Penerapan Analisis Konjoin pada Preferensi Mahasiswa terhadap Pekerjaan (Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

(1)

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI

MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

(Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

SKRIPSI

WIWIT WIDYAWATI

090803016

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI

MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

(Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

WIWIT WIDYAWATI

090803016

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Penerapan Analisis Konjoin pada Preferensi Mahasiswa terhadap Pekerjaan (Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

Kategori : Skripsi

Nama : Wiwit Widyawati

Nomor Induk Mahasiswa : 090803016

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Agustus 2013

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc Drs. Rachmad Sitepu, M.Si NIP. 196311061989022001 NIP.195304181987031001

Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D NIP. 196209011988031002


(4)

PERNYATAAN

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

(Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2013

WIWIT WIDYAWATI 090803016


(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin atas rahmat, taufik, dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Analisis Konjoin pada Preferensi Mahasiswa terhadap Pekerjaan (Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)” yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada penulis kemampuan berfikir sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU. Bapak Drs. Rachmad Sitepu, M.Si dan Ibu Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc serta Bapak Drs. Suyanto. M.Kom dan Bapak Drs. Sawaluddin, M.IT selaku dosen pembimbing dan penguji yang telah memberikan saran, bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini. Seluruh Dosen FMIPA USU yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis. Rekan-rekan seperjuangan Matematika 2009, kakanda stambuk 2006, adik-adik stambuk 2010, 2011, 2012 terkhusus sahabat-sahabat saya : Yuan Anisa, Sari C. Kembaren, Siti Rayani, Juliarti Hardika, Ida Yanti, Defita Sari, Siti Aisah, Desi Ratna Sari, Mardhatillah, Lintang Gilang, Yudhana Jumaindra, Ramadhani, Efendi, Syukri Jundi atas dukungan, bantuan, perhatian, nasihat serta segala kenangan selama perkuliahan ini. Teristimewa kepada orang tua saya Ayahanda Suratmin dan Ibunda Supriyatni serta Abangda Dedi Supriady, S.S dan Khairuddin Purwoko dan keluarga besar yang selalu memberikan semangat, doa, perlindungan, kasih sayang serta perhatian yang tak terhingga. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 13 Agustus 2013 Wiwit Widyawati


(6)

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

(Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

ABSTRAK

Analisis konjoin merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi/ketertarikan responden terhadap suatu produk baik barang atau jasa dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai dari masing-masing atribut yang terpisah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dengan menggunakan analisis konjoin. Penelitian ini membandingkan 2 metode dalam analisis konjoin, yaitu : Metode 1 (Full Profile dengan cara merating) dan Metode 2 (Pairwise Comparison dengan cara merangking). Terdapat 93 orang mahasiswa FMIPA USU yang dipilih sebagai sampel dengan menggunakan proportional stratified sampling method.

Hasil pengolahan analisis konjoin pada penelitian ini diperoleh bahwa preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dengan metode full profile adalah : gaji, bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, fasilitas tempat kerja, reputasi tempat kerja dan lokasi tempat kerja, serta dengan metode pairwise comparison adalah gaji, bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, reputasi tempat kerja, fasilitas tempat kerja serta lokasi tempat kerja.


(7)

APPLIED CONJOINT ANALYSIS AT STUDENTS PREFERENCES TOWARD OCCUPATIONS

(Case Study Bachelor Students in FMIPA USU)

ABSTRACT

The analysis of conjoint is one of technique of analyzing multivariate which is used to know the preference/interesting of responden about product either goods or service by combinating the number of each separated attributes. The goal of this educational research is to analyze student’s preferences toward occupations using conjoint analysis. This research compared 2 (two) methods in conjoint analysis: method 1 (full profile design with rating evaluation) and method 2 (pairwise comparison design with ranking evaluation). There are 93 students of FMIPA USU are selected as samples with proportional stratified sampling method. Student’s preferences toward occupations in method 1 are: salary, field work, compatibility of educational background with occupations, workplace facilities, workplace reputation, workplace location, and. While the method 2, the sequence attributes that prefer are: salary, field work, compatibility of educational background with occupations, workplace reputation, workplace facilities and workplace location.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak iv

Abstract v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Tinjauan Pustaka 4

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Metodologi Penelitian 7

Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Analisis Konjoin 9

2.1.1 Pengertian Analisis Konjoin 9

2.1.2 Istilah-Istilah dalam Analisis Konjoin 10

2.1.3 Tujuan Analisis Konjoin 11

2.1.4 Tahapan-Tahapan Analisis Konjoin 11

2.2 Orthogonal Array 17

2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 17

2.4 Preferensi 18

2.5 Pekerjaan 18

Bab 3. Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian 21 3.2 Definisi Operasional 22

3.3 Populasi dan Sampel 23

3.4 Teknik Pengambilan Sampel 24

3.5 Jenis dan Sumber Data 25 3.6 Teknik Pengumpulan Data 25 3.7 Teknik Pengolahan Data 26 3.8 Teknik Analisis Data 27


(9)

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Karakteristik Responden 29

4.2 Penyajian Data 29

4.2.1 Metode Full Profile 29

4.2.2 Interpretasi Model Analisis Konjoin 50 4.2.3 Pengukuran Reliabilitas dan Validitas 50 4.2.4 Metode Pairwise Comparison 51 4.3 Perbandingan Metode 53 Bab 5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 55

5.2 Saran 56


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

1.1 Atribut dan Taraf Atribut 7

2.1 Metode yang Akan Dibandingkan dalam Penelitian 17

4.1 Stimuli pada Metode Full Profile 31

4.2 Hasil Penilaian 1 Orang Responden 32

4.3 Pengkodean Data untuk Regresi 34

4.4 Koefisien 36

4.5 Hasil Metode Full Profile 45

4.6 Nilai Utilitas 1 Orang Responden 46

4.7 Nilai Kepentingan Relatif 1 Orang Responden 46

4.8 Nilai Utilitas Keseluruhan Responden 47

4.9 Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden 47

4.10 Korelasi 50

4.11 Matriks Frekuensi 51

4.12 Matriks Proporsi 51

4.13 Matriks Proporsi Setelah Dihitung Nilai Kepentingan Relatif 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1 Tahapan Analisis Konjoin 11 4.1 Diagram Nilai Kepentingan Relatif Full Profile 49


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lamp

1. Kuesioner Penelitian 59

2. Input Data Kuesioner Full Profile 65

3. Output Nilai 1 Orang Reponden Berdasarkan SPSS 68


(13)

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

(Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)

ABSTRAK

Analisis konjoin merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi/ketertarikan responden terhadap suatu produk baik barang atau jasa dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai dari masing-masing atribut yang terpisah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dengan menggunakan analisis konjoin. Penelitian ini membandingkan 2 metode dalam analisis konjoin, yaitu : Metode 1 (Full Profile dengan cara merating) dan Metode 2 (Pairwise Comparison dengan cara merangking). Terdapat 93 orang mahasiswa FMIPA USU yang dipilih sebagai sampel dengan menggunakan proportional stratified sampling method.

Hasil pengolahan analisis konjoin pada penelitian ini diperoleh bahwa preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dengan metode full profile adalah : gaji, bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, fasilitas tempat kerja, reputasi tempat kerja dan lokasi tempat kerja, serta dengan metode pairwise comparison adalah gaji, bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, reputasi tempat kerja, fasilitas tempat kerja serta lokasi tempat kerja.


(14)

APPLIED CONJOINT ANALYSIS AT STUDENTS PREFERENCES TOWARD OCCUPATIONS

(Case Study Bachelor Students in FMIPA USU)

ABSTRACT

The analysis of conjoint is one of technique of analyzing multivariate which is used to know the preference/interesting of responden about product either goods or service by combinating the number of each separated attributes. The goal of this educational research is to analyze student’s preferences toward occupations using conjoint analysis. This research compared 2 (two) methods in conjoint analysis: method 1 (full profile design with rating evaluation) and method 2 (pairwise comparison design with ranking evaluation). There are 93 students of FMIPA USU are selected as samples with proportional stratified sampling method. Student’s preferences toward occupations in method 1 are: salary, field work, compatibility of educational background with occupations, workplace facilities, workplace reputation, workplace location, and. While the method 2, the sequence attributes that prefer are: salary, field work, compatibility of educational background with occupations, workplace reputation, workplace facilities and workplace location.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peranan pekerjaan sangatlah besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis, orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai oleh masyarakat dari pada orang yang menganggur. Orang yang bekerja akan mendapat status sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi, orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat menjadi wahana untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.

