Penilaian kinerja keuangan bank ditinjau dari aspek likuiditas rentabilitas, permodalan dan efisiensi usaha.

(1)

ABSTRAK

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU

DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,

PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA

Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk

Budi Iswanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio

bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % <

assets utilization industri = 10,72 %).


(2)

ABSTRACT

THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL

PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,

RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS

EFFICIENCY ASPECTS

A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”

Budi Iswanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect.

This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.

The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank

return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry

assets utulization = 10,72 %).


(3)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU

DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,

PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA

Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Budi Iswanto NIM : 011334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007


(4)

ii ii


(5)

iii iii


(6)

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,

maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan

dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,

menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat

dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu

dibukakan.”

“Sesekali ... Tuhan membawa kita pada keadaan yang

teramat sulit, seolah tanpa ada pengharapan, adalah

supaya kita tahu bahwa hanya kuasa-Nya saja yang

akan menyelesaikan. Segala hal dengan indah pada

waktunya ... lebih dari apa yang kita pikirkan”


(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

¾

Bapak dan ibuku tersayang yang telah

memberikan segalanya yang sangat berarti dalam

hidupku.

¾

Mbak Imi, mas Supri, Mas Narto yang telah

memberikan perhatian dan dukungan baik moril

dan materiel.

¾

Keponakanku yang lucu dan manis Bayu Tirta

Ardi

¾

Teman-teman seperjuangan angkatan ‘01 dengan

segala apa adanya kalian.

¾

Almamater.


(8)

(9)

ABSTRAK

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU

DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,

PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA

Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk

Budi Iswanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio

bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % <

assets utilization industri = 10,72 %).


(10)

ABSTRACT

THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL

PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,

RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS

EFFICIENCY ASPECTS

A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”

Budi Iswanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect.

This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.

The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank

return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry

assets utulization = 10,72 %).


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugrah, sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.ED., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Uneversitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberi bantuan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Emanuela Catur Rismiati, S.Pd., M.A., yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan abstrak bahasa Inggris.


(12)

6. Bapak dan Ibu Suradi Adisusanto yang telah memberikan doa, kasih sayang dan pelajaran berharga dalam hidupku.

7. Mbak Heni yang telah menyiapkan laporan-laporan keuangan bank yang go publik per tanggal 31 Desember 2005.

8. Untuk Son, matur nuwunsampun didamelke abstrak bahasa Inggris.

9. Mas Dayat & Mbak Panti makasih ya sudah membantu penulis kalo ada masalah dengan komputer. Makasih juga telah membantu menyusun skripsi dalam format PDF. Kapan Mas & Mbak punya momongan ?

10. Untuk Teman-Teman PAK ’01, khususnya PAK A, “piye cah-cah sing durung lulus isih piro? Ayo semangat, ojo nglokro !!! “

11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis hanya dapat berharap semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diberikan rahmat dan anugrah yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian sedikit yang dapat penulis sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf dan juga masukan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, 10 Juli 2007

Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... ... vii

ABTRACKS... ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIK A. Kinerja... ... 6

1. Pengertian Kinerja... 6

2. Pengertian Penilaian Kinerja... 7


(14)

3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank... 7

4. Manfaat Penilaian Kinerja... 8

B. Analisis Laporan Keuangan ... 8

1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank... 8

2. Metode dan Teknik Analisis ... 9

3. Penggunaan Analisa Rasio... 11

C. Likuiditas Bank ... 12

1. Pengertian Likuiditas ... 12

2. Penilaian Likuiditas Bank ... 15

D. Rentabilitas Bank ... 17

1. Pengertian Rentabilitas ... 17

2. Penilaian Rentabilitas Bank ... 18

E. Permodalan Bank ... 18

1. Pengertian Modal ... 18

2. Komponen Modal Bank ... 18

3. Fungsi Modal Bagi Bank ... 22

4. Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal Bank ... 23

5. Tujuan Utama Analisa Permodalan ... 23

6. Penilaian Permodalan Bank ... 24

F. Efisiensi Usaha Bank ... 25

1. Pengertian Efisiensi Usaha... 25

2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank ... 26


(15)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

1. Subjek Penelitian... 30

2. Objek Penelitian ... 30

D. Data yang Diperlukan ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM BANK A. Sejarah... ... 36

B. Visi dan Misi BNI ... 37

C. Budaya Perusahaan ... 38

D. Struktur Organisasi ... 39

E. Jasa-Jasa BNI ... 40

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 43

B. Analisis Data ... 44

C. Pembahasan. ... 57

1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Likuiditas ... 57


(16)

2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari

Aspek Rentabilitas ... 65

3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Permodalan ... 70

4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Efisiensi Usaha ... 70

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan . ... 75

B. Saran-Saran . ... 76

C. Keterbatasan Penelitian... 77

DAFTAR PUSTAKA... 79 LAMPIRAN


(17)

LAMPIRAN

Halaman

1. Tata Cara Perhitungan Modal Minimum Bank... 80

2. Laporan Keuangan PT Bank Arta Niaga Kencana ... 81

3. Laporan Keuangan PT Bank Artha Graha Internasional ... 87

4. Laporan Keuangan PT Bank Buana Indonesia ... 91

5. Laporan Keuangan PT Bank Bumiputera Indonesia... 97

6. Laporan Keuangan PT Bank Central Asia ... 100

7. Laporan Keuangan PT Bank Century ... 104

8. Laporan Keuangan PT Bank Danamon Indonesia ... 107

9. Laporan Keuangan PT Bank Eksekutif Internasional... 111

10. Laporan Keuangan PT Bank Internasional Indonesia... 114

11. Laporan Keuangan PT Bank Kesawan ... 121

12. Laporan Keuangan PT Bank Lippo... 124

13. Laporan Keuangan PT Bank Mandiri ... 127

14. Laporan Keuangan PT Bank Mayapada Internasional... 132

15. Laporan Keuangan PT Bank Mega ... 138

16. Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia ... 144

17. Laporan Keuangan PT Bank Niaga... 148

18. Laporan Keuangan PT Bank NISP ... 152

19. Laporan Keuangan PT Bank Nusantara Parahyangan ... 155

20. Laporan Keuangan PT Bank Pan Indonesia... 158

21. Laporan Keuangan PT Bank Permata ... 164


(18)

22. Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia ... 170 23. Laporan Keuangan PT Bank Swadesi... 177 24. Laporan Keuangan PT Bank Victoria International... 180


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Abdullah, 2003:108).

Kinerja keuangan yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap bank agar mampu untuk bertahan dalam persaingan di dunia perbankan saat ini. Mengetahui dan memahami kondisi keuangan bank sangatlah perlu untuk dilakukan oleh pihak manajemen bank, karena pada dasarnya kondisi keuangan yang dimiliki oleh suatu bank akan mempengaruhi hidup bank secara keseluruhan.

Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek efisiensi usaha. Semua aspek keuangan tersebut akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu bank. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank adalah dengan menggunakan laporan keuangan. Aspek-aspek keuangan tersebut terkandung didalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan laporan pertanggungjawaban bank atas kegiatan operasionalnya selama satu periode.


(20)

Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian terhadap kinerja suatu bank biasanya berupa neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum dan investor mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba-rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank yang bersangkutan (Kuncoro, 2002:540).

Bank umum sebagai bank yang berorientasi pada profit motif wajib mengumumkan laporan keuangannya kepada publik untuk digunakan sebagai alat penilaian kinerja bank dari segi keuangannya. Upaya penilaian kinerja keuangan bank umum ini mutlak dilakukan karena kinerja keuangan merupakan hal yang amat penting bagi semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat, pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank umum dan bank perkreditan rakyat.

Mengingat begitu pentingnya kinerja keuangan suatu bank disamping peneliti sebagai pihak eksternal yang merasa cukup berkepentingan terhadap kinerja keuangan suatu bank serta melihat perkembangan bank umum saat ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan bank umum dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha”.


(21)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dibatasi pada penilaian kinerja keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba mengangkat permasalahan yang akan dikupas dalam skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain :

1. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas ?

2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas ?

3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan ?

4. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas.


(22)

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas.

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan.

4. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, maka akan banyak terdapat manfaat yang dapat diperoleh bagi penulis. Pertama, penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh pada saat perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya. Kedua, penulis dapat merasakan secara langsung situasi dan kondisi kehidupan dunia perbankan. Ketiga, penulisan skripsi ini dapat melatih cara berpikir secara logis dan sistematis.

2. Bagi Bank

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam menilai kinerja keuangan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta hasil-hasil yang telah dicapai. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut, maka dapat dilakukan perbaikan maupun penyusunan rencana atau kebijakan pada masa yang akan datang.


(23)

3. Bagi Nasabah/Calon Nasabah

Melalui hasil penelian ini nasabah maupun calon nasabah dapat mengetahui tingkat kesehatan bank dimana nasabah atau calon nasabah tersebut telah/akan menyimpan dananya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut, maka dapat membantu nasabah/calon nasabah dalam mengambil keputusan untuk menyimpan atau menarik dananya.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi/khasanah kepustakaan serta dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dalam menyusun skripsi.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja atau tentang peralatan. Sedangkan Echols (1994:387) mendefinisikan kinerja

(performance) sebagai hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan kewajiban. Kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.

Rue dan Byars sebagaimana dikutip oleh Nasucha berpendapat bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian (the degree of accomplishment). Kinerja bagi setiap organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting terutama penilaian ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam batas waktu tertentu.

Kinerja keuangan yang dimaksud berdasarkan acuan diatas adalah kemampuan kerja manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kerja. Prestasi kerja yang dimaksud adalah kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan, yang secara umum tercermin dalam laporan laba-rugi.


(25)

2. Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan proses mengukur sampai sejauh mana manajemen mencapai persyaratan-persyaratan pekerja atau seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan.

Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didasarkan pada data dan kondisi masa lalu sulit untuk mengharapkan hasil dimasa depan. Namun kita harus ingat bahwa masa depan dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini sebagai hasil dari suatu analisis keuangan masa lampau. Tidak ada rasio yang dapat menilai perusahaan secara mutlak. Dengan demikian pandangan yang diperoleh bersifat relatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi dan operasi perusahaan yang bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain dan dari satu industri ke industri yang lain.

3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Abdullah (2003:108) menyatakan bahwa tujuan penilaian kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua


(26)

4. Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi organisasi karena penilaian kinerja tersebut dimanfaatkan oleh organisasi untuk (Mulyadi & Setyawan, 1999:228) :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personal secara maksimum;

b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian;

c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan;

d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

B. Analisis Laporan Keuangan Bank 1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank

Proses analisis laporan keuangan bank merupakan penggunaan teknik-teknik terhadap laporan keuangan bank dan data lainnya untuk memperoleh ukuran yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi pokok analisis laporan keuangan bank adalah mengubah data yang telah ada menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan metode dan teknik analisis adalah untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan yang diperlukan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos pada


(27)

periode analisis. Atau dapat pula dikatakan bahwa penggunaan metode dan teknik analisis ini pada prinsipnya adalah penyederhanaan data untuk mempermudah mengikuti dan menginterpretasi keadaan keuangan bank. Analisis laporan keuangan bank berguna sebagai (Siamat, 1993:254) :

a. alat skrining awal dalam pemilihan investasi

b. alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank

c. alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasi, atau masalah-masalah lainnya

d. alat untuk menilai manajemen bank

Dengan analisis laporan keuangan akan mengurangi kecenderungan sifat sentimen, menggunakan intuisi atau tebakan dalam menilai keadaan keuangan suatu bank. Hal ini akan memperkecil ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam proses pengambilan keputusan.

2. Metode dan Teknik Analisis

Dalam melakukan analisis laporan keuangan bank secara intern digunakan berbagai alat atau teknik yang pada prinsipnya dapat disesuaikan dengan tujuan analisis. Teknik analisis yang umum digunakan antara lain meliputi (Siamat, 1993:255) :

a. Analisis komparatif dan persentase per pos (common size)

Analisis komparatif dan common size pada prinsipnya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Teknik analisa komparatif dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi pada dua periode atau lebih. Analisis persentase atau common size merupakan alat


(28)

analisis yang dapat memberikan gambaran secara relatif atau persentase terhadap komposisi masing-masing pos. Analisis common size ini dapat dilakukan untuk satu periode atau lebih dari laporan keuangan.

b. Analisis lingkungan bank

Analisis lingkungan bank merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi bank dalam bidang kegiatan usaha tertentu. Dengan mengetahui posisi tersebut, bank dapat menilai kemampuan atau kekuatan daya saing dan pangsa pasar bank baik dengan bank-bank yang satu kelompok atau lain kelompok maupun secara keseluruhan industri perbankan.

c. Analisis rasio keuangan bank

Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada dasarnya adalah suatu teknik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja bank yang telah distandarisasi. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Perhitungan yang digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun interpretasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup kompleks. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisa sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analis menginterpretasi rasio-rasio yang digunakan


(29)

Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja bank dengan menggunakan analisis rasio tersebut haruslah dilakukan perbandingan dengan rasio-rasio keuangan bank dalam kelompok yang sama.

3. Penggunaan Analisa Rasio

Dalam analisa rasio, angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan memperbandingkan angka rasio tersebut dengan (Munawir, 2001:101) :

a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya. b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan. c. Rasio-rasio yang semacam diwaktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang

bersangkutan.

d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.

