Analisa kadar gula reduksi Dextrose Equivalent DE Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Fermentasi Kadar gula

12 4. Proses hidrolisis berlangsung sesuai dengan kondisi yang ditetapkan yaitu 50 menit dan pada suhu 90 °C dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. 5. Diamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup, lalu disaring. 6. Diambil cuplikan hasil hidrolisis untuk dianalisa kadar glukosanya.

3.2. Analisa kadar gula reduksi Dextrose Equivalent DE

1. Hasil hidrolisis pati kulit pisang kapok diambil 3 ml sebagai sample cuplikan, larutan kemudian diencerkan dengan aquadest menjadi 50 ml. 2. Larutan ini diambil 10 ml kemudian ditambahkan 15 ml larutan luff-schrool 3. Erlenmeyer yang berisi larutan tersebut dihubungkan dengna pendingin tegak kemudian dididihkan, diusahakan 2 menit sudah mendidih. 4. Kemudian didinginkan dengan bantuan air kran. 5. Ditambahkan larutan KI 30 15 ml setelah mendidih dan ditambahkan juga H 2 SO 4 4N dengan hati – hati sebanyak 25 ml. 6. Kemudian dititrasi dengan Natrium Thiosulfat sampai warna menjadi coklat muda, kemudian diberi indikator amylum sampai berubah warna lalu dititrasi kembali sampai larutan menjadi jernih. 13 7. Perlakuan yang sama juga untuk blanko, dimana 25 ml aquadest ditambahkan 10 ml larutan luff schrool dikerjakan dengan cara yang sama seperti langkah – langkah diatas. Pembuatan indikator pati: - Pati ± 1 sendok dilarutkan dalam 100 ml aquadest kemudian dididihkan setelah itu didinginkan. 8. Perhitungan : S = V titrasi blanko – V titrasi filtrat “ Penentuan glukosa, fruktosa, dan gula invert dalam suatu bahan dengan metode Luff-Schrool “ Dari hasil ini dapat diketahui DE mgr gula reduksi yang terkandung melalui tabel 4 Sudarmadji.