Setelah lulus kuliah setiap mahasiswa tentunya bercita-cita mendapatkan pekerjaan yang baik dan sesuai dengan minat dan tipe kepribadian. Apabila seseorang bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan tipe kepribadian, pada umumnya akan lebih sukses. Kesesuaian itulah yang membuat seseorang lebih mencintai dan bahagia dalam menjalankan pekerjaannya, dampaknya pun bisa bekerja lebih giat dan rasa tanggung jawab pun semakin tinggi. Namun tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan tipe kepribadian di tengah era persaingan yang sangat tinggi saat ini, diantara ribuan sarjana baru setiap tahunnya dan lowongan kerja yang semakin terbatas. Faktanya, di tahun 2012 sebanyak 493.000 sarjana mengantri pekerjaan (sumber : Detik finance)

Oleh sebab itu, perlu persiapan yang matang untuk memperbesar peluang seorang mahasiswa lolos dari seleksi tersebut. Perencanaan kerja merupakan hal yang penting untuk mencapai kesuksesan. Pekerjaan seseorang tidak hanya


(16)

mencakup apa yang dijalani melainkan juga mempertimbangkan tingkat kesesuaian antara pekerjaan atau jabatan tersebut dengan potensi-potensi yang dimiliki, sehingga seseorang akan merasa puas dengan pekerjaan yang dimilikinya dan akan berusaha meningkatkan kinerja dan prestasinya semaksimal mungkin. Ginzberg et al. (1951) membagi perkembangan karir menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu: Tahap Fantasi (0 – 11 tahun, masa Sekolah Dasar), Tahap Tentatif (12 – 18 tahun, masa Sekolah Menengah), dan Tahap Realistis (19 – 25 tahun, masa Perguruan Tinggi). Pada tahap realistis, seseorang memasuki tahap di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis seseorang sudah mampu memilih dan membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan obyektif. (Abbas, 2012)

Preferensi mahasiswa mengenai minat bidang kerja merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Pada dasarnya keputusan mengenai rencana kehidupan jangka panjang seorang individu merupakan cerminan keberpihakan pola pikir individu itu sendiri. Pola pikir itu terbentuk dari nilai-nilai prinsipil individu tersebut dan informasi-informasi yang banyak ia dapatkan dari lingkungannya.

Terkait dengan analisis preferensi tentu saja banyak metode statistik yang dapat digunakan sebagai alat. Namun salah satu metode yang cukup baik dalam mengatasi masalah persepsi dan preferensi tersebut adalah analisis konjoin (Conjoint Analysis, Considered Jointly). Analisis ini digunakan untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi faktor-faktor berupa atribut suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Dengan kata lain, metode ini dapat mengetahui bagaimana presepsi dan preferensi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian dan taraf. Metode ini juga mampu mengurangi jumlah kombinasi atribut yang harus dievaluasi responden, dibandingkan metode lain. Penilaian yang diberikan oleh responden dapat berupa peringkat (ranking) atau skor (rating). Dalam prosesnya analisis konjoin akan memberikan ukuran kuantitatif terhadap tingkat kegunaan (utility)


(17)

dan kepentingan relatif (relative importance) suatu atribut dibandingkan dengan atribut lain.

Pendekatan analisis konjoin memberikan kesempatan kepada responden untuk menunjukkan tidak hanya produk-produk atau pelayanan alternatif yang ingin dipilih tetapi juga yang tidak ingin dipilih. Pendekatan tersebut mendekati realitas pelaku konsumen dalam membeli barang atau memilih pelayanan, dimana tidak semua alternatif perlu dipillih. Nilai atau utilitas relatif dari pilihan-pilihan alternatif yang tidak diminati responden tersebut dapat digunakan sebagai acuan yang harus dipenuhi oleh setiap produk atau pelayanan baru sebelum dipublikasikan kepada masyarakat.

Ada 2 metode pengukuran dalam analisis konjoin yang akan dibandingkan dalam penelitian ini, yaitu metode full-profile atau evaluasi banyak faktor dan

pairwise comparison atau evaluasi dua faktor. Perbandingan ini ditinjau dari aspek pengumpulan data dan hasil prosedur analisis. Aspek pengumpulan data meliputi kemudahan responden dalam mengevaluasi.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin mengkaji atribut-atribut apa saja yang dinilai mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dengan membandingkan hasil pengukurannya menggunakan metode full profile dan metode pairwise comparison dalam analisis konjoin. Oleh karena itu penulis memilih judul yaitu “PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN (Studi Kasus Mahasiswa S1 FMIPA USU)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih pekerjaan.


(18)

2. Metode mana yang lebih efisien dan mudah untuk digunakan dalam penelitian ini.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembatasan masalah lebih jelas, maka penulis memberikan batasan yang akan dilakukan yaitu:

1. Responden adalah mahasiswa Strata-1 Reguler FMIPA USU

2. Mahasiswa berstatus masih aktif kuliah dan sedang menjalani semester 6 dan semester 8.

3. Sampel mahasiswa diambil dengan menggunakan metode proportional stratified sampling.

1.4 Tinjauan Pustaka

Analisis konjoin (conjoint analysis) diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh psikologi matematika dan statistisi yaitu Luce dan Tukey pada tahun 1964, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan para pemakainya. Analisis konjoin yang mulai dikembangkan pada tahun 1970-an mulai banyak digunakan pada bidang ilmu, seperti Psikologi, Biologi, dan ilmu sosial lainnya. Analisis konjoin merupakan sebuah teknik peubah ganda yang digunakan untuk mengetahui preferensi atau keinginan konsumen terhadap produk atau jasa. Teknik ini didasarkan pada penilaian terhadap kombinasi nilai atau utilitas yang disediakan oleh masing-masing analisis atribut. (Santoso, 2010)

Analisis konjoin digunakan untuk memahami bagaimana responden mengembangkan preferensi terhadap suatu produk atau jasa. Peneliti mula-mula merancang suatu daftar pertanyaan (kuesioner) yang memuat semua kemungkinan atribut dan masing-masing tingkat atribut produk tersebut. Daftar pertanyaan (kuesioner) tersebut dinamakan produk hipotesis. Produk hipotesis itu selanjutnya disajikan kepada responden yang akan memberikan evaluasi keseluruhan tentang


(19)

produk atau pelayanan tersebut. Dan dalam penelitian ini, akan membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan 2 metode, yakni metode presentasi full profile dan metode pairwise comparison.

Berdasarkan penelitian Riskinandini (2006), atribut yang dinilai mempengaruhi mahasiswa dalam memilih pekerjaannya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, bidang kerja (pemerintahan, swasta, profesional, wiraswasta), reputasi tempat kerja, dan gaji yang diperoleh. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa atribut yang dianggap paling berpengaruh dalam menentukan preferensi mahasiswa terhadap bidang kerjanya adalah gaji lalu disusul dengan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja.

Pada kenyataannya selain keempat atribut yang telah disebutkan, masih ada atribut lain yang kemungkinan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih bidang kerjanya, misalnya saja lokasi tempat kerja dan fasilitas yang diberikan oleh tempat kerja. Oleh sebab itu, pada penelitian ini penulis menggunakan 6 atribut yaitu bidang kerja (pemerintahan, non-pemerintah, wirausaha), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, reputasi tempat kerja, gaji, lokasi tempat kerja dan fasilitas tempat kerja.

Model dasar analisis konjoin secara matematis sebagai berikut :

�(�) =� � ∝��

��

�=1

��

�=1

���

Keterangan :

U(X) : Utilitas total.

αij : Nilai kegunaan dari atribut ke-i (i = 1,2,3,…m) dan taraf ke-j (j = 1,2,3,...,m)

kj : Jumlah taraf atribut ke-i. mi : Jumlah atribut ke-i.

Xij : Atribut variabel dummy ke-i taraf ke-j. (1= taraf muncul; 0 = tidak muncul)


(20)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), preferensi adalah pilihan, kesukaan, kecendrungan, atau hal yang didahulukan, diprioritaskan dan diutamakan daripada yang lain. Sedangkan menurut Simamora (2003), preferensi berasal dari kata prefer adalah kecenderungan atau kesukaan seseorang memilih sesuatu.

Menurut Supranto (2004), data preferensi mengurutkan merek atau stimulus dinyatakan dalam preferensi responden untuk beberapa atribut/ciri/sifat. Cara yang biasa dilakukan ialah bahwa data diperoleh melalui peringkat preferensi. Responden diminta untuk membuat peringkat merek paling disukai sampai yang paling tidak disukai.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Proportional Stratified Sampling. Dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok (misalnya strata) N1, N2, N3, … Ni, sehingga N1 + N2 + N3 + … + Ni = N. Kemudian membuat simple random sample dari f = n/N pada setiap strata. (Fatkhurohim, 2009).

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengukur nilai kegunaan (utility function) dari taraf-taraf tiap atribut dan membandingkan nilai kepentingan relatif (relative importance) atau NPR dari atribut-atribut yang mempengaruhi responden dalam memilih pekerjaan. 2. Membandingkan efisiensi dan efektifitas metode pengukuran full profile dan

pairwise comparison dalam hal pengumpulan data maupun hasil analisisnya.

