Metode Penelitian Objek Penelitian Kerangka Analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Peneltian mengembangkan konsep dan menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis Singarimbun, 1995. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Metode ini juga mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi Rakhmat, 2004: 34. Seperti juga teori, metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak bisa dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak cukup sekadar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada temuan berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya.

3.2 Objek Penelitian

Objek adalah hal, perkara, atau orang yg menjadi pokok pembicaraan serta dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan. Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara kongkret tergambarkan dalam focus permasalahan dalam pemelitian. Bungin, 2008: 76 . Objek penelitian ini adalah wartawan harian Medan Bisnis yang akan diambil dengan teknik pengumpulan data snow ball. Universitas Sumatera Utara

3.3 Subjek Penelitian

Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kasuistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan. Karena itu, pada riset kualitatif tidak mengenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut subjek penelitian atau informan, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset bukan objek karena informan dianggap aktif mengkontruksi realitas, bukan sekadar objek yang hanya mengisi kuesioner Kriyantono, 2006: 161. Merujuk pada hal tersebut, penelitian ini menggunakan teknik sampling snowball. Sesuai namanya teknik ini bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke lembah, semakin lama semakin membesar ukurannya Kriyantono, 2006: 158-159. Jadi, teknik ini merupakan teknik penentuan informan yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan berikutnya. Begitu pula seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak. Proses ini berakhir bila peneliti sampai kepada temuan data yang sama atau data telah jenuh, artinya peneliti tidak lagi menemukan data yang baru selama wawancara. Subjek dalam peneltian ini adalah harian Medan Bisnis. Salah satu media cetak yang telah menerapkan byline sejak pertama kali terbit pada tahun 2001.

3.3.1 Harian Medan Bisnis

Universitas Sumatera Utara Mengutip dari http:www.medanbisnisdaily.com peneliti akan menjabarkan seputar harian Medan Bisnis yang peneliti jadikan sebagai subjek penelitian kali ini. MedanBisnis terbit untuk pertama kalinya di kota Medan pada tanggal 15 Januari 2001 sebagai surat kabar mingguan. Enam bulan kemudian sesuai rencana MedanBisnis ditingkatkan menjadi surat kabar harian, tepatnya pada tanggal 31 Juli 2001. Masa awal penerbitan MedanBisnis terbit 16 halaman setiap hari, Seiring perkembangan suratkabar ini yang tergolong pesat, sejak April 2003 MedanBisnis meningkatkan jumlah halamannya menjadi 20 halaman, dan mulai Januari 2007 ditingkatkan lagi menjadi 24 halaman dengan setiap halaman adalah FullColor, ini merupakan salah satu usaha MedanBisnis untuk memberikan yang lebih baik lagi kepada pembaca setia MedanBisnis. Komposisi pemberitaan harian MedanBisnis adalah 50 persen berita ekonomi dan 50 persen berita umum. Kebijakan ini diambil dengan tujuan agar di samping berita-berita ekonomi sebagai menu utama harian ini, para pembaca juga bisa menikmati berita-berita umum mulai di bidang politik, kriminal, hukum, sampai humaninterest. Kini setiap hari MedanBisnis dibagi menjadi dua bagian, yakni 12 halaman berita ekonomi dan 12 halaman berita umum. Ketika persiapan penerbitan MedanBisnis dilakukan pada akhir tahun 2000, satu tekad yang mereka usung yaitu suratkabar ini harus memiliki perbedaan dengan koran-koran yang telah ada di Medan. MedanBisnis menyadari satu hal, untuk bisa menerobos pasar yang telah diisi pemain-pemain lama yang telah berakar, suratkabar ini berusaha buat tampil beda. Visi pertama MedanBisnis adalah menyajikan berita-berita aktual, menarik, bisa dipercaya, dan eksklusif. Semua berita dikemas dalam bahasa yang benar dengan cara penyajian sepopuler mungkin. Tetapi itu saja belum cukup. Sebagai sebuah harian dengan dominasi berita-berita ekonomi berkisar 50 , hartian ini tidak hanya menjual berita dan menyajikan informasi, tapi juga menyuguhkan peluang- peluang dan inspirasi yang bermanfaat untuk mengembangkan bisnis dan karir para Universitas Sumatera Utara pembaca, Artinya, kehadiran MedanBisnis diharapkan dapat memberi faedah yang konstruktif kepada para pembacanya, serta dapat memasukkan nilai-nilai baru yang luhur ke dalam benak pembaca; nilai-nilai yang membangun karakter dan menambah wawasan. Baik buruknya suatu masyarakat ikut ditentukan oleh suratkabar yang terbit di daerah bersangkutan. Oleh karena itu MedanBisnis berkeinginan untuk mewarnai tanah air kita dengan nilai-nilai baru yang positif sesuai moto yaitu Membangun Indonesia yang Lebih Baik MedanBisnis membidik para pembaca dari kalangan menengah ke atas. Pembaca utama adalah para pelaku bisnis, eksekutif dan kaum profesi yang memiliki tingkat kehidupan yang mapan dan berdaya beli tinggi. Dengan image sebagai suratkabar elit, harian MedanBisnis saat ini dijadikan sebagai corporate media oleh sejumlah perusahaan penerbangan dan perhotelan, antara lain Lion Airlines, Sriwijaya Airlines, Garuda Indonesia, Batavia Airlines, Hotel Grand Angkasa, Hotel Soechi, Asean International Hotel, Tiara Hotel Medan, Garuda Plaza Hotel, The Aryaduta Hotel, Excelcomindo, Telkomsel dan Indosat. Hasil survei di lapangan juga menunjukkan MedanBisnis banyak dibaca para pekerja yang berada di level menengah serta mahasiswa. Tapi siapapun mereka, para pembaca MedanBisnis memiliki beberapa kesamaan yakni punya wawasan luas, tahu tentang kualitas, matang dan progresif.

