Upacara Kematian Tewah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB II

15 g. Diserang dan dimakan pembunuhan. h. Infeksi dari gigitan hewan berbisa maupun hewan yang terinfeksi virus berbahaya. i. Kematian disaat tidak terbangun dari tidur. j. Kematian sebelum lahir, karena perawatan janin yang tidak benar. wikipedia.org. diunduh : 13 Februari 2013 Kematian menurut ilmu kedokteran, berarti berhentinya secara total kinerja organ-organ tubuh pada semua mahluk hidup. Secara etimologi death berasal dari kata deeth atau deth yang berarti keadaan mati atau kematian. Berdasarkan ketentuan medis seorang manusia dianggap telah mati jika jantungnya sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengedar darah ke seluruh tubuh, otaknya mulai membusuk dalam waktu seperempat jam karena tidak memperoleh darah, dan seluruh badan tidak dapat digerakan lagi dalam keadaan dingin. Setiap manusia mengakhiri hidupnya di dunia ini dengan kematiannya. Kematian dengan segala misterinya merupakan pengalaman manusia yang hidup. Kematian merupakan bagian dari lingkungan biologis hidup manusia. Karenanya realitas kematian merupakan saat yang tidak bisa ditawar atau dihindari oleh manusia yang hidup.

B. Upacara Kematian

Upacara kematian atau penguburan adalah suatu cara untuk mengurus tubuh orang yang sudah meninggal. Sepatutnya bahwa pada kematian tubuh harus 16 diperlakukan dengan baik dan hormat memantulkan nilai kemanusiaan. Upacara- upacara penguburan mencerminkan struktur nilai dari orang-orang yang melaksanakan upacara-upacara kematian tersebut. Setiap upacara menyatukan sutu pandangan terhadap manusia, suatu sikap terhadap kematian dan harapan akan masa datang. Meskipun bentuk dari upacara- upacara kematian tersebut bisa beraneka ragam intisarinya kerap sama. Sikap kitalah, lebih dari sekedar upacara yang kita ikuti, yang menyatakan pandangan kita tentang manusia. Upacara kematian bukan hanya diadakan untuk kepentingan orang yang mati, melainkan juga untuk orang-orang yang hidup. Dengan menghormati orang yang mati, kita menyatakan kepada orang-orang yang mengasihinya dan ditinggalkan bahwa kita menghargainya dan menaruh perhatian kepada mereka yang masih hidup.

C. Tewah

Upacara Tewah merupakan suatu upacara kematian tradisional yang artinya prosesi mengantar arwah atau jenazah nenek, kakek, ayah, ibu, adik, kakak dan sebagainya di dalam perjalanannya ke alam akhirat. Tewah dilaksanakan sebagai ungkapan balas budi kepada orang yang meninggal tersebut. Ungkapan tersebut berupa harapan agar orang yang meninggal tersebut dimudahkan jalannya menuju sorga atau tempatnya yang abadi. Esensi yang lain, yaitu sebagai simbolis hubungan diri orang Lamandau dengan para leluhur, dengan sesama, maupun dengan Sang Pencipta. 17 Menurut kepercayaan Kaharingan arwah orang mati yang belum melaksanakan upacara Tewah tidak dapat sampai memasuki tempat peristrahatan terakhirnya sorga. Dengan demikian bagi anggota kerluarga yang hidup apabila belum melaksanakan upacara Tewah untuk arwah keluarga yang telah meninggal dunia, berarti mereka masih mempunyai beban. Depdikbud. 1985:46 Apabila dalam suatu desa ada rencana untuk melaksanakan Tewah, maka mereka akan membentuk suatu panitia dan memilih diantara mereka yang dipandang mampu sebagai ketua. Setelah ketua dipilih maka kemudian ditetapkan rencana-rencana untuk memulai upacara Tewah tersebut. Keberadaan upacara Tewah harus dilihat dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebab sebagian kebudayaan daerah ada yang menjadi unggulan di masa lalu, namun di masa kini menjadi musnah. Prosesi upacara Tewah biasanya dilakukan tepat ketika orang tersebut meninggal dan ada pula yang menunggu waktu hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dilakukan berdasarkan kemampuan biaya atau dana untuk melaksanakan upacara Tewah ini. Upacara Tewah termasuk upacara tradisional yang membutuhkan dana yang sangat tinggi dalam pelaksanaanya.

D. Upacara Tradisional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Masyarakat Desa Tumbang Baringei Kalimantan Tengah tentang Pemilihan Dukun Bayi dalam Proses Persalinan T1 462012072 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga dalam Pemberian Diet pada Penderita Hipertensi di Desa Mamek, Provinsi Kalimantan Barat T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB II

0 0 16