Upacara Tradisional Tujuan Upacara Tradisional

17 Menurut kepercayaan Kaharingan arwah orang mati yang belum melaksanakan upacara Tewah tidak dapat sampai memasuki tempat peristrahatan terakhirnya sorga. Dengan demikian bagi anggota kerluarga yang hidup apabila belum melaksanakan upacara Tewah untuk arwah keluarga yang telah meninggal dunia, berarti mereka masih mempunyai beban. Depdikbud. 1985:46 Apabila dalam suatu desa ada rencana untuk melaksanakan Tewah, maka mereka akan membentuk suatu panitia dan memilih diantara mereka yang dipandang mampu sebagai ketua. Setelah ketua dipilih maka kemudian ditetapkan rencana-rencana untuk memulai upacara Tewah tersebut. Keberadaan upacara Tewah harus dilihat dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebab sebagian kebudayaan daerah ada yang menjadi unggulan di masa lalu, namun di masa kini menjadi musnah. Prosesi upacara Tewah biasanya dilakukan tepat ketika orang tersebut meninggal dan ada pula yang menunggu waktu hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dilakukan berdasarkan kemampuan biaya atau dana untuk melaksanakan upacara Tewah ini. Upacara Tewah termasuk upacara tradisional yang membutuhkan dana yang sangat tinggi dalam pelaksanaanya.

D. Upacara Tradisional

Salah satu tradisi di masyarakat Lamandau adalah upacara-upacara adat yang dikemas secara tradisional yang disebut juga upacara tradisional. Upacara tradisional merupakan salah satu perwujudan peninggalan kebudayaan. 18 Kebudayaan adalah warisan sosial yang hanya dapat dimiliki oleh warga masyarakat pendukunganya dengan jalan mempelajarinya. Upacara tradisional merupakan suatu kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat pendukungnya dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan keselamatan, yang mendukung aturan-aturan yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh warga masyarakat. Upacara-upacara tradisional merupakan perwujudan dari proses sosialisasi dalam masyarakat tradisional sebagai kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat pendukungnya dan dapat menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kehidupan lain, seperti: gotong royong, solidaritas, kekeluargaan ketaqwaan dan keagamaan. Dalam komunitas masyarakat terjadi suatu proses komunikasi secara timbale balik , komunikasi dengan Tuhan, Dewa, dan Penguasa gaib dinampakkan dalam bentuk simbol-simbol yang menyertai upacara-upacara sesaji. Demikian halnya komunikasi sesame warga yang dinampakkan melalui simbol-simbol yang mengandung pesan-pesan agama, nilai-nilai etis serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain pengertian yang dikemukakan di atas, upacara tradisional sebagai suatu kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat pendukungnya dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan keselamatan, yang mengandung aturan- aturan yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh warga masyarakat. Disamping itu terdapat pula pengertian lain yang mengenal upacara tradisional, yaitu kegiatan yang dilakukan secara tertib, memiliki pola, tumbuh serta menyebar melalui tindakan manusia terhadap peristiwa alam. Depdikbud, 1984:16 19

