digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Menurut Imam Malik mahar termasuk rukun nikah, dan nikah sah tanpa menyebutkan mahar pada waktu akad nikah. beliau berpendapat bahwa tidak ada
batasan maksimal dari jumlah mahar yang wajib diberikan kepada istri, pendapat tersebut berdasarkan firman Allah SWT:
اًراَط ِقْانُاَد حِإْ مُت يَ تآَو
30
Dan kamu telah memberikan kepaa salah seorang mereka istri-istri mahar yang banyak.
Sedangkan paling sedikitnya mahar adalah seperempat dinar, sebagaimana pendapat beliau dalam kitab Al-
Muwatta’:
ُْع طَق لاِْهيِفُْبِجَيْاَمْىَن دَأَْكِلذَوْ،ٍراَيِدِْع بُرْ نِمْالَقَأِبُْةَأ رَم لاَْحَك ُ تْ نَأْىَرَأََْ
saya tidak pernah melihat seorang wanita dinikahkan dengan mahar kurang dari seperempat dinar. Dan itu adalah batas minimal yang mewajibkan adanya potong
tangan
31
Imam Malik berpendapat bahwa dalam perkawinan terdapat anggota tubuh yang dihalalkan karena harta, oleh karenanya mahar harus ditentukan batas
terendah harta yang dicari untuk dapat menghalalkan adanya hukuman potong tangan bagi sariqah.
32
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa batasan minimal mahar adalah 10 dirham atau barang yang harganya senilai dengan 10 dirham. Pendapat ini juga
diikuti oleh sebagian Hanafiyah. Imam Abu Hanifah berpendapat seperti itu karena menganalogikan dengan batasan minimal sariqah batas minimal
pencurian yang mengakibatkan seorang pencuri dipotong tangannya.
30
al- Qur’an, 4:20.
31
Malik bin Anas, al-
Muwatta’, vol. III, Beirut: Dar al-Fikr, t.t, 119.
32
Darmawan, Eksistensi Mahar, 47.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pendapatnya sama dengan Imam Malik. Penganalogian ini didukung dengan hadis Rasulullah SAW.:
َْمِاَرَدِْةَرَشَعَْنوُدَْقاَدَصْ ََ
Tidak ada mahar dengan jumlah yang kurang dari 10 dirham
33
Menurut Imam Abu Hanifah hadis tersebut dilihat dari sanadnya, maka statusnya adalah hasan. Kalau seorang suami dalam akad nikah memberikan
mahar kurang dari 10 dirham, maka pernikahannya dianggap sah tetapi tetap wajib membayar 10 dirham dalam perjalanan pernikahannya terutama setelah
terjadinya khalwat atau dukhul. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW. di atas. Sedangkan dalam menanggapi hadis Rasulullah SAW. yang membolehkan
mahar dengan “cincin yang terbuat dari besi”, Imam Abu Hanifah mengatakan
bahwa, hadis itu dikhususkan pada pembayaran mahar yang mu’ajjam kontan,
sebagai bentuk formalitas tentang pembayaran mahar, karena bagaimanapun tetap disunnahkan dalam akad nikah ada mahar yang disebutkan dan dibetikan, kalau
tidak bisa membayar langsung sebanyak 10 dirham, maka minimal cincin yang terbuat dari besi, sedangkan sisanya sampai melunasi 10 dirham tetap wajib
dibayarkan dalam pernikahan, karena di anggap sebagai dain hutang. Islam tidak menyukai mahar yang berlebihan, bahkan sebaliknya kalau
mahar itu lebih murah tentu akan memberi barakah dalam kehidupan suami istri. Dan mahar yang murah adalah menunjukkan kemurahan hati perempuan.
لوسرْنأْ،ةشئاعْنع ْ
لاقْ،ملسوْهيلعْهاْىلصْها ْ:
ْ رسيأْةكربْحاك لاْمظعأْنإ ةنوؤم
33
Ali bin Umar al-Daruqutny, Sunan al-Daruqutny, vol. II, Beirut: Dar al-Fikr, t.t, 151.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dari Aisyah ra, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Nikah teragung dan terbesar keberkahannya adalah yang paling sedikit biayanya. H.R. Ahmad
34
Banyak sekali manusia yang tidak mengenal ajaran ini. Bahkan menyalahinya dan berpegang kepada adat Jahiliyah dalam pemberian mahar yang
berlebih lebihan dan menolak menikahkan anaknya kecuali kalau dapat membayar mahar yang besar, memberatkan dan menyusahkan itu. Sehingga seolah-olah
perempuan itu merupakan barang dagangan yang dipasang tarif dalam tiket perdagangan itu.