1.6 Kontribusi Penelitian

• Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan informasi/input bagi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


(21)

USU untuk memperkaya literatur dalam bidang statistika yang berhubungan dengan analisis konjoin.

• Bagi Pembaca/pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian serupa pada agenda penelitian mendatang dengan menggunakan pendekatan variabel-variabel penelitian lainnya.

1.7 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Perumusan masalah dan pemilihan atribut beserta tarafnya.

a. Dalam penelitian ini ada 6 atribut yang akan diteliti yaitu bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, reputasi tempat kerja, gaji, lokasi tempat kerja, fasilitas tempat kerja.

b. Menyusun taraf dari setiap atribut :

Tabel 1.1. Atribut dan Taraf Atribut

No. Atribut Taraf Atribut Keterangan

1. Bidang Kerja

1 Pemerintahan

2 Non-Pemerintah

3 Wirausaha

2. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan

1 Sesuai

2 Tidak Sesuai

3. Reputasi tempat kerja 1 Sangat Baik

2 Cukup Baik

4. Gaji

1 >Rp4.000.000

2 Rp3.001.000 – Rp4.000.000 3 Rp2.001.000 – Rp3.000.000

4 <Rp2.000.000

5. Lokasi tempat kerja 1 <10 km – 30 km

2 >30 km

6. Fasilitas tempat kerja 1 Tunjangan Kesehatan


(22)

2. Perancangan penelitian (design research), seperti penentuan responden dan teknik pengambilan sampel yang dilakukan.

3. Perancangan kuesioner, dimana dilakukan perancangan kombinasi dari taraf-taraf atribut stimuli). Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk metode full profile ada 15-6+1atau 10 stimuli (minimal), dan pairwise comparison karena terdapat 6 atribut, maka kartu yang dievaluasi responden pada metode ini ada 6(6-1)/2 yaitu 15 kartu stimuli.

4. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden (mahasiswa) untuk kedua metode pengukuran tersebut. Data respon yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah rating (menilai) untuk metode full profile, dan ranking (mengurutkan) untuk metode

pairwise comparison.

5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.

6. Menganalisa data yang telah dikumpulkan. Diawali dengan mengeksplorasi data secara keseluruhan, dilanjutkan dengan menganalisis data untuk pengukuran full-profile menggunakan software SPSS For Windows 17.0, sedangkan analisis untuk pengukuran pairwise comparison

menggunakan pendekatan metode Thurstone Case V.


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Konjoin

2.1.1Pengertian Analisis Konjoin

Kata conjoint menurut para praktisi riset diambil dari kata CONsidered JOINTly.

Dalam kenyataannya kata sifat conjoint diturunkan dari kata benda to conjoint

yang berarti joinedtogether atau bekerja sama (Kuhfeld, 2000).

Tepat sebelum 1970, profesor Paul Green memperkenalkan artikel Luce dan Tukey (1964) yaitu artikel analisis pengukuran konjoin yang diterbitkan di jurnal non-marketing. Artikel ini dapat diterapkan dalam memecahkan masalah pemasaran, seperti: memahami bagaimana para pembeli mengambil keputusan pembelian, untuk memilih atribut yang penting dalam pilihan pembelian produk, dan untuk meramalkan perilaku pembeli.

Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et al 1995). Analisis ini sangat berguna untuk membantu merancang karakteristik produk baru, membuat konsep produk baru, membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan.

Bentuk dasar model dependensi analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut :


(24)

Keterangan :

1) Y1 (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non metrik, didefinisikan sebagai pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut dan taraf pada sebuah barang/jasa/ide.

2) X1, X2, X3 hingga XN (variabel independen), skala pengukuran non metrik, didefinisikan sebagai faktor/atribut dan taraf.

2.1.2 Istilah-Istilah dalam Analisis Konjoin

Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah : • Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.

Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden. Dalam desain stimuli termasuk memilih atribut dan taraf atribut yang akan digunakan untu membuat stimuli.

Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut mana yang penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

Nilai kegunaan (Utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian:

a. Nilai guna marginal yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. b. Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari

mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai gunanya, tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna optimal. Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna dari suatu komoditas


(25)

yaitu secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order atau rangking). Dalam pendekatan kardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. (Sugiarto, 2010).

2.1.3 Tujuan Analisis Konjoin

Pada dasarnya, tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang dinginkan oleh sebagian besar responden. (Santoso, 2010)

2.1.4 Tahapan-Tahapan Analisis Konjoin

Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :

Gambar 2.1. Tahapan Analisis Konjoin Mengidentifikasi atribut

Merancang kombinasi atribut atau stimuli

Menentukan Metode Pengumpulan Data

Menentukan metode analisis


(26)

Tahap 1. Mengidentifikasi Atribut

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah (Aaker et. al., 1980). Perumusan masalah dimulai dari mendefinisikan produk sebagai kumpulan dari atribut-atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen bisa diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder, atau melakukan tes awal. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan skalanya. Skala atribut dibagi menjadi dua yaitu skala kualitatif atau non metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

Tahap 2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor (Kuhfeld, 2000).

1. Full Profile

Analisis konjoin full-profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial design. Suatu kelas special fractional design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting bisa diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS For Windows 17.0 sehingga diperoleh 16 stimuli dengan menggunakan orthogonal array. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli dengan cara rating (memberi nilai peringkat), mulai dari stimuli yang paling diminati (dianggap penting) hingga stimuli yang paling tidak diminati (dianggap paling tidak penting).


(27)

Keuntungan menggunakan metode ini adalah :

1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang tersedia.

3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.

Sedangkan kendala menggunakan metode ini adalah :

1) Seiring bertambahnya jumlah atribut yang diteliti akan menambah kemungkinan diperoleh kelebihan informasi.

2) Urutan atribut-atribut yang tertulis dalam stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Oleh sebab inilah metode full-profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti kurang dari enam atau sama dengan enam.

2. Pairwise Comparison

Sebelum tahun 1970, suatu praktisi bernama Richard Johnson dihadapkan pada suatu kasus dimana atribut yang akan dianalisis jumlahnya banyak dengan taraf yang banyak pula. Kemudian Johnson menemukan suatu metode lain yang dinamakan metode pendekatan pairwise. Melalui pendekatan ini, dibandingkan pasangan profil dari dua atribut. responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan-pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan. Kemudian, responden diminta untuk memberi ranking pada atribut mana saja yang lebih diminati dari setiap pasangan atribut. (Kuhfeld, 2000).

Tahap 3. Menentukan Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik (data berskala nominal atau ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

1) Data non-metrik: untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari 1 dan seterusnya hingga


(28)

2) Data metrik: untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan melaui beberapa cara, yaitu :

a. Menggunakan skala Likert mulai dari 1 hingga 5 (1 = paling tidak disukai dan 5 = paling disukai)

b. Menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.

Tahap 4. Menentukan Metode Analisis yang Digunakan

Berkaitan dengan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang umum digunakan dalam analisis konjoin adalah full profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy dan pairwise comparison menggunakan metode

thurstone case v.

1. Metode regresi dengan variabel dummy

Metode regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Terdapat beberapa variasi penggunaan metode regresi dengan variabel dummy yaitu :

a. Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).

b. Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (ranking) stimuli, maka data harus diubah lebih dulu menjadi skala interval dengan menggunakan

Monotonic Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling


(29)

(MANOVA), kemudian analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan variabel dummy.

c. Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut, dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang digunakan adaah LOGIT model.

Adapun secara umum model dasar analisis konjoin (Kuhfeld, 2000) adalah:

0

1 1

m k

ij ij ij ij

i j

Y

α

α

x

ε

= =

=

+

∑∑

+

Keterangan :

Yij : Peringkat seluruh responden α0 : Intersep

k : Banyak taraf dari atribut ke-i m : Jumlah atribut

xij : Peubah boneka atau variabel dummy dari atribut ke-i taraf ke-j αij : Nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j

εij : Galat

Dengan model regresi tersebut, maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf-taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

=

� � �=1

Keterangan :

�� : Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut


(30)

2. Metode Thurstone Case V

Prosedur ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pasangan atribut yang dilakukan dalam metode pairwise comparison. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

i. Menghitung matriks frekuensi, dengan menjumlahkan skor seluruh pengamatan.

ii. Menghitung matriks proporsi (Pij) yaitu membagi setiap unsur matriks frekuensi dengan jumlah responden.

ij ij

F

P

n

=

iii. Menjumlahkan skor untuk tiap atribut, kemudian menghitung nilai kepentingan relatif dengan rumus :

( 1)

Total skor

NPR jumlah atribut

jumlah responden

= × −

iv. Memberi peringkat untuk masing-masing atribut tersebut berdasarkan total skor yang diperoleh dari matriks proporsi.

v. Menyimpulkan faktor-faktor yang dianggap penting.

