Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi kadar abu, semakin tinggi pula kadar kotoran dari setiap kualitas kemenyan.
Pengujian kadar kotoran dilakukan untuk mengetahui kandungan kotoran yang dimiliki oleh setiap kualitas kemenyan. Kotoran kemenyan yang
dimiliki berupa kulit, tanah dan lain-lain. Dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat bahan-bahan atau kandungan yang tidak ikut larut dalam cairan etanol.
Jumlah bahan-bahan yang tidak terlarut dalam etanol berbeda-beda. Pada kualitas I jumlah bahan yang tidak larut relatif lebih sedikit dibandingkan
kualitas lainnya, seperti kualitas Abu. Pada kualitas Abu, jumlah bahan yang tidak larut terlihat jauh lebih
banyak pada saat penyaringan. Jumlah kandungan bahan yang tidak larut dalam etanol membuktikan besar kecilnya persentase kadar kotoran yang
dimiliki. Semakin besar jumlah bahan yang tidak larut dalam etanol, maka semakin besar pula persentase kadar kotoran yang diperoleh. Pernyataan di
atas sama halnya dengan pernyataan Waluyo 2006, yang menyatakan bahwa kandungan kotoran adalah kandungan bahan yang tidak dapat larut dalam
etanol. Kadar kotoran pada kemenyan merupakan bahan-bahan yang tidak larut dengan kemenyan, melekat pada saat penyaringan setelah kemenyan
dilarutkan dengan larutan etanol. Dimana kotoran pada kemenyan meliputi serat-serat yang diperoleh dari kulit batang, abu dan bahan lain yang melekat
pada kemenyan namun tidak larut dengan kemenyan.
4. Titik Lunak
Pengujian titik lunak yang dilakukan terhadap kemenyan menghasilkan data suhu seperti yang tersaji pada Gambar 4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Grafik Titik Lunak Beberapa Kualitas Kemenyan
Berdasarkan hasil uji titik lunak yang dilakukan, derajat titik lunak dari setiap kualitas adalah 80.9
, 92.5 , 93.5
, 95.3 , dan 96.5
.Dari data tersebut terlihat peningkatan derajat titik lunak kualitas kemenyan.Dimana derajat titik
lunak terbesar dimiliki oleh kualitas abu, derajat titik lunak terkecil dimiliki oleh kualitas I.
Hasil pengujian di atas memiliki perbedaan dengan standar yang ada.Derajat titik lunak pada kualitas Abu menunjukkan peningkatan,
sedangkan pada standar SII 2044-87 terjadi penurunan derajat titik lunak pada kualitas Abu. Pada proses penelitian, perbedaan terlihat pada proses jatuhnya
bola baja antara kualitas I sampai kualitas Abu. Penentuan derajat titik lunak didapatkan dari pembacaan suhu ketika
bola baja jatuh menyentuh dasar. Bola baja mulai turun ketika kemenyan yang diuji secara perlahan akan meleleh atau melunak. Pada suhu tertentu, bola baja
akan turun sampai menyentuh dasar. Ketika proses pembacaan suhu pada thermometer, bola baja turun pada suhu yang berbeda-beda. Bola baja pada
kualitas I jatuh relatif lebih cepat dibandingkan bola baja pada kualitas lainnya. Perbedaan ini dimungkinkan tingkat kemurnian kandungan kualitas
80,9 92,5
93,5 95,3
96,5
70 75
80 85
90 95
100
I II
III IV
Abu
Ti ti
k Lu
n a
k
Kualitas
Universitas Sumatera Utara
kemenyan yang berbeda. Kontur kemenyan kualitas I relatif lebih lembut pada saat pemanasan dibandingkan kualitas lainnya. Sehingga bola baja jatuh
menyentuh dasar lebih cepat pada suhu yang relatif lebih rendah dibandingkan bola baja pada kualitas lain.
Selain itu, jika dihubungkan dengan kadar air yang dimiliki kualiras I, maka terlihat bahwa kualitas I memiliki kandungan kadar air yang tinggi. Hal
ini dimungkinkan memiliki pengaruh pada tingkat derajat titik lunak yang dimiliki, kemenyan dengan kandungan air yang tinggi memiliki derajat titik
lunak yang rendah. Hal tersebut dikarenakan mudahnya kemenyan melunak atau meleleh pada proeses pemanasanpelunakanpelelehan.
Namun berbeda halnya dengan kadar abu dan kadar kotoran. Kemenyan dengan derajat titik lunak yang tinggi memiliki persentase kadar
abu dan kadar kotoran yang tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa kadar abu dan kadar kotoran yang dimiliki kemenyan berpengaruh sama
dengan derajat titik lunak. Dimana kemenyan akan sulit melunakmeleleh pada bahan dengan tingkat kemurnian yang rendah.
Tingkat derajat titik lunak mengalami peningkatan dari kualitas I sampai kualitas Abu. Peningkatan derajat titik lunak yang diperoleh sama
halnya dengan peningkatan persentase kadar abu dan kadar kotoran yang telah diperoleh, namun berbeda dengan persentase kadar air. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa titik lunak memiliki hubungan yang sama dengan kadar abu dan kadar kotoran, tetapi berbanding terbalik dengan kadar air kemenyan.
Titik lunak ditunjukkan dengan perubahan bentuk kemenyan dari zat padat menjadi cair meleleh. Perubahan wujud kemenyan terjadi pada suhu
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda-beda pada setiap kualitas kemenyan. Titik lunak atau titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada
tekanan 1 atm. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam keadaan kesetimbangan.
5. Kadar Asam Balsamat