E. Tujuan Upacara Tradisional

Pelaksanaan upacara tradisional dilakukan sebagai wujud penghormatan atas budaya warisan nenek moyang yang turun temurun harus dilestarikan, karena tanpa adanya usaha pelestarian dari masyarakat maka budaya warisan nenek moyang yang beruoa upacara tradisional itu akan punah dan tinggal cerita. Sangat disayangkan apa bila hal itu terjadi mengingat dijaman sekarang negeri ini menglami krisis moral yang sebenarnya dapat kita cegah dengan pelestarian upacara tradisional, karena pelaksanaan upacara tradisional dapat memupuk rasa persaudaraan dan menumbuhkan nilai-nilai luhur penting bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Tujuan umum dari pelaksanaan upacara adat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat yang berbudi luhur. Secara khusus upacara tradisional dilakukan sebagai wujud penghormatan dan penghargaan kepada yang gaib. Menurut Koetjaraningrat 1967 rasa cinta, hormat, dan bakti adalah pendorong bagi manusia untuk melakukan berbagai perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib. Upacara tradisional dimaksudkan untuk mencapai kehidupan yang tenteram dan sejahtera, diberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, upacara tradisional juga dimaksudkan untuk menghindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, dijauhkan dari malapetaka yang dikhawatirkan akan menimpa masyarakat apabila tidak dilaksanakan. Penyelenggaraan upacara tradisional ditujukan sebagi media untuk memperlancar komunikasi antar warga agar terjalin rasa persatuan dan kesatuan, 20 dalam upacara itu juga terkandung nilai-nilai luhur yang sebenarnya ditujukan untuk menuntun masyarakat agar menjadi pribadi yang beradab dan berbudaya sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang baik untuk mewujudkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Menurut Koentjaraningrat 1967, beberapa perbuatan yang berkenaan dengan saat berlangsungnya upacara ini seringkali menjadi spontanitas bagi orang –orang yang melakukannya, meraka menganggap bahwa perbuatan atau kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan memang perlu untuk dilakukan, kegiatan tersebut diantaranya adalah : 1. Bersesaji Bersesaji adalah perbuatan-perbuatan untuk menyajikan makanan, benda- benda, dan sebagainya yang ditujukan kepada dewa-dewa, roh-roh nenek moyang, atau mahluk halus. Hal ini dianggap menjadi suatu perbuatan kebiasaan, dan dianggap seolah-olah suatu aktivitas yang secara otomatis akan menghasilkan apa yang dimaksud. 2. Berkorban Berkorban merupakan pembunuhan binatang melalui upacara. Kadang maksud dari pembunuhan binatang itu disajikan dan dipersembahkan kepada dewa- dewa, tetapi dalam kegiatannya warga masyarakat atau peserta upacara tersebutlah yang memakan binatang yang dikorbankan itu, bukan para dewa. 3. Berdoa Berdoa adalah unsur yang banyak terdapat dalam berbagai upacara tradisional, biasanya diiringi dengangerak-gerak dan sikap-sikap tubuh yang pada dasarnya 21 merupakan sikap dan gerak menghormati serta merendahkan diri terhadap para leluhur, para dewata, ataupun terhadap Tuhan. 4. Makan bersama Makan bersama merupakan suatu unsur yang amat penting dan selalu dilaksanakan dalam banyak upacara. 5. Menari dan bernanyi Menari merupakan unsur penting dalam banyak upacara keagamaan. Jalan pikiran yang ada dibelakang perbuatan ini rupanya memaksa alam bergerak. 6. Berprosesi Berprosesi atau berpawai juga merupakan suatu perbuatan yang amat umum dalam banyak religi di dunia. Pada prosesi sering dibawa benda-benda keramat seperti patung dewa-dewa, lambang-lambang, totem, benda-benda sakti dan sebagainya dengan maksud supaya kesaktian yang memancar dari benda-benda itu bisa member pengaruh kepada keadaan sekitar tempat tinggal manusia, dan terutama pada tempat-tempat yang dilalui pawai itu. Upacara ini sering juga maempunyai maksud yang pada dasarnya sama tetapi dilakukan dengan cara yang lain yaitu mengusir makhluk halus, hantu, dan segala kekuatan yang menyebabkan penyakit serta bencana dari skitar tempat tinggal manusia. 7. Berpuasa Berpuasa sebagai suatu perbuatan keagamaan yang ada dalam hampir semua agama dan kepercayaan diseluruh dunia, tidak membutuhkan suatu uraian panjang lebar. Dasar pikiran yang ada di belakang perbuatan ini bisa macam- macam, misalnya membersihkan diri atau menguatkan batin penderitaan. 22 Berpuasa dalam berbagai religi dilakukan untuk waktu satu bulan atau lebih secara berulang dengan masa antara yang agak lama misalnya satu tahun atau masa antara singkat misalnya satu kali dlam seminggu, atau berupa penghindaran atau pantangan tetap terhadap beberapa macam makanan tertentu. 8. Intoxikasi meracuni Terdiri dari perbuatn-perbuatan untuk memabukan atau menghilangkan kesadaran diri para pelaku upacara. Dengan demikian maka pelaku upacara sering melihat bayangan atau khayalan. 9. Bertapa Bertapa ada dalam agama-agama dan religi-religi yang mempunyai konsepsi bahwa rohani itu penting dari jasmani. Dengan demikian ada pendirian bahwa hasrat-nafsu jasmani dari manusi itu bisa ditekan, maka jiwa akan menjadi lebih bersih dan suci. Sebenarnya jalan pikiran ini sering merupakan suatu latar belakang dari berpuasa, sehingga berpuasa itu dapat disebut suatu bentuk lunak dari bertapa. 10.Bersemedi Bersemedi adalah macam perbuatan serba religi yang bertujuan memusatkan perhatian si pelaku kepada maksudnya atau kepada hal-hal suci. Rangkaian kegiatan upacara tradisional merupakan unsur pokok di dalam melaksanakan upacara tradisional. Oleh karena itu, pada saat upacara tradisional 23 dilangsungkan akan terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan yang telah disebutkan. Namun tidak semua kegiatan secara terperinci dilakukan pada saat pelaksaan upacara tradisional. Ada yang terdiri dari dari semua kegiatan yang telah disebutkan diatas tetapi ada pula yang hanya melakukam beberapa dari kegiatan tersebut karena disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan upacara tradisional tersebut.

F. Komponen-Komponen Upacara Tradisional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Masyarakat Desa Tumbang Baringei Kalimantan Tengah tentang Pemilihan Dukun Bayi dalam Proses Persalinan T1 462012072 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga dalam Pemberian Diet pada Penderita Hipertensi di Desa Mamek, Provinsi Kalimantan Barat T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB II

0 0 16