3.4 Kerangka Analisis

Dalam penelitian kualitatif, peneliti juga diharuskan untuk menggunakan kerangka analisis dari beberapa varian suatu paradigma. Terkait tema yang peneliti pilih, maka paradigm yang digunakan adalah paradigm interpretif dengan varian perspektif interaksionisme simbolik dan fenomenologi. Paradigma Interpretif merupakan salah satu paradigma komunikasi yang menitikberatkan kepada sebuah pemahaman dari kehidupan sosial yang memperhitungkan subjektivitas dan makna Universitas Sumatera Utara pribadi dari individu. Paradigma interpretif menekankan perlunya memahami realitas sosial dari berbagai sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya. Realitas sosial yang dihadapi manusia sudah terbentuk dari waktu ke waktu melalui proses komunikasi, interaksi dan sejarah bersama Daymon, 2008: 6. Fenomenologi berpandangan bahwa apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku manusia sehari-hari adalah gejala atau fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” si pelaku. Sebab, realitas itu bergantung pada persepsi, pemahaman, pengertian, dan anggapan-anggapan seseorang. Itu terbenam sebagai suatu kompleks gramatika kesadaran di dalam diri manusia. Di situlah letak kunci jawaban terhadap apa yang terekspresi atau menggejala di tingkat perilaku Bungin, 2003. Fenomenologi menunjuk banyak hal dasar yang penting bagi pemikiran interpretif. Maka fenomenologi sosial mempunyai sebuah pendekatan dan pembendaharaan kata untuk menginterpretasikan kehidupan dunia dan menjadi sebuah pemahaman bagaimana sikap alamiah kehidupan sehari-hari dimainkan Ardianto. 2007: 129. Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut. Dalam penelitian ini, konsep analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuaram pada kesimpulan-kesimpulan umum. Pendekatan ini menggunakan logika berpikir yang dapat digambarkan menyerupai piramida duduk, seperti berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Model Pendekatan Logika Induktif FaktaDataInformasi Kesimpulan TeoriDalilHukum Sumber: Burhan Bungin, 2003. Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari fenomena dan peristiwa sosial yang dialamai oleh subjek penelitian. Kerangka tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. Kerangka Analisis Induktif Memulai Berakhir Sumber: Burhan Bungin, 2003. Piramida Silogisme VI Membangun atau menjelaskan teori V Menarik kesimpulan- kesimpulan umum IV Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi III Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi II Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh I Melakukan pengamatan, identifikasi, dan re- check terhadap data Universitas Sumatera Utara

3.5 Teknik Pengumpulan Data