Tahap 5. Interpretasi Hasil

Kuhfeld (2000) menyatakan ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil, yaitu :

a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.


(31)

Metode pada analisis konjoin yang digunakan untuk mengukur preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan dan akan dilakukan perbadingan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 2.1 Metode yang Akan Dibandingkan dalam Penelitian

2.2 Orthogonal Array

Orthogonal array memungkinkan desain yang mengasumsikan bahwa semua interaksi yang tidak penting bisa diabaikan. Orthogonal array dibentuk dari basic full fractional design dengan mengganti suatu faktor baru untuk seleksi interaksi efek yang dianggap bisa diabaikan. Metode yang lain untuk mengurangi banyaknya interaksi dengan melakukan survey terhadap konsumen.

2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60. Menurut Sugiyono (2006), “instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Metode Rancangan Stimuli Jenis Data

Respon Prosedur Analisis

1 Full profile Rating Regresi Linear Berganda


(32)

Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2006) adalah sebagai berikut : 0.80 < rxy≤ 1.00 Reliabilitas sangat tinggi

0.60 < rxy≤ 0.80 Reliabilitas tinggi 0.40 < rxy≤ 0.60 Reliabilitas sedang 0.20 < rxy≤ 0.40 Reliabilitas rendah -1.00 < rxy≤ 0.20 Reliabilitas sangat rendah

2.4 Preferensi

Preferensi didefinisikan pada KBBI sebagai (1) (hak untuk) didahulukan dan diutamakan daripada yang lain atau prioritas; (2) pilihan atau kecenderungan atau kesukaan. Sedangkan menurut Chaplin (2002) preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Karena banyak digunakan dalam bidang pemasaran, maka pembahasan mengenai analisis konjoin mengacu pada istilah-istilah pada bidang pemasaran. Jika disesuaikan dengan istilah dalam bidang pekerjaan, maka konsumen dalam hal ini diartikan sebagai mahasiswa yang akan diukur preferensinya terhadap minat dibidang kerjanya.

2.5 Pekerjaan

Di dalam banyak literatur, antara istilah pekerjaan dengan karir sering dianggap sama. Sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah tersebut. Tetapi pembedaan itu, menurut penulis, tidaklah terlalu signifikan. Karena itu, demi memudahkan pembahasan, dalam penelitian ini kedua istilah itu dianggap sama artinya.

Pemilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya. Menurut Ginzberg, pilihan pekerjaan merupakan suatu proses dengan kompromi yang dinamis dan berlangsung seumur hidup yang mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan penilaian kembali, dengan maksud dapat lebih mencocokkan tujuan-tujuan pekerjaan yang terus berubah sesuai kenyataan kerja.


(33)

Seseorang untuk dapat menentukan pilihan pekerjaannya secara tepat membutuhkan waktu yang panjang agar pekerjaannya tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan individu, sehingga dalam proses pemilihan karier mencakup beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Ginzberg yaitu, tahap fantasi, tahap tentatif, tahap realistik, tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan tahap spesifikasi.

Tahap fantasi ini seorang anak akan memilih kariernya secara sembarangan, tidak didasarkan pada kemampuannya. Biasanya dalam tahap ini anak akan memilih pekerjaan didasarkan karena melihat seseorang yang telah bekerja di bidang tersebut dan anak terkesan dengan orang tersebut. Misalnya pada waktu anak tersebut sakit dan dirawat oleh seorang dokter yang cantik dan keibuan dan bersikap baik pada si anak, maka anak tersebut merasa nyaman dirawat oleh dokter tersebut. Dari hal tersebut si anak menjadi tertarik dibidang kedokteran karena terkesan dengan sikap dokter yang telah merawatnya walaupun sebenarnya bakatnya tidak dibidang tersebut. Jadi pilihan karir pada tahap ini tidak didasarkan pada kenyataan yang ada tetapi didasarkan pada ketertarikannya saja.

Pada tahap tentatif seseorang mulai berkembang dalam pilihan karirnya. Apabila awalnya pertimbangan karir hanya didasarkan pada ketertarikan saja tidak mempertimbangkan hal lainnya yang juga mempengaruhi, maka dalam tahap ini hal tersebut dipertimbangkan. Anak mulai menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan sebenarnya karir apa yang cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya.

Tahap realistis ini anak melakukan perkembangan lagi, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap karir yang akan dipilihnya. Penilaian tersebut berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang karir yang dipilihnya. Penilaian tersebut dijadikan pertimbangan untuk memasuki pekerjaan atau untuk menentukan jurusan yang dipilihnya di perguruan tinggi apabila anak tersebut memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya.


(34)

Tahap realisitis ini dibedakan menjadi 3 tahapan lagi, yaitu :

1. Tahap eksplorasi, seseorang yang telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pilihan karirnya akan mencapai keberhasilan atau bisa juga mengalami kegagalan. Dari keberhasilan atau kegagalan yang dialami akan membentuk pola pikir dari orang tersebut tentunya akan lebih mempertimbangkan kembali karir yang telah dipilihnya.

2. Tahap kristalisasi, anak berpikir lagi dan menyadari bahwa untuk menentukan pilihan kariernya harus mempertimbangkan faktor-faktor yang ada yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keputusannya baik itu faktor yang berasal dari diri individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu. Adanya faktor-faktor tersebut pada akhirnya individu akan menentukan pilihan karirnya yang sesuai.

3. Tahap spesifikasi, setelah anak menentukan pilihan karir yang menurutnya sesuai, maka dalam tahap ini pilihan pekerjaan lebih dispesifikasikan lagi yaitu pekerjaan yang lebih khusus. Misalnya seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, setelah siswa tersebut lulus dari bangku sekolah terus melanjutkan ke perguruan tinggi dibidang pendidikan dan lebih dikhususkan lagi yaitu bidang keguruan bukan pekerjaan lain dibidang pendidikan seperti konselor, pegawai perpustakaan tetapi dibidang keguruan dan lebih mengkhususkan lagi sebagai guru bidang studi seperti guru bahasa indonesia, matematika, fisika dan lain sebagainya.


(35)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :

1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan.

2. Variabel Independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah : bidang kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, reputasi tempat kerja, penghasilan atau gaji, lokasi dan fasilitas tempat kerja.


(36)

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 1997). Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi :

1. Bidang kerja

Bidang kerja meliputi berbagai bidang, yakni pemerintahan, non-pemerintah, wirausaha. Bidang kerja pemerintahan adalah bidang kerja milik negara, misalnya perjan, perum dan persero. Non-pemerintah termasuk didalamnya swasta, yaitu bidang kerja yang modalnya berasal dari satu orang dan bukan milik negara, misalnya bank, firma atau usaha milik asing ang keberadaannya ada di Indonesia. Wirausaha adalah berusaha dengan kekuatan sendiri. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi, pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan.

2. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan

Kesesuaian ini sangat berpengaruh dalam memilih pekerjaan. Latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan akan menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan prestasi pekerja.

3. Reputasi tempat kerja

yaitu merupakan gambaran dari tempat kerja tersebut. Pada setiap bidang kerja umumnya memiliki reputasi yang dapat dinilai oleh calon karyawannya sebagai pertimbangan, yaitu dapat berupa akreditasi ataupun grade.

4. Penghasilan atau gaji

merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya


(37)

tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Pada faktor gaji, biasanya mahasiswa akan memperhitungkan gaji yang diperoleh pada waktu mulai bekerja.

5. Lokasi tempat kerja

meliputi jauh atau dekat dari tempat tinggal calon pekerja. Jauh disini bila berjarak >30 km dari tempat tinggal calon pekerja, sedangkan dekat bila berjarak <10 km - 30 km dari tempat tinggal calon pekerja.

6. Fasilitas

Fasilitas yang diberikan tempat kerja juga merupakan faktor yang sering menjadi bahan pertimbangan calon pekerja. Fasilitas yang diberikan tempat kerja umumnya adalah jaminan masa depan yang menjamin yaitu adanya dananya pensiun, tunjangan kesehatan, tunjangan keluarga, penggunaan inventaris kantor seperti rumah dinas, mobil dinas, dll.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi ialah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memilki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata-1 reguler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini tidak seluruh anggota populasi diambil, melainkan hanya sebagian dari populasi. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa strata-1 reguler dari 4 departemen yang ada di FMIPA USU. Untuk menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut :


(38)

2 1 N n Ne = + Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan yakni 10%.