Sampai saat ini angka pembanding rasio standar untuk Indonesia belum dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun rasio industri atau rasio standar tersebut. Oleh karena rasio standar industri di Indonesia belum ada, maka untuk melakukan penilaian keuangan penulis terlebih dahulu membuat rasio standar industri terlebih dahulu. Adapun


(30)

langkah-langkah untuk membuat rasio standar industri tersebut antara lain (Munawir, 2001:66)

1. Mengumpulkan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri.

2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri.

3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan rasio yang extrem (terlalu tinggi atau terlalu rendah). 4. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus (Dajan, 1991:115) :

X = ∑ X . n

Keterangan : X = nilai rata-rata rasio

X = nilai rasio

∑ X = jumlah nilai rasio bank dalam industri n = banyaknya bank dalam industri

C. Likuiditas Bank 1. Pengertian Likuiditas

Secara umum likuiditas diartikan sebagai kemampuam perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban sewaktu-waktu. Kewajiban sewaktu-waktu adalah kewajiban yang muncul secara tiba-tiba, mendadak ataupun dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga jangan sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Bila kewajiban-kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi, perusahaan tersebut


(31)

dianggap tidak likuid (illikuid) yang dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat (Sinungan, 1990:73).

Joseph E. Burns sebagaimana dikutip oleh Siamat (1993:166) mengartikan likuiditas bank sebagai berikut :

Bank liquidity refers to the ability of a bank to raise a certain amount of funds at a certain cost within a certain amount of time.

Likuiditas bank menurut pengertian ini terdiri dari 3 unsur yaitu jumlah dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Menurut Joseph E. Burns semakin besar jumlah dana yang dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu untuk memenuhi likuiditasnya dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya, semakin rendah biaya dana yang diperoleh tersebut dalam suatu periode tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.

Sedangkan Oliver G. Wood dan Robert J. Porter sebagaimana dikutip oleh Muljono (1988:114) mendefinisikan likuiditas bank sebagai berikut :

Bank’s liquidity is its ability to met deposit withdrawls, maturing it is liabilities and loan requests without delay.


(32)

Konsep likuiditas menurut Oliver G. Wood, bahwa suatu bank dianggap likuid apabila bank memenuhi kategori dibawah ini :

a. Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.

b. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebagaimana disebutkan pada huruf a. diatas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun pada waktu setelah jatuh tempo.

c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat-surat berharga dengan repurchase agreement (repo). Dalam mengatur likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala antara lain : 1) Dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tinggi likuiditas

akan banyak idle fund dan profitabilitas rendah dan sebaliknya.

2) Adanya legal reserve requirement yang ditetapkan oleh bank sentral di masing-masing negara.

3) Adanya working reserve requirement yaitu kebutuhan aktiva lancar.

Dengan adanya beberapa kendala di atas, maka suatu bank paling tidak harus mempertahankan atau membuat kebijakan :


(33)

1) Adanya short term liquidity requirement yaitu cash assets yang harus dipertahankan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah atau akan jatuh tempo untuk beberapa waktu yang akan datang.

2) Adanya cyclical and secular liquidity requirement yaitu cash assets yang harus dipertahankan untuk menghadapi fluktuasi kegiatan perekonomian untuk waktu-waktu yang akan datang.

2. Penilaian Likuiditas Bank

Penilaian aspek likuiditas bank dilakukan dengan menghitung cash ratio

dan loan to assets ratio.

a. Cash Ratio

Cash ratio adalah alat pengukuran likuiditas bank yaitu suatu likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Definisi dari minimum cash ratio atau minimum reserve requirement adalah perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban yang segera dibayar (Sinungan, 1990:76). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya cash ratio

adalah 2 %. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya cash ratio

adalah 3 % dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Cash ratio menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Cash ratio diformulasikan sebagai berikut :

Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Segera Dibayar


(34)

Alat likuid bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang berbentuk uang tunai (cash). Komponen alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama, yaitu terdiri dari :

1) Kas

Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

2) Giro Pada Bank Indonesia

Pos ini adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia tetapi belum digunakan.

Komponen kewajiban segera dibayar terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan kewajiban jangka pendek lainnya.

b. Loan to Assets Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan assets yang dimiliki. Rasio ini memberikan informasi porsi dana yang dialokasikan dalam bentuk kredit dari total assets bank. Semakin tinggi nilai rasio, maka menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. Loan to assetsratio diformulasikan sebagai berikut :

Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets


(35)

Keterangan :

Total Loan = Total Pinjaman/Kredit Yang Diberikan Total Assets = Total Aktiva

D. Rentabilitas Bank 1. Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut (Munawir, 2001:33).

Bambang Riyanto (1997:35) menyatakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :

L X 100% M

dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.


(36)

2. Penilaian Rentabilitas Bank

Penilaian rentabilitas bank dapat dilakukan dengan menghitung rasio

return onassets dan return on equity. a. Return on Assets(ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan

assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA = Laba Usaha X 100 % Total Aktiva

b. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih X 100 % Modal Sendiri

Komponen modal sendiri terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan laba yang ditahan.

E. Permodalan Bank 1. Pengertian Modal

Muljono (1988:227) mendefinisikan modal sebagai sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut


(37)

dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-keuntungan yang diperolehnya.

Secara yuridis pada awal pembentukannya lebih banyak diatur oleh ketentuan-ketentuan perundang-undangan maupun peraturan pemerintah. Namun dalam perkembangan selanjutnya kebijakan permodalan dan pembagian laba (deviden) akan sangat pengaruhnya dalam penentuan laju perkembangan badan usaha pada umumnya maupun badan usaha yang berbentuk perbankan pada khususnya.

2. Komponen Modal Bank

Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas : modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.

a. Modal Inti

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dengan perincian sebagai berikut :

1) Modal Disetor

Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2) Agio Saham

Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.


(38)

3) Cadangan Umum

Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing.

4) Cadangan Tujuan

Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

5) Laba Yang Ditahan

Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 6) Laba Tahun Lalu

Yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. 7) Laba Tahun Berjalan

Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi tafsiran pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagi modal inti hanya sebesar 50 %. Dalam hal tahun berjalan bank


(39)

mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

b. Modal Pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :

1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.

2) Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan

Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

3) Modal Kuasi

Modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.

4) Pinjaman Subordinasi

Pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari


(40)

Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh harus atas persetujuan Bank Indonesia.

3. Fungsi Modal Bagi Bank

Secara lebih spesifik komponen dari modal bank yaitu meliputi pula modal yang telah disetor oleh para pemiliknya ditambah cadangan umum dan cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa laba/rugi tahun-tahun yang lalu maupun tahun yang berjalan.

Komponen-komponen diatas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bank karena modal bagi suatu bank ternyata mempunyai fungsi (Muljono, 1988:228) :

a. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiaan-kerugian yang tidak dapat dihindarkan;

b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain;

c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham;

d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.