Islam tidak menyukai penentuan mahar yang terlalu berat atau di luar jangkauan kemampuan seorang laki-laki karena dapat membawa pengaruh
negatif, antara lain:
35
1. Menjadi hambatan berlangsungnya pernikahan bagi laki-laki dan
perempuan, terutama bagi mereka yang sudah merasa cocok dan telah mengikat janji, akibatnya kadang-kadang mereka putus asa dan nekat
mengakhiri hidupnya. 2.
Mendorong atau memaksa pihak laki-laki untuk berhutang. Hal ini bisa berakibat kesedihan bagi suami istri dan menjadi beban hidup
mereka karena mempunyai hutang yang banyak. 3.
Mendorong terjadinya kawin lari. Demikianlah Islam sangat menganjurkan perempuan agar tidak meminta
mahar yang terlalu berlebihan atau memberatkan laki-laki. Mahar bukan tujuan
34
Imam Ahmad, Musnad Ahmad, vol. 24, 446.
35
Masfuk Zuhdi, Studi Islam jilid III Muamalah, Jakarta: Rajawali Press, 1988, 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dari pernikahan, melainkan hanya simbol ikatan cinta kasih. Pernikahan dengan mahar yang ringan bisa membawa keberkahan dalam rumah tangga.
E. Hikmah Disyariatkannya Mahar
Hikmah disyariatkannya mahar dalam nikah adalah sebagai ganti dari dihalalkannya wanita atau dihalalkannya bersetubuh dengan suaminya. Disamping
itu pula mahar juga sebagai tanda hormat sang suami kepada pihak wanita dan sebagai tanda kedudukan wanita tersebut telah menjadi hak suami.
36
Mahar disyariatkan oleh Allah SWT untuk mengangkat derajat wanita dan memberi penjelasan bahwa akad pernikahan ini mempunyai kedudukan yang
tinggi. Oleh karena itu, Allah SWT mewajibkannya kepada laki-laki bukan kepada wanita, karena laki-laki lebih mampu berusaha. Mahar diwajibkan pada
laki-laki seperti halnya juga seluruh beban materi. Istri pada umumnya dinafkahi dalam mempersiapkan dirinya dan segala perlengkapannya yang tidak dibantu
oleh ayah dan kerabatnya, tetapi manfaatnya juga kembali kepada suami. Oleh karena itu, merupakan sesuatu yang relevan suami dibebani mahar untuk
diberikan kepada sang istri. Mahar ini dalam segala bentuknya menjadi penyebab suami tidak terburu-buru menjatuhkan talak kepada istri karena yang ditimbulkan
dari mahar tersebut seperti penyerahan mahar yang di akhirkan, penyerahan mahar bagi wanita yang dinikahinya setelah itu dan juga sebagai jaminan wanita ketika
ditalak.
37
36
Saleh al-Fauzan, Fiqh Sehari-hari, Depok: Gema Insani, 2006, 674.
37
Azzam, Fiqh Munakahat, 178.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
BAB III PENAFSIRAN DAN KONTEKSTUALISASI MAHAR DALAM
AL-QURAN
A. Konsep Mahar
Konsep tentang mahar adalah bagian yang esensial dalam pernikahan. Tanpa mahar tidak dinyatakan telah melaksanakan pernikahan dengan benar.
Mahar harus ditetapkan sebelum pelaksanaan pernikahan.
1
Ada hal yang harus diperhatikan dalam konsep mahar yaitu mahar harus ada dalam pernikahan tetapi disesuaikan dengan keputusan budaya masing-
masing dan yang wajib memberikan mahar adalah laki-laki.
1. Substansi Mahar
Mahar biasanya disebut sebagai pemberian calon suami kepada calon istri, perlu digaris bawahi bahwa bukan hanya pemberian materi belaka tetapi
sebuah bentuk ketulusan niat melakukan ibadah dan memuliakan wanita serta keseriusan dalam akad, termasuk siap menanggung apa yang terjadi setelah
pernikahan.
ًةَلْهِ َنههِاَقُدَص َءاَسِنلا اوُتآَو ْ نِإَف
اًئيهرَم اًئيهنَ ُوُلُكَف اًسْفَ ن ُهْنهم ٍءْيَش ْنَع ْمُكَل َْْهط ُ
4 َ
2
Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka
1
Istibsyaroh, Hak-hak Perempuan, Jakarta: Teraju, 2004, 101.
2
al- Qur’an, 4: 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
makanlah ambillah pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.
3
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abi Saleh, bahwa biasanya kaum bapak menerima dan menggunakan maskawin tanpa
seizin putri-putrinya. Maka turunlah surah an- Nisa’ ayat 4 sebagai
larangan terhadap perbuatan tersebut.
4
ًةَلْهِ َنههِاَقُدَص َءاَسِنلا اوُتآَو
Islam mewajibkan suami memberikan maskawin sebagai nihlah
pemberian yang khusus kepada wanita dan harus dengan hati yang tulus dan lapang dada, sebagaimana halnya memberikan hibah pemberian.
5
Dalam ayat ini diarahkan kepada para suami. Artinya berikanlah kepada wanita-wanita yang telah kalian ikat dengan mahar suatu hibah
pemberian, sebagai pelambang kasih yang mendasari hubungan kalian berdua. Pemberian tersebut sebagai pertanda cinta dan eratya hubungan, di
samping jalinan yang seharusnya meliputi rumah tangga yang kalian bangun.
6
Pada kalangan banyak orang telah menjadikan tradisi mereka tidak cukup hanya dengan pemberian mahar saja, tetapi dibarengi dengan aneka
ragam hadiah lainnya, baik berupa makanan, pakaian atau lainnya, sebagai
3
Tim Disbintalat, Al- Qur’an dan Terjemahan Indonesia, vol. XVII, Jakarta: Sari Agung,
2002, 141.
4
Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, Bandung: Diponegoro,1998, 121.
5
Sayyid Quthb, Tafsir fi Dhilalil Qur’an, vol. II, 283.
6
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, vol. IV, Semarang: Toha Putra, 1993, 330.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penghargaan dari calon suami kepada calon istri tercinta yang bakal mendampingi hidupnya.
7
ْ نِإَف اًئيهرَم اًئيهنَ ُوُلُكَف اًسْفَ ن ُهْنهم ٍءْيَش ْنَع ْمُكَل َْْهط
Apabila mereka merasa suka memberimu sesuatu dari maharnya tanpa merasa dirugikan dan tanpa ada unsur tipuan, maka makanlah
pemberian itu dengan senang hati olehmu. Tidak ada dosa bagimu untuk mengambil dan menerimanya.
8
Substansi mahar adalah suatu pemberian dari calon suami kepada calon istrinya baik berupa uang, barang, jasa ataupun yang lainnya dengan
suka rela dan tanpa ada paksaan.
2. Fungsi Mahar dalam Perkawinan
Banyak sekali fungsi mahar dalam al-Quran, diantaranya adalah: a.
Mahar adalah kewajiban suami Kewajiban membayarkan mahar pada hakikatnya tidak hanya untuk
mendapatkan kesenangan namun lebih kepada penghormatan dan pemberian dari calon suami kepada calon isteri sebagai awal dari sebuah pernikahan
dan sebagai tanda bukti cinta kasih seorang laki-laki, dijelaskan dalam firman Allah:
Q.S. an-Nisa’: 4.
ًةَلْهِ َنههِاَقُدَص َءاَسِنلا اوُتآَو ْ نِإَف
اًئيهرَم اًئيهنَ ُوُلُكَف اًسْفَ ن ُهْنهم ٍءْيَش ْنَع ْمُكَل َْْهط ُ
4 َ
9
7
Mustafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, vol. IV, 330.
8
Ibid., 330.
9
al- Qur’an, 4: 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah ambillah pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik
akibatnya.
10
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abi Saleh, bahwa biasanya kaum bapak menerima dan menggunakan maskawin tanpa
seizin putri-putrinya. Maka turunlah surah an-Ni sa’ ayat 4 sebagai
larangan terhadap perbuatan tersebut.
11
Maskawin menjadi kewajiban suami, bahkan membelanjai istri dan keluarga, karena demikian itulah kecenderungan jiwa manusia yang
normal, bahkan binatang. Pernahkan anda melihat ayam betina menyodorkan makanan untuk ayam jantan? Bukanlah ayam jantan yang
menyodorkan makanan untuk kemudian merayu dan menikahinya? Demikian tabiatkodrat yang ditetapkan Allah SWT. Bahkan, wanita yang
tidak terhormat sekalipun enggan –paling tidak, enggan terlihat atau
diketahui- membayar sesuatu untuk kekasihnya. Sebaliknya, rasa harga diri lelaki menjadikannya enggan untuk dibiayai wanita. Ini karena naluri
manusia yang normal merasa bahwa dialah sebagai pria yang harus menanggung beban itu.
12
Q.S. an-Nisa’ ayat 24.
ْ حُم لاَو َْءاَرَوْاَمْ مُكَلْالِحُأَوْ مُك يَلَعِْهاللاَْباَتِكْ مُكُناَم يَأْ تَكَلَمْاَمْ اَِإِْءاَسِلاَْنِمُْتاََص
ْانُوُتآَفْانُه ِمِْهِبْ مُت عَ ت مَت ساْاَمَفَْنيِحِفاَسُمَْر يَغَْنيِِص حُمْ مُكِلاَو مَأِبْاوُغَ ت بَ تْ نَأْ مُكِلَذ
10
Tim Disbintalat, Al- Qur’an dan Terjemahan, 141.
11
Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, 121.
12
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, vol. II, 329.