Dengan menggunakan rumus diatas, maka perhitungan sampel adalah :

2 2 1 1303 1 (1303)(0.1) 92.87 93 N n Ne = + = + = =

Berdasarkan data yang telah diperoleh, jumlah populasi mahasiswa S1 reguler FMIPA USU adalah sebanyak 1303 orang. Sehingga berdasarkan perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 responden.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Proportional Stratified Sampling. Dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok (misalnya strata) N1, N2, N3, … Ni, sehingga N1 + N2 + N3 + … + Ni = N. Kemudian membuat simple random sample dari f = n/N pada setiap strata. Dipilihnya teknik proportional stratified sampling dibanding simple random sampling memiliki beberapa alasan, antara lain: Pertama, dianggap lebih menjamin karena bukan hanya mewakili seluruh populasi tetapi merupakan kunci dari himpunan bagian dari populasi khususnya himpunan bagian atau kelompok-kelompok kecil yang minoritas. Kedua, Jika diinginkan membahas masalah kelompok kecil (subgroup) maka hanya cara ini yang efektif. Ketiga, proportional


(39)

stratified sampling secara umum akan lebih presisi daripada simple random sampling. Tentu saja dengan syarat jika strata atau pengelompokan yang dibuat adalah homogen. (Fatkhurohim, 2009)

Langkah - langkah yang dilakukan dalam teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1) Dari data jumlah mahasiswa S1 reguler FMIPA USU yaitu sebanyak 1303 orang, dengan rincian tiap departemen : matematika sebanyak 343 orang, fisika sebanyak 325 orang, biologi sebanyak 336 orang, dan kimia sebanyak 299 orang.

2) Berdasarkan data jumlah mahasiswa tersebut, maka masing-masing departemen dapat diambil sampelnya yakni matematika sebanyak 23 orang, fisika sebanyak 24 orang, biologi sebanyak 24 orang dan kimia sebanyak 22 orang.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non metrik (data berskala nominal atau data ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan : a. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan


(40)

penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka–angka dan cara pembahasannya dengan Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows versi 17.0. Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut :

1. Coding ( Pemberian Kode )

Proses pemberian kode tertentu terhadap macam dari kuesioner untuk kelompok ke dalam kategori yang sama.

2. Scoring ( Pemberian Skor )

Scoring adalah suatu kegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang berupa angka-angka kuantitatif yang diperlukan dalam penghitungan hipotesa atau mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif.


(41)

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan alat ukur yaitu analisis konjoin untuk mengetahui preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan. Adapun tahapan dalam analisis konjoin sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Atribut

Menentukan atribut dan taraf pekerjaan yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan dievaluasi oleh mahasiswa. Pada penelitian ini tercakup dalam 6 (enam) atribut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 sampai 4 taraf dengan perincian: Bidang kerja (pemerintahan, non-pemerintah, wirausaha) , Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan (sesuai atau tidak sesuai), Reputasi tempat kerja (sangat baik atau cukup baik), Gaji (>Rp 4.000.000, Rp3.001.000 – Rp4.000.000, Rp2.001.000 – Rp3.000.000, <Rp2.000.000), Lokasi tempat kerja (<10 km – 30 km atau >30 km), Fasilitas tempat kerja (tunjangan kesehatan atau penggunaan inventaris).

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli) • Untuk metode full-profile :

Menurut Aaker dan Day (1980), jumlah minimal stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden adalah :

JK = JT – JA + 1 Keterangan :

JK = Jumlah Kartu kombinasi dari taraf-taraf atribut (stimuli) JT = Jumlah Taraf (level) atribut yang dievaluasi

JA = Jumlah Atribut yang dievaluasi

Sehingga dari 6 atribut dan 15 taraf jumlah minimal stimuli adalah sebanyak 16-6+1 = 11 stimuli.


(42)

• Untuk metode pairwise comparison :

Menurut Aaker dan Day (1980) (dalam Riskinandini, 2006) jumlah stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden adalah p(p-1)/2 maka dari 6 atribut sebanyak 6(6-1)/2 = 15 kombinasi pilihan.

3. Menentukan metode pengumpulan data • Untuk metode full-profile :

Responden diminta untuk menilai 16 stimuli yang telah dirancang sebelumnya dengan angka 1 sampai 5. Nilai 1 diberikan responden untuk kombinasi yang paling tidak disukai sampai ranking 5 untuk yang paling disukai.

• Untuk metode pairwise comparison :

Responden diminta untuk mengurutkan nilai atau meranking terhadap stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Ranking 1 diberikan responden untuk kombinasi yang paling disukai sampai ranking terakhir yang dinilai paling tidak disukai oleh responden.

4. Menentukan metode analisis data

Prosedur analisis konjoin yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear dengan variabel dummy dan thurstone case v. Data preparation dan analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan software pengolah data SPSS 17.0. Hasil dari pengolahan tersebut kemudian diinterpretasikan.

5. Interpretasi hasil

Interpretasi hasil adalah merupakan preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan melalui pendugaan nilai kegunaan masing-masing taraf serta mengetahui kombinasi atribut dan taraf penyusun pekerjaan yang paling disukai dan yang paling tidak disukai. Interpretasi berikutnya mengenai prosedur analisis konjoin yang lebih efektif dan efisien dari sisi waktu dan kemudahan menurut mahasiswa.


(43)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Penelitian preferensi mahasiswa terhadap pekerjaan ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara. Sebanyak 93 mahasiswa FMIPA yang menjadi responden penelitian, diantaranya 48 (51,61%) laki–laki dan 45 (48,39%) lainnya perempuan. Mahasiswa yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa tingkat VI dan tingkat VIII yang jumlahnya relatif seimbang pada tiap tingkat. Mahasiswa tingkat VI sebanyak 52 orang (55,91%) dan mahasiswa tingkat VIII sebanyak 41 orang (44,09%).

4.2 Penyajian Data

Data analisis konjoin didapat dari urutan kartu profil dalam kuesioner. Dalam penelitian ini metode presentasi yang digunakan adalah full profile yang menggunakan data metrik yaitu dengan cara merating, dan pairwise comparison

yang menggunakan data non-metrik yaitu dengan cara meranking. Proses analisis konjoin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

4.2.1 Metode Full Profile

1. Mendesain Stimuli

Setelah atribut dan taraf atribut diperoleh (pada Tabel. 1.1), selanjutnya adalah menentukan preferensi responden terhadap setiap kombinasi. Untuk itu dibutuhkan adanya stimuli. Stimuli adalah kombinasi antara atribut dengan taraf. Dari 6 atribut dan 15 taraf atribut tersebut, didapat jumlah kombinasi yang


(44)

mungkin untuk disusun sebanyak 192 stimuli (diperoleh dari hasil perkalian tiap taraf atribut = 3 x 2 x 2 x 4 x 2 x 2).

Jika ke-192 kombinasi stimuli tersebut digunakan, dapat menyulitkan responden dalam mengevaluasi kombinasi stimuli tersebut. Responden akan sulit memberikan jawaban konsisten, membutuhkan waktu yang lama dan akhirnya responden menjawabnya dengan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat. Untuk dapat mereduksi kombinasi tersebut menghasilkan 16 kombinasi dilakukan dengan mendesain stimuli menggunakan SPSS 17.0 sebagai berikut :

• Dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong. • Pilih menu file, new, pilih syntax.

• Ketik pada syntax editor : ORTHOPLAN

/FACTORS=

BIDANG 'Bidang Kerja' ('Pemerintahan' 'Non Pemerintah' 'Wirausaha')

SESUAI 'Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Bidang Kerja' ('Sesuai' 'Tidak Sesuai')

REPUTASI 'Reputasi Tempat Kerja' ('Sangat Baik' 'Cukup Baik')

GAJI 'Gaji Pertama' ('> 4.000.000' '3.001.000-4.000.000' '2.001.000-3.000.000' '< 2.000.000')

LOKASI 'Lokasi Tempat Kerja' ('< 10 Km-30 Km' '> 30 Km')

FASILITAS 'Fasilitas Tempat Kerja' ('Tunjangan Kesehatan' 'Inventaris') /HOLDOUT=0.

SAVE OUTFILE='WIT TIGA.SAV'.

• Pilih Run, All. Dapat terbentuk kombinasi pada data view.

Setelah dievaluasi satu persatu dengan menggunakan SPSS For Windows 17.0

dihasilkan 16 stimuli dan dapat digunakan untuk mengetahui preferensi responden.


(45)

Tabel 4.1 Stimuli pada Metode Full Profile

Selanjutnya responden diminta untuk memberikan rating terhadap kombinasi pekerjaan yang ada pada tabel 4.1 dengan menggunakan skala Likert, dengan urutan :

1 : Sangat Tidak Suka dengan stimuli tersebut. 2 : Tidak Suka dengan stimuli tersebut.

3 : Cukup Suka dengan stimuli tersebut. 4 : Suka dengan stimuli tersebut.

5 : Sangat Suka dengan stimuli tersebut.

