85 Schmutzer yang terus ingin mengembangkan kebudayaan Jawa serta
menunjukkan bahwa inkulturasi gereja tidaklah pernah mati
6
.
Selain bangunan gereja utama yang diperbaiki, panita juga merancang pembangunan fasilitas lainnya yang menunjang peziarahan di Ganjuran.
Bangunan pendapa di sisi Utara dan Selatan gereja yang tidak mengalami kerusakan kemudian tetap digunakan. Kedua bangunan itu dipindahkan ke sisi
selatan gereja. Fungsi dan bahan dari pendapa tersebut tetaplah sama, yakni sebagai tempat peristirahatan para peziarah yang datang ke Ganjuran.
Gb. 44. Pendapa pindahan dari pendapa lama yang aman dari gempa, terletak di sisi Selatan gereja.
Sumber: Dokumen Pribadi
C. Bentuk dan Filosofi Bangunan Gereja Baru
Masyarakat Jawa mengenal bangunan joglo sebagai bangunan yang megah namun hanya bisa dimiliki oleh orang kaya atau orang-orang terpandang seperti
raja, bangsawan, bupati, kepala desa, dsb
.
Secara fungsional bangunan ini dapat menampung orang dalam jumlah yang banyak karena tidak memiliki sekat antar
6
Wawancara dengan Bapak Siwi, loc.cit.
86 bagian bangunan, cocok sebagai tempat pertemuan besar
.
Susunan rumah tradisional yang dimiliki oleh bangsawan Jawa zaman dahulu, biasanya dibagi
menjadi tiga bagian
.
Pertama, ruang depan yang berfungsi sebagai ruang pertemuan atau yang biasa disebut pendhapa. Kedua, ruang tengah atau ruang
yang dipakai untuk mengadakan tontonan wayang kulit yang disebut pringgitan. Ketiga, ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang
keluarga
.
Dalam omah jero terdapat tiga buah senthong kamar yaitu senthong kiwa, senthong tengah petanen dan senthong kanan
.
7
Gb. 45. Sketsa disain gereja dengan Ruang Adorasi di sisi Barat gereja. Sumber: Perancangan, Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran
Bagi umat Katolik ruangan yang dimaksud omah jero atau senthong merupakan bagian yang paling suci. Senthong tengah biasa digunakan sebagai
tempat tabernakel atau tahta Allah atau Yesus. Bagi masyarakat Jawa pada umumnya, senthong tengah digunakan sebagai tempat penyimpanan beras.
8
Berdasarkan filosofinya, Dewi Sri atau dewi kesuburan, dewi padi, selalu
7
H.J. Wibowo, dkk, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, 1998, Jakarta : CV. Pialamas Permai, hlm. 61.
8
Ibid., hlm. 63.
87 memberikan kesuburan bagi tanah garapan dan kemakmuran bagi masyarakat
Jawa. Oleh sebab itu, beras ditempatkan di ruangan istimewa dalam sebuah rumah. Di gereja Ganjuran, tempat yang sakral atau senthong tengah pun
digunakan sebagai tempat tabernakel, persemayaman tubuh Yesus dalam rupa roti dan anggur. Untuk bagian altar di gereja terletak di depan tabernakel atau
senthong tengah.
Gb. 46. Gereja Ganjuran tampak depan. Sumber: Dokumen Pribadi
Terdapat tiga area penting di dalam gereja Ganjuran, area tersebut yakni, area panti imam, area panti umat dan area gamelan. Area panti imam merupakan
area paling penting dan paling sakral karena di area ini terdapat tabernakel yang di dalamnya terdapat Hosti. Area panti umat merupakan area dimana umat
mengikuti proses ekaristi. Panti umat merupakan area paling luas di dalam gereja. Area gamelan merupakan area dimana alat-alat gamelan diletakkan dan dimainkan
oleh pemain gamelan untuk mengiringi lagu selama perayaan ekaristi. Bagian terpenting dari suatu gereja yakni adanya sebuah altar untuk Pastor
memimpin ekaristi dan tabernakel untuk menempatkan hosti perlambang tubuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88 Yesus
.
