7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Astuti 2006 dan penelitian yang dilakukan oleh Eka Ulfa Rujiantika 2009. Penelitian Dwi Astuti 2006 berjudul
“Penggunaan Konjungsi Intrakalimat dalam Paragraf Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wonosari,
Gunungkidul, Yogyakarta Tahun Ajaran 20052006 ”. Tujuan penelitian ini
adalah: 1 mendeskripsikan jenis-jenis konjungsi intrakalimat yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta Tahun
Ajaran 20052006 dalam melengkapi paragraf, 2 mendeskripsikan jenis-jenis konjungsi intrakalimat yang salah digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta Tahun Ajaran 20052006 dalam melengkapi paragraf.
Adapun hasil penelitiannya: 1 jenis-jenis konjungsi intrakalimat yang digunakan oleh siswa dalam paragraf yaitu; konjungsi intrakalimat koordinatif,
konjungsi intrakalimat korelatif dan konjungsi intrakalimat subordinatif, 2 kon- jungsi intrakalimat yang salah digunakan siswa dalam paragraf yaitu; konjungsi
intrakalimat koordinatif ada 13,89, konjungsi intrakalimat korelatif ada 1,57 dan konjungsi intrakalimat subordinatif ada 10,14.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Ulfa Rujiantika 2014 berjudul “Penggunaan Konjungsi dalam Kolom Politik-Ekonomi Kompas edisi Januari-
April 2013 ”. Tujuan penelitian ini adalah: 1 memperoleh deskripsi yang lengkap
mengenai jenis konjungsi intrakalimat dalam kolom Politik-Ekonomi Kompas edisi Januari-April 2013, 2 memperoleh deskripsi yang memadai tentang fungsi
konjungsi intrakalimat sebagai penanda pertalian makna karena penggunaan konjungsi bahasa Indonesia dalam kolom Politik-Ekonomi Kompas edisi Januari-
April 2013, dan 3 memperoleh deskripsi yang memadai tentang ketepatan pemakaian konjungsi intrakalimat dalam bahasa Indonesia pada kolom Politik-
Ekonomi Kompas edisi Januari-April 2013. Adapun hasil penelitiannya: 1 jenis konjungsi intrakalimat meliputi,
konjungsi subordinatif, konjungsi koordinatif, dan konjungsi korelatif, 2 peng- gunaan konjungsi bahasa Indonesia dalam kolom Politik-Ekonomi Kompas edisi
Januari-April 2013 berfungsi sebagai penanda makna penjumlahan, pertentangan, pemilihan, cara, alat, pengandaian, waktu, perbandingan, contoh, sebab, dan
kosesif. Fungsi konjungsi sebagai penanda atributif, 3 pemakaian konjungsi intrakalimat dalam bahasa Indonesia pada sebagian besar kalimat dalam kolom
Politik-Ekonomi sudah tepat, namun ada beberapa penggunaan konjungsi yang kurang tepat. Penggunaan konjungsi yang kurang tepat meliputi penempatan
konjungsi, pemilihan konjungsi, penggunaan konjungsi ganda, pemborosan penggunaan konjungsi, dan penggunaan konjungsi tidak baku. Ketidaktepatan
penggunaan konjungsi yang banyak ditemukan adalah ketidaktepatan penempatan konjungsi.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama mengkaji konjungsi. Perbedaannya, Dwi Astuti 2006
meneliti konjungsi intrakalimat dalam paragraf siswa dan mengkaji penggunaan konjungsi intrakalimat, sedangkan penelitian ini lebih mengkaji penggunaan
konjungsi intrakalimat dan antarkalimat dalam kolom Tajuk surat kabar Harian Jogja edisi November tahun 2015.
P enelitian Eka Ulfa Rujiantika 2014 yang berjudul “Penggunaan
Konjungsi dalam Kolom Politik-Ekonomi Kompas edisi Januari-April 2013 ”
meneliti penggunaan konjungsi dalam kolom Politik-Ekonomi. Kedua penelitian terdahulu di atas memberikan gambaran bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti masih relevan untuk diteliti lebih lanjut karena sering kali pada pemakaian konjungsi terdapat kesalahan. Keterkaitan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan kedua penelitian di atas bahwa yang menjadi subjek penelitian sama-sama berupa konjungsi dalam suatu wacana. Selain itu, penelitian
ini akan mendeskripsikan pemakaian konjungsi pada surat kabar Harian Jogja edisi November tahun 2015, dan menemukan kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi.
2.2 Konjungsi Kata Penghubung