Pemahaman terhadap Kurikulum 2013 Saran

ISBN 978-602-7981-38-6 95 pendekatan saintifik diperoleh hasil bahwa 71 guru tahu tentang pembelajaran tersebut pada Problem-Based Learning , sedangkan terhadap Discovery Learning terpaut 4 lebih sedikit. Pada 8 jenis penilaian otentik menghasilkan angka yang hampir sama di antara 76 - 88 .

4. Aktivitas dalam Implementasi Kurikulum 2013

Berdasarkan data kuantitatif, yang dilakukan guru adalah penyusunan RPP 100 , pemanfaatan sumber belajar 93,9 , dan penyiapan media pembelajaran 89,8 . Aktivitas yang paling sedikit 46,9 adalah praktik penilaian otentik.

5. Kendala yang dihadapi dalam Implemen- tasi Kurikulum 2013

Kendala yang dihadapi guru masih paling besar pada memahami konsepsi K-13 65 dan melakukan penilaian otentik 61 , dan kendala lain yang beraneka ragam masih lebih tinggi 71 . KESIMPULAN 1. Meskipun dilihat persentase yang besar pada data kuantitif bahwa guru SMK memperoleh sosialisasi Kurikulum 2013, namun dari data kualitatif dan wawanca.ra menunjukkan bahwa sosialisasi masih sangat kurang. 2. Guru yang memperoleh pelatihan Kurikulum 2013 juga masih merasa belum jelas, karena durasi yang pendek, dan materi pelatihan yang belum tuntas. 3. Masih banyak guru yang belum paham benar tentang Kurikulum 2013, yaitu latar belakang implementasi Kurikulum 2013, konsep dasar Kurikulum 2013, substansi pokok Kurikulum 2013, kerangka dasar dan struktur Kurikulum 2013, model materi tematik-terpadu, pendekatan saintifik, dan apalagi tentang evaluasi otentik. 4. Aktivitas guru dalam implementasi Kurikulum 2013 masih berkisar pada penyusunan RPP, dan masih sedikit melakukan penyusunan soal evaluasi otentik dan praktik melaksanakan evaluasi tersebut. 5. Kendala yang dihadapi guru masih berkisar pada persoalan memahami konsepsi Kurikulum 2013, memahami substansi Kurikulum 2013, memahami kerangka dasar dan struktur Kurikulum 2013, memahami tema-tema terpadu, melakukan pembelajaran saintifik, dan melakukan penilaian otentik. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2013. Sosialisasi Kurikulum 2013 Masih Lemah. Kompas. 7 Maret 2013, hal. 12 Anonim. 2012. Guru Ragu Penerapan Kurikulum Baru. Kompas. 12 Juli 2012, hal. 12. Anonim . 2012. Kesiapan Guru Diragukan, Jawa Pos . 12 Desember 2012, hal.4. Anonim, 2012, Guru Belum Siap Laksanakan Kurikulum 2013. Kompas. 4 Desember, hal. 1 Bean, James A; Toepfer Jr, Conrad F and Alessi Jr, Samuel J. 1986. Curriculum Planning and Development . Boston: Allyn and Bacon, Inc. Dedi Supriyadi. 2002. Satu setengah abad pendidikan kejuruan di Indonesia. Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia kumpulan tulisan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Finch, Curtis R and Crunkilton, John R. 1999. Curriculum Development in Vocational and Technical Education: Planning, Content and Implementation. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Indoshi, F.C., Wagah, M.O., and Agak, J.O. 2010. Factors that determined students’ and teachers ’ attitudes towards art and design curriculum. Int. Journal of Vocational and Technical Education. Vol.2 1, pp. 9-17, April 2010. Ki Supriyoko. 2014. Mengevaluasi Kurikulum 2013. Kompas. 28 Januari 2014, h.6. Mohammad Nuh. 2013. Kurikulum 2013. Kompas. 7 Maret 2013, hal. 6 Omar, Mohamad Saiful Haji and Paryono. 2008. Current Trends and Issues in VTET: SEAMEO VOCTEH’s Response. SEAMEO VOCTEH Journal. June 2008, pp. 38- 9. Ornstein, Allan C., and Hunkins, Francis P. 2009. Curriculum: Foundations, Principles, and Issues .Boston: Pearson. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Zainur Rofiq. 1996. Relevansi materi kejuruan SMK Program Studi Mesin Produksi dengan kebutuhan dunia kerja industri permesinan. Tesis tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta. Zais, Robert S. 1976. Curriculum: Principles and Foundations. New York: Harper Row Publisher. 96 KESIAPAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Di KABUPATEN SLEMAN DIY Herminarto Sofyan, Moch. Solikin, Zainal Arifin, dan Kir Haryana Herminarto Sofyan, Moch. Solikin, Zainal Arifin, dan Kir Haryana Email: herminuny.ac.id Abstrak Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah menciptakan model strategi implementasi kurikulum 2013 bagi semua pemangku kepentingan yang berada di sekolah melalui partisipasi aktif segenap komponen dan pemangku kepentingan sekolah dalam mengembangkan diri self improvement sesuai dengan tolok ukur pendidikan. Sementara tujuan jangka pendek penelitian ini adalah mendeskripsikan kesiapan segenap komponen sekolah baik kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan melalui empowering semua stakeholder pendidikan.Sehingga sangat diperlukan strategi implementasi yang tepat dalam mengembangkan keterlibatan semua stakeholder dalam kerjasama sinergis dan core competence developmentterhadap setiap bentuk inovasi dalam pengembangan mutu SMK.Target khususnya adalah strategi implementasi kurikulum 2013 dalam memberdayakan semua sumber daya pendidikan di SMK dalam meningkatkan peran dan memberdayakannya untuk mengembangkan mutu SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif, serta tehnik penelitian menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi.subyek penelitian adalah SMK Negeri 2 Depok dan SMK Negeri Seyegan sebagai sekolah yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya semua SMK Negeri di Kabupaten Sleman telah melaksanakan implementasi kurikulum 2013, khususnya kepala sekolah telah melakukan persiapan dan membuat kebijakan dalam implementasi kurikulum 2013 melalui renstra sekolah, sementara kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran inkuiri dan evaluasi authentic masih mengalami kendala. Strategi implementasi kurikulum 2013 yang dilakanakan oleh sekolah untuk mengatasi kendala tersebut adalah efektifitas dan efisiensi, melalui kegiatan internal dan eksternal workshop yang dilakukan baik sebelum, maupun selama implementasi. Kata kunci: Kurikulum 2013, SMK Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis bagi kehidupan bangsa, karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar iptek, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai gambaran manusia modern masa depan. Bahkan pendidikan memberi dampak dua atau tiga kali lebih kuat dalam pembentukan kualitas manusia.Dalam kapasitasnya yang sangat luas, pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kehidupan. Pendidikan merupakan instrument utama pembangunan sumber daya manusia SDM, oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan kualitas pendidikannya Ace Suryadi, 2009.Begitu strategisnya peran pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar 2004 hal ini ditandai oleh: 1 kualitas pendidikan yang masih rendah; 2 pendidikan yang belum relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; 3 manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat pemakai lulusan tersebut. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah