sangat mendorong siswa dan guru untuk belajar dan mengajar, serta menyatakan pikiran secara tertulis.
Dengan demikian diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain,
penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat menjadikan
tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.
Adapun kelemahan-kelemahan yang disandang oleh tes subyektif antara lain adalah, bahwa:
1 Tes uraian pada umumnya kurang dapat menampung atau mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan
kepada testee, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar. 2 Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit.
3 Dalam pemberian skor hasil tes uraian, terdapat kecenderungan bahwa pemberi tes guru lebih banyak bersifat subyektif.
4 Pekerjaan koreksi terhadap lembar-lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan kepada orang lain.
5 Daya ketepatan mengukur validitas dan daya keajegan mengukur reliabilitas yang dimiliki oleh tes uraian pada umumnya rendah sehingga kurang dapat
diandalkan sebagai alat pengukur hasil belajar yang baik.
e. Petunjuk Operasional dalam Penyusunan Tes Uraian
Bertitik tolak dari keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh tes hasil belajar bentuk uraian seperti telah dikemukakan di atas,
maka beberapa petunjuk operasional berikut ini akan dapat dijadikan pedoman dalam menyusun butir-butir soal tes uraian.
1 dalam menyusun butir-butir soal tes uraian, sejauh mungkin harus dapat
diusahakan agar butir-butir soal tersebut dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan, atau telah diperintahkan kepada peserta
tes untuk mempelajarinya. 2
untuk menghindari timbulnya perbuatan curang oleh peserta tes misalnya: menyontek atau bertanya kepada peserta tes lainnya, hendaknya diusahakan
agar susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan susunan kalimat yang terdapat dalam buku pelajaran atau bahan lain yang diminta untuk
mempelajarinya. 3
sesaat setelah butir-butir soal tes uraian dibuat, hendaknya segera disusun dan dirumuskan secara tegas, bagaimana atau seperti apakah seharusnya jawaban
yang dikehendaki oleh pemberi tes guru sebagai jawaban yang betul. 4
dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintahnya jangan dibuat seragam,
melainkan dibuat secara bervariasi. 5
kalimat soal hendaknya disusun secara ringkas, padat dan jelas. 6
suatu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh pemberi tes guru ialah, agar dalam menyusun butir-butir soal yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
peserta tes, hendaknya dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal tersebut.
f. Penggunaan Tes Bentuk Uraian
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwasannya secara umum ada dua jenis tes yang memiliki karakteristik sangat berbeda yakni tes obyektif dan tes subyektif.
Kapan kedua jenis tes itu dipergunakan akan bergantung pada tujuan soal tes itu dibuat. Soal-soal yang bertujuan mengungkap kognitif tingkat rendah, seperti
ingatan pemahaman dan aplikasi, maka sesuai menggunakan tes obyektif. Akan tetapi, hal yang sama tidak berlaku untuk soal-soal yang lebih komplek dan dengan
tujuan mengungkap kognitif tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi Suyata, 1997:19.
Sebaiknya tes uraian digunakan apabila : 1 Jumlah siswa atau peserta tes relatif sedikit.
2 Waktu yang dipunyai guru untuk mempersiapkan soal relatif singkat dan terbatas.
3 Tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis, menguji kemampuan dengan baik, atau
penggunaan kemampuan penggunaan bahasa secara tertib. 4 Guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung di dalam
soal ujian tetapi dapat disimpulkan dari tulisan peserta tes, seperti : sikap, nilai,
atau pendapat. Soal uraian dapat digunakan untuk memperoleh informasi langsung tersebut, tetapi harus digunakan dengan sangat hati-hati oleh guru.
5 Guru ingin memperoleh hasil pengalaman belajar siswanya.
g. Langkah-Langkah Menyusun Tes Uraian