ESKALASI KOMITMEN INDIVIDU BERDASARKAN LOCUS OF CONTROL DALAM KASUS INVESTASI Endah Suwarni
ESKALASI KOMITMEN INDIVIDU BERDASARKAN LOCUS OF CONTROL DALAM KASUS INVESTASI
Endah Suwarni
endahbp@yahoo.co.id
Politeknik Negeri Malang
Bambang Subroto Gugus Irianto Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT
This study aims to find out whether escalation of commitment at individual who has internal locus of control will be bigger than individual who has external locus of control if getting the negative information and escalation of commitment at individual who has internal locus of control can be mitigated by the information of future benefit of alternative investment. The research was conducted by using experiment approach with investment case that was adapted from experiment designed Ghost (1997). Sixty subjects were participation in experiment is the student at six semester of Accounting Study Program–Politeknik Negeri Malang. Experiment applies 2 x 2 factorial designs. Escalation of commitment variabel is investment decision, whereas internal- external locus of control was measured by using Rotter’s instrument (1966). The hypothesis testing was done by using one-way ANOVA (F-Test) and the treatment effect was tested by using post hoc test with scheffe method. Experiment result expresses that escalation of commitment on individual who has internal locus of control was bigger than individual who has external locus of control, when they got the negative information and escalation of commitment at individual who has internal locus of control can be mitigated by the information of future benefit of alternative investment.
Keywords: commitment escalation, internal-external locus of control, investment
ABSTRAK
Penelitian ini menguji apakah eskalasi komitmen pada individu yang berkarakter internal locus of control akan lebih besar daripada individu yang berkarakter external locus of control bila memperoleh informasi negatif dan eskalasi komitmen pada individu yang berkarakter internal locus of control dapat berkurang dengan adanya informasi investasi alternatif yang lebih menguntungkan dimasa mendatang. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan controlled laboratory experiment dengan kasus investasi bertahap yang diadaptasi dari disain eksperimen Ghost (1997). Subyek yang berpartisipasi dalam eksperimen berjumlah 60 orang, yaitu mahasiswa semester 6 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang. Eksperimen menerapkan 2 x 2 factorial design. Variabel eskalasi komitmen adalah keputusan investasi, sedangkan internal-external locus of control mengadopsi instrument Rotter (1966). Pengujian hipotesis menggunakan one-way ANOVA (Uji F) dan untuk melihat pengaruh perlakuan menggunakan post hoc test metode scheffe. Hasil eksperimen mengungkapkan bahwa individu yang berkarakter internal locus of control lebih besar tingkat eskalasi komitmennya dibanding individu yang berkarakter external locus of control, bila memperoleh informasi negatif dan eskalasi komitmen pada individu yang berkarakter internal locus of control dapat dikurangi dengan memberikan informasi investasi alternatif yang lebih menguntungkan dimasa mendatang.
Kata kunci: eskalasi komitmen, internal-external locus of control, investasi bertahap
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
PENDAHULUAN
lity /kepribadian masih menunjukkan bukti Setiap pengambilan keputusan inves-
yang belum konsisten.
tasi pada umumnya mendasarkan pada Eskalasi komitmen juga menggambar- pertimbangan yang rasional. Namun ba-
kan individu yang sangat yakin bahwa nyak bukti empiris dalam serangkaian
upaya/usaha dan kemampuan dirinya akan tindakan pengambilan keputusan investasi
dapat mencapai hasil yang diharapkan. yang menunjukkan bahwa pembuat ke-
Eskalasi komitmen juga menggambarkan putusan cenderung untuk melanjutkan pro-
individu yang berpegang teguh atas ke- yek investasi walaupun terdapat bukti
yakinannya. Individu yang demikian ini proyek investasi sebelumnya ternyata tidak
dalam psikologi disebut individu yang menguntungkan (Ghosh, 1997). Fenomena
berkarakter locus of control tinggi (internal perilaku demikian oleh berbagai peneliti,
locus of control ). Sebaliknya individu yang diungkapkan dalam berbagai istilah: escala-
berkarakter locus of control rendah (external tion (Ross dan Staw, 1986), entrapment
locus of control ) meyakini bahwa hasil yang (Brockner et al., 1986), sunk cost (Staw dan
diharapkan terjadi karena suatu keber- Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan
untungan, nasib, adanya kekuatan diluar Ayton, 1999), persistence (Shulz dan Chang,
kemampuannya atau kekuatan Tuhan 2002), dan decision error (Bowen, 1987).
(Rotter, 1966). Oleh karena itu penelitian ini Berbagai penjelasan penyebab terjadi-
bertujuan menguji apakah individu yang nya eskalasi juga diungkap oleh berbagai
berkarakter locus of control tinggi mengalami peneliti, antara lain karena: pengaruh infor-
eskalasi komitmen yang tinggi dan se- masi negatif dan individu yang ber-
baliknya individu yang berkarakter locus of tanggung jawab (Shuclz dan Chang, 2002),
control rendah mengalami eskalasi komit- pengaruh sunk cost (Staw dan Hoang, 1995;
men yang rendah?
Arkes dan Hutzel, 2000). Tinjauan kembali Eskalasi komitmen dalam kasus inves- (review) teori tentang eskalasi komitmen
tasi bertahap terjadi adalah wajar, bila yang dilakukan oleh Staw (1981) meng-
informasi yang tersedia hanya berkaitan ungkapkan bahwa, fenomena eskalasi
dengan kinerja masa lalu (Ghost, 1997). komitmen dapat dijelaskan dengan self-
Namun apapun alasannya eskalasi komit- justification theory (Staw, 1981). Menurut
men jelas dapat merugikan, oleh karena itu Brockner (1992), self-justification theory me-
perlu upaya untuk mengurangi eskalasi mang merupakan penjelasan terbaik ten-
komitmen. Upaya pengurangan eskalasi tang fenomena eskalasi komitmen, tetapi
komitmen yang disarankan Ghost (1997), kurang lengkap. Fenomena eskalasi akan
adalah dengan memberikan informasi dapat dijelaskan lebih baik, bila tidak hanya
investasi alternatif yang lebih keuntungan menggunakan self-justification theory saja,
di masa yang akan datang. Dengan demi- tetapi juga menggunakan prospect theory
kian, apakah eskalasi komitmen pada (Brockner, 1992).
