b. Teori-teori Gaya Kepemimpinan
1 Teori X dan Teori Y
McGregor dalam T. Hani Handoko 1984: 300 menjelaskan konsep gaya kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan
seorang pemimpin terhadap sifat dasar manusia dan McGregor menyimpulkan dua kumpulan anggapan tersebut yang saling
berlawanan dibuat oleh manajer, yaitu: a
Anggapan-anggapan Teori X yang cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratis:
1 Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
2 Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam dengan
hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3 Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari dari tanggung jawab, mempunyai ambisi
relatif kecil, dan menginginkan keamananjaminan hidup diatas segalanya.
b Anggapan-anggapan Teori Y cenderung menyukai gaya
kepemimpinan demokratis: 1 Penggunaan usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah
kodrat manusia, seperti bermain atau istirahat. 2 Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah
satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.
3 Keterikatan pada
tujuan merupakan
fungsi dari
penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka. 4 Rata-rata manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak
hanya untuk menerima tanggug jawab. 5 Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi,
kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah- masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
karyawan.
6 Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.
Berdasarkan penjelasan dari McGregor dalam T. Hani Handoko 1984, teori X merupakan gambaran atas Gaya
Kepemimpinan Otokratis di mana pemimpin memberikan perlakuan pada bawahan harus diawasi, diarahkan dan dipaksa
mengikuti apapun yang menjadi tujuan pemimpin sedangkan teori Y menggambarkan Gaya Kepemimpinan Demokratis di mana
pemimpin memberikan penghargaan kepada bawahan atas prestasi yang dicapai, memberikan pengawasan dengan sewajarnya, dan
menyelesaikan masalah dengan melibatkan bawahan sehingga tidak hanya terpusat pada pemimpin saja.
2 Teori Contingency
Menurut Fiedler dalam T. Hani Handoko 1984: 311 menjelaskan
teori contingency
merupakan teori
gaya kepemimpinan yang menyatakan efektifitas suatu kelompok atau
organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi sehingga untuk menjadi pemimpin perlu menyesuaikan
gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, teori contingency menggambarkan gaya
kepemimpinan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi atau situasi saat interkasi pemimpin dengan bawahan lebih
fleksibel.
c. Macam-macam Gaya Kepemimpinan Manajer