Keterangan :
Total Loan = Total PinjamanKredit Yang Diberikan Total
Assets = Total Aktiva
D. Rentabilitas Bank
1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut Munawir, 2001:33. Bambang Riyanto 1997:35 menyatakan bahwa rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :
L X 100 M
dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
2. Penilaian Rentabilitas Bank Penilaian rentabilitas bank dapat dilakukan dengan menghitung rasio
return on assets dan return on equity. a.
Return on Assets ROA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA = Laba Usaha X 100 Total Aktiva
b. Return on Equity ROE ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal
sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE = Laba Bersih X 100
Modal Sendiri Komponen modal sendiri terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan
laba yang ditahan.
E. Permodalan Bank
1. Pengertian Modal
Muljono 1988:227
mendefinisikan modal sebagai sejumlah dana yang
ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut
dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan- keuntungan yang diperolehnya.
Secara yuridis pada awal pembentukannya lebih banyak diatur oleh ketentuan-ketentuan perundang-undangan maupun peraturan pemerintah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya kebijakan permodalan dan pembagian laba deviden akan sangat pengaruhnya dalam penentuan laju
perkembangan badan usaha pada umumnya maupun badan usaha yang berbentuk perbankan pada khususnya.
2. Komponen Modal
Bank Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri
atas : modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.
a. Modal
Inti Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dengan perincian sebagai berikut :
1 Modal Disetor
Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri dari
simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya. 2
Agio Saham Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Cadangan Umum
Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing.
4 Cadangan Tujuan
Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota. 5
Laba Yang Ditahan Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 6
Laba Tahun Lalu Yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum
ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar
50 . Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
7 Laba Tahun Berjalan
Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi tafsiran pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
sebagi modal inti hanya sebesar 50 . Dalam hal tahun berjalan bank PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8 Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan. b.
Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan
dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa : 1 Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.
2 Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan.
Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva
produktif. 3
Modal Kuasi
Modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.
4 Pinjaman
Subordinasi Pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian
tertulis antara bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh harus atas persetujuan Bank Indonesia.
3. Fungsi Modal Bagi Bank Secara lebih spesifik komponen dari modal bank yaitu meliputi pula
modal yang telah disetor oleh para pemiliknya ditambah cadangan umum dan cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa labarugi tahun-tahun yang lalu
maupun tahun yang berjalan. Komponen-komponen diatas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan suatu bank karena modal bagi suatu bank ternyata mempunyai fungsi Muljono, 1988:228 :
a. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiaan- kerugian yang tidak dapat dihindarkan;
b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal
dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain; c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham; d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank
yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
Sedangkan Faisal Abdullah 2003:47 menyatakan fungsi modal bank adalah :
1 Melindungi
para kreditur
2 Menjamin kelangsungan operasional 3 Memenuhi standar modal minimal
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh
Muljono, 1988:228 : a. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan.
b. Tingkat Likuiditas yang Dimilikinya c. Tingkat Kualitas Assets
d. Struktur
Deposito e. Tingkat Kualitas dari Sistem dan Prosedurnya
f. Tingkat Kualitas dan Karakter Para Pemilik Saham g. Kapasitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Keuangan Jangka Pendek Maupun
Jangka Panjang. h. Riwayat Pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang
Diperolehnya 5. Tujuan
Utama Analisa
Rasio Permodalan Muljono, 1988:121 :
a. Untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien.
b. Untuk mengetahui apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.
c. Untuk mengetahui apakah kekayaan bank kekayaan pemegang saham semakin besar atau semakin mengecil.
6. Penilaian permodalan Bank Ketentuan permodalan yang saat ini berlaku di Indonesia mengikuti
standar Bank for International Settlement BIS. Penyesuaian perhitungan dan penilaian kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh
BIS akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan Indonesia untuk dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan perbankan
internasional dalam memasuki era globalisasi. Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh BIS, Bank Indonesia
berdasarkan Paket Kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum sebesar 8 dari total Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko ATMR. Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan menurut BIS ini disebut capital adequacy ratio car. Oleh karena
itu ketentuan car bagi perbankan Indonesia adalah 8 dari aktiva tertimbang menurut risiko Siamat, 1993:80.
Untuk mengetahui besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
CAR = Modal X 100 ATMR
Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan car diatas meliputi modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri atas modal
disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan, laba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Sedangkan komponen modal pelengkap terdiri atas cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan
pinjaman subordinasi. Nilai aktiva tertimbang menurut risiko ATMR baik itu ATMR neraca
maupun rekening administratif diperleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki car paling sedikit sebesar 8. Hal ini
didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS.
F. Efisiensi Usaha Bank