Teori Kuantitas Uang Menurut Sukirno 2000:410 dalam menerangkan teori kuantitas yang Teori Permintaan Keynes

2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang Menurut Sukirno 2000:410 dalam menerangkan teori kuantitas yang

dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar yang dimana persamaan pertukaran. Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut : MV = PT Dimana : M = Uang beredar V = Kelakuan peredaran uang P = Tingkat harga-harga T = Jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan didalam suatu tahun tertentu. Didalam persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran uang, yaitu V ditentukan berdasarkan keseringan beberapa seringnya uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas, yaitu menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual belikan. Sukirno,2003: 221.

2.2.4.2 Teori Permintaan Keynes

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preference. Boediono,2007:27. Keynes menggolongkan sebab-sebab keinginan untuk memegang uang tunai dalam 3 golongan, yaitu : 1. Motif transaksi transaction motive Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakannya ialah untuk membiayai pembayaran-pembayaran atau kewajiban yang harus dilakukan agar usahanya dapat berjalan terus. Alasan menyimpan uang tunai untuk kebutuhan disebut dengan transaction 2. Motif berjaga-jaga precautionary motive Permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran yang tidak reguler atau yang di luar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit dan pembayaran tidak terduga lainnya. Boediono,2004: 28. 3. Motif spekulasi speculative motive Keynes memberi definisi speculative motive sebagai tujuan untuk mendapatkan keuntungan karena mengetahui dengan lebih baik dari pasar apa yang akan terjadi didalam masa depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2 : D t1 D t2 r 1 r o Tingkat bunga Tingkat bunga D s D s1 Permintaan uang b Spekulasi Permintaan uang a Transaksi dan berjaga-jaga D s2 D m1 r o Tingkat bunga D my1 D my2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber : Boediono , 2001 , Ekonomi Makro ,Penerbit BPEP, UGM, Yogjakarta , Hal 156 Kurva a menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap tidak dipengaruhi tingkat bunga Kurva Dt1 menggunakan permintaan untuk transaksi berjaga-jaga apabila pendapatan nasional Y1. Kedua jenis permintaan tersebut tergantung pada pendapatan nasional, makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Kurva B menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada ro permintaan uang spekulasi adalah sebanyak Ds1 semakin menurun tingkat bunga, semakin banyak permintaan uang untuk spekulasikarena orang – orang akan lebih suka memegang uangnya dari pada obligasi. Pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah menjadi sebanyak Ds2 Kurva C adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian yang merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga – jaga dengan permintaan uang untuk spekulasi. Kurva Dm y1 adalah permintaan uang dalam perekonomian pada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendapatan nasional sebanyak ro di bentuk dengan menjumlahkan Dmy1 dengan Dmy2. 2.2.5. Teori Penawaran Uang 2.2.5.1. Teori Penawaran Uang