3.3. Analisa kadar glukosa dengan metode luff schrool

1. Hasil hidrolisa pati kulit pisang filtrat diambil sebanyak 3 ml, kemudian diencerkan dengan aquadest hingga 50 ml. 2. Ambil 10 ml filtrate dan ditambahkan 10 ml larutan Luff- Schrool dalam Erlenmeyer. 3. Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 10 ml larutan Luff- Schrool dengan 25 ml aquadest. 4. Setelah itu ditambahkan beberapa butir batu didih, kemudian didihkan diusahakan 2 menit sesudah mendidih. 5. Selanjutnya cepat – cepat didinginkan dan ditambahkan 15 ml KI 30 dan dengan hati – hati ditambahkan 25 ml H 2 SO 4 4N. 14 6. Kemudian dititrasi dengan Natrium Thiosulfat sampai warna menjadi coklat muda, kemudian diberi indikator amylum sampai berubah warna lalu dititrasi kembali sampai larutan menjadi jernih. Indikator pati : pati ± 1 sendok dilarutkan dalam 100 ml air kemudian dididihkan setelah itu didinginkan. 15 Gambar 1. Diagram alir proses Hidrolisis Pati kulit pisang 25 gr Masukkan dalam labu leher tiga Setting : Suhu = 90 °C Waktu = 50 menit Kecepatan pengdukan = 100 rpm Diamkan selama 24 jam Disaring Filtrat Endapan Cek pH dan kadar glukosa Dibuang 15 ml HCl 0,5 N 200 ml aquadest 16 Tabel 2. Kadar glukosa awal sebelum fermentasi Titrasi ml Δv pH mg glukosa DE Kadar glukosa I II III Rata - rata Blanko Sampel 37 24 38 22 39 24 38 23,3 14,7 5,57 37,66 6,215 Tabel 3. Kadar glukosa setelah fermentasi pada hari ke 1 Jumlah nutrient gram Titrasi ml Δv mg glukosa DE Kadar glukosa blanko sampel Rata - rata 1 2,5 4 5,5 7 38 38 38 38 38 22,3 22,8 24,3 25,1 25,8 24,6 25,8 26,4 26,1 27,1 22,5 24,7 25,2 26,1 26,6 15,5 13,3 12,8 11,9 11,4 39,899 33,725 32,326 29,884 28,545 6,085 5,560 5,335 4,932 4,711 17 Tabel 4. Kadar glukosa setelah fermentasi pada hari ke 2 Jumlah nutrient gram Titrasi ml Δv mg glukosa DE Kadar glukosa blanko sampel Rata - rata 1 2,5 4 5,5 7 38 38 38 38 38 23,8 25 24,8 25,8 24,7 26,3 25,8 27 26,3 27,3 24,4 25,3 25,5 26,4 26,8 13,6 12,7 12,5 11,6 11,2 34,609 32,235 32,544 29,151 28,033 5,721 5,320 5,206 4,811 4,632 Tabel 5. Kadar glukosa setelah fermentasi pada hari ke 3 Jumlah nutrient gram Titrasi ml Δv mg glukosa DE Kadar glukosa blanko sampel Rata - rata 1 2,5 4 5,5 7 38 38 38 38 38 23,9 25,5 24,5 26,4 25,1 26,6 25,9 27,5 26,4 28 24,7 25,5 25,85 26,7 27,2 13,3 12,2 12,2 11,3 10,8 33,8 30,974 30,974 28,278 27,011 5,579 5,211 5,111 4,667 4,458 18 Tabel 6. Kadar glukosa setelah fermentasi pada hari ke 4 Jumlah nutrient gram Titrasi ml Δv mg glukosa DE Kadar glukosa blanko sampel Rata - rata 1 2,5 4 5,5 7 38 38 38 38 38 25,6 26,6 25,9 26,7 25,9 27,3 26,8 27,8 27,2 28,4 26,1 26,3 26,6 27,3 27,8 11,9 11,7 11,4 10,7 10,2 29,999 29,454 28,672 26,872 25,545 4,951 4,861 4,732 4,435 4,216 Tabel 7. Kadar glukosa setelah fermentasi pada hari ke 5 Jumlah nutrient gram Titrasi ml Δv mg glukosa DE Kadar glukosa blanko sampel Rata - rata 1 2,5 4 5,5 7 38 38 38 38 38 25,9 27,3 26,2 27,2 26,5 28,1 26,9 28,7 27,1 28,7 26,6 26,7 27,3 27,8 27,9 11,4 11,3 10,7 10,2 10,1 28,629 28,381 26,878 25,551 24,982 4,725 4,684 4,436 4,217 4,123 19 Grafik kadar glukosa setelah proses fermentasi 1 2 3 4 5 6 7 1 2.5 4 5.5 7 K a d a r G lu k o sa Jumlah Nutrient gram hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 Gambar 2. Grafik Hubungan Jumlah Nutrient terhadap Kadar Glukosa 20

4. PROSES FERMENTASI

Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob jenih atau sebagian. Dalam suatu proses fermentasi bahan pangan seperti Natrium Khlorida bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan organisme pembusuk dan mencegah pertumbuhan sebagian besar organism yang lain. Suatu fermentasi yang busuk biasanya adalah fermentasi yang mengaklami kontaminasi, sedangkan fermentasi yang normal adalah perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Mikroba yang digunakan untuk fermentasi dapat berasal dari makanan tersebut dan dibuat pemupukan terhadapnya. Tetapi cara tersebut biasanya berlangsung agak lambat dan banyak menanggung resiko pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki lebih cepat. Maka untuk mempercepat perkembangbiakan biasanya ditambahkan mikroba dari luar dalam bentuk kultur murni ataupun starter bahan yang telah mengalami fermentasi serupa. Saccharomyces cereviceae dimanfaatkan untuk melangsungkan fermentasi, baik dalam makanan maupun dalam minuman yang mengandung alcohol. Jenis mikroba ini mampu mengubah cairan yang mengandung gula menjadi alcohol dan gas CO 2 secara cepat dan efisien Sudarmadji K, 1989. 21

4.1. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Fermentasi

Proses fermentasi gula menjadi alkohol dengan bantuan ragi tergantung dari faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain:

a. Kadar gula

Hampir semua mikroorganisme dapat memfermentasikan glukosa, fruktosa, sukrosa, dan galaktosa sampai kadar gula optimum, massa sel akan bertambah sesuai dengan kadar oksigen yang tersedia hal ini penting dalam proses pembuatan starter dan ragi roti, konsentrasi gula yang baik antara 10 – 18, apabila dipergunakan konsentrasi lebih dari 18 akan mengakibatkan pertumbuhan ragi terhambatdan waktu fermentasi lama mengakibatkan banyak guka yang tidak terfermentasi, sehingga hasil alkohol akan rendah begitu jug bila konsentrasi kurang dari 10, maka alkohol yang dihasilkan juga rendah.D.Syamsul Bahri,1973

b. Suhu