(41)

Sedangkan Faisal Abdullah (2003:47) menyatakan fungsi modal bank adalah :

1) Melindungi para kreditur

2) Menjamin kelangsungan operasional 3) Memenuhi standar modal minimal

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal

Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh (Muljono, 1988:228) :

a. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan. b. Tingkat Likuiditas yang Dimilikinya

c. Tingkat Kualitas Assets d. Struktur Deposito

e. Tingkat Kualitas dari Sistem dan Prosedurnya f. Tingkat Kualitas dan Karakter Para Pemilik Saham

g. Kapasitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Keuangan Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang.

h. Riwayat Pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang Diperolehnya

5. Tujuan Utama Analisa Rasio Permodalan (Muljono, 1988:121) :

a. Untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien. b. Untuk mengetahui apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk


(42)

c. Untuk mengetahui apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) semakin besar atau semakin mengecil.

6. Penilaian permodalan Bank

Ketentuan permodalan yang saat ini berlaku di Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlement (BIS). Penyesuaian perhitungan dan penilaian kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh

BIS akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan Indonesia untuk dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan perbankan internasional dalam memasuki era globalisasi.

Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh BIS, Bank Indonesia berdasarkan Paket Kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan menurut BIS ini disebut capital adequacy ratio(car). Oleh karena itu ketentuan car bagi perbankan Indonesia adalah 8 % dari aktiva tertimbang menurut risiko (Siamat, 1993:80).

Untuk mengetahui besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus :

CAR = Modal X 100 % ATMR

Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan car diatas meliputi modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri atas modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan, laba


(43)

tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

Sedangkan komponen modal pelengkap terdiri atas cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman subordinasi.

Nilai aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) baik itu ATMR neraca maupun rekening administratif diperleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki car paling sedikit sebesar 8%. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS.

F. Efisiensi Usaha Bank 1. Pengertian Efisiensi Usaha

Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan, atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Pusat pertanggungjawaban “A” dapat dikatakan lebih efisien dari pada pusat pertanggungjawaban “B” apabila (1) ia mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan oleh “B”, akan tetapi tetap dapat menghasilkan jumlah keluaran yang sama, atau (2) bila pusat pertanggungjawaban “A” mempergunakan jumlah unit masukan yang sama dengan “B” akan tetapi dapat menghasilkan keluaran yang lebih besar (Anthony, 1987:200).


(44)

The Liang Gie (2003,37) menyatakan bahwa efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu kegiatan tertentu mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari 2 (dua) subunsur, yaitu : jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Arti efisiensi dapat diperjelas dengan gambar sebagai berikut :

(A) Hasil Biasa

Kegiatan Tertentu (K) (B) Hasil Lebih Besar

(C) Hasil Terbesar

Menurut gambar diatas, hasil terbesar (C) mewujudkan efisiensi karena memberikan perbandingan yang terbaik, yaitu paling banyak memberikan hasil berdasarkan suatu kegiatan tertentu.

Efisiensi merupakan sebuah ide atau konsep yang bulat pengertiannya dan utuh jangkauannya. Hal ini berarti bagi efisiensi tidak dapat dibuat tingkat-tingkat perbandingan derajat seperti “lebih efisien” dan “paling efisien”. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik, yang maksimal, yang terbesar, atau yang tertinggi antara 2 (dua) unsur kegiatan dan hasil. Oleh karena itu tidak mungkin dikatakan perbandingan yang “lebih” terbaik atau “paling” terbaik. Kemungkinannya hanyalah antara efisien dan nonefisien, antara efisien dan tidak efisien dan bukannya kurang ef.isien atau lebih efisien.


(45)

2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank

Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur performance

manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi usaha bank antara lain :

a. Leverage Multiplier

Rasio ini untuk mengukur besarnya komponen modal dibandingkan dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin efisien, karena semakin kecil bagian modal sendiri atau semakin besar dana pihak luar (dalam bentuk pinjaman) sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga menunjukkan meningkatnya tingkat kepercayaan pihak luar pada bank tersebut (Muljono, 1999:105).

Rumus :

Leverage Multiplier= Total Assets . Total Equity Capital

Komponen dari equity capital terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan laba yang ditahan.

b. Assets Utilization

Rasio ini untuk mengukur kemampuan yang ada dalam memperoleh pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar kemampuan setiap unit aktivitasnya memperoleh pendapatan, yang juga berarti semakin efisien bagi bank tersebut (Muljono, 1999:106).


(46)

Rumus :

Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets

Pengertian dari operating income (pendapatan usaha bank) adalah semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank. Komponen dari operating income terdiri dari hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan karena transaksi devisa, dan pendapatan rupa-rupa.

Sedangkan pengertian dari non operating income (pendapatan bukan usaha bank) adalah semua pendapatan yang benar-benar telah diterima dan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya pendapatan sewa ruangan kantor dan sewa kendaraan bermotor yang dipergunakan oleh pihak lain, keuntungan karena penjualan benda-benda tetap dan inventaris.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris, yaitu penelitian yang datanya tidak diambil secara langsung dari perusahaan tetapi diperoleh dari data yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi empiris ini dilakukan pada PT Bank Negara Indonesia Tbk terhadap laporan keuangan, untuk mengetahui kinerja keuangan bank tersebut ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha. Penelitian ini juga dikategorikan sebagai studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi objek yang diteliti. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis kemudian ditarik kesimpulan yang hanya berlaku pada PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 dan tidak berlaku untuk bank yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2006.


(48)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Karena penelitian ini dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta, maka subjek penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) melalui Pojok BEJ Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti adalah aspek-aspek keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk yang meliputi aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha.

D. Data yang Diperlukan

1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Bank Negara Indonesia Tbk, data yang diperlukan adalah :

a. Sejarah bank

b. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan c. Personalia

2. Untuk mengetahui aspek-aspek keuangan Bank Negara Indonesia Tbk, data yang diperlukan :

a. Neraca pada tanggal 31 Desember 2005. b. Laporan laba-rugi tanggal 31 Desember 2005.

d. Laporan komitmen dan kontinjensi tanggal 31 Desember 2005.


(49)

3. Untuk menentukan rasio standar industri, data yang diperlukan :

a. Neraca bank yang terdaftar di BEJ (go publik) pada tanggal 31 Desember 2005.

b. Laporan laba-rugi bank yang terdaftar di BEJ (go publik) tanggal 31 Desember 2005.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang pertama mengenai kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio likuiditas standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio likuiditas standar industri adalah sebagai berikut :

a. Menghitung rasio likuiditas untuk setiap bank dalam industri. Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :


(50)

1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar

2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus : X = ∑ X .

n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio likuiditas X = nilai rasio likuiditas

∑ X = jumlah nilai rasio likuiditas bank dalam industri n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio likuiditas bank, yang terdiri dari cash ratio dan loan to assets ratio.

3. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas standar industri.

