menyerang ikan dari berbagai umur. Protozoa pada ikan dapat ditemukan di sirip, kulit, insang, rongga mulut dan saluran pencernaan Kabata, 1985.
Salah satu Protozoa yang paling sering menginfeksi ikan adalah Trichodina dan Icthyophthirius. Menurut Rukyani 1990, ciri Trichodina yang
paling dominan adalah dari tipe pergerakkannya yang berputar-putar menyerupai piring terbang karena mempunyai dentikel dan alat gerak berupa cilia.
Menurut Kabata 1985, pada Trichodina terdapat attachment disc yang berfungsi untuk menempel pada inang. Bentuk dan ukuran sel, bentuk dan jumlah
dentikel, serta lingkaran silia merupakan dasar untuk mengidentifikasi spesies ini. Selain Trichodina, ada juga parasit yang dapat menyebabkan penyakit
white spot atau bercak putih. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Ichtyoptirius yang menginfeksi kulit, insang, dan mata. Parasit ini dapat menyebabkan erupsi
berat pada kulit yang kadang dapat menyebabkan kematian inang Noble and Noble, 1989.
2.3.3. Copepoda
Kabata 1985, mengatakan bahwa lebih dari 1500 spesies Copepoda merupakan parasit ikan air tawar, ada 4 genus yang biasa dijumpai pada ikan air tawar di Asia
Tenggara, yaitu Learnea, Caligus, Ergasilus dan Lamproglena. Parasit yang sering menyerang ikan adalah Caligus dan Learnea. Menurut
Sasanti 2000, family Caligidae Caligus memiliki bagian cephalothoraks pipih dorsoventral dengan permukaan ventral cekung dan permukaan dorsal cembung.
Antena ke 2 dan maksilliped dilengkapi kuku yang tajam untuk mengait pada inang. Sedangkan menurut Dana et al.,1994, Learnea memiliki ciri-ciri tubuh
yang tidak beruas, parasit ini sangat merugikan usaha budidaya ikan air tawar dikarenakan ukurannya yang relatif besar.
2.3.4. Nematoda
Menurut Kabata 1985, Nematoda berbentuk silindris, filiformis dan ditutupi oleh kutikula yang fleksibel. Dasar identifikasi yang penting adalah bentuk kepala
dan mulut.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tubuh Nematoda tidak bersekat-sekat, cacing ini juga memiliki sistem pencernaan yang lengkap darimulut sampai ke anus. Salah satu cacing
Nematoda yang sering dijumpai adalah Anisakis sp. sebagai penyebab penyakit Anisakiasis Noble and Noble, 1989.
2.4. Prevalensi Parasit
Untuk mengetahui tingkat infeksi atau serangan parasit dalam populasi inang dikenal istilah prevalensi, intensitas dan kelimpahan parasit Yuliartati, 2011.
Menurut Fernando et al.,1972, prevalensi menggambarkan persentase ikan yang terinfeksi oleh parasit tertentu dalam populasi ikan, intensitas menggambarkan
jumlah parasit tertentu yang ditemukan pada ikan yang diperiksa dan terinfeksi, sedangkan kelimpahan rata-rata adalah jumlah rata-rata parasit tertentu yang
ditemukan dalam populasi pada ikan baik yang terinfeksi maupun tidak. Peningkatan kemampuan perkembangbiakan parasit akan meningkatkan
prevalensi parasit pada tubuh hospes. Hal ini dapat memacu peningkatan perkembangbiakan parasit yang dapat merugikan inang. Penyakit pada ikan dapat
mengakibatkan kerugian terhadap investasi dan juga berdampak negatif pada perkembangan budidaya perikanan suatu daerah Ramadan et al., 2012.
Prevalensi parasit dipengaruhi oleh ukuran ikan, perubahan musim dan aktivitas pemeliharaan ikan. Perubahan umur ikan menyebabkan perubahan pada
ukuran ikan, perubahan morfologi, perubahan fisiologi dan perubahan ekologi dari ikan, hal ini menyebabkan pola hubungan prevalensi dan ukuran ikan ini
berbeda-beda pada tiap jenis ikan Ohoilum, 2002.
2.5. Kualitas Air
Kualitas air adalah suatu batasan yang digunakan untuk menjelaskan seluruh sifat- sifat kimia, fisika dan biologi air. Ketiga sifat parameter kualitas air tersebut
sangat mempengaruhi kehidupan organism perairan, khususnya sektor perikanan. Pengaruh perubahan kualitas air dalam jangka waktu cepat ataupun lama akan
mempengaruhhi kelangsungan hidup ikan dalam perairan terbuka maupun tertutup BKIPM, 2011.
Universitas Sumatera Utara