tanggung jawab baik dalam bidang pemerintahan maupun dalam bidang pembangunan.
Pengelolaan atas penerimaan daerah meliputi penganggaran atau penetapan target hendaknya dikaitkan dengan potensi-potensi nyata
yang dapat direalisasikan sehingga dapat diterapkan sebagai model untuk segala pembiayaan. Demikian pula pengelolaan atas anggaran
belanja itu sendiri hendaknya direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan
yang berlaku, sehingga pada akhirnya dapat diterima pertanggungjawabannya. Sedangkan pertanggungjawaban itu sendiri
harus mendapat persetujuan dari legislative dan dari pejabat yang berwenang untuk itu.
b.
Kekayaan milik daerah yang dipisahkan, yaitu seluruh uang dan barang yang pengurusannya tidak dimasukkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, tetapi diselenggarakan oleh perusahaan daerah sesuai dengan undang-undang tentang
pemerintahan daerah dan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku Mamesah,1995:22.
2.2.3 Sumber – Sumber Penerimaan Daerah
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, sumber - sumber pendapatan daerah ditetapkan dalam UU nomor 25 Tahun 1999 Pasal 4,
5, dan Pasal 6. Kemudian diubah dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pemerintah Daerah, dimana didalamnya disebutkan sumber pendapatan daerah terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah PAD terdiri dari: a. Pajak Daerah
X
1
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan
rumah tangganya sebagai badan hukum publik Mamesah.1995:98.
b. Retribusi Daerah
X
2
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau
milik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung
Riwu Kaho,2003:171. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
X
3
Kekayaan daerah yang secara langsung dikelola oleh pemerintah daerah sesuai dengan tingkat otonominya masing-masing serta
berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab baik dalam bidang pemerintahan maupun dalam
bidang pembangunan. d. Lain – lain PAD yang sah
X
4
Lain – lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain – lain milik pemerintah daerah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dalam pasal 6 ayat 2 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang dimaksud meliputi:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan 2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga 4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing
5.
Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh
daerah. 2. Dana perimbangan
Dana perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan
pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonom kepada daerah.
Dana Perimbangan merupakan kelompok sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Pasal 10 Undang- undang Nomor 33 Tahun 2004, Dana
perimbangan terdiri dari:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
a. Dana bagi hasil b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus 3. Pinjaman daerah
Selama tiga dekade lebih pemerintahan orde baru, sumber utama pinjaman daerah berasal dari pinjaman dalam negeri. Jumlah
pinjaman daerah selama ini rata-rata dibawah satu persen 1 dari APBD. Itu pun pinjaman yang dilakukan sebagian besar untuk
mendukung kegiatan atau operasional perusahan daerah Badan Usaha Milik Daerah. Pemerintah daerah pada masa lalu tidak
dibenarkan melakukan pinjaman luar negeri. Perihal pinjaman daerah telah diatur dalam Pasal 49 sampai Pasal 65 UU Nomor 33 Tahun
2004. Juli Panglima Saragih, 2003 : 73 . 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah merupakan pendapatan yang didapat berdasarkan undang-undang yang telah ditentukan.
Salah satu perbedaan yang sangat signifikan diantara UU Nomor 5 Tahun 1974 dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 mengenai sumber-
sumber pendapatan daerah adalah, bahwa ketentuan lama menyebutkan adanya bantuan pusat kepada daerah baik propinsi dan daerah kabupaten
maupun kotamadya melalui kebijakan dana instruksi Presiden inpres dan subsidi daerah otonom serta inpres desa tertinggal IDT. Sedangkan
ketentuan dalam undang-undang tentang otonomi daerah yang baru,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
bantuan pusat dihapus dan digantikan dengan dana perimbangan yang intinya bahwa daerah otonom yang menerima dana perimbangan
memiliki kewenangan penuh untuk mengelola dan menggunakannya. Sedangkan sebelum dikeluarkannya undang-undang otonomi
daerah tahun 1999, sumber keuangan daerah, baik propinsi, kabupaten, maupun kotamadya menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 adalah sebagai
berikut: 1. Penerimaan Asli Daerah PAD
2. Bagi hasil pajak dan non pajak 3. Bantuan Pusat APBN untuk daerah tingkat I dan tingkat II
4. Pinjaman daerah 5. Sisa lebih anggaran tahun lalu
6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah.
2.2.4 Pendapatan Asli Daerah