No. Bidang Kerja

Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Pekerjaan Reputasi Tempat Kerja Gaji (Rupiah) Lokasi Tempat Kerja Fasilitas Tempat Kerja

1. Pemerintahan Sesuai Sangat

Baik >4.000.000 <10 Km-30 Km

Tunjangan Kesehatan 2. Pemerintahan Sesuai Sangat

Baik <2.000.000 >30 Km

Tunjangan Kesehatan 3. Pemerintahan Sesuai Cukup

Baik 3.001.000-4.000.000 >30 Km

Pemakaian Inventaris 4. Pemerintahan Tidak Sesuai Cukup

Baik 2.001.000-3.000.000 >30 Km

Pemakaian Inventaris 5. Pemerintahan Tidak Sesuai Cukup

Baik 3.001.000-4.000.000 <10 Km-30 Km

Pemakaian Inventaris 6. Pemerintahan Tidak Sesuai Sangat

Baik 3.001.000-4.000.000 >30 Km

Tunjangan Kesehatan 7. Non-Pemerintah Sesuai Sangat

Baik 3.001.000-4.000.000 <10 Km-30 Km

Pemakaian Inventaris 8. Non-Pemerintah Sesuai Sangat

Baik 2.001.000-3.000.000 >30 Km

Pemakaian Inventaris 9. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Cukup

Baik <2.000.000 >30 Km

Tunjangan Kesehatan 10. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Cukup

Baik >4.000.000 <10 Km-30 Km

Tunjangan Kesehatan 11. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Sangat

Baik 2.001.000-3.000.000 >30 Km

Pemakaian Inventaris 12. Wirausaha Sesuai Cukup

Baik <2.000.000 <10 Km-30 Km

Pemakaian Inventaris 13. Wirausaha Sesuai Cukup

Baik >4.000.000 >30 Km

Pemakaian Inventaris 14. Wirausaha Sesuai Sangat

Baik <2.000.000 <10 Km-30 Km

Tunjangan Kesehatan 15. Wirausaha Tidak Sesuai Sangat

Baik 2.001.000-3.000.000 <10 Km-30 Km

Tunjangan Kesehatan 16. Wirausaha Tidak Sesuai Cukup

Baik >4.000.000 <10 Km-30 Km

Tunjangan Kesehatan


(46)

2. Menghitung Nilai Utilitas dan Nilai Kepentingan Relatif

Untuk menhitung nilai utilitas dan nilai kepentingan relatif atribut dapat menggunakan 2 cara yaitu :

a). Menggunakan perhitungan manual

b). Menggunakan software SPSS 17.0 dengan program syntax

a). Menggunakan perhitungan manual

sebelum melakukan perhitungan nilai kegunaan taraf atribut, harus diketahui dahulu urutan rating dari masing-masing stimuli dari keseluruhan responden. Namun untuk menduga rating atribut berdasarkan data responden, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan data salah seorang responden, sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Penilaian 1 Orang Responden

No. Bidang Kerja

Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Pekerjaan Reputasi Tempat Kerja Gaji (Rupiah) Lokasi Tempat Kerja Fasilitas Tempat

Kerja Rating

1. Pemerintahan Sesuai Sangat Baik >4.000.000 <10 km-30 km Tunjangan Kesehatan

5

2. Pemerintahan Sesuai Sangat Baik <2.000.000 >30 km Tunjangan Kesehatan

4

3. Pemerintahan Sesuai Cukup Baik 3.001.000-4.000.000 >30 km Pemakaian Inventaris

1

4. Pemerintahan Tidak Sesuai Cukup Baik 2.001.000-3.000.000 >30 km Pemakaian Inventaris

1

5. Pemerintahan Tidak Sesuai Cukup Baik 3.001.000-4.000.000 <10 km-30 km Pemakaian Inventaris

2

6. Pemerintahan Tidak Sesuai Sangat Baik 3.001.000-4.000.000 >30 km Tunjangan Kesehatan

1

7. Non-Pemerintah Sesuai Sangat Baik 3.001.000-4.000.000 <10 km-30 km Pemakaian Inventaris

1

8. Non-Pemerintah Sesuai Sangat Baik 2.001.000-3.000.000 >30 km Pemakaian Inventaris

1

9. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Cukup Baik <2.000.000 >30 km Tunjangan Kesehatan

1

10. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Cukup Baik >4.000.000 <10 km-30 km Tunjangan Kesehatan

3

11. Non-Pemerintah Tidak Sesuai Sangat Baik 2.001.000-3.000.000 >30 km Pemakaian Inventaris

2

12. Wirausaha Sesuai Cukup Baik <2.000.000 <10 km-30 km Pemakaian Inventaris

1

13. Wirausaha Sesuai Cukup Baik >4.000.000 >30 km Pemakaian Inventaris

3

14. Wirausaha Sesuai Sangat Baik <2.000.000 <10 km-30 km Tunjangan Kesehatan

1

15. Wirausaha Tidak Sesuai Sangat Baik 2.001.000-3.000.000 <10 km-30 km Tunjangan Kesehatan

1

16. Wirausaha Tidak Sesuai Cukup Baik >4.000.000 <10 km-30 km Tunjangan Kesehatan


(47)

Selanjutnya, dilakukan pengkodean dengan variabel dummy yang mewakili setiap taraf dari masing-masing atribut. Untuk atribut bidang kerja, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X1 X2

Taraf 1 1 0

Taraf 2 0 1

Taraf 3 0 0

Untuk atribut kesesuaian, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X3

Taraf 1 1

Taraf 2 0

Untuk atribut reputasi, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X4

Taraf 1 1

Taraf 2 0

Untuk atribut gaji, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X5 X6 X7

Taraf 1 1 0 0

Taraf 2 0 1 0

Taraf 3 0 0 1


(48)

Untuk atribut lokasi, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X8

Taraf 1 1

Taraf 2 0

Untuk atribut fasilitas, taraf dari atribut dikodekan sebagai berikut :

Taraf X9

Taraf 1 1

Taraf 2 0

Bentuk pertanyaan dalam kuesioner adalah pada tabel 4.2 dan responden memberikan preferensi mereka atas setiap kombinasi. Preferensi diperoleh dengan mengurutkan kombinasi-kombinasi yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan relatif. Data pada tabel 4.2 akan dikodekan dengan menggunakan variabel dummy, sebagaimana dilakukan pada regresi dengan variabel kuanttitatif. Hasilnya adalah data tabel 4.3.

Tabel 4.3 Pengkodean Data untuk Regresi

No. Kesesuaian Reputasi Gaji Lokasi Fasilitas Preferensi X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Rating

1. 1 0 1 1 1 0 0 1 1 5 2. 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 3. 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4. 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5. 1 0 0 0 0 1 0 1 0 2 6. 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 7. 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 8. 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 9. 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 10. 0 1 0 0 1 0 0 1 1 3 11. 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 12. 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 13. 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 14. 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 15. 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1


(49)

Pada tabel 4.3 adalah data yang sudah ditransformasikan. Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan persamaan regresi linier berganda dengan variabel bebas berupa dummy sebanyak 9 buah.

0 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9

( )

U X

= +

b

b X

+

b X

+

b X

+

b X

+

b X

+

b X

+

b X

+

b X

+

b X

Keterangan :

U(X) : Kegunaan atau utilitas

X1, X2 : Variabel dummy mewakili bagian Bidang X3 : Variabel dummy mewakili bagian Kesesuaian X4 : Variabel dummy mewakili bagian Reputasi X5, X6, X7 : Variabel dummy mewakili bagian Gaji X8 : Variabel dummy mewakili bagian Lokasi X9 :Variabel dummy mewakili bagian Fasilitas

Menentukan b0, b1, b2, … , b9 dapat menggunakan software SPSS sebagai berikut:

• Atribut yang sudah diubah menjadi variabel dummy, selanjutnya diinput ke SPSS Statistics Data Editor.

• Input juga nilai rating di kolom sebelahnya. • Pillih Analyze, Regression, Linear.

• Isi nilai rating sebagai variabel dependent, dan ke-9 variabel dummy sebagai variabel independent(s).


(50)

Tabel 4.4. Koefisien

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Signifikansi

B Std. Error Beta

(Constant) 0,571 1,091 0,524 0,619

b1 2,002 0,642 0,784 3,117 0,021

b2 1,153 0,632 0,432 1,823 0,118

b3 0,403 0,738 0,163 0,546 0,605

b4 0,976 0,687 0,392 1,421 0,205

b5 1,567 0,624 0,549 2,512 0,046

b6 -1,589 0,782 -0,596 -2,033 0,088

b7 -0,775 1,114 -0,245 -0,695 0,513

b8 0,113 0,505 0,046 0,223 0,831

b9 -0,609 0,810 -0,246 -0,752 0,481

Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk memperkirakan nilai utilitas. Harus diperoleh utilitas setiap atribut, setiap atribut memiliki taraf. Dengan diketahuinya kode variabel dummy, setiap taraf dilambangkan terlebih dahulu. Untuk atribut bidang kerja, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh α11 (pemerintahan), α12 (non-pemerintah), α13 (wirausaha). Untuk atribut kesesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh α21 (sesuai), α22 (tidak sesuai). Untuk atribut reputasi tempat kerja, utilitas maing-masing taraf dilambangkan oleh α31 (sangat baik), α32 (cukup baik). Untuk atribut gaji, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh α41 (>Rp 4.000.000), α42 (Rp 3.001.000-Rp 4.000.000), α43 (Rp 2.001.000-Rp 3.000.000), α44 (<Rp 2.000.000). Untuk atribut lokasi tempat kerja, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh α51 (<10 Km – 30 Km), α52 (>30 Km). Untuk atribut fasilitas tempat kerja, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh α61 (tunjangan kesehatan), α62 (pemakaian inventaris). Hubungan setiap koefisien variabel dummy, mewakili perbedaan dalam parth-worth untuk taraf yang bersangkutan dikurangi parth-worth dari taraf dasar.


