BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Distribusi dan Transportasi
Secara tradisional kita mengenal manajemen distribusi dan transportasi dalam berbagai sebutan. Sebagian perusahaan menggunakan istilah manajemen logistik,
sebagian lagi menggunakan istilah distribusi fisik phisycal distribution. Apapun istilahnya, secara umum fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya adalah
menghantarkan produk dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai dimana mereka akan digunakan. Pada prinsipnya fungsi ini bertujuan untuk
menciptakan pelayanan yang tinggi ke customer yang bisa dilihat dari tingkat service level yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan
customer, serta pelayanan purna jual yang memuaskan. Pujawan, 2005; 174. Dalam upaya untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, manajemen distribusi dan
transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari Pujawan, 2005; 175-176 :
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level. Segmentasi customer perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dari segi revenue, sering kali hukum pareto 2080 berlaku di sini. Artinya, hanya sekitar
20 dari customer atau area penjualan menyumbangkan sejumlah 80 dari pendapatan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan tidak bisa menomorsatukan
semua customer. Dengan memahami perbedaan karakteristik dan konstribusi tiap customer atau area distribusi, perusahaan bisa mengoptimalkan kecepatan
pelayanan. 2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Sebagai contoh, transportasi laut
memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebih rendah, namun lebih lambat dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus bisa
menentukan mode apa yang akan digunakan dalam mengirimkan mendistribusikan produk-produk mereka ke customer. Kombinasi dua atau lebih
mode transportasi tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan
untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dar berbagai regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal
pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan dengan menyatukan permintaan beberapa toko atau ritel yang berbeda dalam sebuah truk. Dengan cara
ini, truk bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan biaya lebih pada customer.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh distributor adalah
menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah customer. Apabila jumlah customer
sedikit, keputusan ini diambil dengan relatif gampang. Namun perusahaan yang memiliki ribuan atau puluhan ribu toko atau tempat-tempat penjualan yang harus
dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa
berimplikasi pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi. 5. Memberikan pelayanan nilai tambah.
Di samping mengirimkan produk ke customer, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai tambah
tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik manufacturer. Beberapa proses nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan packaging,
pelabelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya. 6. Menyimpan persediaan
Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko di mana produk tersebut
dipajang untuk dijual. Oleh karena itu distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen pergudangan.
7. Menangani pengembalian return. Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain. Pengembalian ini
bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualannya habis.
Dengan lancarnya transportasi, tepat waktu, adanya keselamatan barang dan biaya relative murah akan mempengaruhi harga atau mutu komoditi sampai pada
konsumen. Selain itu peranan dalam penetapan lokasi industri atau kegiatan ekonomi lainnya adalah besarnya biaya transportasi dalam penetapan lokasi industri, karena
biaya transportasi merupakan salah satu komponen biaya produksi. Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya produksi lebih rendah dan harga
produk menjadi lebih rendah, sehingga menambah daya saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran. Dapat dirumuskan hubungan transportasi dan
jarak yang ada yaitu ;
Jarak t
km cos
si Transporta
Cos Transport
t =
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dan beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan
permintaan tertentu, pada biaya transportasi minimum. Dalam permasalahan transportasi ini, kita mengenal 4 metode transportasi yang sering digunakan, yaitu ;
1. Metode North_West-Corner
Metode North_West-Corner merupakan metode yang paling sederhana di antara tiga metode yang disebutkan untuk mencari solusi awal. Mulyono, 1991; 109
2. Metode Least Cost
Metode Least Cost merupakan metode transportasi yang berusaha mencapai tujuan untuk meminimasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak
sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit. Mulyono, 1991; 111. 3.
Metode Aproksimasi Vogel VAM Metode Aproksimasi Vogel VAM selalu memberikan suatu solusi awal yang
lebih baik dibanding metode North West Corner dan sering kali lebih baik daripada metode Least Cost. VAM melakukan alokasi dalam suatu cara yang
akan meminimumkan penalty Oportunity Cost dalam memilih kotak yang salah untuk suatu lokasi. Mulyono, 1991; 112.
4. Metode Linier Progamming Persolan angkutan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, merupakan
golongan tersendiri dalam persolan progam linier. Karena itu, cara umum penyelesaian persoalan program linier yang digunakan salah satunya seperti cara
simpleks. Siagian, 1987; 154. Sedangkan masalah transportasi dalam penentuan jadwal serta rute
pengiriman dari satu lokasi tujuan merupakan keputusan operasional paling penting yang berhubungan dengan transportasi di dalam supply chain adalah penentuan rute
dan penjadwalan pengiriman. Manajer harus menentukan customer yang akan dikunjungi dengan sebuah kendaraan khusus dan urutan yang akan dikunjungi.
Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh setiap kendaraan akan berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman, kapasitas kendaraan atau
armada pengangkutan.
2.2 Efisiensi Penjadwalan Jalur Distribusi