individu yang berkarakter internal locus of Dari berbagai peneliti yang diuraikan
control dapat dikurangi dengan memberikan sebelumnya, masih banyak yang mem-
informasi investasi alternatif yang lebih fokuskan pada kondisi yang dapat mem-
keuntungan masa mendatang? pengaruhi terjadinya eskalasi komitmen
Penelitian ini mengadaptasi (me- pada individu, kelompok ataupun organi-
nyesuaikan dan mengembangkan) disain sasi, tetapi masih belum banyak yang mem-
eksperimen (Ghost, 1997). Dalam disain fokuskan pada karakter atau kepribadian
eksperimen Ghost (1997) menggunakan tiga individu (Staw dan Ross, 1978). Lebih lanjut
perlakuan yaitu: (1) ambiguous feedback, (2) Staw dan Ross (1978), mengungkapkan bah-
progress report , (3) future benefits (informasi
432 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450 penelitian ini hanya menggunakan progress
investasinya, walaupun bukti baru men- report dan future benefits (informasi ke-
jelaskan bahwa keputusan yang telah di- untungan investasi untuk ekspansi dan
lakukan adalah salah. Investasi tersebut alternatif investasi yang lebih menguntung-
dapat berupa uang, waktu, usaha/tenaga. kan). Penyesuaikan disain eksperimen yang
Eskalasi komitmen disebut juga non-rational dilakukan meliputi: skenario investasi, jum-
escalation of commitment (Bazerman, 1994). lah investasi, tingkat pengembalian mini-
Istilah non-rational escalation of commitment mum atas investasi dan satuan mata uang,
digunakan untuk menunjukkan situasi di- sedangkan pengembangan disain eksperi-
mana orang dapat membuat keputusan men dalam penelitian ini yang dilakukan
yang tidak rasional berdasarkan keputusan dengan melibatkan subyek untuk melaku-
rasional masa lalu atau untuk mem- kan perhitungan sendiri net present value
benarkan tindakan yang sedang dilakukan. rencana investasi. Dalam eksperimen Ghost
Fenomena perilaku demikian oleh berbagai (1997), belum membuktikan karakter indi
peneliti, diungkapkan dalam berbagai isti- vidu yang mengalami eskalasi komitmen,
lah: escalation (Ross dan Staw, 1986), entrap- sedangkan pengembangan lebih lanjut
ment (Brockner et al., 1986), sunk cost (Staw dalam penelitian ini adalah untuk mem-
dan Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan perjelas/menguji individu yang berkarakter
Ayton, 1999), persistence (Shulz dan Chang, internal locus of control yang mengalami
2002, Fox dan Hoffman, 2002), dan decision eskalasi komitmen lebih tinggi daripada
error (Bowen, 1987).
external locus of control . Penelitian ini sangat penting dilakukan
Eskalasi Komitmen Terjadi pada Individu
untuk memberikan bukti empiris bahwa Eskalasi komitmen terjadi pada indi- individu yang mempunyai karakter internal
vidu dilakukan oleh Staw dan Ross (1978), locus of control akan mengalami eskalasi
dengan menggunakan kasus investasi pro- komitmen hal tersebut akan mengakibatkan
yek pembangunan bendungan hidro- kerugian. Berdasarkan uraian yang di-
elektrik di Nigeria, menunjukkan eskalasi ungkapkan sebelumnya, maka penelitian ini
komitmen yang terjadi pada individu. bertujuan untuk menguji perbedaan eskala-
Brockner et al. (1986) juga membuktikan hal si komitmen pada individu yang ber-
yang sama, bahwa entrapment (eskalasi karakter internal locus of control lebih besar
komitmen) terjadi pada individu yang ber- daripada individu yang berkarakter external
tanggungjawab atas ketidak-efektifan kiner- locus of control bila memperoleh informasi
ja investasi sebelumnya. masa lalu negatif, dan eskalasi komitmen
Selanjutnya dalam peneltian empiris pada individu yang berkarakter internal
yang dilakukan oleh Brody dan Kaplan locus of control dapat berkurang dengan
(1996), dengan menggunakan internal audi- adanya informasi investasi alternatif yang
tor, mengungkapkan dua temuan yaitu: (1) lebih menguntungkan dimasa mendatang.
dalam proses pembuatan keputusan ang- garan audit oleh internal auditor yang ter-
TINJAUAN TEORETIS
libat untuk keputusan awal (tanggung
Pengertian Eskalasi Komitmen
jawab tinggi) cenderung tidak merubah Dalam Oxford learner’s dictionary
keputusan akhir setelah memperoleh infor- (2008), escalation of commitment (eskalasi
masi negatif daripada internal auditor yang komitmen) diartikan sebagai become or make
hanya terlibat dalam keputusan akhir something bigger or more serious fenomena
(tanggung jawab rendah); (2) pemberian yang menjelaskan bahwa seseorang me-
informasi negatif lebih besar tingkat eska- mutuskan untuk meningkatkan/menambah
lasinya dibanding informasi positif.
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
Eskalasi Komitmen pada Organisasi dan
self-justification theory antara lain: ”Expo 86:
Pemerintah
An Escalaltion Prototype ” oleh Ross dan Staw Eskalasi komitmen tidak hanya terjadi
(1986); ”The Escalation of Commitment To a pada individu saja tetapi juga telah di
Course of Action ” oleh Staw (1981). buktikan terjadi pada organisasi (Mc
Namara et al., 2002), dan pemerintah (Ross
Eskalasi Komitmen Berdasarkan Cognitive
dan Staw, 1986). Eskalasi komitmen yang
Dissonance/Self-Justification Theory
terjadi pada bank komersial ditunjukkan Tahun 1956 psikolog Amerika Serikat, adanya pemberian pinjaman kepada nasa-
Leon Festinger memperkenalkan suatu bah tanpa ada pembatasan pinjaman walau-
konsep baru di dalam psikologi sosial, yaitu pun kondisi kinerja memburuk (Bromiley,
teori disonansi kognitif (the theory of 2002).
cognitive dissonance). Ketika dua pemaha- Sedangkan contoh Fenomena eskalasi
man/pengetahuan/persepsi yang dipegang komitmen terjadi pada pemerintah seperti
adalah tidak konsisten (bertentangan), hal yang diungkap oleh Ross dan Staw (1986).
