langkah-langkah untuk membuat rasio standar industri tersebut antara lain Munawir, 2001:66
1. Mengumpulkan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri.
2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri.
3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan rasio yang extrem terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus Dajan, 1991:115 :
X =
∑ X . n
Keterangan : X = nilai rata-rata rasio
X = nilai
rasio ∑ X = jumlah nilai rasio bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
C. Likuiditas Bank
1. Pengertian Likuiditas
Secara umum likuiditas diartikan sebagai kemampuam perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban sewaktu-waktu. Kewajiban sewaktu-waktu
adalah kewajiban yang muncul secara tiba-tiba, mendadak ataupun dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga jangan
sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Bila kewajiban-kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi, perusahaan tersebut
dianggap tidak likuid illikuid yang dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat Sinungan, 1990:73.
Joseph E. Burns sebagaimana dikutip oleh Siamat 1993:166 mengartikan likuiditas bank sebagai berikut :
Bank liquidity refers to the ability of a bank to raise a certain amount of funds at a certain cost within a certain amount of time.
Likuiditas bank menurut pengertian ini terdiri dari 3 unsur yaitu jumlah dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank. Menurut Joseph E. Burns semakin besar jumlah dana yang dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu untuk memenuhi
likuiditasnya dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya
tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya, semakin rendah biaya dana yang diperoleh tersebut dalam suatu periode
tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan. Sedangkan Oliver G. Wood dan Robert J. Porter sebagaimana dikutip
oleh Muljono 1988:114 mendefinisikan likuiditas bank sebagai berikut : Bank’s liquidity is its ability to met deposit withdrawls, maturing
it is liabilities and loan requests without delay. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsep likuiditas menurut Oliver G. Wood, bahwa suatu bank dianggap likuid apabila bank memenuhi kategori dibawah ini :
a. Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama
dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan. b. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebagaimana disebutkan
pada huruf a. diatas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan
menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun pada waktu setelah jatuh tempo.
c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money,
penjualan surat-surat berharga dengan repurchase agreement repo. Dalam mengatur likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas
mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala antara lain : 1 Dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tinggi likuiditas
akan banyak idle fund dan profitabilitas rendah dan sebaliknya. 2
Adanya legal reserve requirement yang ditetapkan oleh bank sentral di
masing-masing negara. 3
Adanya working reserve requirement yaitu kebutuhan aktiva lancar.
Dengan adanya beberapa kendala di atas, maka suatu bank paling tidak harus mempertahankan atau membuat kebijakan :
1 Adanya
short term liquidity requirement yaitu cash assets yang harus dipertahankan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah atau akan
jatuh tempo untuk beberapa waktu yang akan datang. 2
Adanya cyclical and secular liquidity requirement yaitu cash assets yang harus dipertahankan untuk menghadapi fluktuasi kegiatan perekonomian
untuk waktu-waktu yang akan datang. 2. Penilaian Likuiditas Bank
Penilaian aspek likuiditas bank dilakukan dengan menghitung cash ratio dan loan to assets ratio.
a. Cash Ratio Cash
ratio adalah alat pengukuran likuiditas bank yaitu suatu likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Definisi dari
minimum cash ratio atau minimum reserve requirement adalah perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban
yang segera dibayar Sinungan, 1990:76. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 2317BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya cash ratio
adalah 2 . Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya cash ratio adalah 3 dan sejak tahun 1997 menjadi 5 . Cash ratio menunjukkan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Cash ratio diformulasikan
sebagai berikut : Cash Ratio = Alat Likuid X 100
Kewajiban Segera Dibayar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alat likuid bank adalah bagian dari kekayaan bank aktiva yang berbentuk uang tunai cash. Komponen alat likuid untuk semua jenis
bank adalah sama, yaitu terdiri dari : 1 Kas
Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2 Giro Pada Bank Indonesia Pos ini adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah
tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah dengan
fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia tetapi belum digunakan.
Komponen kewajiban
segera dibayar terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan kewajiban jangka pendek lainnya.
b. Loan to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan assets yang dimiliki.
Rasio ini memberikan informasi porsi dana yang dialokasikan dalam bentuk kredit dari total assets bank. Semakin tinggi nilai rasio, maka
menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. Loan to assets ratio diformulasikan sebagai berikut :
Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 Total Assets
Keterangan :
Total Loan = Total PinjamanKredit Yang Diberikan Total
Assets = Total Aktiva
D. Rentabilitas Bank