(51)

• Untuk atribut bidang kerja diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut :

α11 - α13 = b1 (1)

α12 - α13 = b2 (2)

α11+ α12+ α13 = 0 (3)

Dengan menggunakan nilai-nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

α11 - α13 = 2,002 (4)

α12 - α13 = 1,153 (5)

Dari persamaan (4) dan (5) diperoleh persamaan : α11 - α13 = 2,002 α12 - α13 = 1,153 α11 - α12 = 0,849

α11 = 0,849 + α12 (6)

Dari persamaan (3) diperoleh : α11+ α12+ α13 = 0

0,849 + α12 + α12+ α13 = 0 0,849 + 2α12+ α13 = 0

2α12+ α13 = - 0,849 (7)

Dari persamaan (5) dan (7) diperoleh persamaan : α12 - α13 = 1,153 2α12 + α13 = - 0,849

3α12 = 0,301 α12 = 0,101


(52)

Dari persamaan (5) diperoleh persamaan : α12 - α13 = 1,153

0,101 - α13 = 1,153 α13 = 0,101 – 1,153

α13 = -1051 (8)

Dari persamaan (4) diperoleh persamaan : α11 - α13 = 2,002

α11 + 1,051 = 2,002

α11 = 0,951 (9)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut : α11 = 0,951

α12 = 0,101 α13 = - 1,051

• Persamaan untuk atribut kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja :

α21 – α22 = b3 (10)

α21 + α22 = 0 (11)

α21 – α22 = 0,403 (12)

Dari persamaan (11) diperoleh persamaan :

α21 + α22 = 0 α21 = –α22

Dari persamaan (12) diperoleh persamaan : α21 – α22 = 0,403

-α22 – α22 = 0,403 -2α22 = 0,403


(53)

α22 = - 0,202 (13)

Dari persamaan (12) diperoleh persamaan : α21 – α22 = 0,403

α21 = 0,403 – 0,202

α21 = 0,202 (14)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut : α21 = 0,202

α22 = -0,202

• Persamaan untuk atribut reputasi tempat kerja :

α31 – α32 = b4 (15)

α31 + α32 = 0 (16)

α31 – α32 = 0,976 (17)

Dari persamaan (16) diperoleh persamaan : α31 + α32 = 0

α31 = –α32

Dari persamaan (17) diperoleh persamaan : α31 – α32 = 0,976

-α32 – α32 = 0,976 -2α32 = 0,976

α32 = -0,488 (18)

Dari persamaan (17) diperoleh persamaan : α31 – α32 = 0,976

α31 = 0,976 – 0,488

α31 = 0,488 (19)


(54)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut : α31 = 0,488

α32 = - 0,488

• Persamaan untuk atribut gaji sebagai berikut :

α41 – α44 = b5 (20)

α42 – α44 = b6 (21)

α43 – α44 = b7 (22)

α41+ α42+ α43 + α44 = 0 (23)

α41 – α44 = 1,567 (24)

α42 – α44 = -1,589 (25)

α43 – α44 = -0,775 (26)

Dari persamaan (24) dan (25) diperoleh persamaan :

α41 – α44 = 1,567 α42 – α44 = -1,589

α41 – α42 = 3,156

α41 – α42 = 3,156 (27)

Dari persamaan (25) dan (26) diperoleh persamaan : α42 – α44 = -1,589 α43 – α44 = -0,775 α42 – α43 = -0,814

α42 – α43 = -0,814 (28)

Dari persamaan (27) dan (28) diperoleh persamaan :

α41 – α42 = 3,156 α42 – α43 = -0,814


(55)

α41 – α43 = 3,97

Dari persamaan (23) diperoleh persamaan : α41+ α42+ α43 + α44 = 0

3,97 + α43 – 0,814 + α43+ α43 + α44 = 0 3,156 + 3α43+ α44 = 0

3α43+ α44 = -3,156

α44 = -3,156 - 3α43 (29)

Dari persamaan (26) diperoleh persamaan : α43 – α44 = -0,775

α43 – (-3,156 - 3α43) = -0,775 4α43 + 3,156 = -0,775

4α43 = -3,931 (30)

α43 = -0,982

Dari persamaan (26) diperoleh persamaan : α43 – α44 = -0,775

α44 = -0,982 + 0,775

α44 = -0,207 (31)

Dari persamaan (28) diperoleh persamaan :

α42 – α43 = -0,814 α42 = -0,814 – 0,982 α42 = -1,796

Dari persamaan (27) diperoleh persamaan : α41 – α42 = 3,156

α41 = 3,156 – 1,796

α41 = 1,36 (32)


(56)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut : α41 = 1,36

α42 = -1,796 α43 = -0,982 α44 = -0,207

• Persamaan untuk atribut lokasi tempat kerja :

α51 – α52 = b8 (33)

α51 + α52 = 0 (34)

α51 – α52 = 0,113 (35)

Dari persamaan (34) diperoleh persamaan :

α51 + α52 = 0 α51 = –α52

Dari persamaan (35) diperoleh persamaan : α51 – α52 = 0,113

-α52 – α52 = 0,113 -2α52 = 0,113

α52 = -0,056 (36)

Dari persamaan (35) diperoleh persamaan : α51 – α52 = 0,113

α51 = 0,113 – 0,056

α51 = 0,056 (37)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut :

α51 = 0,056 α52 = -0,056


(57)

• Persamaan untuk atribut fasilitas tempat kerja :

α61 – α62 = b9 (38)

α61 + α62 = 0 (39)

α61 – α62 = -0,609 (40)

Dari persamaan (39) diperoleh persamaan : α61 + α62 = 0

α61 = –α62

Dari persamaan (40) diperoleh persamaan : α61 – α62 = -0,609

-α62 – α62 = 0,609 -2α62 = 0,609

α62 = -0,3045 (41)

Dari persamaan (40) diperoleh persamaan :

α61 – α62 = 0,609 α61 = 0,609 – 0,304

α61 = 0, 3045 (42)

Sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikut : α61 = 0,3045

α62 = -0,3045

Utilitas setiap taraf disajikan pada tabel 4.5. Melalui taraf-tarafnya dapat dihitung tingkat kepentingan tiap atribut, diketahui bahwa tingkat kepentingan atribut adalah selisih utilitas tertinggi dan terendah. Seperti yang dinyatakan pada persamaan berikut :


(58)

Tingkat kepentingan setiap atribut adalah : Bidang (I1) = 0,951 – (-1,051) = 2,002 Kesesuaian (I2) = 0,202 – (-0,202) = 0,404 Reputasi (I3) = 0,488 – (-0,488) = 0,976 Gaji (I4) = 1,36 – (-1,796) = 3,156 Lokasi (I5) = 0,056 – (-0,056) = 0,112 Fasilitas (I6) = 0,305 – (-0,305) = 0,61

Dengan tingkat kepentingan atribut tersebut dapat diketahui urutan atribut berdasarkan tingkat kepentingan, tetapi jika diubah menjadi tingkat kepentingan relatif (bobot) dengan rumus :

=

� � �=1

1

1

m

i i

W

=

=

Dengan rumus diatas maka bobot setiap atribut adalah :

Bidang (W1) = 2, 002 2, 002 0, 276

2, 002+0, 404+0, 976+3,156+0,112+0, 61= 7, 26 =

Kesesuaian (W2) = 0, 404 0, 404 0, 056

2, 002+0, 404+0, 976+3,156+0,112+0, 61= 7, 26 =

Reputasi (W3) = 0, 976 0, 976 0,134

2, 002+0, 404+0, 976+3,156+0,112+0, 61= 7, 26 =

Gaji (W4) = 3,156 3,156 0, 435

2, 002+0, 404+0, 976+3,156+0,112+0, 61= 7, 26 =

Lokasi (W5) = 0,112 0,112 0, 015

2, 002+0, 404+0, 976+3,156+0,112+0, 61= 7, 26 =

Fasilitas (W6) = 0, 61 0, 61 0, 084


(59)

