Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains guru IPA beberapa SMA di Kabupaten Bantul.

informasi melalui pengamatanobserving, bertanyaquestioning, percobaanexperimenting, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar associating dan kemudian menyimpulkan dan membentuk jaringan Hosnan, 2014:37. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai hasil akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses, yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses secara terpadu. Aspek-aspek pada pendekatan saintifik tersebut terintegrasi atau terpadu pada keterampilan proses sains. Sehingga pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains.

B. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran. Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotorik yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan Indrawati dalam Trianto, 2012:144. Selain itu Kemendikbud mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut American Association for the Advancement Science dalam Devi, 2010 dan juga Kemendikbud keterampilan proses sains atau IPA di klasifikasi menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari sejauhmana tingkat penguasaan guru IPA SMA tentang keterampilan proses terapadu. Sehingga pada kajian ini akan dibahas tentang keterampilan proses sains terpadu. Keterampilan proses terpadu terdiri dari aspek merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang eksperimen dan interpretasi data. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing aspek pada keterampilan proses terpadu: 1. Mengidentifikasi variabel Tujuan umum dilakukan ekperimen ataupun percobaan adalah melihat pengaruh besaran-besaran yang diukur. Besaran inilah yang disebut sebagai variabel. Variabel didefinisikan sebagai besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu Devi, 2010. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan baku tertentu sedangkan besaran kuantitatif adalah besaran satuan yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku. Pengontrolan variabel memiliki tujuan agar seagala sesuatu dalam percobaan tetap sama kecuali satu faktor. Terdapat tiga macam variabel, yaitu: a. Variabel bebas, adalah variabel yang sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel bebas merupakan faktor yang menjadi sebab atau terjadinya perubahan variabel lain yaitu variabel terikat. Variabel bebas sering juga disebut sebagai variabel manipulasi. b. Variabel terikat, adalah variabel yang berubah sebagai akibat dari kegiatan manipulasi atau perubahan variabel manipulasi. Karena perubahan itu sebagai tanggapan dari faktor lain variabel bebas maka disebut variabel terikat variabel respon. c. Variabel kontrol, adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon. Keterampilan mengidentifikasi variabel Devi, 2010 dapat diukur berdasarkan tujuan pembelajaran yaitu sebagai berikut: a. Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen. b. Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu ekperimen. c. Mengidentifikasi variabel kontrol dari pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen. 2. Mendefinisikan Variabel secara Operasional Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana variabel diukur. Definisi operasional variabel merupakan definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Dari definisi tersebut harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dalam eksperimen. 3. Merumuskan Hipotesis Trianto 2012:147 menjelaskan bahwa perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang akan dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis dirumuskan atau dibuat pada awal percobaan, dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan. Nur dalam Devi, 2010. 4. Merancang Ekperimen Ekperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam kurikulum Devi, 2010. 5. Interpretasi Data Interpretasi data atau penafsiran data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data dan mendeskripsikan data. Penyajian data hasil percobaan harus dalam bentuk yang mudah dipahami misalnya dalam bentuk daftar atau tabel dan diagram atau grafik. Data yang diperoleh dari percobaan kemudian dilihat ‘polanya’ sehingga dari pola tersebut dapat dapat ditarik suatu kesimpulan.

C. Pembelajaran IPA