Di bangunan gereja baru ini, altar terletak di sisi utara menghadap ke selatan, tepat berhadapan langsung dengan jalan masuk utama gereja
.
Altar dan tabernakel merupakan salah satu bagian penting gereja yang aman dari gempa
yang melanda
.
Sewaktu belum terjadi gempa, meja altar gereja menggunakan ornamen dan hiasan yang sederhana seperti kain putih serta bunga, namun meja
altar baru menggunakan kayu yang diukir dengan diberi warna emas dan hijau yang menjadi warna liturgi
.
Kain putih digunakan untuk melapisi altar pada gereja lama dan di sekelilingnya dihiasi bunga altar
.
Sedangkan meja altar pada gereja baru dilapisi kain putih, dihiasi rangkaian bunga altar, dan ada tambahan ornamen
dengan ukiran burung pelikan yang memberikan makan kepada anak- anaknya
.
Gb. 47. Altar Gereja Ganjuran lama dengan ornamen yang sederhana. Sumber: www.google.com
Gb. 48. Altar Gereja Ganjuran baru dengan ornamen yang lebih mewah dan megah. Sumber: Dokumen Pribadi
Seperti gereja pada umumnya di Indonesia, di sisi kiri dan kanan altar terdapat patung Yesus Kristus dan Bunda Maria
.
Patung Yesus terletak di sebelah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89 kiri altar sedangkan patung Maria terletak di sebelah kanan altar
.
Patung Yesus dan Maria di gereja Ganjuran menggambarkan mereka sebagai raja Jawa
.
Di bagian senthong kiwa gereja Ganjuran diletakan patung Sang Kristus Hati Kudus
dengan pakaian Raja Jawa Klasik yang sebelum gempa terdapat di sebelah utara altar gereja atau di kiri altar lihat halaman 63
.
Sedangkan di senthong kanan terdapat patung Dyah Mariyah Ibu Ganjuran yang menggambarkan sosok ibu raja
dengan pakaian Ratu Jawa Klasik sedang menggendong putra Raja dan duduk beralaskan bunga teratai lihat halaman 65
.
Hal ini tidak terlepas dari filosofi yang dimiliki masyarakat Jawa, dimana Raja selalu duduk di sisi kanan Ratu dan
Ratu selalu duduk di sisi kiri Raja
.
Kedua arca tersebut merupakan kedua arca yang dulunya terdapat di sisi kiri dan kanan altar namun masih utuh saat gempa
bumi 26 Mei 2006 menimpa
.
Gb. 49. Interior gereja yang penuh dengan ornamen kejawaan. Sumber: Dokumen Pribadi
Bila dilihat secara sekilas, beberapa ornamen gereja Ganjuran menunjukkan kreativitas perancang dan senimannya saja
.
Namun bila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gb. 50. Umpak. Sumber: Dokumen Pribadi
diperhatikan secara seksama dan dikaitkan dengan ajaran agama Katolik yang bersumber pada Alkitab, setiap ornamen gereja memiliki maknanya sendiri
.
Dimulai dari bagian panti umat terdapat beberapa ornamen yang semakin menunjukkan kejawaan dan inkulturasi gereja Ganjuran antara lain: 1 Umpak, 2
ornamen probo, wajikan, padma, 3 ornamen nanasan, 4 untu walang 5 atap tumpang sari, 6 wuwung kembang turen, 7 ornamen banyu tumetes, 8 lantai
gereja yang menyilang, 9 usuk periuk, 11 warna-warna yang ada di bangunan gereja, 11 serta beberapa ukiran pada altar lainnya
.
Umpak merupakan suatu bagian dari sebuah bangunan yang
berfungsi sebagai alas tiang tiang kayu atau tiang lainnya
.
Umpak juga digunakan sebagai pondasi
bangunan terutama untuk rumah tradisional ataupun penyangga
tiang pendopo
.
Nama lain dari umpak adalah batu sendi
.
Kegunaan dari umpak ini sendiri dalam sebuah arsitektur bangunan adalah berfungsi untuk meninggikan bangunan serta
memberikan ruang jeda antara tanah dengan kayu sebagai tiang penyangga
.
