Komponen-Komponen Upacara Tradisional Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB II

23 dilangsungkan akan terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan yang telah disebutkan. Namun tidak semua kegiatan secara terperinci dilakukan pada saat pelaksaan upacara tradisional. Ada yang terdiri dari dari semua kegiatan yang telah disebutkan diatas tetapi ada pula yang hanya melakukam beberapa dari kegiatan tersebut karena disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan upacara tradisional tersebut.

F. Komponen-Komponen Upacara Tradisional

Ada empat komponen yang ada dalam upacara tradisional menurut Koentjaraningrat 1992 : 141-12 yaitu : 1. Tempat upacara Sesuatu yang keramat biasanya berada di tempat yang khusus dan tidak boleh didatangi orang yang berkepentingan, malahan mereka yang berkepentingan tidak boleh sembarangan ditempat upacara. Mereka harus hati-hati dan memperhatikan berbagai macam larangan dan pantangan. Kuburan biasanya merupakan tempat keramat yang bisa digunakan sebagai sarana orang bisa dengan mudah berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang sudah meninggal, lading atau sawah juga sering digunakan sebagai tempat upacara yang berhubungan dengan bercocok tanam. 2. Saat-saat upacara Saat-saat upacara biasanya dirasa sebagai saat yang genting gawat dan yang penuh bahaya gaib, karena berhubungan langsung dengan dunia 24 gaib. Jadi dapat berakibatk kemasukan roh. Dalam kehidupan manusia juga terdapat saat-saat genting misalnya waktu hamil, kelahiran, kematian, perkawinan dan lain sebagainya. Ada pula waktu-waktu genting yang timbul karena bahaya misalnya wabah penyakit menular, bencana alam, atau waktu-waktu ada perperangan. Segala bahaya iitu sering dianggap oleh orang berpangkal pada suatu peristiwa dalam dunia gaib. Saat-saat upacara tersebut dalam ilmu antropologi disebut upacara-upacara waktu kritis atau upacara-upacara untuk melalui waktu kritis Koentjaraningrat dalam skripsi Tunas Nyana Surya : 2010. 3. Benda-benda upacara Benda-benda upacara merupakan alat-alat yang dipakai dalam menjalankan upacara tradisional. Alat-alat itu bisa berupa alat-alat seperti wadah atau tempat sajian, sendok, pisau dan lainnya. Bendera dan senjata juga sering digunakan untuk sajian. Alat-alat upacara lazimnya digunakan adalah patung-patung yang berfungsi sebagai lambang dewa atau roh nenek moyang yang menjadi tujuan upacara. 4. Peserta Upacara Pemimpin upacara dalam berbagai religi dan suatu bangsa di dunia biasanya dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu pendeta, dukun, dan syaman. Pendeta adalah orang yang karena suatu pendidikan yang lama menjadi ahli dalam hal melakukan pekerjaan sebagai pemuka upacara keagamaan. Syaman adalah sebuah istilah yang juga sering dipakai untuk 25 menamakan dukun, tetapi istilah tersebut dipakai untuk golongan dukun yang memimpin upacra khusus. Purwadi: 2007. Dalam masyarakat lamandau atau dayak pada umumnya peserta upacara tradisi biasanya warga sekitar yang di pimpin oleh kepala desa setempat dan dibantu oleh Demang atau Domang yang seorang pemuka adat setempat.

G. Solidaritas

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Masyarakat Desa Tumbang Baringei Kalimantan Tengah tentang Pemilihan Dukun Bayi dalam Proses Persalinan T1 462012072 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga dalam Pemberian Diet pada Penderita Hipertensi di Desa Mamek, Provinsi Kalimantan Barat T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB II

0 0 16