10
2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Raymond dan Judith 2004 mengungkapkan ada empat pengaruh utama terhadap motivasi belajar seorang anak yaitu
1. Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkandan
menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun
tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-
harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan
mempengaruhi motivasi belajar anak. 2.
Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka
terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan
akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya. 3.
Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak
sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah menjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa
mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita
untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan. 4.
Diri anak itu sendiri. Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan
masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri
sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
11 Azzahhy 2009 menjelaskan bahwa ada enam faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: 1
Cita-cita atau aspirasi peserta didik Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan memperkuat
semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan berlangsung dalam waktu yang sangat
lama bahkan berlangsung sepanjang hayat, timbulnya bersamaan dengan perkembangan akal, moral, kemauan bahasa dan nilai-nilai
kehidupan, juga perkembangan kepribadian. Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun
ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2 Kemampuan peserta didik
Keinginan peserta didik perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan akan
memperkuat motivasi peserta didik melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3 Kondisi peserta didik
Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani yang mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmani dan
rohani peserta didik yang terganggu akan berpengaruh pada peserta didik dalam hal memusatkan perhatian belajar.
4 Kondisi lingkungan peserta didik
Lingkungan peserta didik dapat berupa keadaan alam tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Kondisi lingkungan yang baik akan
memperkuat motivasi belajar.
12 5
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan
ingatan pengalaman hidup.Lingkungan peserta didik berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal dan pergaulan juga
mengalami perubahan. Lingkungan budaya peserta didik yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain semakin
menjangkau peserta didik. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pengajar profesional diharapkan
mampu memanfaatkan kondisi dinamis tersebut dalam pembelajaran untuk memotivasi belajar.
6 Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik
Pengajar dalam tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat selain dengan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya yang juga dibangun. Lingkungan sosial pengajar perlu diperhatikan oleh pengajar. Partisipasi dan teladan memilih
perilaku yang baik sudah merupakan upaya pembelajaran peserta didik. Upaya pengajar membelajarkan peserta didik meliputi
pemahaman tentang diri peserta didik dalam rangka kewajiban tertib belajar, pemanfaatan pengetahuan berupa hadiah, kritik,
hukuman secara tepat guna dan mendidik cinta belajar.
Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa. Kerja sama antara
kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi
dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas.
13 Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua
akan dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
2.1.6. Aspek-aspek Motivasi Belajar