dominan adalah motivasi dengan koefisien nilai thitung adalah 4,132 dengan tingkat signifikansi 0,000, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel (4,132 >1,992).

3. Berdasarkan hasil pengujian Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai Adjusted R Square 0,60,7 berarti 60,7% keberhasilan usaha dipengaruhi cukup erat oleh motivasi,


(51)

kepribadian, dan ketersediaan informasi sedangkan 39,3% lagi sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti:

1. Pengusaha sebaiknya terus menerus menggali dan memperkaya potensi yang ada di dalam diri termasuk di dalamnya sikap dan sifat yang mendukung dalam keberhasilan usaha.

2. Pengusaha hendaknya tidak berhenti mencari akses – akses baru dalam berbagai transaksi dan terus meningkatkan penggunaan ketersediaan informasi dalam berwirausaha sehingga dapat meningkatkan keberhasilan usaha,

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang dengan lebih baik, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang faktor – faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Dikarenakan variabel – variabel bebas ini hanya mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat sebesar 60,7%.


(52)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa latin yang berarti “bergerak” atau “menggerakkan”. Menurut beberapa ahli, motivasi didefinisikan sebagai berikut :

1. Uno (2007: 39) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

2. Hellriegel dan Slocum (2008 : 42) mengatakan bahwa motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

3. Menurut Hasibuan (2007 : 219) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka


(53)

mau berkerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Dalam berwirausaha peran motivasi untuk berhasil menjadi sangat penting sebab didalam motivasi terdapat sejumlah motif yang akan menjadi pendorong tercapainya keberhasilan. Jadi,motif adalah daya penggerak pada diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sebab sejumlah motif akan membentuk menjadi motivasi yang bersumber dari kebutuhan individu, oleh karena itu untuk memahami motivasi perlu untuk memahami berbagai jenis kebutuhan . hal itu sejalan dengan teori hirarki kebutuhan (hirearchy of needs) dari Abraham Maslow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan terhadap harga diri, kebutuhan akan aktualisasi.

4. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut, teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow. Menurut Maslow mengatakan bahwa didalam diri semua manusia ada lima jenjang kebutuhan yaitu:

1. Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian, dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.


(54)

2. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.

4. Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan dan perhatian.

5. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

Menurut Lau dan Shani (dalam Zuhdi, 2006 : 9), terdapat dua pendekatan umum dalam mempelajari motivasi, yaitu teori isi dan teori proses.

1. Teori isi adalah teori yang menjelaskan mengenai profil kebutuhan yang dimiliki seseorang. Teori ini berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Teori isi antara lain adalah Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori E-R-G, Teori Dua Faktor, dan Teori Tiga Motif Sosial.

2. Teori proses menjelaskan proses melalui dimana munculnya hasrat seseorang untuk menampilkan tingkah laku tertentu. Teori ini berkaitan dengan identifikasi variabel dalam motivasi dan bagaimana variabel-variabel tersebut saling berkaitan. Beberapa teori proses antara lain Teori Keadilan dan Teori Ekspektansi.


(55)

Dari definisi di atas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai masalah yang sangat penting dalam setiap usaha kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. masalah motivasi dapat dianggap simpel karena pada dasarnya manusia mudah dimotivasi dengan memberikan apa yang diinginkannya. Masalah motivasi, dianggap kompleks, karena sesuatu dianggap penting bagi orang tertentu.

2.1.2. Teori Motivasi

Teori Dua Faktor dari Herzberg (dalam Mangkuprawira 2007 : 67) memperkenalkan suatu teori motivasi yang disebut teori Two-Factor, faktor yang pertama, yaitu apa yang disediakan oleh manajemen yang mampu membuat karyawan senang, nyaman dan tenang, ini disebut sebagai faktor motivator (satisfiers). Herzberg lebih lanjut mengidentifikasi bahwa yang termasuk dalam

satisfiers adalah; prestasi (Achievement), pengakuan (recognition), kemajuan

(advancement), pertumbuhan (growth), kondisi kerja (working condition) dan

bekerja sendiri (work itself), faktor kedua, disebut sebagai faktor ketidakpuasan

(dissatisfiers) yang terdiri atas; gaji, kebijakan perusahaan, supervisi, status relasi antar pekerja dan kehidupan pribadi (personal life).