9
Hal ini dilakukan agar tiang menjadi lebih awet dan tidak dimakan rayap
.
Umpak dapat berasal dari susunan batu yang disemen atau bahkan sekedar tatanan batu bata
.
Akan tetapi yang paling sering dan umum digunakan adalah
9
Ibid., hlm. 106.
91 umpak berbahan dasar batu alam dalam hal ini batu alam gunung merapi atau batu
candi
.
Sering pula lebih dikenal dengan sebutan batu umpak dibanding umpak batu
.
Umpak yang menjadi pondasi tiang memiliki ukiran stilasi
10
dari bentuk sulur tanaman
.
Batu pondasi ini dapat diartikan sebagai landasan iman gerejawi yang diumpamakan sebagai batu karang,
11
seperti termuat dalam Injil Matius 16: 16-18.
Di atas umpak terdapat ornamen probo yang melambangkan cahaya
.
12
Ornamen ini memiliki keanehan bila dicermati, pada tradisi
Katolik simbol cahaya biasanya selalu berada pada bagian atas karena dianggap cahaya
datang dari
atas, berasal
dari langitmatahariTuhan sendiri
.
Penyimbolan Tuhan sebagai cahaya yang memberikan
penerangan bagi umatnya
13
terdapat pada Injil
Lukas 2: 9-11
.
Diantara probo atas dan probo bawah terdapat ornamen berbentuk wajik
.
Ornamen ini disebut wajikan
.
Wajikan merupakan makanan „wajik‟ yang diberi makna yaitu sebagai manisnya kehidupan serta makna baru lainnya yaitu
melambangkan segitiga Kasih yang tercantum pada Alkitab
.
14
10
Stilasi adalah menggayakan objek atau merubah bentuk tanpa meninggalkan bentuk aslinya.
11
Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 5.
12
H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 170.
13
Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 6.
14
Ibid,. hlm. 7. Gb. 51. Ornamen Probo dan Wajikan.
Sumber: Dokumen Pribadi
92
Gb. 52. Untu Walang. Sumber: Dokumen Pribadi
Gb. 53. Nanasan. Sumber: Dokumen Pribadi
Bagian berikutnya terletak di sebelah atas dari saka guru yang digunakan sebagai penyangga gereja
.
Terdapat ornamen bulu burung merak yang berpasangan dengan ornamen probo
.
Melihat semakin ke atas dari saka guru, terdapat susunan tiang yang saling menyatu tanpa menggunakan sebuah paku
hingga sedemikian rupa namun tetaplah kokoh
.
Susunan kayu tersebut disebut untu walang
.
Untu walang menunjukkan bahwa iman Katolik semakin menguat dalam kehidupan yang penuh pengharapan akan kasih Allah
.
15
Ornamen berikutnya ialah nanasan
16
yang terletak berdekatan dengan susunan kayu untu walang
.
Nanasan melambangkan perjuangan hidup untuk menikmati kehidupan yang manis harus berjuang terlebih dahulu
.
17
Sesuai dengan filosofi nanas bahwa jika kita ingin menikmati daging nanas yang manis haruslah
15
Ibid., hlm. 8.
16
H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 140.
17
Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 9.
93 mengupas kulit nanas tersebut yang berduri
.
Hal ini mengingatkan tentang ajaran Kristus yang tercantum dalam Markus 8: 35 tentang syarat-syarat mengikuti Dia
.
Ornamen berikutnya terletak di atap gereja, di tiap sudut atap joglo di gereja Ganjuran terdapat ornamen wuwung kembang turen
.
Wuwung kembang turen merupakan sebuah ornamen yang melambangkan kewibawaan yang tinggi
.
Kemudian di bawah atap gereja terdapat ornamen listplank berbentuk seperti tetesan air yang meniris dengan nama banyu tetes
.
18
Ornamen ini melambangkan bahwa Allah selalu memberikan rejeki kepada umat-Nya,
19
seperti air hujan yang memberi kesuburan pada tanah di bumi
.
Gb. 54. Wuwung kembang turen dan listplank banyu tumetes. Sumber: Dokumen Pribadi
Selain ornamen-ornamen yang menunjukkan keagungan gereja Ganjuran, warna-warna yang ada di bangunan gereja tersebut juga menunjukkan warna-
warna liturgi
.
