Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik Scientific Approach

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah: 1. Sejauh mana tingkat penguasaan keterampilan proses sains guru IPA beberapa SMA di Kabupaten Bantul? 2. Apa saja aspek pada keterampilan proses sains yang sudah dikuasai oleh guru IPA beberapa SMA di Kabupaten Bantul? 3. Apa saja aspek pada keterampilan proses sains yang belum dikuasai oleh guru IPA beberapa SMA di Kabupaten Bantul?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini keterampilan proses sains guru tidak diteliti secara langsung karena untuk meneliti semua aspeknya membutuhkan waktu yang lama. Maka penelitian ini menggunakan tes tertulis supaya lebih efisien. Selain itu yang keterampilan proses yang diteliti bertumpu pada lima aspek yaitu mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen dan interpretasi data.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan keterampilan proses sains guru IPA SMA di beberapa SMA di Kabupaten Bantul. 2. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai guru IPA beberapa SMA di Kabupaten Bantul.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Memberikan gambaran tentang keterampilan proses sains yang dimiliki guru IPA di beberapa sekolah di Kabupaten Bantul. 2. Bagi Guru Memberikan informasi tentang kelima aspek yang telah dikuasai dengan baik, maupun yang belum dikuasai, sehingga mereka bisa memperbaiki aspek yang belum dikuasai. 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik Scientific Approach

Dimyati dan Mudjiono 2006 menuliskan tentang kurikulum yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 pasal 19 menyebutkan bahwa: ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” Depdikbud, 1989:3 sedangkan dalam pasal 37 menyebutkan: ”Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuainnya dengan lingkungan kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing suatu pendidikan. Sehingga penyusunan kurikulum menjadi hal yang penting dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan kurikulum pendidikan harus sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Rokhman, Kurikulum 2013 telah dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mampu meraih kompetensi utama, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kompetensi tersebut diharapkan dapat menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah memandang perubahan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013 merupakan ikhtiar dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Pengembangan Kurikulum 2013 mengutamakan upaya untuk menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap tahu mengapa, keterampilan tahu bagaimana dan pengetahuan tahu apa. Berdasarkan hal ini, pembelajaran diharapkan dapat mendorong siswa untuk aktif mencari tahu dari berbagai sumber, aktif menanya, berpikir untuk mengambil keputusan dan meningkatkan kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dianjurkan menggunakan pendekatan saintifikpendekatan ilmiah Scientific Approach. Pendekatan saintifik ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah Fadillah, 2014:175. Dengan mengusung pendekatan saintifik ini, proses pembelajaran diharapkan mampu untuk menciptakan generasi yang berfikir kritis dan berketerampilan. Sebab apa yang dipelajari siswa dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung proses mendapatkan pengetahuan. Menurut Hosnan 2014:34 pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengkalsifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu menggali informasi melalui pengamatanobserving, bertanyaquestioning, percobaanexperimenting, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar associating dan kemudian menyimpulkan dan membentuk jaringan Hosnan, 2014:37. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai hasil akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses, yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses secara terpadu. Aspek-aspek pada pendekatan saintifik tersebut terintegrasi atau terpadu pada keterampilan proses sains. Sehingga pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains.

B. Keterampilan Proses Sains