Kedua faktor yang disebutkan oleh Herzberg ini tidak bisa saling menggantikan dan bukan merupakan suplemen terhadap satu dengan yang lain. Bila dissatisfiers terpenuhi, belum tentu menyebabkan timbulnya kepuasan bagi karyawan. Agar kepuasan bisa muncul dan ketidakpuasan bisa dihilangkan, maka yang harus dilakukan oleh para manajer adalah dissatisfiers dan satisfiers harus dijaga dan ditingkatkan keberadaannya secara bersama-sama. Kedua faktor ini


(56)

adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki karyawan yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan efektif tanpa mempunyai karyawan yang bermotivasi.

Susbandono (2006 : 43) mengemukakan bahwa dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang sederhana, tapi mengena, mampu menyenangkan dan menyamankan karyawan dan ternyata bisa memacu motivasi kerja dan dapat mendongkrak kinerja perusahaan. Salah satu motivator yang diperkenalkan Herzberg, adalah pengakuan (recognition), banyak manajer dan atasan lupa bahwa sedikit sapaan yang sifatnya pengakuan atas dirinya, mempunyai efek ganda yang sering tidak diduga. Karyawan menjadi lebih merasa memiliki pekerjaan dan pada akhirnya menguntungkan perusahaan.

2.1.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi merupakan proses psikologi dalam diri seseorang dan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, faktor ini dapat muncul dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Menurut Wahyosumidjo (2001 : 42), faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain serta faktor dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan.

Menurut Siagian (2006 : 294) motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Yang termasuk faktor internal


(57)

1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri 2. Harga diri

3. Harapan pribadi 4. Kebutuhan 5. Keinginan 6. Kepuasan kerja

7. Prestasi kerja yang dihasilkan

Sedangkan fakor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang antara lain: 1. Jenis dan sifat pekerjaan

2. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung 3. Organisasi tempat orang bekerja

4. Situasi lingkungan kerja 5. Gaji

Dalam hubungannya dengan faktor yang mempengaruhi motivasi yang dimaksud lingkungan kerja ialah pemimpin dan bawahan. Dari pihak pemimipin ada berbagai unsur yang sangat berpengaruh terhadap motivasi, seperti:

1. Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya prosedur kerja, berbagai rencana dan program kerja.

2. Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh bawahan.

3. Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan di dalam mendukung pelaksanaan kerja, termasuk di dalamnya bagaimana tempat para bawahan bekerja.


(58)

4. Gaya kepemimpinan atasan dalam arti sifat-sifat dan perilaku atasan terhadap bawahan. Bawahan dalam motivasi memiliki gejala karakteristik seperti:

a. Kemampuan bekerja b. Semangat kerja

c. Rasa kebersamaan dalam kehidupan kelompok d. Prestasi dan produktivitas kerja

Menurut Uno (2008 : 112) seorang yang memiliki motivasi kerja akan tampak melalui:

1. Tanggung jawab dalam melakukan kerja, meliputi: a. Kerja keras

b. Tanggung jawab c. Pencapaian tujuan d. Menyatu dengan tugas

2. Prestasi yang dicapainya, meliputi: a. Dorongan untuk sukses

b. Umpan balik c. Unggul

3. Pengembangan diri, meliputi: a. Peningkatan keterampilan b. Dorongan untuk maju

4. Kemandirian dalam bertindak, meliputi: a. Mandiri dalam bekerja


(59)

b. Suka pada tantangan

Berdasarkan beberapa teori pokok di atas dapat dirumuskan motivasi kerja merupakan daya dorong atau daya gerak yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada suatu perbuatan atau pekerjaan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara implisit, motivasi kerja tampak melalui:

a. Tanggung jawab dalam melakukan kerja b. Prestasi yang dicapainya

c. Pengembangan diri, serta d. Kemandirian dalam bertindak 2.1.4. Metode – metode Motivasi

Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung, menurut Hasibuan (2007 : 100). Kedua metode motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode Langsung (Direct Motivation), merupakan motivasi materil atau non materil yang diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam. b. Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation), merupakan motivasi yang

berupa fasilitas dengan maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan kelancaran tugas. Contohnya adalah dengan pemberian ruangan kerja yang nyaman, penciptaan suasana dan kondisi kerja yang baik. Pada instansi pendidikan atau sekolah, tentunya dalam hal ini pimpinan atau


(60)

kepala sekolah memiliki tugas penting dalam meningkatkan kualitas guru yang dipimpinnya sehingga sekolah dapat menciptakan kualitas guru yang baik. Pimpinan atau kepala sekolah dapat menggunakan metode seperti diatas agar mampu meningkatkan motivasi guru dan mampu menunjang kepuasan kerja guru itu sendiri.

