Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Klasifikasi Penerimaan PPh Orang Pribadi

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95PJ.2008 tanggal 19 Mei 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki wilayah kerja yaitu Kotamadya Binjai dan Kabupaten Langkat yang merupakan daerah yang cukup strategis bagi pelaku bisnis sebab letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Medan. Diharapkan seiring berjalannya waktu, kawasan ini terus berkembang menjadi sentra usaha dan industri.

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Struktur Organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah organisasi lini dan staf yang dipimpin oleh seorang kepala kantor di bawah naungan kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I dimana seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah satu atap kementerian yaitu Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Adapun struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

2. Sub. Bagian Umum

3. Seksi Pengolahan Datan dan Informasi PDI

4. Seksi Pelayanan

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 9. Seksi Penagihan Universitas Sumatera Utara 10. Seksi Pemeriksaan

C. Tugas dan Wewenang Masing – Masing Seksi

Pembagian tugas dan wewenang masing – masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah

1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka Kepala kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, dan PBB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub. Bagian Umum

Sub Bagian Umum terdiri dari 3 bagian, yakni: a. Bagian Kepegawaian Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan di bidang tata usaha dan kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan dan pengadaan, penetaan berkas, penyusunan arsip, tata usaha kepegawaian, dan pengiriman laporan agar dapat menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai. b. Bagian Keuangan Tugasnya adalah merencanakan kebutuhan dana dan melakukan urusan pendanaan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai. c. Bagian Rumah Tangga Tugasnya adalah melakukan seluruh urusan rumah tangga dan urusan perlengkapan Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai dari segi material agar dapat menunjang kelancaran jalannya pekerjaan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai. Universitas Sumatera Utara

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI terdiri dari seorang kepala seksi pengolahan data dan informasi yang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian potensi perpajakan, serta ekstensifikasi wajib pajak, dan intensifikasi sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan yang berlaku. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah: a. Menerima dan memanfaatkan data intern dari seksi terkait di KPP Pratama Binjai dan data ekstern di luar KPP Pratama Binjai; Pemda Binjai, Asosiasi, Notaris dan PPAT, dan pihak ketiga lainnya. b. Mengidentifikasi data intern dan data ekstern untuk dikatagorikan menjadi data dikenal dan data tidak dikenal. c. Mengirimkan data dikenal ke seksi yang terkait dan KPP di luar KPP Pratama Binjai. d. Mengirimkan data tidak dikenal ke KPP di luar KPP Pratama Binjai, bila alamat pada data tersebut bukan merupakan wilayah kerja KPP Pratama Binjai. e. Melakukan perekaman data ke menu Sistem Informasi Perpajakan SIP KPP Pratama Binjai. f. Mengirimkan back up data harian KPP Pratama Binjai. g. Mengirimkan back up data KPP Pratama Binjai ke Kanwil DJP Sumatera Utara I secara periodik 2 dua minggu sekali. h. Melaksanakan transfer data mingguan ke Kantor Pusat. i. Membuat himbauan NPWPNPPKP kepada wajib pajak, baik orang pribadi maupun badan. Universitas Sumatera Utara

4. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan terdiri dari seorang Kepala Seksi Pelayanan yang tugasnya adalah mengkoordinasikan pelayanan ada Tempat Pelayanan Terpadu TPT, penatausahaan pendataan, pemindahan dan pencabutan identitas wajib pajak lainya, kearsipan berkas penelitian Surat Pemberitahuan SPT dan surat wajib pajak lainnya, kearsipan beras wajib pajak, serta penertiban Surat Ketetapan Pajak SKP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala Seksi Pelayanan membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah: a. Melakukan urusan peneriaan Surat Pemberitahuan SPT, surat wajib pajak lainnya, melakukan penatausahaan pendaftaran, dan pencabutan identitas wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Melakukan penelitian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan, dan penyelesaian permohonan penundaan penyampaian SPT sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Melaksanakan urusan tata usaha penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP dan kearsipan wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang yang berlaku.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon

Waskon adalah salah satu seksi pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama di seluruh Indonesia. Seksi ini terbentuk setelah Kantor Pelayanan Pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian seksi pada Kantor Pelayanan Pajak tidak lagi berorientasi pada jenis pajak, tetapi pembagian seksi pada Kantor Pelayanan Pajak berorientasi pada fungsi seksi. Waskon adalah singkatan dari dua suku kata yaitu pengawasan dan konsultasi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam hal menjalankan seluruh kegiatan administrasinya. Universitas Sumatera Utara Seksi Waskon dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Kasi, yang tugasnya adalah mengkoordinir seluruh tugas-tugas pada Seksi Waskon. Dan Kepala Seksi Waskon dibantu oleh Account Representative AR. Tugas dari Account Representative adalah melaksanakan tugas- tugas teknis pada Seksi Waskon, seperti: a Memberikan penjelasan tentang kegiatan administrasi perpajakan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak. b Menjadi tempat konsultasi dan konseling para wajib pajak. c Membuat surat-surat, seperti surat teguran, surat ucapan terima kasih, surat pemberitahuan kepada wajib pajak, dan lain sebagainya. d Memeriksa Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan wajib pajak. e Mendisposisikan surat-surat, seperti surat masuk dan surat keluar. f Memberikan aturan kepada wajib pajak untuk menghitung pajak dan mengisi Surat Pemberitahuan SPT. g Membuat data base Wajib Pajak. Seksi Waskon pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai dibagi menjadi 3 tiga bagian: 1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Pada prinsipnya tugas dari ketiga seksi tersebut adalah sama dan yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal ini diberlakuakan dengan tujuan untuk mempermudah dan membantu tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pajak KPP Pratama Binjai. Universitas Sumatera Utara

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Dalam istilah perpajakan di Indonesia, Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP kepada wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham pemilik dan pegawai, wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan. Kegiatan Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai melalui Seksi Ekstensifikasi perpajakan.

7. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan terdiri dari seorang Kepala Seksi Penagihan yang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan penatausahaan piutang pajak, penagihan, penundaan dan angsuran, serta pembuatan usulan penghapusan piutang pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kepala Seksi penagihan membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah: a. Melakukan penatausahaan piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan dan angsuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Melakukan penyiapan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP, Sita, Urusan Lelang, dan dukungan penagihan lainnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

8. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan terdiri dari seorang Kepala Seksi Pemeriksaan yang tugasnya adalah: a. Mengkoordinir penyusunan rencana pemeriksaan. b. Melakukan pelaksanaan pemeriksaan dan, Universitas Sumatera Utara c. Penerbitan serta penyaluran Surat Perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

9. Kelompok Pejabat Fungsional

Kelompok fungsional memiliki tugas antara lain: a. Melakukan pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan lengkap. b. Melakukan pemeriksaan sederhana kantor. c. Membuat Nota Penghitungan Nothit pajak, Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan DKHP dan alat keterangan alket. d. Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan. Tabel II.I Jumlah Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai SEKSI JUMLAH Kepala Kantor 1 orang Sub Bagian Umum 8 orang Pengolahan Data dan Informasi 8 orang Seksi Pelayanan 10 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8 orang Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7 orang Seksi Penagihan 5 orang Seksi Pemeriksaan 5 orang Jumlah seluruh pegawai 83 orang Universitas Sumatera Utara Sumber: Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai tahun 2014 Gambar II.2 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai tahun 2014 SEKSI WASKON III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PEMERIK SEKSI EKSTENSI FIKA SI SEKSI WASKON I SEKSI WASKON II SEKSI PELAYA SEKSI PDI SEKSI PENA ‐ KEPALA KANTOR Universitas Sumatera Utara

D. Visi dan Misi

1. Visi

Sebagaimana yang telah disepakati bersama visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”. Visi tersebut merefleksikan cita-cita Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai menjadi suatu institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang efektif dan efisien. Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan kinerjanya memang benar- benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji. Selain itu memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial.

