92
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
No Variabel
Nilai mutlak dari residual
Taraf Signifikansi
Keterangan
1. 2.
Pajak Reklame X
1
Pajak Hiburan X
2
0,143 0,143
0,787 0,787
Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas
Sumber : Lampiran 5 Tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi untuk masing-
masing variabel bebasnya di atas 0,5 dapat diputuskan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Tabel 4.9. Pengujian Regresi Linier Berganda
Unstandizerd Coefisients Standizerd
Coefisients
Model B Std
Error Beta
1 Constant 84249724553,55
12273926423 Pajak Reklame
0,749 0,639
0,161 Pajak Hiburan
13,358 2,181
0,843 Sumber: Lampiran 4
Y = 84249724553,55 + 0,749 X
1
+ 13,358 X
2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
β =
84249724553,55 Nilai konstanta sebesar 84249724553,55 menunjukkan apabila
variabel Pajak Reklame X
1
dan Pajak Hiburan sebesar nol atau
93
konstan, maka besarnya nilai Pendapatan Asli Daerah adalah 84249724553,55.
β
1
= 0,749
Koefisien regresi untuk Pajak Reklame X
1
sebesar 0,749. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari Pajak
Reklame X
1
terhadap Pendapatan Asli Daerah Y, yang artinya apabila Pajak Reklame X
1
mengalami peningkatan sebesar Rp. 1 maka nilai Pendapatan Asli Daerah Y akan meningkat sebesar
Rp. 0,749, demikian pula sebaliknya, apabila Pajak Reklame X
1
mengalami penurunan sebesar Rp. 1 maka nilai Pendapatan Asli Daerah Y akan menurun sebesar Rp. 0,749 dengan asumsi bahwa
pajak hiburan yang lain adalah konstan.
β
2
= 13,358
Koefisien regresi untuk Pajak Hiburan X
2
sebesar 13,358. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari Pajak
Hiburan X
2
terhadap Pendapatan Asli Daerah Y, yang artinya apabila Pajak Hiburan X
2
mengalami peningkatan sebesar Rp. 1 maka nilai Pendapatan Asli Daerah Y akan meningkat sebesar
Rp. 13,358. Demikian sebaliknya apabila Pajak Hiburan X
2
mengalami penurunan sebesar Rp. 1 maka nilai Pendapatan Asli Daerah Y akan menurun sebesar Rp. 13,358 dengan asumsi
bahwa pajak reklame yang lain adalah konstan.
94
4.3.4. Uji Kecocokan Model
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh variabel X
1
dan X
2
terhadap Y digunakan uji F. berikut hasil uji F seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.10. Hasil Uji F
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig
1 Regerssion 3,010
2 1,507
249,476 0,000
Residual 1,812
3 6,041
Total 3,032 5
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui nilai F
yaitu sebesar 249,476 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian jika tingkat signifikan 0,05 dan nilai F lebih besar dari 4 maka
H ditolak
dan H
1
diterima oleh karena itu model regresi yang dihasilkan cocok, yaitu Y
= 84249724553,55 + 0,749 X
1
+ 13,358 X
2
. 4.3.5.
Hasil Uji t
Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t. Berikut ini hasil uji
t seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11. Hasil Uji t
Correlations Model t
Sig Zero-order Partial
Part
1 Constant 6,854
0,006 Pajak Reklame
1,171 0,326
0,959 0,560
0,052 Pajak Hiburan
6,123 0,009
0,996 0,962
0,273 Sumber : lampiran 4
95
Sedangkan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dijelaskan
sebagai berikut : 1.
Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Nilai koefisien korelasi parsial r Pajak Reklame adalah sebesar
0,560, yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara pajak reklame dengan pendapatan asli daerah. Sedangkan nilai koefisien
determinasi atau pengaruh parsial r
2
Pajak Reklame adalah sebesar 0,560
2
= 0,3136 atau 31,36. Hal ini berarti Pajak Reklame mampu menjelaskan variasi perubahan terhadap Pendapatan Asli Daerah
sebesar 31,36. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 1,171 dengan taraf signifikan sebesar 0,326, karena taraf signifikan yang
diperoleh lebih besar dari 0,05, maka Pajak Reklame tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
2. Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Nilai koefisien korelasi parsial r Pajak Hiburan adalah sebesar 0,962, yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara pajak hiburan
dengan pendapatan asli daerah. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh parsial r
2
Pajak Hiburan adalah sebesar 0,962
2
= 0,9254 atau 92,54. Hal ini berarti Pajak hiburan mampu
menjelaskan variasi perubahan terhadap Pendapatan Asli Daerah
96
sebesar 92,54. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 6,123 dengan taraf signifikan sebesar 0,009, karena taraf signifikan yang
diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka Pajak Hiburan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
4.4. Pembahasan