ini akan menghasilkan suatu keadaan Berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu
disonansi kognitif (ketidaksesuaian pe- Montreal Exposition 1967 dan Olimpiade
mahaman). Karena pengalaman mengenai 1976 menunjukkan fakta kegagalan/kerugi-
ketidaksesuaian pemahaman tidak me- an yang besar, namun seperti yang di-
nyenangkan, orang akan berusaha keras ungkap Ross dan Staw (1986), dalam expo
untuk menguranginya dengan mengubah
86 menunjukkan fenomena eskalasi komit- kepercayaan/keyakinan mereka. Dalam men terjadi di pemerintah Columbia de-
kaitannya dengan fenomena eskalasi komit- ngan investasi awal $78 juta pada tahun
men, jelas bahwa individu meningkat 1978 dengan perkiraan kerugian $6 juta
komitmennya ketika menemukan bukti pada tahun 1978 hingga lebih dari $300 juta
bahwa keputusan awal yang telah dibuat pada tahun 1985.
berdasarkan pertimbangan dan prediksi menyatakan investasi akan menghasilkan
Anteseden dari Eskalasi Komitmen
keuntungan, tetapi ternyata adalah salah. Berbagai penjelasan penyebab terjadi-
Hal ini menunjukkan bahwa persepsi, nya eskalasi juga diungkap oleh berbagai
pemahaman dan keyakinan sebelumnya peneliti, antara lain karena: pengaruh infor-
menyatakan investasi menguntungkan, te- masi negatif dan individu yang bertang-
tapi bukti selanjutnya menunjukkan kinerja gung jawab (Shuclz dan Chang, 2002),
investasi merosot (Brockner, 1992), negatif pengaruh sunk cost (Arkes dan Hutzel,
(Brody dan Kaplan, 1996), gagal (Staw dan 2000). Tinjauan kembali (review) teori ten-
Ross, 1978), sehingga bukti negatif ini tang eskalasi komitmen yang dilakukan
bertentangan dengan keyakinan/pemaha- oleh Staw (1981), mengungkapkan bahwa,
man awal dan menjadi pemicu yang kuat fenomena eskalasi komitmen dapat dijelas-
untuk melakukan usaha dengan meng- kan dengan self-justification theory (Staw,
alokasikan sumber lebih besar untuk men- 1981). Sedangkan menurut Brockner (1992),
dukung dan membenarkan keyakinan awal. self-justification theory memang merupakan
Selain kondisi negatif, Brody dan penjelasan terbaik tentang fenomena eskala-
Kaplan (1996), juga mengungkap bahwa si komitmen, tetapi kurang lengkap. Feno-
individu yang terlibat dalam keputusan mena eskalasi akan dapat dijelaskan lebih
awal merupakan faktor pemicu untuk baik, bila tidak hanya menggunakan self-
melakukan alokasi sumber yang lebih besar justification theory saja, tetapi juga meng-
pada investasi tahap berikutnya daripada gunakan prospect theory (Brockner, 1992).
individu yang tidak terlibat pada keputusan
434 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450 terjadi karena seseorang yang telibat dalam
Eskalasi Komitmen Berdasarkan Prospect
keputusan awal akan merasa mempunyai
Theory
tanggung jawab yang lebih besar, sehingga Kahneman dan Tversky (1979), me- akan meningkatkan komitmennya untuk
mulai penelitian mereka untuk menyelidiki tetap melakukan investasi tahap kedua
kejanggalan dan kontradiktif perilaku dalam rangka melakukan usaha untuk
manusia. Ketika subjek ditawari satu pilih- memperbaiki keputusan awal pada perioda
an yang diformulasikan/dibingkai ter- selanjutnya, dan akhirnya keputusan awal
tentu mungkin bersikap/berperilaku me- dapat dibenarkan.
nolak resiko (risk aversion), tetapi ketika Tinjauan ulang terhadap beberapa pe-
subyek ditawari suatu hal yang mempunyai nelitian yang dilakukan oleh Brockner
esensi yang sama dan diformulasikan/ (1992), menjelaskan bahwa penelitian ten-
dibingkai berbeda mungkin menunjukkan tang perilaku eskalasi komitmen terjadi
perilaku/sikap berani mengambil risiko pada individu maupun kelompok banyak
(risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dijelaskan dengan pendekatan self-justifi-
dan Tversky (1979), yang sangat penting cation theory . Dalam self-justification theory
mengungkapkan bahwa perilaku orang dijelaskan bahwa seseorang cenderung
dalam mengambil keputusan yang ber- mengambil keputusan untuk mengalokasi-
kaitan dengan keuntungan sangat berbeda kan sumber pada serangkaian proyek
dengan perilaku orang dalam mengambil investasi walaupun kinerjanya telah meng-
keputusan berkaitan dengan kerugian. Se- alami kemerosotan, karena mereka merasa
bagai contoh, dalam kondisi ketidakpastian terpaksa untuk membenarkan dirinya bah-
seseorang dihadapkan pada alternatif pilih- wa tindakan yang telah dilakukan se-
an yang sama-sama menguntungkan, yang belumnya adalah rasional. Penarikan kem-
pertama adalah alternatif pilihan yang bali atau tindakan tidak melanjutkan inves-
secara pasti menguntungkan tetapi ke- tasi, berarti menunjukkan bahwa keputusan
untungannya lebih kecil dari pilihan kedua, yang telah dilakukan sebelumnya adalah
sedangkan yang kedua adalah alternatif tidak rasional, dan oleh karena itu mereka
pilihan yang kemungkinan tidak memper- cenderung untuk meningkatkan komitmen-
oleh atau memperoleh keuntungan lebih nya untuk mengalokasikan sumber daya
besar dengan probabilitas 50%, maka sese- (Brockner, 1992). Contoh penelitian men-
orang cenderung akan memilih alternatif jelaskan penomena eskalasi komitmen de-
pertama yaitu yang menguntungkan secara ngan menggunakan self-justification theory
pasti. Hal ini menggambarkan sikap pe- antara lain: ”Expo 86: An Escalaltion Proto-
nolakan risiko (risk aversion). Sebaliknya type” oleh Ross dan Staw (1986); ”The
dalam kondisi ketidakpastian, seseorang Escalation of Commitment To a Course of
dihadapkan pada alternatif pilihan yang Action ” oleh Staw (1981).
sama-sama merugikan, yang pertama ada- Teori psikologi yang lebih menonjol
lah alternatif pilihan yang secara pasti untuk menjelaskan eskalasi komitmen
merugikan dan yang kedua adalah alter- adalah self-justification dan prospect theory
natif pilihan kemungkinan tidak rugi atau (Brockner, 1992). Lebih lanjut, Brockner
kemungkinan rugi tetapi lebih besar dengan (1992), mengungkapkan bahwa self–justify-
probabilias 50%, maka seseorang cenderung cation theory merupakan teori yang terbaik
akan memilih alternatif kedua yaitu dalam menjelaskan penyebab terjadinya
kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan eskalasi komitmen, namun belumlah leng-
rugi yang lebih besar dengan pribabilitas kap. Oleh karena itu untuk melengkapi
50%. Hal ini menggambarkan sikap pe- penjelasan terjadinya eskalasi komitmen
nerimaan risiko/risk seeking (Kahneman dan
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
men terjadi karena individu yang ber- Untuk mengetahui internal atau external tanggung jawab atas keputusan awal dari
locus of control seseorang dapat dilakukan serangkaian investasi, dengan adanya bukti
dengan menggunakan instrumen penguku- bahwa kinerja investasinya merosot, maka
ran locus of control yang dikembangkan oleh individu cenderung lebih berani mengambil
Rotter (1966).
risiko yang dimanifestasikan dalam bentuk Eskalasi komitmen menggambarkan keputusan investasi tahap berikutnya de-
individu yang sangat yakin akan keputusan ngan harapan agar kinerja investasi se-
untuk melakukan investasi tahap berikut- lanjutnya menguntungkan dan dapat me-
nya, walaupun kinerja dari investasi se- nutup kemerosotan kinerja sebelumnya
belumnya tidak sesuai dengan yang di- (Brockner, 1992).
harapkan/merosot. Dalam riset Shulz dan Chang (2002), eskalasi komitmen dijelaskan
Pengembangan Hipotesis
sebagai individu yang bertahan pada
Eskalasi Komitmen pada Individu Locus of
keyakian awal (persistence). Individu yang
Control
mempunyai karakter untuk bertahan pada Di dalam psikologi, locus of control
keyakinan awal berdasarkan konsep yang adalah dianggap sebagai salah satu aspek
dikemukakan oleh Rotter (1966), terjadi penting dari kepribadian. Konsep locus of
pada individu yang berkarakter internal control pada mulanya dikembangkan Rotter
locus of control . Individu yang berkarakter pada tahun 1950-an (Rotter, 1966). Locus of
internal locus of control sangat yakin bahwa control mengacu pada persepsi individu
upaya dan kemampuan dirinya akan dapat tentang alasan utama dari penyebab suatu
menghasilkan kinerja yang sesuai dengan kejadian di dalam hidupnya. Atau, lebih
yang diharapkan.
sederhana: Apakah anda percaya bahwa Dalam kaitannya dengan eskalasi keberhasilan atau kegagalan dapat anda
komitmen dalam kasus investasi secara kendalikan sendiri ataukah oleh kekuatan
bertahap, seseorang yang mempunyai ke- dari luar (seperti nasib, Tuhan, atau ke-
pribadian internal locus of control cenderung kuatan lain). Istilah lengkapnya dari konsep
bertahan pada pendiriannya untuk terus locus of control oleh Rotter diberi judul
melakukan investasi pada tahap berikutnya “Locus of Control of Reinforcement”. Pem-
walaupun kinerja investasi awal merosot. berian nama/istilah ini, Rotter (1996) telah
Tetapi sebaliknya individu yang mem- menghubungkan perilaku dan psikologi
punyai karakter external locus of control kognitif. Pandangan Rotter (1996), meng-
cenderung meyakini bahwa kegagalan/ ungkapkan bahwa perilaku sebagian besar
kemerosotan kinerja investasi awal merupa- dipicu/dipengaruhi oleh "reinforcement/
kan diluar kemampuannya, dan cenderung penguatan" (penghargaan dan hukuman)
mengubah pendiriannya. Oleh karena itu dan melalui ketidaktentuan seperti peng-
hipotesis dalam riset ini diungkap sebagai hargaan serta hukuman, individu/sese-
berikut:
orang akan memegang kepercayaan tentang
H 1 : Individu yang berkarakter internal locus apa penyebab dari tindakan mereka.
of control akan lebih besar tingkat Kepercayaan ini, pada gilirannya, memicu
eskalasi komitmennya dibandingkan sikap dan perilaku orang.
individu yang berkarakter external locus Lebih jauh lagi Zimbardo (1985), men-
of control , bila memperoleh informasi definisikan bahwa locus of control adalah
masa lalu negatif.
suatu kepercayaan (anggapan) tentang “apakah hasil dari tindakan kita adalah ter-
De-Eskalasi Komitmen pada Individu
gantung pada apa yang kita lakukan (inter-
yang Berkarakter Locus of Control
436 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450 permasalahan pengambilan keputusan yang
berorientasi masa mendatang yang tak menentu, tetapi bila informasi yang tersedia berorientasi pada masa lalu, yang berupa informasi kinerja negatif (Staw dan Ross, 1978), kerugian (Ross dan Staw, 1986), tidak efektif (Brockner et al., 1986), maka wajar bila eskalasi komitmen terjadi (Ghost, 1997). Informasi masa lalu yang tersedia jelas tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, karena informasi yang relevan adalah berorientasi dengan masa yang akan datang. Dalam setiap pengambilan keputusan investasi, peng- ambil keputusan jelas membutuhkan infor- masi keuntungan atas investasi yang akan dilakukan (Garrison dan Noreen, 2003). Demikian juga secara rasional adalah sangat wajar eskalasi komitmen terjadi, bila inves- tasi tahap kedua hanya satu alternatif infor- masi keuntungan yang terkait dengan investasi sebelumnya. Dengan kata lain, kemungkinan kecil mengurangi atau meng- hilangkan eskalasi komitmen tanpa adanya informasi alternatif lain yang lebih meng- untungkan.
Salah satu upaya untuk mengurangi eskalasi komitmen yang dilakukan Ghost (1997), dalam eksperimennya, membukti- kan bahwa informasi manfaat/keuntungan masa mendatang dari investasi dapat mengurangi eskalasi komitmen. Dengan pemberian informasi alternatif investasi yang lebih menguntungkan dapat menarik perhatian pengambil keputusan, sehingga akan lebih banyak mengalokasikan dana untuk investasi alternatif yang lebih meng- untungkan. Oleh karena itu upaya pe- ngurangan eskalasi komitmen dalam pe- nelitian ini dilakukan dengan pemberian informasi investasi alternatif yang lebih menguntungkan pada subyek yang mem- punyai karakter internal locus of control akan dapat mengalihkan keterikatan pada ke- putusan awal, sehingga eskalasi komitmen dapat dikurangi. Berdasarkan argumen ini, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
dapat berkurang dengan adanya infor- masi investasi alternatif yang lebih menguntungkan dimasa mendatang.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah controlled laboratory experiment (eksperimen laborato- rium terkontrol). Controlled laboratory experi- ment merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi variabel be- bas dengan situasi yang terkontrol (situasi buatan) sehingga tingkat pengaruh kausa- litasnya pada variabel dependen dapat diuji dan dibuktikan (Bordens dan Abbott, 2008).
