Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

77

BAB IV KEJAWAAN GEREJA GANJURAN

PASCA GEMPA YOGYAKARTA TAHUN 2006

A. Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

Sabtu tanggal 27 Mei 2006 jam 05 . 55 WIB, gempa bumi hebat berkekuatan 5,9 Skala Ritcher SR melanda Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya . Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 kilometer selatan-barat daya Yogyakarta . Posisi lokasi gempa terletak di koordinat 8,26 o LS dan 110,31 o BT pada kedalaman 17 km . Pusat gempa episenter berada di dalam laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami . Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas . Getaran yang diakibatkan juga sempat dirasakan sejumlah kota di provonsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kendiri, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya . Tercatat oleh BMG sekarang BMKG terjadi tiga kali gempa susulan berkekuatan besar pada pukul 06 . 10 WIB, 08 . 15 WIB, dan 11 . 22 WIB . Indonesia terletak di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia kerap mengalami bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi. 1 Terjadinya gempa ini disebabkan karena adanya pergeseran sesar Opak yang membentang dari pesisir pantai Bantul hingga ke Prambanan sepanjang 40 km . 1 “Gempa Bumi Yogyakarta 2006”, diakses dari https:id.wikipedia.orgwikiGempa_bumi_ Yogyakarta_2006, pada tanggal 11 November 2015 pukul 20.12. 78 Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang berada di Utara Yogyakarta sedang meletus, namun para pakar mengatakan kedua peristiwa tersebut tidak saling berhubungan . Gempa tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan kantor komunikasi mengakibatkan komunikasi di Yogyakarta menjadi lumpuh . Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul belum teraliri listrik . Menurut cerita penduduk lokal yang ada di Ganjuran, gempa tersebut membuat panik seluruh warga sekitar . Dikarenakan gempa tersebut terjadi dini hari, banyak warga yang terjebak di dalam rumah . Mereka yang dapat keluar dengan cepat tidak sempat menyelamatkan harta benda maupun keluarganya yang masih ada di dalam rumah . Banyak bangunan di daerah Bantul dan sekitarnya porak-poranda akibat gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut . Bangunan gereja Katolik Ganjuran yang dibuat oleh keluarga Schmutzer pun ikut runtuh . Bagian yang runtuh terletak di pintu masuk gereja , menara yang terletak di atas pintu masuk gereja roboh . Saat terjadi gempa bumi, gereja Ganjuran sedang mengadakan misa pagi, sekitar 19 orang . Mereka semua terjebak di dalam gereja . Seperti biasanya karena, yang mengikuti misa berjumlah sedikit, maka hanya satu pintu gereja saja yang dibuka, yakni pintu utama . Beberapa umat ada yang cidera dan tedapat 4 orang meninggal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Gb. 40 dan 41. Bagian depan gereja yang roboh akibat gempa. Sumber: www.google.com tertimpa reruntuhan bangunan menara lonceng . Guncangan gempa yang sangat kuat membuat lonceng gereja lepas dari kaitnya, dan jatuh menimpa umat yang keluar melalui pintu utama . Dari seluruh bagian gereja, bagian depan mengalami kerusakan yang sangat parah . Walaupun begitu Candi, Pastoran, Pendapa dan bangunan-bangunan-bangunan pendukung lainnya tetap berdiri. 2 Gb. 42. Proses perataan bangunan Gereja Ganjuran. Sumber: www.google.com Simpati dan kepedulian masyarakat sangat besar, mereka menyalurkan bantuan melalui gereja Ganjuran . Atas koordinasi Karina Keuskupan Agung 2 Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan : Pasca Gempa Bumi 27 Mei 2006, 2009, Yogyakarta. 80 Semarang, Posko Karina dibuka di Ganjuran . Kompleks Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran digunakan sebagai posko keselamatan penduduk sekitar Ganjuran . Mereka mendirikan posko di pelataran candi Ganjuran dan sekitarnya . Melalui posko ini kebutuhan logistik untuk semua korban gempa yang membutuhkan disalurkan . Rm . Antonius Jarot Kusno Priyono, Pr . bersama Rm . Wiyana, Pr . mengkoordinasikan langsung pengelolaan Posko Karina Ganjuran . 3 Bantuan yang datang dibagikan secara merata kepada korban yang berada di posko, bukan hanya untuk umat Katolik di Ganjuran semata . Lebih dari dua bulan umat dilanda kesedihan, mereka juga tidak dapat merayakan ibadah karena gereja maupun pelataran Candi digunakan sebagai posko bencana . Empat bulan pasca gempa, dibentuklah panitia pembangunan gereja darurat untuk membuat gereja sementara yang tahan akan gempa . Gereja darurat tersebut berada di halaman pelataran Candi Hati Kudus Yesus . Dengan panjang kurang lebih 15 meter dari Utara ke Selatan dan lebar 7 meter dari Barat ke Timur . Pemberkatan gereja darurat tersebut dilaksanakan di bulan Agustus tahun 2006, ditandai dengan digelarnya wayangan oleh Romo Wiyana, Pr . di pelataran Candi Hati Kudus Yesus . 3 Ibid. 81 Gb. 43. Gereja darurat yang dibuat pasca gempa. Sumber: www.google.com Selain mudah, cepat dalam membangunnya dan aman, gereja darurat yang berdiri menunjukkan sifat kesederhanaannya . Pembuatan gereja darurat tersebut berlangsung kurang lebih selama tiga minggu yang dikerjakan oleh empat orang pekerja tetap dan dibantu oleh masyarakat sekitar secara gotong royong . Gotong royong dilakukan secara bergantian dari tiap lingkungan di paroki Ganjuran setiap harinya . 4 Selama membangun gereja darurat, dana pembangunan berasal dari donatur, sumbangan masyarakat serta subsidi pemerintah . Material yang digunakan semuanya berasal dari alam . Tiang gereja terbuat dari bambu besar yang saling diikat dengan tali ijuk dan menggunakan atap yang terbuat dari padi yang dikeringkan . Bambu yang digunakan yaitu bambu petung dengan berdiameter kurang lebih 15 centimeter berasal dari daerah Magelang dan Muntilan . Bambu petung dikenal sebagai salah satu jenis bambu yang memiliki 4 Wawancara dengan Bapak Siwi, tanggal 7 November 2015, jam 9.30. 82 ukuran lingkar batang yang cukup besar sehingga mampu digunakan sebagai tiang penyangga rumah . Konstruksi rumah yang dibuat sedemikian rupa dibuat agar mampu bertahan dari gempa-gempa susulan yang ditakutkan dapat merusak gereja yang baru jadi . Dipilihnya pelataran Candi Hati Kudus Yesus sebagai tempat berdirinya gereja sementara karena kompleks Gereja Ganjuran tidak memiliki lahan lain untuk bisa menampung orang banyak, selain itu di Selatan gereja juga masih digunakan sebagai posko bencana alam . Unsur filosofi juga digunakan dalam pemilihan berdirinya gereja sementara tersebut . Posisi altar gereja yang berada di Utara menjadi satu bagian dalam ritual berdoa di Candi Hati Kudus Ganjuran yang selalu menghadap Candi Utara dimana Arca Yesus sebagai Raja diletakkan .

B. Ide Pembangunan Kembali Gereja