Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, Menentukan Tujuan Tessoal Penentuan jenis dan bentuk soal

1. Sahih valid, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya. 10. Reliabel, sering diterjemahkan dengan istilah keajegan stability atau kemantapan consystence . Maka sebuah tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang digunakan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap obyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Guna mengetahui, apakah sebuah tes hasil belajar telah memiliki reliabilitas yang tinggi ataukah rendah, dapat digunakan tiga jenis pendekatan, yaitu: 1 pendekatan single test atau single trial, 2 pendekatan test retest , dan 3 pendekatan alternate forms . Agar tes yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulanganujian yang sesuai dengan syarat-syarat tersebut di atas, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:

1. Menentukan Tujuan Tessoal

Penyusunan tes diawali dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan menyelenggarakan tes tersebut. Dalam tes bahasa pada umumnya tes disusun sebagai tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang mempunyau tujuan utama yaitu untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan sampai tahap tertentu hingga tes tersebut diselenggarakan. Selain tujuan utama tersebut biasanya tes dilakukan juga dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa, dan kelemahan butir-butir tes.

2. Penentuan jenis dan bentuk soal

Dalam menentukan jenis tes yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu jumlah peserta tes, banyak sedikitnya bahan yang harus dicakup, waktu yang tersedia, kemampuan pengajar untuk mengembangkan soal, kemudahan penyelenggaraan, kemudahan pelaksanaan koreksi dan penilaian. Semua itu perlu diperhatikan dengan seksama agar jenis dan bentuk tes yang digunakan dapat benar-benar mengukur tingkat kemampuan dan pemahaman siswa. Faktor-faktor tersebut di atas mempunyai peranan yang sangat banyak pada penentuan soal yang akan dibuat. Misalnya soal esai, mempunyai kemudahan dalam penyusunan soalnya tetapi dalam pengoreksian akan membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan pikiran yang tidak sedikit. Soal esai berbanding terbalik dengan soal pilihan ganda, soal pilihan ganda dalam penyusunanya memang agak berat dan memakan waktu yang lama dan dalam jumlah yang banyak, tetapi pada akhirnya ketika memeriksa hasil jawaban yang dikerjakan akan sangat mudah dan cepat.

3. Menyusun Kisi-kisi