Subjek Penelitian
Subjek eksperimen dalam penelitian ini adalah mahasiwa Diploma IV Politeknik Negeri Malang Jurusan Akuntansi semester
6. Metoda penentuan sampel dengan meng- gunakan purposive sampling, yakni dengan memilih mahasiswa Diploma IV Politeknik Negeri Malang Jurusan Akuntansi semester
6 berjumlah 60 orang yang berperan sebagai manajer pengambil keputusan investasi. Pemilihan subyek ini didasarkan pada per- timbangan bahwa: 1) mahasiswa tersebut telah lulus menempuh mata kuliah kewira- usahaan, akuntansi manajemen, dan mana- jemen keuangan baik teori dan praktik yang meliputi materi pokok bahasan business plan, capital budgeting ; 2) mahasiswa tersebut telah memperoleh dana hibah program mahasiswa wirausaha dari DIKTI untuk membuat dan mengelola usaha baru. De- ngan demikian mahasiswa tersebut mem- punyai pengalaman sebagai manager dan pengambilan keputusan investasi.
Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam eksperimen laboratorium ini adalah keputusan alokasi investasi dengan skor mulai dari 0% hingga 100% dari dana yang tersedia untuk inves- tasi (Ghost, 1997), sedangkan variabel inde- pendennya adalah individu yang mem-
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
informasi kinerja investasi masa lalu negatif Walaupun instrumen pengukuran locus of dan informasi investasi alternatif yang lebih
control yang dikembangkan Rotter 1966 menguntungkan yang dikembangkan dari
cukup banyak digunakan oleh beberapa desain eksperimen dari Ghost (1997).
peneliti, maka untuk konfirmasi validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini akan
Disain Eksperimen
diuji dengan menggunakan analisis faktor. Disain eksperimen penelitian ini meng-
Instrumen pengukuran locus of control valid gunakan disain faktorial, yaitu disain
bila nilai minimal KMO-MSA untuk dapat eksperimen yang menggunakan dua atau
dilakukan analisis faktor berdasarkan rules lebih variabel independen masing-masing
of thumb yang diisyaratkan Hair et al., (2006) minimal 2 level atau 2 faktor (Shadish et al,.
adalah sebesar 0,5 dan nilai minimal faktor 2002). Desain dan perlakuan eksperimen
loading berdasarkan rule of thumb yang menerapkan 2 x 2 faktorial (informasi kiner-
diisyaratkan Hair et al. (2006), adalah ± 0,3 ja investasi yang negatif dan informasi
hingga ± 0,4 dan tidak terjadi cross-loading investasi alternatif yang lebih menguntung-
(tidak berada pada dua faktor atau lebih). kan) dan (skor locus of control rendah dan
Sedangkan instrumen instrumen penguku- tinggi.
ran locus of control reliabel bila cronbach alpha ≥0,7 (Hair et al., 2006).
Instrumen Pengukuran Locus of Control
Instrumen pengukuran locus of control
Prosedur Eksperimen dan Tugas Subyek/
mengadopsi instrument Rotter (1966), yang
Partisipan
terdiri dari 13 nomor, dan tiap nomor terdiri Skenario eksperimen dirancang dalam dari dua pernyataan. Skor terendah adalah
empat tahapan yang harus dikerjakan
0 dan skor tertinggi adalah 13. Penentuan partisipan. Secara garis besar empat tahap- skor didasarkan pada kesesuaian dengan
an yang harus dikerjakan subyek adalah kunci jawaban. Bila jawaban subyek sesuai
sebagai berikut: Sebelum melaksanakan dengan kunci jawaban akan diberi skor 1
tugas tahap I, subyek/partisipan membaca dan sebaliknya bila jawaban subyek tidak
sejarah singkat mulai berdirinya rumah sesuai dengan kunci jawaban akan diberi
makan ”Sari Rasa” hingga partisipan men- skor 0. Pengelompokan subyek yang me-
jadi orang yang dipercaya oleh pemilik se- miliki internal atau external locus of control
bagai manajer. Secara garis besar isi penting didasarkan skor nilai median. Skor di
dalam sejarah singkat rumah makan ”Sari bawah atau sama dengan skor median
Rasa” yaitu setelah subyek dipercaya untuk dikelompokkan ke dalam subyek yang
ikut mengelola rumah makan ”Sari Rasa”. mempunyai external locus of control dan
Subyek berhasil mengembangkan usaha de- sebaliknya subyek yang mempunyai skor di
ngan membuka tiga cabang di lokasi dekat atas skor median dikelompokkan ke dalam
dengan tempat rekreasi kota Batu Malang, subyek yang mempunyai internal locus of
yaitu: Selekta (tahun 1994), Songgoriti control .
(tahun 1998), dan Agrosiwata (tahun 2005). Cerita keberhasilan ini dimaksudkan untuk
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
memicu subyek menjadi lebih yakin.
Pengukuran Locus of Control
Selanjutnya dalam sejarah singkat ini di- Instrumen pengukuran locus of control
akhiri dengan suatu usulan dari subyek yang dikembangkan oleh Rotter (1966) telah
untuk mencoba mengulang kembali keber- memenuhi validitas dan reliabilitas yang
hasilannya dengan membuka cabang baru tinggi, telah banyak digunakan oleh be-
di Jalan Soekarno Hatta Malang yang akan berapa peneliti (Koop, 1968; Davis dan
dimulai operasinya awal tahun 2008 dan
438 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450 alokasi investasi tahap I sebesar Rp
berarti subyek hanya memutuskan untuk 1.045.000.000, dan tahap II sebesar Rp
investasi A saja, dan sebaliknya bila subyek 170.000.000,-.
memilih B dengan alokasi dana 100%, Tugas tahap
berarti subyek memutuskan untuk investasi membaca dan melengkapi perhitungan Net
I. Subyek/partisipan
B saja. Bila subyek memilih investasi kombi- Present Value (NPV) yang akan dipakai
nasi A dan B, maka jumlah alokasi dana sebagai dasar untuk mengevaluasi kelaya-
harus 100%. Selanjutnya subyek/partisipan kan investasi. Dengan melengkapi perhitu-
diminta memberikan penjelasan singkat ngan Net Present Value, diharapkan subyek
mengenai alasan keputusan investasi yang dapat terlibat dalam eksperimen ini.
telah ditetapkan.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan Tugas Tahap IV. Pada tahap ini, Net Present Value , subyek mengambil
subyek/partisipan diminta untuk memberi- keputusan untuk melaksanakan investasi
kan jawaban dengan jujur atas empat atau tidak, dan memberikan alasan secara
pernyataan (pertanyaan) yang diadopsi dari garis besar pada halaman yang kosong.