2. Misi

Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah “Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”. Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Kantor Pelayanan Pratama Binjai sebagai penghimpun penerimaan negara di bidang perpajakan. Universitas Sumatera Utara BAB III URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PRAKTIK A. Uraian Teoritis A.1 Pengertian Pajak Menurut Prof.DR.P.J.A Andriani Pandiangan,2002:1 pajak adalah iuran kepada kas negara yang dapat dipaksakan dan dapat terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat langsung ditujukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong” dikutip dari Waluyo 2011:3 menyatakan Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dikutip dari Waluyo 2011:3 menyatakan Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pajak adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. 2. Dalam pembayarannya pajak tidak menunjukkan adanya kontraprestasi langsung oleh negara kepada rakyat. 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bersifat umum dalam artian bahwa pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat secara umum. A.1.1 Fungsi Pajak Dalam Brotodiharjo 1971:2 kedudukan pajak mempunyai 2 fungsi, yaitu: 1. Fungsi Finansial Budgeter Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah unutk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan, sebagai sumber keuangan negara pemerintah berupaya meningkatkan pemasukan sebanyak-banyaknya umtuk kas negara. 2. Fungsi Mengatur Regulered Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonom, serta mencapai tujuan-tujuan di luar bidang keuangan. A.1.2 Jenis Pajak Menurut Mardiasmo 2009:5 pajak dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu: a. Menurut golongannya Universitas Sumatera Utara 1. Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan. 2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. b. Menurut sifatnya 1. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaaan diri wajib pajak. Contohnya Pajak Pengasilan. 2. Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaaan diri wajib pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Menurut lembaga pemungutannya 1. Pajak pusat yaitu pajak yhang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. 2. Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas: a. Pajak propinsi. Contohnya Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. b. Pajak kabupatenkota. Contohnya Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. Universitas Sumatera Utara A.1.3 Subjek Pajak Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat 1,yang termasuk ke dalam subjek PPh meliputi: Orang Pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai salah satu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan dan Bentuk Usaha Tetap BUT. Bentuk Usaha Tetap BUT merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajaknnya dipersamakan dengan subjek pajak badan. Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. a. Subjek pajak dalam negeri 1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia. 2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, meliputi Perseroan terbatas, Perseroaan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnyatermasuk kontrak investasi kolektif. Kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria, antara lain: a. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Pembiayaannya bersumber dari APBN dan APBD. c. Penerimaanya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Universitas Sumatera Utara d. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara. e. Warisan yang belum terbagi sebagai salah satu kesatuan, menggantikan yang berhak. b. Subjek pajak luar negeri 1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia. 2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia. A.1.4 Objek Pajak Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal di Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk: a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang Universitas Sumatera Utara pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang- Undang Pajak Penghasilan. b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan. c. Laba usaha d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk: 1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. 2. Kuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota, 3. Keuntungan karena likuidasi, pemggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha. 4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, keepmilikan atau peguasaan antar pihak-pihak yang bersangkutan. 5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hal penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan. e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya. f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengmbalian hutang. Universitas Sumatera Utara g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak. i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. n. Premi asuransi. o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah. r. Imbalan bungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. s. Surplus Bank Indonesia. A.2 Pajak Penghasilan Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun. Universitas Sumatera Utara Pajak Penghasilan PPh adalah suatu pungutan resmi menurut Undang-Undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang dierima atau diperoleh dalam tahun pajak untuk kepentingan negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1991, diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. A.2.1 Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pajak penghasilan didasarkan atas peralihan kekayaan dari sektor publik pribadi tanpa jasa timbal kontraprestasi yang ditunjuk langsung dan digunakan untuk pengeluaran negara berdasarkan kepentingan umum. Pajak penghasilan merupakan salah satu dari sumber pajak yang dikelola oleh negara sebagai salah satu sumber keuangan bagi kas negara. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan 2008, pajak penghasilan dinyatakan sebagai pihak yang dikenakan atas penghasilan wajib pajak orang pribadi dalam negeri berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan seperti dinyatakan dalam undang-undang pajak penghasilan. Pengenaan di dalam pajak penghasilan orang pribadi tersebut harus dapat dibayar melalui kantor-kantor yang telah ditetapkan dan tidak mungkin dapat dibebankan kepada orang lain. Dari uraian tersebut diatas pegawai tetap wajib pajak orang pribadi yang meliputi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI, karyawan Badan Usaha Milik Universitas Sumatera Utara Pemerintah dan Daerah, para penerima pensiun, tunjangan hari tua, tabungan hari tua. Bagi pejabat negara , pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI dan pensiun yang menerima pajak penghasilan pasal 21 bersifat final. A.2.2 Sanksi-Sanksi Perpajakan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Sanksi perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi diatur dalam Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 13. Adapun sanksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: A. Sanksi Administrasi bagi Wajib Pajak Orang Pribadi 1. Denda sebesar a Rp 100.000 apabila Surat pemberitahuan SPT Masa tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, misalnya paling lambat 20 hari setelah akhir Masa Pajak. b Rp 100.000 apabila SPT Tahunan orang pribadi tidal disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas, yaitu paling lambat tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. c Rp 1.000.000 apabila SPT Tahu nan Badan tidak disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu,yaitu paling lama empat bulan setelah akhir Tahun Pajak. 2. Bunga sebesar a 2 sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan atas jumlah pajak yang terutang atau kurang dibayar dalam hal: - Wajib pajak membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar sebelum dilakukannya pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara - PPh dalam tahun berjalan tidak kurang dibayar danatau dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung. - Terdapat kekurangan pajak yang terutang dalamSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain. - Perhitungan sementara pajak yang terutang dari jumlah pembayaran pajak yang sebenarnya terutang akibat diberikan izin penundaan penyampaian SPT Tahunan. b 2 sebulan dari pajak yang kurang dibayar dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c 48 dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam hal wp setelah jangka waktu 10 tahun dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. d 2 sebulan dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan apabila pembayaran atau penyetoran terutang untuk suatu saat atau masa dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran atau peneyetoran. 3. Kenaikan sebesar: a 50 dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pajak. b 100 dari jumlah PPh yang tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut, tetapi tidak atau disetorkan. c 100 dari Pajak Pertambahan Nilai PPN barang dan jasa Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar. Universitas Sumatera Utara B. Sanksi pidana Wajib Pajak Orang Pribadi 1. Karena alpa: a Tidak membayarkan SPT atau b Membayarkan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah yang pertama kali sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 13 A didenda paling sedikit satu jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar atau dipidana kurungan paling singkat tiga bulan atau paling lama satu tahun. 2. Dengan sengaja wajib pajak orang pribadi a Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP b Tidak menyampaikan SPT c Menyampaikan SPT danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap d Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar e Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya. f Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara diancam dengan pidana paling singkat enam bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit 20 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Universitas Sumatera Utara A.2.3 Cara Perhitungan PPh Orang Pribadi 1. Perhitungan PPh Orang Pribadi Karyawan Adapun perhitungan PPh tahunan bagi orang pribadi karyawan adalah sebagai berikut: a. Bagi WP OP yang berstatus sebagai karyawan, maka laporan pajaknya dengan menggunakan SPT 1770-S aatau 1770-SS b. Spt 1770-SS digunakan untuk karyawan mempunyai gaji dan tunjangan semata-mata dari satu pemberi kerja dengan jumlah tidak melebihi Rp 60 juta dan penghasilan lain yang bersifat final. c. Apabila karyawan mempunyai penghasilan lebih dari satu pemberi kerja atau penghasilannya melebihi Rp 60 juta atau mempunyai penghasilan lain yang tidak bersifat final, wajib menggunakan formulir 1770-S. d. Perhitungan PPh dalam SPT Tahunan tersebut menggunakan data utama yaitu bukti potong PPh Pasal 21 berupa 1721-A1 dari perusahaan atau 1721-A2 dari instansi. Pindahkan data penghasilan neto dari bukti potong tersebut. Selanjutnya kurangi dengan PTKP dan hitung pajaknya. Setelah itu dikurangi dengan pajak yang telah dipotong dalam 1721-A1 atau 1721-A2. e. Hitung penghasilan neto dengan cara