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai cash ratio bank lebih besar atau sama dengan nilai cash ratio

standar industri dan nilai loan to assets ratio bank lebih kecil atau sama dengan nilai loan to assets ratio standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik.


(51)

Untuk menjawab permasalahan yang kedua mengenai kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio rentabilitas standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio rentabilitas standar industri adalah sebagai berikut :

a. Menghitung rasio rentabilitas untuk setiap bank dalam industri. Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :

1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva

2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus : X = ∑ X .

n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio rentabilitas X = nilai rasio rentabilitas

∑ X = jumlah nilai rasio rentabilitas bank dalam industri n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio rentabilitas bank, yang terdiri dari return on assets dan

return on equity.

3. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas standar industri.


(52)

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio rentabilitas bank lebih besar atau sama dengan nilai rasio rentabilitas standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas adalah baik.

Untuk menjawab permasalahan yang ketiga mengenai kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung rasio permodalan bank dengan rumus :

Capital Adequacy Ratio = Modal X 100 % ATMR

2. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan ketentuan minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %.

3. Menarik kesimpulan

Apabila nilai capital adequacy ratio bank lebih besar atau sama dengan ketentuan minimum permodalan dari Bank Indonesia sebesar 8 %, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan adalah baik.

Untuk menjawab permasalahan yang keempat mengenai kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha pada tahun 2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio efisiensi usaha standar industri adalah sebagai berikut :


(53)

a. Menghitung rasio efisiensi usaha untuk setiap bank dalam industri. Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :

1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital

2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100%

Total Assets

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus : X = ∑ X .

n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio efisiensi usaha X = nilai rasio efisiensi usaha

∑ X = jumlah nilai rasio efisiensi usaha bank dalam industri n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio efisiensi usaha bank, yang terdiri dari leverage multiplier

dan assets utilization.

3. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi usaha standar industri.

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio efisiensi usaha bank lebih besar atau sama dengan rasio efisiensi usaha standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah baik.


(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM BANK

A. Sejarah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi bank umum milik negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi perusahaan perseroan (persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi persero, dinyatakan dalam akta No. 131 tanggal 31 Juli 1992, dibuat dihadapan Muhani Salim, SH yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992.

Pada saat ini kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, BNI memiliki 12 kantor wilayah yang membawahi 916 kantor cabang dan cabang pembantu domestik, serta 31 kantor cabang syariah. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 5 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, dan New York. Pada tahun 2003, BNI telah menutup cabang Cayman Islands dan telah menerima surat persetujuan penutupan cabang Cayman Islands Monetary Authority dan memberitahukan kepada Bank Indonesia.


(55)

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BNI melakukan “go publik” dengan penawaran umum perdana atas 1.085.032.000 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 500 (nilai penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp 850 (nilai penuh) setiap saham kepada masyarakat di Indonesia. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 25 November 1996. Melalui initial public offering (IPO), maka status BNI menjadi perusahaan publik dengan nama PT Bank Negara Indonesia Tbk.

B. Visi dan Misi BNI 1. Visi BNI

Visi BNI adalah menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja. Bank Negara Indonesia ingin menjadi bank kebanggaan nasional yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer.

2. Misi BNI

Untuk merealisasikan visi tersebut BNI memiliki misi “Memaksimalkan

stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer”.Untuk memaksimalkan

stakeholder value dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada seluruh pengguna jasa Bank BNI.


(56)

C. Budaya Perusahaan

Pemikiran budaya kerja dilingkungan BNI lahir bersamaan dengan upaya Bank BNI untuk mengembangkan pemikiran mengenai manajemen. Perumusan budaya kerja diperlukan mengingat perkembangan yang begitu pesat dalam dunia usaha perbankan yang meliputi teknologi, komunikasi, sistem dan prosedur, persaingan dan jasa perbankan.

Budaya kerja Bank BNI dilandasi oleh Swadharma Bhakti Nagara yang merupakan semboyan Bank Negara Indonesia. Ketiga kata tersebut berasal dari bahasa Kawi. Swadharma berasal dari kata “swa” yang berasal sendiri, “dharma” yang berarti kewajiban, “bhakti” berarti bakti dan “nagara” yang berarti negara. Dalam arti luas, Swadharma Bhakti Nagara dapat diartikan sebagai suatu bakti kepada negara sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban.

Budaya Bank Negara Indonesia Tbk meliputi :

1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik 2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional

3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.


(57)

D. Struktur Organisasi

Pada tanggal 31 Desember 2005, susunan dewan komisaris dan direksi BNI adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama Zaki Baridwan

Wakil Komisaris Utama Suwarsono

Komisaris J.B. Kristiadi

Komisaris Effendi

Komisaris Achjar Iljas

Komisaris H.M.S. Latif

Komisaris Felia Salim

Direksi :

Direktur Utama Sigit Pramono

Wakil Direktur Utama Gatot Mudiantoro Suwondo

Direktur Ignatius Supomo

Direktur Fero Poerbonegoro

Direktur Achmad Baiquni

Direktur Tjahjana Tjakrawinata

Direktur Bien Subiantoro

Direktur Achil Ridwan Djayadiningrat

Direktur Kemal Ranadireksa


(58)

Pada tanggal 31 Desember 2005, BNI dan anak perusahaan mempunyai karyawan sejumlah 19.471 karyawan termasuk 1.859 karyawan honorer.

E. Jasa-Jasa BNI

Jasa yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia adalah cukup menarik dan bervariatif, diantaranya :

1. Tabungan

Tabungan adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut diberikan bungan dan jumlah pengambilan dalam bulan biasanya dibatasi. Adapun jenis tabungan yang ditawarkan oleh BNI adalah Taplus, Taplus Utama, Simponi, Tapenas, BNI Haji, BNI Dollar yang dilengkapi dengan fasilitas ATM.

2. Giro

Giro adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut tidak diberikan bunga. Dana yang disimpan dapat ditarik dan disetor dalam jumlah dan waktu yang tidak ditentukan.

3. Deposito

Deposito adalah simpanan nasabah di bank dan untuk pengambilan dananya telah ditentukan waktunya sehingga tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Jenis deposito yang ditawarkan adalah deposito rupiah, valas, deposito on call dan sertifikat deposito.


(59)

4. Kartu Kredit

Fasilitas eksklusif credit card yang diberikan kepada nasabah guna keperluan sehari-hari. Nasabah atas rekomendasi bank diberikan kartu yang dapat digunakan untuk berbelanja ditempat yang telah ditentukan dengan pembayaran akhir bulan.

5. Save Deposit Box

Fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk menyimpan surat-surat berharga dengan jaminan bahwa surat tersebut tidak akan rusak, hilang, terbakar atau terkena resiko lainnya.