2.1.5. Faktor – faktor Motivasi berwirausaha

Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Suryana, 2003 : 50), ada tujuh motif yang mendasari seseorang untuk menjadi wirausaha, yaitu:

1. The desire for heigher income (keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi).

2. The desire for a more satisfying career (keinginan untuk memilih karir yang lebih memuaskan).

3. The desire to be self directed (keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri)

4. The desire for the prestige that comes to being a busineess owner

(keinginan untuk mendapatkan prestise dengan menjadi pemilik usaha sendiri).

5. The desire to run with a new idea or concep (keinginan untuk menjalankan ide atau konsep baru).

6. The desire to build long-term wealth (keinginan untuk merencanakan kesejahteraan jangka panjang).


(61)

7. The desire to make a contribution to humanity or to a spesific cause

(keinginan untuk memberikan kontribusi bagi kemanusiaan atau untuk sebab-sebab spesifik).

Menurut Suryana (2003 : 50), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu:

1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya,untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan dihormati.

3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat,demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami dan isteri, untuk membahagiakan orang tua.

4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

2.2. Kepribadian

Alma (2005 : 120) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel


(1)

vii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Uraian Teoritis ... 7

2.1.1 Motivasi ... 7

2.1.1.1 Pengertian Motivasi ... 7

2.1.1.2 Teori Motivasi ……… 10

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi . 11 2.1.1.4 Metode-metode Motivasi ……… 14

2..1.1.5 Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha ……… 15

2.1.2 Kepribadian ... 16

2.1.3 Ketersediaan Informasi ……… . 24

2.1.4 Keberhasilan Usaha ……… 27

2.1.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ……….. 27

2.1.4.2 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha …………. 30

2.1.4.3 Dimensi Keberhasilan Usaha ... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

2.3 Kerangka Konseptual ... 33

2.4 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Jenis Penelitian ... 37

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37


(2)

3.3. Batasan Operasional ... 37

3.4. Definisi Operasional... 37

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.6.1 Populasi ... 41

3.6.2 Sampel ... 41

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.9. Uji Validitas dan Realibilitas ... 42

3.9.1 Uji Validitas ... 42

3.9.2 Uji Realibilitas ... 43

3.10`Uji Asumsi Klasik ……… 44

3.10.1 Uji Normalitas ………. 44

` 3.10.2 Uji Multikolinearitas . ... 44

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas . ... 45

3.11 Teknik Analisis Data ... 45

3.11.1 Analisis Deskriptif ... 45

3.11.2 Analisis Linear Berganda ... 45

3.11.3 Pengujian Hipotesis ... 46

3.11.3.1 Uji Simultan (Uji-F) ... 46

3.11.3.2 Uji Parsial (Uji-T). ... 46

3.11.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2). ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Gambaran Umum Jalan Palangkaraya Medan ... 49

4.2. Uji Validitas dan Realibilitas ... 50

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 50

4.2.2 Hasil Uji Realibilitas ... 51

4.3. Analisis Deskriptif ... 52

4.3.1 Karakteristik Responden ... 53

4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha dan Nama Responden. ... 53


(3)

ix

4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Usaha ... 54

4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 4.3.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan ... 56

4.3.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya berwirausaha ... 57

4.3.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan laba bersih Per bulan ... 58

4.3.2 Deskritif Variabel ... 59

4.3.2.1 Variabel Motivasi ... 60

4.3.2.2 Variabel Kepribadian ... 61

4.3.2.3 Variabel Ketersediaan Informasi ... 62

4.3.2.4 Variabel Keberhasilan Usaha ... 63

4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 64

4.4.1 Uji Normalitas ... 65

4.4.1.1 Hasil uji normalitas dengan Histogram ... 66

4.4.1.2 Hasil uji normalitas dengan P plot ... 67

4.4.1.3 Hasil uji normalitas dengan Kolmogrov-smirnov 68 4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 69

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.4.3.1 Hasil uji Heteroskedastisitas dengan scatter plot 71

4.4.3.2 Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Glejser .... 72

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 73

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (uji F) ... 74

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (uji t) ... 75

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 76

4.6. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82


(4)

5.1. Kesimpulan ... 83 5.2. Saran ... 84


(5)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 32 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 39 Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ………... 40


(6)

DAFTAR GAMBAR