penghasilan bruto dikurangi dengan pengurang atau biaya. Pengurangnya adalah iuran pensiunTHT yang berasal dari gajidan biaya jabatan. Sementara itu penghasilan lain-lain, seperti dividen, komisi atau hadiah pengurangnya adalah biaya yang terkait dengan perolehan penghasilan tersebut. f. Jumlahkan seluruh penghasilan neto termasuk penghasilan istri yang digabung dan penghasilan anak yang belum dewasa. Universitas Sumatera Utara g. Hitung penghasilan kena pajak dengan cara penghasilan neto dikurang dengan zakat atas penghasilan tidak kena pajak PTKP. h. PPh yang terutang dihitung dengan cara mengalikan penghasilan kena pajak PKP dengan tarif pasal 17 UU PPh. 2. Perhitungan PPh orang pribadi usaha Adapun penghitungan PPh tahunan bagi orang pribadi ynag melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Penghasilan final tidak dihitung lagi dalam SPT Tahunan karena sifatnya final dan sudah dipotong pada saat penerimaan penghasilan tersebut, hanya dilaporkan dalam SPT Tahunan. b. Jenis SPT untuk wajib pajak orang pribadi lapangan usaha adalah Formulir 1770. c. Penghasilan yang melebihi omset Rp 4.800.000.000 harus membuat pembukuan, sedangkan penghasilan yang tidak melebihi omset Rp 4.800.000.000 menggunakan norma penghitungan dan tidak harus menggunakan pembukuan. d. Dalam menghitung penghasilan neto dengan cara penghasilan bruto dikurangi dengan pengurang atau biaya. Pengurang untuk wajib pajak usahawan adalah biaya-biaya usaha yang terkait dengan usaha yang terkait dengan usaha seperti biaya pegawai, biaya administrasi, biaya pemasaran, biaya penyusutan atau biaya sewa. Perhatikan juga dalam biaya ini, biaya yang dapat dibebankan dan biaya yang tidak dapat dibebankan. e. Kemudian jumlahkan seluruh penghasilan neto. Universitas Sumatera Utara f. Hitung penghasilan kena pajaknya PKP. PKP diperoleh dari total penghasilan neto dikurangi dengan zakat atas usaha,kompensasi kerugian dan penghasilan tidak kena pajak PTKP. g. Kemudian hitung pajak terutang dengan cara mengalikan PKP dengan tariff pasal 17. 3. Contoh Soal Perhitungan PPh orang pribadi Bapak Alex Ketaren seorang pegawai pada perusahaan PT. Pasti Sehati, menikah tanpa anak. Gaji sebulan Rp 2.000.000. PT. Pasti Sehati mengikuti program Jamsostek, premi jaminan kecelakaan kerja daan premi jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0.5 dan 0.3 dari gaji. PT.Pasti Sehati menanggung iuran jaminan hari tua setiap bulan sebesar 3.7 dari gaji sedangkan Bapak Alex Ketaren membayar iuran jaminan hari tua setiap bulan sebesar 2 dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT.Pasti Sehati juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT.Pasti Sehati membayar iuran pensiun untuk Alex Ketaren ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100,000 sedangkan Alex Ketaren membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000. Penghitungan PPh Pasal 21: Gaji sebulan Rp 3.500.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 17.500 Premi Jaminan Kematian Rp 10.500 + Penghasilan Bruto Rp 3.528.000 Pengurang: Universitas Sumatera Utara 1. Biaya jabatan 5 x Rp 3.528.000 = Rp 176.400 2. Iuran Pensiun Rp 50.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 70.000 + Rp 296.400 _ Penghasilan Neto Sebulan Rp 3.231.600 Penghasilan Neto Setahun 12x Rp 3.231.600 = Rp 38.779.200 PTKP - Untuk WP Sendiri Rp 24.300.000 - tambahan wp kawin Rp 2.025.000 + Rp 26.325.000 _ PKP Setahun Rp 12.454.200 Pembulatan Rp 12.454..000 PPh terutang : 5 x Rp 12.454.000 = Rp 622.710 PPh Pasal 21 Sebulan Universitas Sumatera Utara Rp 622.710 : 12 = Rp 51.893 Perpajakan dalam Mardiasmo 2009:144 penegenaan tarif pajak atas penghasilan memiliki lapisan-lapisan Penghasilan Kena Pajak, yang diatur dalam Undang-Undang PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1 adalah sebagai berikut: Tarif dan PTKP Tabel III.1 Tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 5 Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 250.000.000,- 15 Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp.250.000.000,- 25 Diatas Rp. 500.000.000,- 30 Sumber: Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Dalam penghitungan pajak penghasilan juga diatur tentang pajak penghasilan tidak kena pajak PTKP. PTKP merupakan kenijaksanaan pemerintah untuk meringankan beban wajib pajak di dalam menentukan atau menghitung besarnya penghasilan kena pajak sehingga besarnya jumlah utang pajak penghasilan tidak merugikan dan memberatkan. Besarnya penghasilan tidak kena pajak PTKP untuk tahun pajak 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162PMK.0112012 tentang penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak disesuaikan menjadi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel III.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak Diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 15.840.000,- Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 1.350.000,- Tambahan untuk setiap anggota keturunan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang ditanggung Rp 1.350.000,- Sumber: Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Tabel III.3 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang Berlaku Mulai Tahun 2013 Diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 24.300.000,- Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 2.025.000,- Tambahan untuk setiap anggota keturunan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang ditanggung Rp 2.025.000,- Sumber: Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162PMK.011thn 2012 mengenai penyesuain besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak 2013

3. Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajibanutang, penghasilan dan penghitungan serta pembayaran pajak setiap tahun. Fungsi SPT tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara: 1. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya. 2. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajakbagian tahun pajak. Universitas Sumatera Utara 3. Melaporkan pemotonganpemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak. 4. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak. 5. Melaporkan harta dan kewajiban. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdapat dalam Pasal 3 Ayat 6 Undang-Undang KUP ada beberapa jenis, terdiri dari: 1. Formulir SPT Tahunan 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha danatau pekerjaan bebas. 2. Formulir SPT Tahunan 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja sebagai karyawan atau lebih danatau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas. 3. Formulir SPT Tahunan 1770SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp. 60.000.000,- dan tidak mempunyai penhasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi. Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. Wajib pajak tersebut antara lain: 1. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha danatau pekerjaan bebas. 2. Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 3. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dari satu pemberi kerja. 4. Kuasa warisan yang belum dibagi. 5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil PNS, anggota ABRI dan pegawai BUMNBUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1996. 6. Warga Negara Indonesia yang bekerja pada Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Organisasi Internasional. 7. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia. 8. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan PPh secara terpisah dalam hal suami istri telah hidup berpisah. 9. Dikehendaki secara tertulis oleh suamiistri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Dengan demikian suami maupun isteri wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP, yang penghasilan nettonya tidak melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak. Pasal 2 ayat 1 huruf a dan c, Pasal 2A ayat1 UU PPh dan Pasal 3 ayat 8 UU KUP. Universitas Sumatera Utara B.Gambaran Data Praktik B.1 Klasifikasi PPh Orang Pribadi Menurut Casavera dalam bukunya yang berjudul “Mudah Mengisi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi”, wajib pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 dua yaitu wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi. a. Wajib pajak orang pribadi Wajib pajak orang pribadi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Wajib pajak PPh orang pribadi karyawan Wajib pajak orang pribadi yang mempuniyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja dari dalam negeri atau bekerja sebagai karyawan. Wajib pajak OP yang bekerja sebagai karyawan atau mendapat penghasilan yang dikenakan PPh final, wajib melaporkan besar pajak Tahunan yang terutang menggunakan formulir 1770S. Pemajakan PPh orang pribadi karyawan dalam Ilyas dan Suhartono 2007:142 adalah sebagai berikut: a Pemajakan PPh orang pribadi secara umum akan dikenakan kepada suami sebagai satu kesatuan dalam keluarga. Sehingga orang pribadi yang wajib mempunyai NPWP dan menyampaikan SPT Tahunan maupun SPT Masa adalah suami. b Apabila suami bekerja sebagai karyawan dan tidak melakukan pekerjaan bebasusaha, sedangkan istrinya melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas, maka wajib pajak tersebut melakukan kegiatan usaha sehingga wajib mengisi formulir 1770. Universitas Sumatera Utara c Oleh karena itu pemajakan orang pribadi karyawan 1770S akan diterapkan apabila orang pribadi beserta istrinya menerima penghasilan selain dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Jenis penghasilan orang pribadi karyawan yang tidak melakukan kegiatan usaha antara lain: a. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan b. Penghasilan dalam negeri lainnya tidak termasuk penghasilan uang telah dikenakan PPh bersifat final, antara lain: bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan penjualanpengalihan harta dan lain-lain. Penghasilan yang dikenakan PPh final, antara lain: - Bunga depositotabungansimpanan - Penjualan saham di Bursa Efek - Hadiah undian - Pesangon, tunjangan hari tua dan tebusan pensiun yang dibayar sekaligus - Honorarium atas beban APBNAPBD - Nilai Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan - Penghasilan lain yang dikenakan pajak bersifat final 2. Wajib pajak PPh orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha Wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan dari usahapekerjaan bebas wirausaha yang menyelenggarakan pembukuan dan norma penghitungan penghasilan netto. Wajib pajak orang pribadi dengan usaha bebas wajib melaporkan besarnya pajak menggunakan formulir 1770. Klasifikasi lapangan usaha wajib pajak orang pribadi ini adalah industri, dangang dan jasa. Pemajakan PPh orang pribadi Universitas Sumatera Utara yang melakukan kegiatan usaha dalam Ilyas dan Suhartono 2007:130 adalah sebagai berikut: a Pemajakan PPh orang pribadi secara umum akam dikenakan kepada suami sebagai satu kesatuan dalam keluarga. Sehingga orang pribadi yang wajib mempunyai NPWP dan menyampaikan SPT Tahunan maupun SPT Masa adalah suami. b Apabila suami bekerja sebagai karyawan dan tidak melakukan pekerjaan bebasusaha, sedangkan istrinya melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas, atau sebaliknya maka wajib pajak tersebut melakukan kegiatan usaha sehingga wajib mengisi formulir 1770. c Oleh karena itu pemajakan orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha 1770 akan diterapkan apabila orang pribadi atau istrinya menerima penghasilan yang salah satunya melakukan kegiatan usaha. Jenis penghasilan orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha antara lain: a. Penghasilan sehubungan usaha dagang, industri dan jasa. b. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja atau karyawan. c. Penghasilan dalam negeri lainnya tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final, antara lain: bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan penjualanpengalihan yang dikenakan harta dan lain-lain. Penghasilan yang dikenakan PPh final, antara lain: - Bunga depositotabungansimpanan - Penjualan saham di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara - Hadiah undian - Pesangon, tunjangan hari tua dan tebusan pensiun yang dibayar sekaligus - Honorarium atas beban APBNAPBD - Nilai Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan - Sewa atas tanah dan atau bangunan - Penghasilan lain yang dikenakan pajak bersifat final Adapun gambaran data tentang banyaknya jumlah penerimaan pajak tahun 2012 dan 2013 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah sebagai berikut: Tabel III.3 Laporan Penerimaan Pajak PPh 21 tahun 2012 dan 2013 Klasifikasi Jenis Usaha Penerimaan Pajak Rupiah 2012 2013 Industri 13.170.604.476 12.293.858.412 Dagang 2.132.371.161 2.417.271.760 Jasa 12.505.937.213 14.329.092.781 Jumlah 27.808.912.808 29.040.222.953 Sumber : KPP Pratama Binjai,2014 Universitas Sumatera Utara Tabel III.4 Laporan Penerimaan Pajak PPh 25 Orang Pribadi tahun 2012 dan 2013 Persektor Tertentu Klasifikasi Jenis Usaha Penerimaan Pajak Rupiah 2012 2013 Industri 195.468.900 228.441.785 Dagang 2.335.832.726 3.344.410.617 Jasa 935.260.453 893.254.177 Jumlah 3.466.562.079 4.466.106.579 Sumber : KPP Pratama Binjai,2014 B.2 Penetapan PPh Orang Pribadi Adapun pengertian dari Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB. Mengingat tujuan dan peranan dari surat ketetapan pajak, maka bentuk dari surat ketetapan pajak yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dapat bermacam-macam tergantung dari hasil pemeriksaan dan penelitian terhadap surat pemberitahuan. Adapun bentuk atau macam dari penetapan dan ketetapan pajak dalam Waluyo dan Ilyas 2003 adalah sebagai berikut: 2.1 Surat Tagihan Pajak STP Surat tagihan pajak adalah surat yang diterbitkan untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. 2.2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB Universitas Sumatera Utara Surat ketetapan pajak kurang bayar adalah surat ketatpan pajak yang diterbitkan untuk menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kreditpajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. 2.3 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKLB Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan untuk menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan dalam SKPKBT. 2.4 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB Surat ketetapan pajak lebuh bayar adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan untuk menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 2.5 Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN Surat ketetapan pajak nihil adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan untuk menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 2.6 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT Surat pemberitahuan pajak terutang adalah surat yang diterbitkan oleh DJP untuk memberitahukan besarnya pajak yang terutang kepada wajib pajak. Adapun gambaran data tentang banyaknya jumlah Surat Ketatapan Pajak Penghasilan Orang PribadiBadan yang telah dikeluarkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel III.5 Laporan Penetapan Pajak Di KPP Pratama Binjai Tahun 2013 sampai dengan bulan Juli 2014 No. Jenis Penetapan 2013 2014 1. STP 258 1044 2. SKPKB 860 198 3. SKPKBT 4. SKPLB 8 5. SKPN 44 24 Jumlah 1162 1274 Sumber: KPP Pratama Binjai,Juli 2014 Dalam penetapan pajak terdapat daluwarsa penetapan. Daluwarsa penetapan merupakan suatu batasan waktu yang ditentukan undang-undang untuk dapat menerbitkan surat ketetapan pajak atas utang pajak wajib pajak, yang tujuannya tidak lain agar wajib pajak memperoleh kepastian hukum atas utang pajaknya. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI Dari data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian akan dilakukan analisis terhadap setiap data dan fakta yang didapat melalui penelitian yang penulis telah lakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

