Kadar Kotoran Analisis Sifat Fisika Kimia Kemenyan ( Styrax Sumatrana J.J.SM) asal Pangururan

kandungan yang berbeda-beda pada setiap kualitas kemenyan. Kemenyan dengan kandungan senyawa yang rendah menghasilkan kadar abu yang relatif lebih tinggi seperti yang diperoleh pada kualitas Abu. Pernyataan tersebut sama halnya dengan pendapat Wiryadi 2007, yang menyatakan bahwa kadar Abumineral merupakan bagian berat mineral dari bahan yang didasarkan atas berat keringnya. Abu yaitu zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses pembakaran atau hasil oksidasi. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.

3. Kadar Kotoran

Hasil pengujian terhadap kadar kotoran yang diperoleh disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik Kadar Kotoran Beberapa Kualitas Kemenyan Berdasarkan hasil uji kadar kotoran yang dilakukan, kandungan kadar kotoran setiap kualitas adalah 15.88, 17.85, 19.94, 22.45, 33.06. Dari data tersebut terlihat peningkatan kandungan kadar kotoran dari setiap kualitas. Dimana kadar kotoran terbesar terdapat pada kualitas Abu dan kadar kotoran terkecil terdapat pada kualitas I mata kasar . Hal ini berbanding lurus dengan kadar abu yang yang didapat dari tiap kualitas kemenyan. 15,88 17,85 19,94 22,45 33,06 5 10 15 20 25 30 35 I II III IV Abu K ad ar K ot or an Kualitas Universitas Sumatera Utara Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi kadar abu, semakin tinggi pula kadar kotoran dari setiap kualitas kemenyan. Pengujian kadar kotoran dilakukan untuk mengetahui kandungan kotoran yang dimiliki oleh setiap kualitas kemenyan. Kotoran kemenyan yang dimiliki berupa kulit, tanah dan lain-lain. Dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat bahan-bahan atau kandungan yang tidak ikut larut dalam cairan etanol. Jumlah bahan-bahan yang tidak terlarut dalam etanol berbeda-beda. Pada kualitas I jumlah bahan yang tidak larut relatif lebih sedikit dibandingkan kualitas lainnya, seperti kualitas Abu. Pada kualitas Abu, jumlah bahan yang tidak larut terlihat jauh lebih banyak pada saat penyaringan. Jumlah kandungan bahan yang tidak larut dalam etanol membuktikan besar kecilnya persentase kadar kotoran yang dimiliki. Semakin besar jumlah bahan yang tidak larut dalam etanol, maka semakin besar pula persentase kadar kotoran yang diperoleh. Pernyataan di atas sama halnya dengan pernyataan Waluyo 2006, yang menyatakan bahwa kandungan kotoran adalah kandungan bahan yang tidak dapat larut dalam etanol. Kadar kotoran pada kemenyan merupakan bahan-bahan yang tidak larut dengan kemenyan, melekat pada saat penyaringan setelah kemenyan dilarutkan dengan larutan etanol. Dimana kotoran pada kemenyan meliputi serat-serat yang diperoleh dari kulit batang, abu dan bahan lain yang melekat pada kemenyan namun tidak larut dengan kemenyan.

4. Titik Lunak