6. Treasury

BNI sebagai penyedia solusi valuta asing (valas) yang prima dan berusaha untuk mempertahankan eksistensinya yang bergerak di pasar valas. Layanan ini berupa Forex, Fixed Income, Foreign Exchange, dan Money Market.

7. Garansi Bank

Garansi bank merupakan suatu jaminan bank yang diberikan untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu proyek/tender atau dalam transaksi perdagangan.


(60)

8. Kredit

Kredit yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara lain : a. Kredit Modal Kerja

Pinjaman jangka pendek yang diberikan untuk menunjang kebutuhan likuiditas atau sebagai modal kerja baik untuk perorangan maupun untuk perusahaan.

b. Kredit Investasi

Pinjaman yang diberikan untuk menunjang investasi baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah.

c. Kredit Konsumsi

Kredit yang diberikan bank dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif. Kredit konsumsi diantaranya meliputi BNI Griya, BNI Oto, BNI Multiguna dan Fleksi.

9. Produk Lain

Produk BNI selain yang telah dikenal masyarakat adalah BNI Syariah. Layanan ini meliputi Murabahah, Ijarah Gadai Emas Syariah, Deposito Mudharabah, THI Mudharabah, Reksadana Syariah dan Tabungan Syariah Plus.


(61)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Aspek-aspek kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang akan dinilai dalam penelitian ini antara lain aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha. Dasar kriteria yang digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja keuangan dari aspek-aspek tersebut ada 2 (dua), yaitu rasio standar industri dan ketentuan minimum permodalan. Rasio standar industri digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan untuk aspek likuiditas, rentabilitas, dan efisiensi usaha. Sedangkan ketentuan minimum permodalan akan digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan untuk aspek permodalan.

Rasio standar industri merupakan rasio rata-rata dari bank-bank dalam satu industri. Adapun bank-bank yang diikut sertakan dalam membuat rasio standar industri adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta per tanggal 31 Desember 2005. Adapun bank-bank tersebut antara lain Bank Arta Niaga Kencana, Artha Graha Internasional, Buana Indonesia, Bumiputera Indonesia, Central Asia, Century, Danamon Indonesia, Eksekutif Internasional, Internasional Indonesia, Kesawan, Lippo, Mandiri, Mayapada Internasional, Mega, Negara Indonesia, Niaga, NISP, Nusantara Parahyangan, Pan Indonesia, Permata, Rakyat Indonesia, Swadesi, dan Victoria Internasional.


(62)

B. Analisis Data

1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Likuiditas.

a. Menentukan rasio likuiditas standar industri 1) Menghitung rasio likuiditas setiap bank

a) Cash Ratio

Tabel 5-1 Perhitungan Cash Ratio (CR) Industri Tahun 2005

Nama Bank Alat Likuid (Rp) Kewajiban Segera Dibayar (Rp)

CR

(%) Arta Niaga Kencana 66.038.944.157 1.053.533.917.726 6,27

Artha Graha Internasional 659.657.517.447 8.821.513.034.129 7,48

Buana Indonesia **1.133.168 **12.902.312 8,78

Bumiputera Indonesia *497.526.159 *3.909.440.448 12,73

Central Asia **18.755.381 **130.132.176 14,41

Century **1.082.095 **10.120.757 10,69

Danamon Indonesia **4.203.358 **44.508.636 9,44 Eksekutif International 108.472.212.723 1.315.892.290.180 8,24 Internasional Indonesia **3.781.679 **37.311.441 10,14

Kesawan 148.443.220.482 1.405.970.681.165 10,56

Lippo **3.355.355 **25.293.240 13,27

Mandiri **22.827.469 **206.964.937 11,03

Mayapada Internasional *198.996.452 *2.552.104.592 7,80

Mega **2.280.282 **22.046.601 10,34

Negara Indonesia **14.124.457 **116.808724 12,09

Niaga **2.956.336 **34.377.602 8,60

NISP **1.570.368 **16.086.960 9,76

Nusantara Parahyangan 252.182.937.358 2.564.962.142.384 9,83


(63)

Permata **2.819.138 **29.347.954 9,61 Rakyat Indonesia **11.471.653 **99.002.500 11,59

Swadesi 67.154.157.755 801.082.239.295 8,38

Victoria Internasional *192.992.396 *1.911.318.318 10,09

Jumlah 95.158.833.997.522 836.617.082.662.879 230,65

Sumber : Data sekunder diolah

Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

b) Loan to Assets Ratio

Tabel 5-2 Perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR) Industri Tahun 2005

Nama Bank Total Loan (Rp) Total Assets (Rp) LAR (%)

Arta Niaga Kencana 774.066.358.842 1.199.757.995.679 64,52

Artha Graha Internasional 7.312.435.168.334 10.849.427.614.537 67,40

Buana Indonesia **10.126.485 **15.999.505 63,30

Bumiputera Indonesia *3.008.760.530 *4.317.051.947 69,70

Central Asia **52.778.750 **150.180.752 35,14

Century **2.598.636 **13.274.118 19,58

Danamon Indonesia **34.973.862 **67.803.454 51,58

Eksekutif International 1.041.624.750.445 1.492.007.881.882 69,81

Internasional Indonesia **20.300.014 **49.026.180 41,41

Kesawan 810.940.272.488 1.541.558.692.169 52,61

Lippo **7.648.301 **29.116.215 26,27

Mandiri **94.869.474 **263.383.348 36,02

Mayapada Internasional *2.025.890.958 *3.155.554.158 64,20

Mega **11.113.855 **25.109.428 44,26

Negara Indonesia **58.331.151 **147.812.206 39,46

Niaga **28.671.419 **41.579.861 68,96

NISP **12.244.905 **20.041.565 61,10

Nusantara Parahyangan 1.430.950.665.562 2.839.666.595.427 50,39


(64)

Permata **31.423.021 **34.782.459 90,34 Rakyat Indonesia **69.503.859 **122.775.579 56,61

Swadesi 427.870.419.448 925.670.587.697 46,22

Victoria Internasional *724.936.250 *2.112.004.691 34,32 Jumlah 466.037.596.373.119 1.046.236.814.173.391 1190,85

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio likuiditas industri a. Rata-rata hitung cash ratio industri

X = ∑ X X 100 % n

= 230,65 % 23

= 10,03 %

b. Rata-rata hitung loan to assets ratio industri X = ∑ X X 100 %

n

= 1190,85 %

23

= 51,78 %

b. Menghitung rasio likuiditas PT Bank Negara Indonesia Tbk 1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 %

Kewajiban Yang Segera Dibayar = Rp 14.124.457.000.000 X 100 % Rp 116.808724.000.000


(65)

2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets

= Rp 58.331.151.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000

= 39,46 %

c. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas standar industri.

