2. Kadar Abu
Hasil pengujian kadar abu yang diperoleh disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Kadar Abu Beberapa Kualitas Kemenyan
Berdasarkan hasil uji kadar abu yang dilakukan, kandungan kadar abu setiap kualitas adalah 0.29, 0.72, 1.18, 4.43, 5.85. Dari data tersebut
terlihat peningkatan jumlah kadar abu yang dimiliki tiap kualitas. Dimana kadar abu terbesar terdapat pada kualitas Abu dan kadar abu terkecil terdapat
pada kualitas I. Persentase kadar abu menunjukkan tingkat kemurnian yang dimiliki setiap kualitas.
Persentase kadar abu diperoleh setelah kemenyan dari setiap kualitas dimasukkan ke dalam tanur 625
C sampai menjadi abu. Kemenyan yang telah menjadi abu kemudian dihitung persentasenya untuk mengetahui tingkat
kemurnian yang dimiliki setiap kualitas kemenyan. Kemenyan kualitas I memiliki persentase kadar abu yang relatif rendah, sehingga dapat dikatakan
bahwa kemenyan kualitas I memiliki kemurnian yang relatif lebih tinggi. Selanjutnya dilihat hubungan antara kadar abu yang diperoleh dengan kadar
air. Kadar abu memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan kadar air.
0,29 0,72
1,18 4,43
5,85
1 2
3 4
5 6
7
I II
III IV
Abu
K a
da r
A bu
Kualitas
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kadar abu yang dimiliki dan sebaliknya.
Jumlah persentase kadar abu meningkat dari kualitas I sampai kualitas Abu. Hal ini menujukkan bahwa kualitas I memiliki kandungan yang lebih
baik dibandingkan kualitas yang lainnya. Pernyataan yang sama diungkapkan Waluyo 2006, kemenyan kualitas I mempunyai kemurnian yang cukup
tinggi karena getah berasal dari bagian antara kulit dan batang yang terlindung sehingga tidak terpengaruh lingkungan.
Menurut Winarno 1987, kadar abu menunjukkan jumlah mineral suatu bahan. Bahan-bahan organik akan terbakar dan menguap pada saat
pemanasan, sedangkan bahan anorganik akan tertinggal sebagai abu. Kadar abu kemenyan I sampai Abu memiliki perbedaan yang nyata sehingga dapat
dikatakan tingkat kemurnian kemenyan kualitas I sampai Abu realtif berbeda. Pada pengujian kadar air diperoleh kesamaan hasil yakni pada kualitas
II dengan kualitas IV dan kualitas III dengan kualitas Abu. Seperti pada kualitas III dan kualitas Abu diperoleh hasil kadar air 0.03, sedangkan pada
kadar abu diperoleh hasil yang berbeda. Hal tersebut dimungkinkan dipengaruhi oleh kandungan yang dimiliki kemenyan.
Kandungan kemenyan ini tentu saja berbeda-beda persentasenya untuk setiap kualitas kemenyan. Pada proses pemanasan untuk medapatkan kadar
abu, kandungan kemenyan yang ada mengalami penguapan sehingga menyisakan bahan-bahan atau materi yang tidak menguap. Bahan-bahan yang
tidak menguap berupa serpihan kulit kayu, tanah dan lainnya yang melekat pada kemenyan. Pada kualitas Abu, persentase bahan-bahan tersebut relatif
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi sehingga menghasilkan sisa pembakaran yang relatif lebih banyak dibandingkan kualitas lainnya. Pembakaran dengan suhu 625
C menguapkan kandungan kimia kemenyan yang ada dan menyisakan abu bahan-bahan yang
tidak menguap. Pada kualitas III dibandingkan kualitas Abu, persentase kandungan kimia kemenyan relatif lebih tinggi dibandingkan bahan-bahan
yang tidak menguap seperti kulit kayu. Sehingga kadar abu pada kualitas III dan kualitas Abu diperoleh perbedaan yang nyata. Berbeda dengan kadar air
yang tidak dipengaruhi kandungan kimia yang dimiliki kemenyan. Kadar air lebih dipengaruhi kemampuan kemenyan dalam melepas kandungan air.
Sehingga pada pengujian kadar air diperoleh hasil yang hampir mirip, seperti kualitas II dengan Kualitas IV dan kualitas III dengan kualitas Abu. Kesamaan
hasil ini menunjukkan kemampuan yang relatif sama dalam melepaskan air. Kemenyan sumatera mengandung banyak senyawa-senyawa turunan
fenilpropanoid seperti asam sinamat dan derivatnya asam benzoat, benzaldehid, vanilin, fenilpropil sinamat; juga mengandung ester
benzoresinol, ester koniferil alkohol dari asam sinamat dan asam benzoat Bonor, 1999. Selain itu kemenyan juga mengandung vanilin, pinoresinol,
stirasin, dan salisilat. Resinnya terutama mengandung asam benzoat dan turunannya, seperti lubanol benzoat, sumaresinol, vanilin, stirol bukan sterol,
benzaldehida, benzilsinamat, dan fenilpropilsinamat. Daun, kulit batang dan akar kemenyan mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Getah
kemenyan mengandung olibanol, materi resin, dan terpenes. Kandungan bahan-bahan seperti yang diuraikan di atas memperngaruhi
persentase kadar abu yang diperoleh. Hal tersebut dikarenakan kuantitas
Universitas Sumatera Utara
kandungan yang berbeda-beda pada setiap kualitas kemenyan. Kemenyan dengan kandungan senyawa yang rendah menghasilkan kadar abu yang relatif
lebih tinggi seperti yang diperoleh pada kualitas Abu. Pernyataan tersebut sama halnya dengan pendapat Wiryadi 2007, yang menyatakan bahwa kadar
Abumineral merupakan bagian berat mineral dari bahan yang didasarkan atas berat keringnya. Abu yaitu zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses
pembakaran atau hasil oksidasi. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.
3. Kadar Kotoran