Ghost (1997). Pernyataan berkaitan dengan Tugas tahap II. Pada tahap ini, sebelum
tingkat kejelasan tugas eksperimen, tingkat subyek/partisipan mengambil keputusan
keyakinan atas jawaban yang diberikan, untuk melakukan investasi tahap kedua,
tingkat keterlibatan dalam eksperimen dan subyek diukur tingkat locus of control-nya.
tingkat perhatian selama eksperimen ber- Sebelum mengambil keputusan, dalam
langsung dengan memilih skala mulai dari desain tugas eksperimen, pertisipan diberi
0 (sangat tidak jelas, sangat tidak yakin, informasi negative, dan jelas (penurunan
sangat tidak telibat, sangat tidak perhatian) kinerja investasi selama tahun 2008 hingga
hingga 10 (sangat jelas, sangat yakin, sangat 2009), dan diingatkan juga untuk memper-
telibat, sangat perhatian). timbangkan tingkat keyakinan akan ke- mampuan diri yang dirasakan partisipan
Pengendalian Variabel Eksogen
untuk memperkirakan/mengestimasi pen- Upaya yang dilakukan untuk menjaga jualan mulai tahun 2010 sampai 2012. Se-
validitas internal dalam eksperimen labora- lanjutnya partisipan mengalokasikan inves-
torium ini adalah: 1) disain ekperimen di- tasi tahap II dengan memberi tanda X
rancang untuk dapat dilaksanakan tidak pilihan keputusan investasi mulai dari skor
lebih dari satu jam untuk menghidari 0% hingga 100%. Selanjutnya partisipan
mortalitas (Sekaran dan Roger, 2010) dan di- diminta memberikan penjelasan singkat
laksanakan dalam ruang yang nyaman; 2) mengenai alasan keputusan investasi yang
pilot test dilakukan untuk penyempurnaan telah ditetapkan pada halaman kosong yang
disain eksperimen; 3) selama ekperimen disediakan
subyek/partisipan tidak diperkenankan be- Tugas tahap III. Dalam tahap ini
kerja sama/bertanya.
subyek/partisipan diberikan dua alternatif pilihan keputusan berkaitan dengan inves-
Pilot Test
tasi tahap II, yaitu: (A) investasi untuk Pilot test dilakukan dengan tujuan pengembangan usaha yang sudah ada, dan
untuk mengetahui kesempurnaan disain (B) investasi alternatif baru. Kedua alternatif
eksperimen dan kemungkinan perbaikan dilengkapi estimasi penjualan hingga akhir
yang diperlukan, sehingga eksperimen yang tahun 2012. Selanjutnya partisipan diminta
sesungguhnya dapat dilakukan dengan baik untuk memilih salah satu alternatif investasi
dan terhindar dari ancaman mortalitas. ataupun kombinasi dari dua alternatif
Untuk mengetahui apakah disain eksperi- pilihan investasi dengan memberi tanda X
men perlu perbaikan atau tidak, dilakukan
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
empat item pernyataan tentang tingkat Hipotesis alternatif menyatakan bahwa kejelasan tugas eksperimen, tingkat keyaki-
semua cel/grup mempunyai rata-rata inves- nan atas jawaban yang diberikan, tingkat
tasi tidak sama, dan secara statistik di- keterlibatan dalam eksperimen dan tingkat
nyatakan Ha: µ1≠µ2≠µ3. Kriteria hipotesis perhatian selama eksperimen berlangsung.
alternatif (Ha) diterima bila nilai p (proba- Skala terrendah adalah 0 dan tertinggi
bilitas) <0,05, dan sebaliknya hipotesis alter- adalah 10. Bila berdasarkan hasil pelaksana-
natif ditolak bila nilai p (probabilitas) ≥0,05. an pilot test menunjukkan rata-rata tingkat
Untuk menguji Hipotesis 1 dan 2 kejelasan tugas eksperimen, tingkat keyaki-
menggunakan post hoc test metoda scheffe. nan atas jawaban yang diberikan oleh
Hipotesis nul 1 (H 01 ) secara statistik dapat subyek, tingkat keterlibatan, dan tingkat
dinyatakan: H 01 : µc1≥µc3. Kriteria hipotesis perhatian subyek selama eksperimen dinilai
nul 1 (H 01 ) diterima bila nilai p (proba- cukup baik (diatas 6), maka desain eksperi-
bilitas) ≥0,05 dan sebaliknya hipotesis nul 1 men tidak memerlukan perbaikan dan
(H 01 ) ditolak bila nilai p (probabilitas) ≤0,05, dapat dipakai untuk eksperimen yang se-
sedangkan hipotesis alternatif 1 (Ha 1 ) se- sungguhnya.
cara statistik dapat dinyatakan: Ha1: µc1 <µc3. Kriteria hipotesis alternatif 1 (Ha 1 )
Uji Asumsi ANOVA
diterima bila nilai p (probabilitas) <0,05 dan Walaupun menurut Hair et al. (2006),
sebaliknya hipotesis alternatif 1 (Ha 1 ) di- ANOVA masih tetap robust terhadap
tolak bila nilai p (probabilitas) ≥0,05. penyimpangan 3 asumsi ANOVA, yang
Hipotesis nul 2 (H 02 ) secara statistik meliputi: independensi selama observasi,
dapat dinyatakan: H 02 : µc3≤µc4. Kriteria normalitas dan homogenitas varian, namun
hipotesis nul 2 (H 02 ) diterima bila nilai p prosedur teknis eksperimen tetap memper-
(probabilitas) ≥0,05 dan sebaliknya hipotesis hatikan dan mengantisipasi kemungkinan
nul 2 (H 01 ) ditolak bila nilai p (proba- bilitas) yang dapat mengganggu validitas internal
<0,05, sedangkan hipotesis alternatif 2 (Ha 2 ) sehingga memenuhi independensi obser-
secara statistik dapat dinyatakan: Ha 2 : vasi, uji normalitas dilakukan dengan One-
µc3>µc4. Kriteria hipotesis alternatif 2 (Ha 2 ) Sample Kolmogorov-Smirnov Test , serta
diterima bila nilai p (probabilitas) <0,05 dan homogenitas varian dari variabel dependen
sebaliknya hipotesis alternatif 2 (H 02 ) diuji dengan menggunakan levence test.
ditolak bila nilai p (probabilitas) ≥0,05. Secara teknis Uji F (One-way ANOVA) dan
Metoda Analisis
post hoc test metoda scheffe dilakukan dengan Karena pengujian terhadap hipotesis 1
menggunakan SPSS for Windows versi 17.0.
