Hasil Pengujian Asumsi Klasik

90 Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig Pajak Reklame 0,196 6 0,200 Pajak Hiburan 0,166 6 0,200 Pajak Asli Daerah 0,135 6 0,200 Sumber : Lampiran 3 Dari tabel 4.6. di atas dapat diketahui bahwa variabel pajak reklame X 1 , pajak hiburan X 2 serta Pendapatan Asli Daerah Y secara keseluruhan memiliki nilai kolmogorov smirnov dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa datanya berdistribusi normal.

4.3.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

4.3.2.1.Hasil Pengujian Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda, ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali 2006: 100. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda diketahui nilai Durbin Watson adalah 2,167 lampiran 4 dan berdasarkan pedoman regresi untuk mendeteksi autokorelasi angka dengan keputusan untuk mendeteksi autokorelasi du d 4 – du dan nilai Durbin Watson terletak diantara 1,4 2,167 2,6 sehigga dapat diputuskan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 91 4.3.2.2.Hasil Pengujian Multikolinieritas Multikoliner adalah terjadinya hubungan antar variabel bebas dalam persamaan regresi linier berganda. Pendeteksian adanya multikolinier dengan Mengetahui nilai ”pembengkakan varians” atau Varians inflation Factor VIF. Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas : Tabel 4.7. Hasil Pengujian Multikolinieritas No Variabel Tolerance VIF Keterangan 1 2 Pajak Reklame X 1 Pajak Hiburan X 2 0,108 0,108 9,516 9,516 Non Multikolinier Non Multikolinier Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengujian diatas diketahui bahwa nilai VIF adalah 9,516 yang berarti 10 maka dapat diputuskan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. 4.3.2.3.Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Heterokedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak mempunyai heterokedastisitas. Dalam asumsi klasik, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah varian dan komponen pengganggu dianggap konstan dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain, anggapan ini dikenal sebagai heterokedastisitas. Situasi atau gejala yang terjadi tersebut disebut gejala heterokedastisitas. Identifikasi heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi rank Spearman. Berikut ini hasil heteroskedastisitas: 92 Tabel 4.8. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi Keterangan 1. 2. Pajak Reklame X 1 Pajak Hiburan X 2 0,143 0,143 0,787 0,787 Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 5 Tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi untuk masing- masing variabel bebasnya di atas 0,5 dapat diputuskan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda