6
Bunga pisang yang masih segar jantung pisang bisa dijadikan makanan sebagai sayur. Munadjim,1988
e. Buah pisang Selain enak dimakan secara langsung, bisa dijadikan selai
pisang yang daya awetnya tinggi dan dapat menghasilkan uang yang lebih serta juga bisa dibuat tepung pisang dari
buah yang tua yang belum masak. Munadjim,1988 f.
Kulit buah pisang Kulitnya pun bisa untuk makanan ternak, selain itu bisa
untuk menghasilkan
alkohol yaitu
ethanol karena
mengandung gula yang mempunyai aroma yang menarik. Munadjim,1988
2.2. Komposisi Kulit Pisang
Tabel 1 Komposisi kulit pisang kepok No
Hasil test kimiawi laboratorium
Kadar 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8.
9. Air
Protein Lemak
Gula reduksi Pati
Serat kasar Abu
Vitamin Vitamin C mg 100 gr
Mineral Ca, mg 100 gr
Fe, mg 100 gr P, mg 100 gr
73,60 2,15
1,34 7,62
11,48 1,52
1,03
36 31
26 63
7
2.3. Pengambilan Pati Dari Kulit Pisang
Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat dalam berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang disimpan dalam akar,
batang buah, dan sebagai cadangan makanan. Pati adalah polimer D- glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuh-
tumbuhan, misalnya ketela pohon, pisang, jagung dan lain-lain Poedjiadi A, 1994.
Kulit pisang kapok digunakan karena mengandung karbohidrat. Karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu melalui proses hidrolisis
kemudian difermentasi
dengan menggunakan
Saccharomyces cereviceae menjadi alcohol.
Pengambilan pati dari kulit pisang kepok persiapan bahan untuk penelitian :
1. Buah pisang dikupas dan diambil kulitnya 2. Kulit pisang dicuci bersih lalu diiris kecil – kecil lalu
dimasukkan kedalam oven untuk dikeringkan pada suhu 105 °C sampai kering
3. Lalu ditumbuk halus sampai menjadi serbuk
Hasil analisis kandungan pati didalam kulit pisang kepok air 7,8 , pati
10,32 , gula reduksi 3,4 , protein 2,05 , yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk penelitian ini.
Kondisi yang ditetapkan antara lain adalah: pati kulit pisang kepok = 25 gram, aquadest 200 ml, waktu hidrolisa = 50 menit,
kecepatan pengadukan = 100 rpm, mikrooranisme yang digunakan Saccharomyces Cereviceae Optical density = 0,5 , Panjang
8
gelombang = 610 nm, jumlah biomassa awal = 266x 10
5
cfuml, pH fermentasi = 5,57 , suhu hidrolisa = 90
o
C , katalis yang digunakan HCl 0,5 N = 15 ml.
Kondisi berubah : waktu fermentasi : 1,2,3,4,5 hari, Nutrient Ammonium Phosphat : 1 ; 2,5 ;4 ; 5,5 ; 7 gram.
Pada penelitian ini menggunakan bahan utama pati dari kulit pisang kepok , bakteri Saccharomyces Cereviceae, HCl 0,5 N dan
bahan pembantu aquadest, ammonium Phosphat, PDA potato dexrtrose agar dan SDA saboro dextrose agar.
Secara umum produksi ethanol ini mencakup tiga rangkaian proses yaitu: pertama persiapan bahan. Kemudian tahap kedua adalah
hidrolisis pati kulit pisang kepok dengan ditambah larutan HCl 0,5 N dengan berat tertentu. Hasil hidrolisis kemudian dilakukan tahap
ketiga yaitu fermentasi. Secara lengkap bisa dilihat pada bab proses hiodrolisa dan proses fermentasi.
9
3. PROSES HIDROLISA
Hidrolisis adalah reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru atau lebih dan juga dekomposisi
suatu larutyan dengan menggunakan air. Proses ini melibatkan pengionan molekul air ataupun peruraian senyawa yang lain
Pudjatmaka dan Qodratillah, 2002. Reaksi hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi
sebagai berikut : C
6
H
10
O
5
n + n H2O nC
6
H
12
O
6
Pati air
glukosa
Karena reaksi antara pati dengan air berlangsung sangat lambat, maka untuk memperbesar kecepatan reaksinya diperlukan
penambahan katalisator. Penambahan katalisator ini berfungsi untuk memperbesar keaktifan air, sehingga reaksi hidrolisis tersebut berjalan
lebih cepat. Katalisator yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam nitrat dan asam khlorida.
Dalam reaksi ini menggunakan katalis asam klorida sehingga persamaan reaksi yang terbentuk sebagai berikut :
C
6
H
10
O
5
n + n H2O nC
6
H
12
O
6
Pati air
glukosa Agra dkk,1073
10
3.1. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Hidrolisa
Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H
2
O sebagai pemecah suatu persenyawaan proses hidrolisis dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu: a.
Jumlah kandungan karbohidrat pada bahan baku: Jumlah kandungan karbohidrat pada bahan baku sangat berpengaruh
terhadap hasil
hidrolisis asam,
dimana bila
kandungan karbohidrat sedikit maka jumlah gula yang terjadi juga sedikit,
dan sebaliknya bila suspensi terlalu tinggi mengakibatkan kekentalan
campuran akan
semakin meningkat,
sehingga tumbukan antara molekul karbohidrat dan air akan semakin
berkurang, dengan demikian maka reaksi pembentukan glukosa semakin berkurang. Bahan yang hendak dihidrolisa diaduk
dengan air panas dan jumlah bahan kering umumnya sekitar 18 – 22.
b. pH: pH berpengaruh terhadap jumlah produk hirolisa. pH ini erat hubungannya dengan konsentrasi asam yang digunakan pada
umumnya. pH terbaik sekitar 2,3. c. Tekanan:
Tekanan berpengaruh
terhadap jumlah
produk hidrolisis. Pada umumnya waktu hidrolisa yang dibutuhkan
sekitar 40 – 50 menit. Untuk hidrolisis yang berlangsung pada tekanan atmosfer titik didih larutan 100°C. Soebijanto,1986
d. Suhu: Pengaruh suhu terhadap kecepatan hidrolisa karbohidrat akan mengikuti persamaan Arhenius, bahwa semakin tinggi
suhunya semakin tinggi konversi yang didapat, tetapi kalau suhu
11
terlalu tinggi konversi yang diperoleh akan menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya glukosa yang pecah menjadi arang, yang
ditunjukkan oleh makin tuanya warna hasil. Disamping itu pada suhu yang tidak terlalu tinggi tidak melebihi titik didih air air
sebagai zat penghidrolisa tetap berada pada fasa cair, sehingga terjadi kontak yang baik antara molekul – molekul serbuk kulit
pisang dengan sebagian air. Dengan demikian reaksi dapat berjalan dengan baik. Soebijanto,1986
e. Konsentrasi Katalis: Pada proses hidrolisa, air akan menyerang pati tetapi reaksi antara air dan pati jalannya sangat lambat,
sehingga diperlukan katalisator untuk memperbesar kereaktifan air H
2
O. Dalam hidrolisa pati menjadi glukosa C
6
H
12
O
6
katalisator yang digunakan
makin cepat
jalannya reaksi
hidrolisa. Dalam hubungan ini yang memegang peranan penting adalah konsentrasi ion hydrogen H
+
dimana penggunaan asam ini sedapat – dapatnya terbatas pada nilai yang sekecil –
kecilnya, agar garam yang tertinggal didalam hasil akhir proses hidrolisa nantinya tidak banyak. Di dalam industry umumnya
dipakai katalisator asam klorida HCl.
Proses Hidrolisis yang dilakukuan dalam penelitian ini : 1. Pati ditimbang 25 gram.
2. Dimasukkan kedalam labu leher tiga ditambah air 200 ml.
3. Kemudian ditambahkan HCl 0,5 N sebagai katalis sebanyak 15 ml.
12
4. Proses hidrolisis berlangsung sesuai dengan kondisi yang ditetapkan yaitu 50 menit dan pada suhu 90 °C
dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. 5. Diamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup, lalu
disaring. 6. Diambil cuplikan hasil hidrolisis untuk dianalisa kadar
glukosanya.
3.2. Analisa kadar gula reduksi Dextrose Equivalent DE