Kajian Teori Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB II

7 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Teori

1. Kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu merupakan semua penemuan dan ciptaan manusia, baik material maupun nonmaterial, yang ditemukan, diciptakan, diperkembangkan, dan diwariskan dalam kehidupan bersama. Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat, 1984. Koentjaraningrat membagi kebudayaan atas 7 unsur: 1 bahasa, 2 sistem pengetahuan, 3 organisasi sosial, 4 sistem peralatan hidup dan teknologi, 5 sistem mata pencaharian hidup, 6 sistem religi, dan 7 kesenian. Kesemua unsur kebudayaan tersebut mewujud ke dalam bentuk sistem budaya adat-istiadat kompleks budaya, tema budaya, gagasan, sistem sosial aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan, dan unsur-unsur kebudayaan fisik benda kebudayaan. Koentjaraningrat, 1983 Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks. Di 8 dalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. adanya kait mengait diantara unsur-unsur itulah sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah sebagai sistem. Artinya, kebudayaan merupakan kesatuan organis dari rangkaian gejala, wujud dan unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain. Tri Widiarto. 2009:10 Kebudayaan memiliki nilai, yaitu merupakan salah satu unsur dari sistem budaya yang dimiliki satu kesatuan sosial, seperti keluarga, klen, atau marga, dan suku bangsa. Sistem budaya itu sendiri merupakan seperangkat nilai yang dianggap baik, seperti kepercayaan, gagasan, adat, tradisi, aturan, norma dan hukum. Semua unsur ini saling berhubungan sebagai suatu sistem. Tri Widiarto. 2003:16 Banyak berbagai definisi tentang kebudayaan yang telah di paparkan oleh para ahli. Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara lebih rinci, banyak hal-hal yang dapat kita pelajari tentang definisi kebudayaan. Bagaimana cara pandang kita terhadap 9 kebudayaan, serta bagaimana cara untuk menetrasi kebudayaan yang faktanya telah mempengaruhi kebudayaan lain. 2. Tradisi Tradisi Bahasa Latin: traditio , diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun sering kali lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. wikipedia.org. diunduh : 16 Januari 2013. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun sering kali lisan, karena tanpa adanya informasi ini, suatu tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara atau model “tindakan” yang sudah ada merupakan pilihan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan persoalan. Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain. Dengan informasi semua itu akan jelas bagi pewaris. Tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan. Tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng. Dengan tradisi 10 hubungan antara individu dengan masyarakatnya bisa harmonis. Dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Jika tradisi dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan berakhir pada saat itu juga. Setiap suatu tindakan atau perbuatan menjadi tradisi biasanya jika telah teruji tingkat efektivitas dan efisiensinya. Tentu saja telah teruji oleh berbagai kalangan dan waktu. Efektivitas dan efisiensinya selalu mengikuti perjalanan perkembangan unsur kebudayaan. Berbagai bentuk sikap dan tindakan dalam menyelesaikan persoalan kalau tingkat efektivitasnya dan efisiensinya rendah akan segera ditinggalkan pelakunya dan tidak akan pernah menjelma menjadi sebuah tradisi. Tentu saja sebuah tradisi akan cocok jika sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang mewarisinya. Peranan tradisi terutama sangat nampak pada masyarakat pedesaan walaupun kehidupan tradisi terdapat pula pada masyarakat kota. masyarakat desa dapat didentifikasikan sebagai masyarakat agraris, maka sifat masyarakat seperti itu cenderung tidak berani berspekulasi dengan alternatif yang baru. Tingkah laku masyarakat selalu pada pola-pola tradisi yang telah lalu Bastomi, 1986 : 14 Tradisi juga selalu dibangun dengan cara simbolik pada masa sekarang, dan bukannya sesuatu yang diturunkan dari masa ke masa. Definisi tradisi dalam kebudayaan selalu berkaitan antara masa sekarang dan ditemukan dimasa lalu yang dibayangkan secara simbolik dan terus menerus direka ulang. 11 Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain tradisional adalah setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi. Seseorang akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Berdasarkan pengalaman kebiasaannya dia akan tahu persis mana tindakan yang menguntungkan dan mana yang tidak. Di mana saja masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan seseorang bertitik tolak pada tradisi masyarakatnya. Dari uraian tersebut akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai kebudayaan. Artinya jika ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta meninggalkan tradisinya. Tradisi tetap berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara 12 dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung berupa pendidikan dari generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku. 3. Upacara Adat Tradisional Upacara pada