Warna hijau bermakna sebagai masa pengharapan akan datangnya
18
H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 178.
19
Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 12.
94 Sang Juru Selamat, warna kuning melambangkan keagungan, warna putih yaitu
kesucian dan warna merah melambangkan keberanian umat Katolik membela kebenaran untuk mempertahankan darah Martir Saksi Iman sampai mati
.
Gb. 55. Ornamen burung pelikan dan api. Sumber: Dokumen Pribadi.
Melihat bagian dari panti imam tidak terdapat salib besar yang biasa ada di gereja pada umumnya, melainkan terdapat simbol burung pelikan dan api
menyala
.
Simbol burung pelikan ini pertama kali dimunculkan lewat ajaran Santo Thomas Aquinas yang melambangkan pengorbanan induk burung pelikan demi
memberi makan anak-anaknya
20
.
Pengorbanan Yesus diumpamakan sebagai pengorbanan induk pelikan. Simbol burung pelikan juga terdapat pada altar gereja
lihat gambar 47. Simbol api sangat erat dengan tradisi Katolik maupun budaya Jawa
.
Pada tradisi Katolik, api merupakan lambang kehadiran Roh Kudus lidah api pada
20
Admin Deo Duce, “Simbolisme Dalam Seni Katolik: Burung Pelikan”, Lux Veritas 7, diakeses dari
https:luxveritatis7.wordpress.com20130527simbolisme-dalam-seni-katolik-burung- pelikan, pada tanggal 26 November 2015 pukul 18.52.
95 Peristiwa Pentakosta, bahkan api merupakan tanda kehadiran Yesus sendiri
Allah hadir berupa tiang api pada perjalanan bangsa Yahudi ke Tanah Terjanji
.
Sedangkan pada budaya Jawa, api identik dengan sesuatu yang sakral tetapi terkadang melambangkan kekuatan alam `yang membawa kehancuran
.
Walaupun makna simbol api ini sedikit bertolak belakang antara tradisi Katolik dengan
budaya Jawa, namun tetap dipilih karena memiliki arti yang sangat kuat dalam ajaran Katolik
.
Melihat bagian atas dari panti imam, terdapat kubah kaca yang bergambarkan simbol keempat Penginjil dan di bagian tengah terdapat simbol
Tritunggal Maha Kudus
.
Kubah kaca merupakan salah satu usaha untuk memasukkan cahaya ke dalam bangunan
.
Cahaya sering dianggap memberikan kekuatan Ilahi kepada barang yang disinarinya
.
Gb. 56. Kubah kaca bergambarkan para Penginjil dan Tritunggal Maha Kudus. Sumber: Dokumen Pribadi.
Bagian terakhir di dalam gereja yakni area gamelan
.
Area ini adalah tempat diletakannya gamelan yang digunakan dalam mengiringi misa
.
Musi liturgi bernuansakan Jawa juga merupakan sebuah inkulturasi yang ada di geerja
Ganjuran. seperangkat gamelan, lagu berbahasa Jawa kerap dinyanyikan saat misa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96 menggunakan bahasa Jawa. Setelah renovasi gereja, peralatan gamelan yang ada
di gereja Ganjuran ada dua, pertama terdapat di dalam gereja dan kedua terdapat di sisi Timu pelataran Candi. Perangkat gamelan disimpan dengan baik di tempat
ini bila tidak dimainkan saat misa
.
Area gamelan di dalam gereja posisinya sedikit lebih tinggi dari panti umat, berjarak 30 cm
.
Hal ini ditujukan agar pemain gamelan tidak terlalu rendah dan terhalangi oleh umat terutama ketika berdiri
kerena mereka memainkan musik gamelan dalam posisi duduk. Area gamelan ini lebih bersifat fungsional, sehingga tidak ada ornamen apapun di dalamnya.
Gb. 57. Area gamelan di dalam gereja. Sumber: Dokumen Pribadi.
97
Gb. 58. Area gamelan di pelataran Candi. Sumber: Dokumen Pribadi
98
BAB V KESIMPULAN