Penyusunan tes diawali dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan menyelenggarakan tes tersebut. Dalam tes bahasa pada umumnya tes disusun sebagai
tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang mempunyau tujuan utama yaitu untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan
sampai tahap tertentu hingga tes tersebut diselenggarakan. Selain tujuan utama tersebut biasanya tes dilakukan juga dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan belajar
siswa, dan kelemahan butir-butir tes.
2. Penentuan jenis dan bentuk soal
Dalam menentukan jenis tes yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu jumlah peserta tes, banyak sedikitnya bahan yang harus
dicakup, waktu yang tersedia, kemampuan pengajar untuk mengembangkan soal, kemudahan penyelenggaraan, kemudahan pelaksanaan koreksi dan penilaian. Semua
itu perlu diperhatikan dengan seksama agar jenis dan bentuk tes yang digunakan dapat benar-benar mengukur tingkat kemampuan dan pemahaman siswa.
Faktor-faktor tersebut di atas mempunyai peranan yang sangat banyak pada penentuan soal yang akan dibuat. Misalnya soal esai, mempunyai kemudahan dalam
penyusunan soalnya tetapi dalam pengoreksian akan membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan pikiran yang tidak sedikit. Soal esai berbanding terbalik dengan soal
pilihan ganda, soal pilihan ganda dalam penyusunanya memang agak berat dan memakan waktu yang lama dan dalam jumlah yang banyak, tetapi pada akhirnya
ketika memeriksa hasil jawaban yang dikerjakan akan sangat mudah dan cepat.
3. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan deskripsi mengenai ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi sebelum membuat soal adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan tekanan soal yang setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Dengan adanya penyusunan kisi-kisi maka
akan sangat mudah dalam mendeteksi poin mana yang tepat digunakan sebagai tes dari berbagai kompetensi dasar.
4. Penulisan Butir Soal
Tahap penulisan butir soal dimulai dengan menentukan jumlah soal yang perlu disusun. Penulisan butir tes pertama-tama mungkin menghasilakan butir soal yang
memeliki berbagai kekurangan dan kelemahan. Dengan kenyataan demikian maka sebagai persediaan penyusunan butir soal diperlukan jumlah yang lebih besar dari
klebutuhan karena pada akhirnya butir-butir tersebut akan dipilih yang sesuai dengan
kompetensi yang diujikan. Selain membuat butir-butir soal perlu juga disusun kunci jawaban yang nantinya akan digunakan sebagi acuan penilaian. Setelah mendapatkan
butir-butir soal selanjutnya kita harus memilih lagi butir soal mana yang sekiranya tepat untuk dipakai.
5. Pemantapan Butir Soal atau Validasi Soal dan Kunci Jawaban
Usaha pemantapan yang paling baik dan bertanggung jawab dalam pengembangan tes dan butir-butirnya dapat diusahakan melalui rangkaian uji coba.
Uji coba biasanya dilakukan hanya pada pengembangan tes berstandar yang luas jangkauan pernggunaanya dan penting kegunaanya. Usaha pemantapan ini bertujuan
untuk mengetahui kesesuain, kelebihan, dan kekurangan dari soal yang telah disusun. Setelah soal benar-benar teruji validitasnya, kemudian kunci jawaban yang
sudah dibuat bersamaan pembuatan butir soal diuji kembali kebenaranya dan kemudian disusun sesuai dengan urutan soal yang telah dibuat.
6. Merakit Soal Menjadi Perangkat Tes