menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain, contoh; Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol.
2.2.2 Rangkuman
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konjungsi dapat dilihat dari empat sisi, yaitu dari sifat, fungsi, posisi, dan perilaku sintaksisnya. Jika dilihat
dari sifat dapat dibedakan menjadi dua yaitu 1 konjungsi koordinatif dan 2 konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat atau setara, yakni klausa inti dengan klausa inti atau klausa bawahan dengan klausa bawahan.
Konjungsi koordinatif selalu terletak di antara klausa yang dihubungkan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah
konstituen yang kedudukannya tidak sederajat atau tidak setara, maksudnya menghubungkan klausa inti dengan klausa bawahan. Ada atasan dan ada
konstituen bawahan. Apabila dilihat dari jenis, dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1 konjungsi
yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat atau setara dan 2 konjungsi yang menghubungkan klausa dengan klausa yang
kedudukannya tidak sederajat atau tidak setara. Apabila dilihat dari posisi, dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1 konjungsi intra-kalimat dan 2 konjungsi ekstra-
kalimat. Konjungsi intra-kalimat adalah konjungsi yang ada pada satu kalimat. Konjungsi antarkalimat atau ekstra-kalimat adalah konjungsi pada kalimat yang
berbeda atau antarparagraf. Apabila dilihat dari perilaku sintaksis dalam kalimat, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu 1 konjungsi koordinatif, 2 konjungsi
korelatif, 3 konjungsi subordinatif, dan 4 konjungsi antarkalimat. Konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang
sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Contoh: Dia mencari saya dan adik saya.
Konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas
dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Contoh: Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok. Konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau
lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat.
Contoh: Hari ini dia tidak masuk kantor karena sakit. Selain ketiga konjungsi itu ada pula konjungsi antarkalimat, yaitu konjungsi yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Contoh: Pak Darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga
mengidap tekanan darah tinggi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam konjungsi dapat dibedakan atau dilihat dari empat sisi yang berbeda. Pada dasarnya pendapat
mengenai macam-macam konjungsi hampir sama. Konjungsi lebih cenderung dibedakan menjadi konjungsi setara atau sederajat dan konjungsi tidak setara atau
tidak sederajat. Jadi dapat disimpulkan dari pendapat Alwi yang lebih lengkap bahwa 1 konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan kata atau
klausa yang sederhana, 2 konjungsi korelatif adalah konjungsi yang membentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
frasa atau kalimat, 3 konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang membentuk anak kalimat, dan 4 konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang berfungsi
merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri- sendiri.
2.2.3 Fungsi Konjungsi