Tabel 5-3 Perbandingan CR dan LAR Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005

Nama Bank CR (%) CR Industri (%) LAR (%) LAR Industri (%)

Negara Indonesia 12,09 10,03 39,46 51,78

d. Menarik Kesimpulan

Tabel 5-3 diatas menunjukkan perbandingan antara nilai cash ratio dan

loan to assets ratio bank dengan rasio industrinya. Informasi yang dapat kita peroleh melalui tabel 5-3 adalah bahwa nilai cash ratio BNI lebih besar dibandingkan dengan rasio industrinya dan nilai loan to assets ratio

BNI lebih kecil daripada rasio industrinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005 adalah baik (likuid).


(66)

2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Rentabilitas.

a. Menentukan rasio rentabilitas standar industri 1) Menghitung rasio rentabilitas setiap bank

a) Return on Assets

Tabel 5-4 Perhitungan Return on Assets (ROA) Industri Tahun 2005

Nama Bank Laba Usaha (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA

(%) Arta Niaga Kencana 17.157.856.689 1.199.757.995.679 1,43

Artha Graha Internasional 31.349.642.769 10.849.427.614.537 0,29

Buana Indonesia **492.196 **15.999.505 3,08

Central Asia **5.123.618 **150.180.752 3,41

Century **23.505 **13.274.118 0,18

Danamon Indonesia **2.998.244 **67.803.454 4,42

Internasional Indonesia **916.252 **49.026.180 1,87

Kesawan 4.724.679.014 1.541.558.692.169 0,31

Lippo **522.351 **29.116.215 1,80

Mandiri **1.232.553 **263.383.348 0,47

Mayapada Internasional *23.831.288 *3.155.554.158 0,76

Mega **263.691 **25.109.428 1,05

Negara Indonesia **2.255.783 **147.812.206 1,53

Niaga **746.329 **41.579.861 1,80

NISP **290.803 **20.041.565 1,45

Nusantara Parahyangan 40.542.748.968 2.839.666.595.427 1,43

Pan Indonesia **750.359 **36919.444 2,03

Permata **405.343 **34.782.459 1,17

Rakyat Indonesia **5.607.952 **122.775.579 4,57

Swadesi 17.190.421.282 925.670.587.697 1,86


(67)

Jumlah 21.791.346.256.722 1.046.236.814.173.391 36,22 Sumber : Data sekunder diolah

Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

b) Return on Equity

Tabel 5-5 Perhitungan Return on Assets (ROE) Industri Tahun 2005

Nama Bank Laba Bersih (Rp) Equity (Rp) ROE

(%) Arta Niaga Kencana 11.948.738.879 127.525.591.979 9,37

Artha Graha Internasional 22.550.364.554 535.194.465.103 4,21

Buana Indonesia **345.796 **2.169.128 15,94

Central Asia **3.597.400 **15.847.154 22,70

Century **22.286 **366.401 6,08

Danamon Indonesia **2.003.198 **8.588.953 23,32 Internasional Indonesia **725.118 **4.708.425 15,40

Kesawan 2.946.284.015 121.976.810.408 2,42

Lippo **412.121 **2.611.580 15,78

Mandiri **603.369 **23.214.722 2,60

Mayapada Internasional *16.945.293 *332.211.304 5,10

Mega **179.353 **1.276.625 14,05

Negara Indonesia **1.414.739 **11.894.914 11,90

Niaga **546.921 **3.966.113 13,79

NISP **204.971 **1.986.381 10,32

Nusantara Parahyangan 28.315.156.468 163.649.891.901 17,30

Pan Indonesia **505.799 **4.384.651 11,54

Permata **295.005 **2.571.904 15,36

Rakyat Indonesia **3.808.587 **13.352.982 28,52

Swadesi 11.748.360.852 111.924.748.130 10,50

Victoria Internasional *20.137.438 *157.548.223 12,78


(68)

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio rentabilitas industri a. Rata-rata hitung return on assets industri

X = ∑ X X 100 % n

= 36,22 % 21

= 1,72 %

b. Rata-rata hitung return on equity industri X = ∑ X X 100 %

n = 265,08 % 21

= 12,62 %

b. Menghitung rasio rentabilitas PT Bank Negara Indonesia Tbk 1) Return on Assets = Laba Usaha X 100%

Total Aktiva

= Rp 2.255.783.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000

= 1,53 %

2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri

= Rp 1.414.739.000.000 X 100 % Rp 11.894.914.000.000


(69)

c. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas standar industri.

Tabel 5-6 Perbandingan ROA dan ROE Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005

Nama Bank ROA (%) ROA Industri (%)

ROE (%) ROE

Industri (%)

Negara Indonesia 1,53 1,72 11,90 12,62

c. Menarik Kesimpulan

Melalui tabel 5-6 kita dapat mengetahui bahwa nilai return on assets dan

return on equity bank lebih kecil dibandingkan dengan rasio industrinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005 adalah kurang baik.

3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Permodalan.

a. Menghitung capital adequacy ratio bank

Perhitungan penyediaan modal minimum (capital adequacy) didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang


(70)

didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan. Berikuit ini disajikan tabel perhitungan penyediaan modal minimum PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005.

Tabel 5-7 Perhitungan Penyediaan Modal Minimum PT Bank Negara Indonesia Tbk Tahun 2005

No. Keterangan Nominal Bobot

Risiko (%) ATMR I. 1. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 Aktiva Neraca Kas

Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain

Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia

Surat Berharga

Wesel ekspor dan tagihan lainnya Tagihan derivatif

Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Obligasi Pemerintah Penyertaan

Aktiva tetap

Aktiva pajak tangguhan

Biaya dibayar dimuka dan aktiva lain

2.843.779 11.280.678 500.134 19.553.926 8.849.689 1.392.211 50.788 58.331.161 3.497.254 32.367.923 778.525 4.557.160 156.437 3.652.541 0 0 20 0 20 20 20 100 20 20 100 100 100 100 0 0 400.107 0 1.769.938 1.113.769 40.630 58.331.161 2.797.803 25.894.338 778.525 4.557.160 156.437 3.652.541

1.15 Jumlah ATMR aktiva neraca 99.492.409

2. Rekening Adminstratif 2.1

2.2

2.3

Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan

Irrevocable letters of credit yang masih berjalan

Jaminan Bank

a. Stanby letters of credit b. Garansi bank

c. Performance bonds d. Advance payment bonds e. Bids bonds

7.960.576 4.122.461 567.170 1.810.796 1.069.762 766.619 305.049 50 100 0 0 0 0 0 3.980.288 4.122.461 0 0 0 0 0

2.4 Jumlah ATMR rekening adminstratif 8.102.749

3. Jumlah ATMR (1.15 + 2.4) 107.595.158

No. Keterangan Nominal

II. 1. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Modal Modal Inti : Modal disetor

Tambahan modal disetor/agio saham Cadangan umum dan wajib

Cadangan khusus Laba yang ditahan

7.042.194 2.525.661 389.494 434.641 1.891.432

1.6 Jumlah Modal Inti 12.283.422

2. 2.1 2.2

Modal Pelengkap : Pinjaman subordinasi

Cadangan umum penyisihan


(71)

Penghapusan aktiva produktif (max

1,25 dari ATMR) 1.255.802

2.3 Jumlah Modal Pelengkap 3.688.834

3. Jumlah Modal (II.1.6 + II.2.3) 15.972.256

III. IV.

V.