Tabel 4.5 Hasil Metode Full Profile

Atribut

Taraf Tingkat

Kepentingan

Deskripsi Utilitas Skor Bobot

Lambang Skor

Bidang

Pemerintahan α11 0,951

2,002 0,276 Non-Pemerintah α12 0,101

Wirausaha α13 -1,051

Kesesuaian Sesuai α21 0,202 0,404 0,056

Tidak Sesuai α22 -0,202

Reputasi Sangat Baik α31 0,488 0,976 0,134

Cukup Baik α32 -0,488

Gaji

>Rp4.000.000 α41 1,36

3,156 0,435 Rp3.001.000-Rp4.000.000 α42 -1,796

Rp2.001.000-Rp3.001.000 α43 -0,982 <Rp2.000.000 α44 -0,207

Lokasi <10 Km-30 Km α51 0,056 0,112 0,015

>30 Km α52 -0,056

Fasilitas Tunjangan Kesehatan α61 0,305 0,61 0,084 Penggunaan Inventaris α62 -0,305

2). Menggunakan software SPSS 17.0 dengan program syntax

Hasil perhitungan dari data seorang responden tersebut dengan menggunakan SPSS dapat dilihat sebagai berikut :


(60)

Tabel 4.6. Nilai Utilitas 1 Orang Responden

Atribut Taraf Utility

Estimate

Std. Error

Bidang

Pemerintahan 0,951 0,353

Non Pemerintah 0,101 0,326

Wirausaha -1,051 0,373

Kesesuaian Sesuai 0,202 0,382

tidak sesuai -0,202 0,382

Reputasi Sangat Baik 0,488 0,384

Cukup Baik -0,488 0,384

Gaji

>Rp4.000.000 1,36 0,541 Rp3.001.000-Rp4.000.000 -1,796 0,490 Rp2.001.000-Rp3.001.000 -0,982 0,655 <Rp2.000.000 -0,207 0,533

Lokasi <10 Km-30 Km 0,056 0,252

>30 Km -0,056 0,252

Fasilitas Tunjangan Kesehatan 0,305 0,437 Penggunaan Inventaris -0,305 0,437

Constant 1,739 0,206

Tabel 4.7 Nilai Kepentingan Relatif 1 orang responden

Atribut NPR

Bidang 27,600%

Kesesuaian 5,600%

Reputasi 13,400%

Gaji 43,500%

Lokasi 1,500%


(61)

Dan untuk perhitungan utilitas dan nilai kepentingan atribut keseluruhan responden dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.8. Nilai Utilitas Keseluruhan Responden

Atribut Taraf Utility

Estimate Std. Error

Bidang

Pemerintahan 0,282 0,231

Non Pemerintah 0,056 0,214

Wirausaha -0,337 0,245

Kesesuaian Sesuai 0,065 0,251

Tidak Sesuai -0,065 0,251

Reputasi Sangat Baik 0,034 0,252

Cukup Baik -0,034 0,252

Gaji

>Rp4.000.000 0,420 0,355

Rp3.001.000-Rp4.000.000 -0,243 0,321

Rp2.001.000-Rp3.001.000 -0,267 0,429

<Rp2.000.000 0,090 0,350

Lokasi <10 km-30 km 0,052 0,165

>30 km -0,052 0,165

Fasilitas Tunjangan Kesehatan -0,035 0,287

Penggunaan Inventaris 0,035 0,287

(Constant) 2,863 0,135

Tabel 4.9. Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden

Atribut NPR

Bidang 21.509% Kesesuaian 13.243% Reputasi 11.944%

Gaji 31.025%

Lokasi 9.162%


(62)

Analisis :

• BIDANG. Karena nilai utilitas untuk Pemerintahan dan Non-Pemerintah adalah positif, dengan angka untuk bidang Pemerintahan lebih tinggi; maka secara umum responden lebih suka dengan pekerjaan di Bidang Pemerintahan.

• KESESUAIAN. Karena nilai utilitas untuk latar belakang pendidikan yang Sesuai dengan bidang kerja adalah positif, maka secara umum responden lebih suka dengan pekerjaan yang memiliki latar belakang pendidikan Sesuai dengan bidang kerjanya.

• REPUTASI. Karena nilai utilitas untuk Sangat Baik adalah positif, maka secara umum responden lebih suka dengan pekerjaan yang memiliki reputasi yang Sangat Baik.

• GAJI. Karena nilai utilitas untuk gaji sebesar > Rp4.000.000 adalah positif, maka secara umum responden lebih suka dengan gaji sebesar > Rp4.000.000. • LOKASI. Karena nilai utilitas untuk < 10 Km - 30 Km adalah positif, maka

secara umum responden lebih suka dengan pekerjaan yang memiliki lokasi yang lebih dekat dari tempat tinggalnya.

• FASILITAS. Karena nilai utilitas untuk Penggunaan Inventaris adalah positif, maka secara umum responden lebih suka dengan pekerjaan yang mengizinkan menggunakan inventaris kantor.

• Dari FAKTOR IMPORTANCE, secara umum responden menganggap Gaji adalah faktor terpenting dalam memilih suatu pekerjaan yakni sebesar 31,025%. Kemudian faktor Lokasi dianggap tidak terlalu penting dalam memillih suatu pekerjaan yakni sebesar 9,162%.


(63)

Gambar 4.1 Diagram Nilai Kepentingan Relatif Full Profile

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atribut paling penting adalah gaji dengan bobot 0,31. Gaji yang dipilih responden adalah > Rp4.000.000 (skor 0,420) dibanding dengan <Rp2.000.000 (skor 0,090), Rp3.001.000-Rp4.000.000 (skor -0,243) dan Rp2.001.000-Rp3.000.000 (skor -0,267). Dalam hal bidang kerja, utilitas paling tinggi adalah pemerintahan (skor 0.282) dibandingkan dengan non-pemerintah (skor 0.056) dan wirausaha (skor -0,337). Responden lebih menyukai pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan (skor 0,065) dibanding yang tidak sesuai (skor -0,065). Pekerjaan yang paling disukai responden adalah yang memiliki fasilitas penggunaan inventaris (skor 0.035) dibanding dengan fasilitas tunjangan kesehatan (skor -0,035). Responden lebih menyukai tempat kerja yang memiliki reputasi sangat baik (skor 0,034) dibanding yang cukup baik (skor -0,034). Lokasi tempat kerja yang disukai responden adalah yang berjarak <10 km-30 km (skor 0.052) dibanding dengan yang berjarak >30 km (skor -0,052).

Bidang 21,509%

Kesesuaian 13,243% Reputasi

11,944% Gaji

31,025% Lokasi 9,162%

Fasilitas 13,118%


(1)

LAMPIRAN 3. Output Nilai 1 Orang Reponden Berdasarkan SPSS

Utilities

Utility Estimate Std. Error

BIDANG Pemerintahan .951 .353

Nonpemerintah .101 .326

Wirausaha -1.051 .373

SESUAI Sesuai .202 .382

tidak sesuai -.202 .382

REPUTASI sangat baik .488 .384

cukup baik -.488 .384

GAJI > 4.000.000 1.36 .541

3.001.000 - 4.000.000 -1.796 .490

2.001.000-3.000.000 -.982 .655

< 2.000.000 -.207 .533

LOKASI < 10 km - 30 km .056 .252

> 30 km -.056 .252

FASILITY tunjangan kesehatan -.305 .437

Inventaris .305 .437

(Constant) 1.739 .206


(2)

Importance Values

BIDANG 27.600

SESUAI 5.600

REPUTASI 13.400

GAJI 43.500

LOKASI 1.500

FASILITY 8.400

Correlationsa

Value Sig.

Pearson's R .914 .000

Kendall's tau .673 .000 a. Correlations between observed and estimated preferences


(3)

LAMPIRAN 4. Output Nilai Keseluruhan Reponden Berdasarkan SPSS

Overall Statistics

Utilities

Utility Estimate Std. Error

BIDANG Pemerintahan .282 .231

Nonpemerintah .056 .214

Wirausaha -.337 .245

SESUAI Sesuai .065 .251

tidak sesuai -.065 .251

REPUTASI sangat baik .034 .252

cukup baik -.034 .252

GAJI > 4.000.000 .420 .355

3.001.000 - 4.000.000 -.243 .321

2.001.000-3.000.000 -.267 .429

< 2.000.000 .090 .350

LOKASI < 10 km - 30 km .052 .165

> 30 km -.052 .165

FASILITY tunjangan kesehatan -.035 .287

Inventaris .035 .287

(Constant) 2.863 .135


(4)

Importance Values

BIDANG 21.509

SESUAI 13.243

REPUTASI 11.944

GAJI 31.025

LOKASI 9.162

FASILITY 13.118 Averaged Importance Score

Correlationsa

Value Sig.

Pearson's R .681 .002

Kendall's tau .343 .032 a. Correlations between observed and estimated preferences


(5)

(6)