(H 1 ) dan hipotesis 2 (H 2 ) dalam eksperimen
ini memerlukan tiga cel/group, maka alat
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
analisis yang sesuai adalah one-way analysis
Hasil Pilot Test
of variance (One-way ANOVA). Analysis of Berdasarkan hasil pilot test serta pe- variance digunakan untuk membadingkan
laksanaan eksperimen menunjukkan rata- tiga atau lebih sampel yang tidak ber-
rata tingkat kejelasan tugas eksperimen, hubungan. Hipotesis nul dalam ANOVA (F-
tingkat keyakinan atas jawaban yang diberi- test) menyatakan bahwa semua cel/grup
kan oleh subyek, tingkat keterlibatan, dan mempunyai rata-rata investasi sama. Secara
tingkat perhatian subyek selama eksperi- statistik hipotesis nul dinyatakan Ho: µ1=
men diatas 6, maka disain eksperimen di- µ2=µ3. Hipotesis nul diterima bila nilai p
nilai cukup baik, tidak memerlukan per- (probabilitas) ≥0,05 dan sebaliknya hipotesis
baikan dan dapat dipakai untuk eksperimen nul ditotak bila nilai p (probabilitas) ≤0,05.
yang sesungguhnya (Tabel 1 dan 2).
440 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450
Tabel 1 Rata-rata Tingkat Kejelasan, Keyakinan, Keterlibatan, dan Perhatian Hasil Pilot Descriptive Statistics
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
1.05522 Valid N (listwise)
Sumber: Data diolah.
Tabel 2 Rata-rata Tingkat Kejelasan, Keyakinan, Keterlibatan, dan Perhatian Hasil Pelaksanaan Eksperimen Descriptive Statistics
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
1.09686 Valid N (listwise)
Sumber: Data diolah. Statistik Deskriptif
Jawaban yang diberikan subyek pada Subyek yang ikut dalam eksperimen
saat merespon instrumen locus of control berjumlah 60 mahasiswa pada semester 6,
dalam eksperimen menunjukan bahwa rata- yang terdiri dari 33 wanita dan 27 pria.
rata skor locus of control = 5,1, minimum Mereka rata-rata mempunyai pengalaman
skor locus of control = 1, dan maksimum skor yang relatif sama yakni: (1) mahasiswa ter-
locus of control = 9. Sedangkan pada saat sebut telah lulus menempuh mata kuliah
subyek memperoleh informasi negatif, rata- Kewirausahaan, Akuntansi Manajemen dan
rata skor investasi = 52,33%, minimum skor Manajemen Keuangan baik teori dan prak-
investasi = 0%, dan maksimum investasi = tik yang meliputi materi pokok bahasan
100% dari total dana yang tersedia pada business plan, capital budgeting ; (2) maha-
tahap kedua dalam disain eksperimen, se- siswa tersebut telah memperoleh dana
lanjutnya pada saat subyek memperoleh hibah program mahasiswa wirausaha dari
informasi alternatif yang lebih meng- DIKTI untuk membuat dan mengelola
untungkan, rata-rata skor investasi = usaha baru. Dengan demikian mahasiswa
22,33%, minimum skor investasi = 0%, dan tersebut mempunyai pengalaman sebagai
maksimum investasi = 50% dari total dana manager dan pengambilan keputusan
yang tersedia pada tahap kedua dalam investasi.
disain eksperimen (Tabel 3).
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
Tabel 3 Rata-rata Keputusan Investasi dan Locus of Control Descriptive Statistics
Std. N Minimum Maximum Median Mean Deviation
Locus Of Control
50.00 52.3333 25.26917 Investasi Dg Info Positif
Investasi Dg Info Negatif 60 .00
50.00 25.00 22.3333 13.82293 Valid N (listwise)
Sumber: Data diolah. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas instumen penguku-
Instrumen Locus of Control
ran locus of control dengan menggunakan Instrumen pengukuran Locus of Control
analisis faktor menunjukkan nilai Kaiser yang dikembangkan oleh Rotter (1966) telah
Mayer Olkin–Measure of Sampling Adequa- memenuhi validitas dan reliabilitas yang
cy (KMO-MSA) sebesar 0,781 dan signifikan tinggi, karena telah banyak digunakan oleh
pada tingkat p=0,000. Nilai minimal KMO- beberapa peneliti (Koop, 1968; Davis dan
MSA untuk dapat dilakukan analisis faktor Taylor, 1971; Jansson dan Carton, 1999;
berdasarkan rules of thumb yang diisyarat- Carvalho, 2009; Kimhi dan Zysberg, 2009).
kan Hair et al. (2006) adalah sebesar 0,5, Walaupun instrumen pengukuran locus of
sedangkan hasil analisis faktor menunjuk- control yang dikembangkan Rotter 1966
kan nilai Kaiser Mayer Olkin–Measure of cukup banyak digunakan oleh beberapa
Sampling Adequacy sebesar 0,781 dan signi- peneliti, maka untuk konfirmasi validitas
fikan pada tingkat p=0,000, maka prosedur dan reliabilitas dalam penelitian ini diuji
analisis faktor dapat dilanjutkan (Tabel 4). dengan menggunakan analisis faktor.
Tabel 4 Hasil Uji Validitas dengan Analisis Faktor Factor Analysis KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .781 Adequacy .
239.371 Sphericity
Bartlett's Test of
Approx. Chi-Square
Sumber: Data diolah.
Nilai minimal factor loading berdasar- control dengan analisis faktor menunjukkan kan rule of thumb yang diisyaratkan Hair et
tidak terdapat nilai faktor loading minimal al . (2006) adalah ± 0,3 hingga ± 0,4 dan tidak
± 0,3 hingga ± 0,4 yang berada pada dua terjadi cross-loading (tidak berada pada dua
faktor atau lebih, maka hasil analisis faktor atau lebih faktor), sedangkan hasil uji
instrumen locus of control telah memenuhi validitas instumen pengukuran locus of
syarat validitas (Tabel 5).