Modal Minimum (8 % X I.3)

Kelebihan(Kekurangan) Modal (II.3 – III)

Rasio Modal (II.3 : I.3) X 100 %

8.607.613

7.364.643 14,84 %

Sumber : Data sekunder diolah

Keterangan : dalam jutaan rupiah, kecuali bobot risiko

b. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan ketentuan minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %.

Tabel 5-8 Perbandingan CAR Bank dengan Ketentuan CAR Bank Indonesia Tahun 2005

Nama Bank Modal (Rp) ATMR (Rp) CAR

(%)

CAR

minimum (%) Negara Indonesia *15.972.256 *107.595.158 14,84 8,00 * dalam jutaan

d. Menarik Kesimpulan

Melalui tabel 5-8 kita dapat mengetahui bahwa pada tahun 2005 PT Bank Negara Indonesia Tbk memiliki nilai capital adequacy ratio yang lebih besar bila dibandingkan dengan ketentuan minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005 adalah baik.


(72)

4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Efisiensi Usaha.

a. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri 1) Menghitung rasio efisiensi usaha setiap bank a) Leverage Multiplier

Tabel 5-9 Perhitungan Leverage Multiplier (LM) Industri Tahun 2005

Nama Bank Total Aktiva (Rp) Equity (Rp) LM Arta Niaga Kencana 1.199.757.995.679 127.525.591.979 9,41

Artha Graha Internasional 10.849.427.614.537 535.194.465.103 20,27

Buana Indonesia **15.999.505 **2.169.128 7,38

Bumiputera Indonesia *4.317.051.947 *204.115.014 21,15

Central Asia **150.180.752 **15.847.154 9,48

Century **13.274.118 **366.401 36,23

Danamon Indonesia **67.803.454 **8.588.953 7,89 Eksekutif International 1.492.007.881.882 129.100.952.082 11,56

Internasional Indonesia **49.026.180 **4.708.425 10,41

Kesawan 1.541.558.692.169 121.976.810.408 12,64

Lippo **29.116.215 **2.611.580 11,15

Mandiri **263.383.348 **23.214.722 11,35

Mayapada Internasional *3.155.554.158 *332.211.304 9,50

Mega **25.109.428 **1.276.625 19,67

Negara Indonesia **147.812.206 **11.894.914 12,43

Niaga **41.579.861 **3.966.113 10,48

NISP **20.041.565 **1.986.381 10,09

Nusantara Parahyangan 2.839.666.595.427 163.649.891.901 17,35

Pan Indonesia **36.919.444 **4.384.651 8,42

Permata **34.782.459 **2.571.904 13,52

Rakyat Indonesia **122.775.579 **13.352.982 9,19


(73)

Victoria Internasional *2.112.004.691 *157.548.223 13,41

Jumlah 1.046.236.814.173.391 98.823.180.000.603 301,25

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan b) Assets Utilization

Tabel 5-10 Perhitungan Assets Utilization (AU) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Pendapatan

(Rp)

Total Aktiva (Rp) AU

(%) Arta Niaga Kencana 129.722.471.259 1.199.757.995.679 10,81

Artha Graha Internasional 1.023.685.577.774 10.849.427.614.537 9,44

Buana Indonesia **1.833.633 **15.999.505 11,46

Bumiputera Indonesia *464.710.308 *4.317.051.947 10,76

Central Asia **15.517.107 **150.180.752 10,33

Century **1.045.689 **13.274.118 7,87

Danamon Indonesia **10.136.925 **67.803.454 14,95 Eksekutif International 221.912.028.872 1.492.007.881.882 14,87 Internasional Indonesia **5.472.554 **49.026.180 11,16

Kesawan 180.401.684.306 1.541.558.692.169 11,70

Lippo **2.677.499 **29.116.215 9,20

Mandiri **23.166.040 **263.383.348 8,80

Mayapada Internasional *325.892.112 *3.155.554.158 10,33

Mega **2.373.607 **25.109.428 9,45

Negara Indonesia **15.204.636 **147.812.206 10,29

Niaga **4.143.867 **41.579.861 9,97

NISP **2.110.437 **20.041.565 10,54

Nusantara Parahyangan 243.352.893.854 2.839.666.595.427 8,57

Pan Indonesia **3.379.086 **36.919.444 9,15

Permata **3.767.033 **34.782.459 10,83

Rakyat Indonesia **18.505.602 **122.775.579 15,07


(74)

Victoria Internasional *231.969.469 *2.112.004.691 10,98 Jumlah 112.248.799.534.532 1.046.236.814.173.391 246,53

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio efisiensi usaha industri a. Rata-rata hitung leverage multiplier industri

X = ∑ X n

= 301,25

23 = 13,10 X

b. Rata-rata hitung assets utilization industri X =∑ X X 100 %

n

= 246,53 %

23

= 10,72 %

b. Menghitung rasio efisiensi usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk 1) Leverage Multiplier = Total Assets

Total Equity Capital

= Rp147.812.206.000.000

Rp 11.894.914.000.000

= 12,43 X

2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets

= Rp 15.204.636.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000


(1)

131


(2)

132


(3)

133


(4)

134


(5)

135


(6)

136


Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT. Bank Riau

0 26 107

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA BPR BANK PASAR BANJARNEGARA.

0 0 6

EVALUASI KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RASIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN PERMODALAN PADA PD. BPR. BANK PASAR KABUPATEN KLATEN.

0 0 7

EVALUASI KINERJA KEUANGAN DIUKUR DARI RASIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA EVALUASI KINERJA KEUANGAN DIUKUR DARI RASIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA PD. BPR BANK PASAR SUKOHARJO.

0 2 6

ANALISIS KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN ANALISIS KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA BPR BANK PASAR BOYOLALI.

0 1 6

EVALUASI KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN EVALUASI KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA PD. BPR BANK PASAR BOYOLALI.

0 0 12

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA PD. BPR BANK PASAR BOYOLALI.

0 0 5

EVALUASI KINERJA (PERFORMANCE) KEUANGAN DIUKUR DARI RATIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS DAN PERMODALAN PADA Evaluasi Kinerja (Performance) Keuangan Diukur Dari Ratio Likuiditas, Rentabilitas Dan Permodalan Pada PD. Bpr Bank Pasar Boyolali.

0 0 13

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS, PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA

0 0 153

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM HASIL KOMBINASI BISNIS DAN NON KOMBINASI BISNIS DITINJAU DARI PERMODALAN, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS

0 0 167