dasarnya merupakan bentuk perilaku masyarakat yang menunjukkan kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan tentang masa lalunya melalui upacara. Melalui upacara, kita dapat melacak tentang asal usul baik itu tempat, tokoh, sesuatu benda, kejadian alam, dan lain-lain. Wikipedia.org. di unduh 15 Mei 2013 Upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat kepada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama, perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Adat adalah peraturan hidup sehari-hari. Ketentuan yang mengatur tingkah anggota masyarakat dalam segala aspek kehidupan manusia. Upacara adat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upacara adat yang bersifat tradisional. Mengenai pengertian upacara adat yang bersifat tradisional para ahli berpendapat sebagai berikut : “Upacara tradisonal adalah serangkaian perbuatan yang terkait dengan aturan-aturan tertentu menurut adat yang mengalir dalam kelompok masyarakat. Di dalam pelaksanaan upacara tradisional ini, semua perbuatan yang dilakukan berdasarkan ketentuan dari adat sebelumnya yang telah dia nut masyarakat setempat.” Koentjaraningrat, 1990 : 181 13 “Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan sosial yang hanya dapat dimiliki oleh warga masyarakat pendukungnya dengan jalan mempelajarinya.” Purwadi, 2005:1 Manusia adalah makhluk budaya yang mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Dalam kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan manusia terhadap dunianya, lingkungan serta masyarkatnya, seperangkat nilai yang menjadi landasan pokok untuk menentukan sikap terhadap dunia luarnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upacara tradisional merupakan bagian dari kebudayaan. Sedangkan kebudayaan itu tidak lepas dari manusia karena manusia adalah mahluk berbudaya. Dalam pelaksanaannya upacara adat tradisional termasuk dalam golongan adat yang tidak mempunyai akibat hukum, hanya saja apabila tidak dilakukan oleh mayarakat maka timbul rasa kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang menimpa dirinya. 4. Kematian Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian, tubuh makhluk 14 hidup mengalami pembusukan. Istilah lain yang sering digunakan adalah meninggal, wafat, tewas, atau mati. Kematian melenyapkan segala kemampuan manusia. Kematian adalah sesuatu yang belum dimengerti manusia, suatu pengalaman yang tidak dapat terjejaki. Manusia merasa tidak aman dan tidak berdaya bila menghadapi kematian, musuh yang begitu menakutkan, musuh yang tidak memandang usia kekayaan maupun kedudukan. Gladys Hunt : 1987 Kematian adalah pengalaman yang tidak bisa disangkal dalam kehidupan manusia. Semua orang pastinya menyadari hal ini, kematian tidak pernah tebang pilih akan siapa yang akan dijemputnya. Dengan kata lain, kematian adalah sebuah keniscayaan. Siapa kita, darimanapun kita berasal, pada waktunya akan berhadapan dengannya. Tidak ada orang yang bisa menghalanginya. Penyebab-penyebab kematian : a. Seiring penuaan usia makhluk hidup, tubuh mereka akan perlahan-lahan mulai berhenti bekerja. b. Jika tubuh tidak mampu melawan penyakit, atau tidak diobati. c. Kecelakaan seperti tenggelam, tertabrak, terjatuh dari ketinggian, dan lain-lain. d. Lingkungan dengan suhu yang sangat dingin atau yang terlalu panas. e. Pendarahan yang diakibatkan luka yang parah. f. Kekurangan makanan, air, udara, dan perlindungan. 15 g. Diserang dan dimakan pembunuhan. h. Infeksi dari gigitan hewan berbisa maupun hewan yang terinfeksi virus berbahaya. i. Kematian disaat tidak terbangun dari tidur. j. Kematian sebelum lahir, karena perawatan janin yang tidak benar. wikipedia.org. diunduh : 13 Februari 2013 Kematian menurut ilmu kedokteran, berarti berhentinya secara total kinerja organ-organ tubuh pada semua mahluk hidup. Secara etimologi death berasal dari kata deeth atau deth yang berarti keadaan mati atau kematian. Berdasarkan ketentuan medis seorang manusia dianggap telah mati jika jantungnya sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengedar darah ke seluruh tubuh, otaknya mulai membusuk dalam waktu seperempat jam karena tidak memperoleh darah, dan seluruh badan tidak dapat digerakan lagi dalam keadaan dingin. Setiap manusia mengakhiri hidupnya di dunia ini dengan kematiannya. Kematian dengan segala misterinya merupakan pengalaman manusia yang hidup. Kematian merupakan bagian dari lingkungan biologis hidup manusia. Karenanya realitas kematian merupakan saat yang tidak bisa ditawar atau dihindari oleh manusia yang hidup.

B. Upacara Kematian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Masyarakat Desa Tumbang Baringei Kalimantan Tengah tentang Pemilihan Dukun Bayi dalam Proses Persalinan T1 462012072 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah T1 152009601 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tewah dan Maknanya dalam Membina Rasa Solidaritas Masyarakat di Desa Cuhai Kabupaten ndau Kalimantan Tengah

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga dalam Pemberian Diet pada Penderita Hipertensi di Desa Mamek, Provinsi Kalimantan Barat T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB II

0 0 16