A. Klasifikasi Penerimaan PPh Orang Pribadi

1. Industri Wajib pajak orang pribadi yang bergerak di bidang industri dalam melaporkan pajaknya menggunakan Formulir SPT 1770. Jika omset penghasilan melebihi Rp 4.8 Milyar harus membuat atau menyelenggarakan pembukuan. Sedangkan, wajib pajak yang omsetnya kurang dari atau tidak melebihi Rp 4.8 Milyar, tidak diwajibkan untuk membuat pembukuan tetapi dengan menggunakan norma penghitungan. Bila pajak yang dilaporkan tidak benar, maka petugas pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak menurut hasil pemeriksaan. 2. Dagang Wajib pajak orang pribadi yang bergerak di bidang perdagangan dalam melaporkan pajaknya menggunakan Formulir SPT 1770. Jika omset penghasilan melebihi Rp 4.8 Milyar harus membuat atau menyelenggarakan pembukuan. Sedangkan, wajib pajak yang omsetnya kurang dari atau tidak melebihi Rp 4.8 Milyar, tidak diwajibkan untuk membuat pembukuan tetapi dengan menggunakan norma penghitungan. Bila pajak yang dilaporkan tidak benar, maka petugas pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak menurut hasil pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 3. Jasa Wajib pajak orang pribadi yang bergerak di bidang jasa dalam melaporkan pajaknya menggunakan Formulir SPT 1770. Jika omset penghasilan melebihi Rp 4.8 Milyar harus membuat atau menyelenggarakan pembukuan. Sedangkan, wajib pajak yang omsetnya kurang dari atau tidak melebihi Rp 4.8 Milyar, tidak diwajibkan untuk membuat pembukuan tetapi dengan menggunakan norma penghitungan. Bila pajak yang dilaporkan tidak benar, maka petugas pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak menurut hasil pemeriksaan. 4. Karyawan Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja sehingga pajak terutangnya langsung dipotong oleh pemberi kerja. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel III.4, bahwa penerimaan pajak penghasilan yang terbesar dari Klasifikasi Lapangan Usaha KLU adalah dari bidang jasa, yaitu sebesar 12.505.937.213 Tahun 2012 dan 14.329.092.781Tahun 2013. Lalu dalam bidang industri, yaitu sebesar 13.170.604.476 Tahun 2012 dan 12.293.858.412 Tahun 2013. Terakhir penerimaan yang terkecil adalah dari bidang perdagangan, yaitu sebesar 2.132.371.161213 Tahun 2012 dan 2.417.271.760 Tahun 2013. Untuk penerimaan pajak penghasilan orang pribadi karyawan di KPP Pratama Binjai sudah termasuk di bidang jasa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Klasifikasi Lapangan Usaha KLU pada tahun 2012 dan 2013 penerimaan Pajak Penghasilannya PPh meningkat. Hal ini dikarenakan dilakukannya penghimbauan terhadap wajib pajak dalam hal membayar pajak. Pada tahun tersebut juga terdapat banyak proyek yang dilakukan oleh wajib pajak yang diterima oleh KPP Pratama Binjai yang rata-rata proyek adalah kontraktor, dimana kontraktor termasuk dalam bidang jasa. Universitas Sumatera Utara Pada tahun yang sama 2012 dan 2013 penerimaan Pajak Penghasilannya PPh menurun dalam bidang industri. Hal ini disebabkan kondisi krisis ekonomi global. Krisis itu membuat aktivitas ekspor impor menurun yang membuat penerimaan pajak kurang maksimal. Adapun penerimaan pajak tersebut adalah tetap menjadi tambahan dari bidang industri yaitu dari industri pengolahan yang menambah penerimaan pajak di KPP Pratama Binjai.

B. Penetapan Pajak Penghasilan Orang Pribadi