15 yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang
langsung mengenai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
b. Alat indera atau reseptor
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu sebagai pusat kesadaran.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
2.3. Gaya Kepemimpinan Guru
2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Guru
Menurut Engkoswara dan Aan Komariah 2010, gaya kepemimpinan merupakan norma atau dapat juga diartikan sebagai pola
perilaku dalam memperagakan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai pola tindak seseorang dari seorang pemimpin sebagai
ciri kepemimpinannya. Definisi kepemimpinan hampir sama banyaknya dengan jumlah orang yang mencoba mendefinisikan konsep tersebut
antara lain : -
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas- aktivitasnya suatu kelompok ke tujuan
yang ingin dicapainya bersama. -
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
16 Gaya kepemimpinan akan menentukan sejauh mana efektivitas
kepemimpinan, karena seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang tepat, akan dapat mengoptimalkan dan
memaksimalkan kepemimpinannya. Para pakar manajemen mendekati konsep efektivitas kepemimpinan dari segi sikap perilaku pemimpin,
dengan anggapan bahwa kemampuan untuk membangkitkan, menggerakkan, dan mengarahkan orang-orang yang dipimpin, agar
mengikuti kemauan pemimpinnya tergantung pada gaya kepemimpinan dari pemimpin tersebut.
Gaya kepemimpinan guru adalah pola tindakan yang dilakukan guru, yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan
siswa. Pola tindakan yang perlu dimiliki guru adalah pola tindak yang berorientasi pada tugas, dan yang berorientasi pada hubungan. Pola
tindakan yang berorientasi pada tugas bertujuan untuk membantu siswa terutama yang mempunyai kemampuan melakukan tugas rendah, agar
dapat menyelesaikan tugas dengan benar. Pola tindak yang berorientasi pada hubungan bertujuan untuk mengkondisikan situasi kelasbelajar
mengajar memotivasi atau menstimulasi atau mempengaruhi, agar tugaskegiatan guru dan siswa dapat dilakukan dengan tepat.
2.3.2. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Guru
Sekolah dan kelas adalah suatu organisasi, dimana guru adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas
kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen
kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis Hamalik, 2004:124. Guru sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar mengajar akan memiliki
pola perilaku yang khas dalam mempengaruhi para murid yang disebut
17 gaya kepemimpinan guru. Menurut Ahmad Rohani 2004:130 gaya atau
tipe kepemimpinan guru ada tiga yaitu: 1.
Otoriter, dengan gaya kepemimpinan otoriter guru, peserta didik hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi
maka semua ativitas menjadi menurun. Aktivitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak
perhatian guru. 2.
Laizzes faire, gaya kepemimpinan yang laissez faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin, kalau guru ada peserta didik
lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam kepemimpinan ini biasanya aktivitas peserta didik lebih
produktif kalau gurunya tidak ada. 3.
Demokratis, tipe gaya kepemimpinan guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta
didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang
menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara produktif baik pada
saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru.
2.3.3. Aspek Gaya Kepemimpinan Guru