442 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450
Tabel 5 Rotated Component Matrix a
Sumber: Data diolah .
Berdasarkan rule of thumb yang di-
Hasil Pengelompokan Internal-External
isyaratkan oleh Hair et al. (2006), nilai
Locus of Control
minimal koefisien cronbach alpha = 0,7. Berdasarkan data dan hasil perhitu- Hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien
ngan menunjukkan bahwa skor locus of cronbach alpha adalah 0,739 (Tabel 6). Hasil
control terrendah = 1 dan skor locus of control pengujian ini menunjukkan bahwa instru-
tertinggi = 9, dan skor median locus of men pengukuran locus of control adalah
control = 5. Skor locus of control dibawah atau reliabel, karena koefisien cronbach alpha
sama dengan skor median dikelompokkan lebih besar dari 0,7 (rule of thumb yang
kedalam subyek yang mempunyai external diisyaratkan Hair et al., 2006).
locus of control dan sebaliknya subyek yang mempunyai skor di atas skor median di-
Tabel 6
kelompokkan kedalam subyek yang mem-
Hasil Uji Reliabilitas
punyai internal locus of control. Berdasarkan
Reliability Statistics
skor median tersebut, maka subyek yang mempunyai external locus of control ber-
Cronbach's Alpha N of Items
jumlah 32 mahasiswa dan sebaliknya .739
14 subyek yang mempunyai internal locus of
Sumber: Data diolah.
control berjumlah 28 mahasiswa. Selanjut- nya rata-rata keputusan investasi yang
Secara detail koefisien cronbach alpha dilakukan oleh subyek pada cel 1 sebesar masing-masing item menunjukkan bahwa
34,6875%; Cel 2 sebesar 21,25%; cel 3 sebesar semua item pernyataan dalam instrumen
72,5%; dan cel 4 sebesar 23,5714% dari dana adalah reliabel (Tabel 7), karena koefisien
yang tersedia dalam kasus eksperimen cronbach alpha juga menunjukkan nilai
(Tabel 8).
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
Tabel 7 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Sumber: Data diolah.
Tabel 8 Rata-rata Keputusan Investasi Tiap Cel/Kelompok Descriptives
Keputusan Investasi
95% Confidence Interval for
Cel N Mean Deviation Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Sumber: Data diolah. Hasil Uji Asumsi ANOVA
man dan berkonsentrasi untuk menyelesai- Upaya untuk memenuhi independensi
kan tugas eksperimen.
selama observasi, maka selama pelaksanaan Hasil uji normalitas dengan mengguna- eksperimen yang sesungguhnya subyek
kan uji beda One-Sample Kolmogorov-Smirnov tidak diperbolehkan bertanya atau melihat
Test menunjukkan bahwa data locus of hasil pekerjaan peserta eksperimen lainnya.
control , data keputusan investasi pada cel 1, Eksperimen dilaksanakan dalam laborato-
cel 2, cel 3, dan cel 4 semuanya berbeda rium multimedia agar subyek merasa nya-
dengan normalitas Kolmogorov-Smirnov,
444 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 430 – 450 signifikan pada tingkat signifikasi 0,05. Hal
value = 0,314 (tidak signifikan pada tingkat ini berarti bahwa data locus of control, data
signifikansi 0,05). Hasil pengujian ini meng- keputusan investasi pada cel 1, cel 2, cel 3,
ungkapkan bahwa variabel dependen da- dan cel 4 tidak berbeda dengan normalitas
lam setiap cel yang terbentuk oleh variabel Kolmogorov-Smirnov, atau dengan kata
independen menghasilkan varian yang lain semua data terdistribusi normal (Tabel
sama (leven’s test of homogeneity of variance = 9).
1,196; p value = 0,314/tidak signifikan pada Berdasarkan pengujian leven’s test of
tingkat signifikansi 0.05), sehingga me- homogeneity of variance (Tabel 10) menunjuk-
menuhi asumsi ANOVA (Hair et al., 2006). kan bahwa levene statistic = 1,196 dan p-
Tabel 9 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keputusan Keputusan Keputusan
Investasi Locus of
Investasi Cel1
Cel2
Cel3
Cel4 Control
32 32 28 28 60 Normal
23.5714 5.1000 Parameters a,,b Std.
Most Extreme Absolute
-.196 -.135 Kolmogorov-Smirnov Z
1.035 1.043 Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Data diolah.
Tabel 10 Test of Homogeneity of Variances
Keputusan Investasi
Levene Statistic
Sumber: Data diolah.
Hasil Pengujian Hipotesis
adalah berbeda, dan perbedaanya signifikan Hasil pengujian dengan menggunakan
pada tingkat signifikansi 0,05. oneway ANOVA (Tabel 11) menunjukkan
Selanjutnya, hasil pengujian perbedaan nilai F = 68,062 dengan nilai p = 0,000. Hasil
antar kelompok untuk hipotesis 1 dengan pengujian ini menunjukkan bahwa rata-rata
menggunakan post hoc tests metoda Scheffe keputusan investasi antar kelompok (antar
(Tabel 12) menunjukkan bahwa perbedaan cel/between groups) dengan rata-rata ke-
rata-rata investasi pada cel 1 dengan cel 3 putusan dalam kelompok (within groups)
sebesar -37,81250 dengan nilai p=0,000).
Eskalasi Komitmen Individu Berdasarkan Locus Of Control... -- Suwarni, Subroto, Irianto
Tabel 11 Oneway - ANOVA
Keputusan Investasi
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
68.062 .000 Within Groups
Sumber: Data diolah.
Dalam cel 1 menggambarkan kelompok investasi yang dilakukan oleh kelompok subyek yang mempunyai locus of control
subyek yang mempunyai locus of control rendah (external locus of control), sedangkan
tinggi (cel 3), dan perbedaanya signifikan dalam cel 3 menggambarkan kelompok
pada tingkat signifikasi 0,05. Hasil ini subyek yang mempunyai locus of control
mengungkapkan bahwa hipotesis 1 ter- tinggi (internal locus of control), dan kedua
dukung, karena kelompok subyek yang cel tersebut memperoleh perlakuan yang
mempunyai locus of control tinggi (internal sama, yaitu informasi kinerja investasi yang
locus of control ) cenderung lebih tinggi ting- negatif. Hasil pengujian menunjukkan bah-
kat eskalasi komitmennya daripada subyek wa rata-rata keputusan investasi yang
yang mempunyai locus of control rendah dilakukan oleh kelompok subyek yang