BAB I PENDAHULUAN
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar PengawasMadrasah menyatakan bahwa ada enam dimensi
kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial,
supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian dan pengembangan. Dari enam dimensi kompetensi
tersebut, kompetensi dalam bidang penelitian dan pengembangan masih memerlukan banyak peningkatan. Keadaan itu tampak, antara
lain, masih terbatasnya jumlah dan mutu kegiatan pengawas sekolah pada bidang kompetensi tersebut, akibatnya, banyak pengawas sekolah
belum dapat mengumpulkan angka kredit dalam kegiatan pada unsur pengembangan profesi, yang pada akhirnya, banyak pengawas sekolah
tertunda kenaikan pangkatgolongan, khususnya untuk kenaikan jenjang golongan IVa ke atas.
Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya ada
perubahan yang sangat mendasar. Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata Golongan Ruang IIIc sampai dengan Pengawas Utama, pangkat
Pembina Utama, GolonganRuang IVe diwajibkan untuk memenuhi angka kredit yang berasal dari pengembagan profesi.
Sebagaimana disebutkan pada Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010,untuk memenuhi persyaratan kenaikan
pangkatgolongan IIIc ke IIId paling sedikit 6 enam angka kredit dari unsur pengembangan profesi, dari IIId ke IVa paling sedikit 8 delapan
angka kredit, dari IVa ke IVb paling sedikit 10 sepuluh angka kredit, dan ini kewenangan untuk menilai diserahkan pada Tim Penilai Angka
Kredit Tingkat KabupatenKota atau Propinsi. Karena itu diperlukan Pedoman Penilaian sekaligus pembekalan pada Calon Tim Penilai Angka
Kredit pengawas sekolah agar dapat melaksanakan tugas ini dengan baik.
Buku ini merupakan Pedoman bagi tim teknis penilai KTI Pengawas Sekolah, yang berisi penjelasan rinci tentang apa dan
bagaimana macam KTI serta bagaimana caramelakukan penilaiannya. Dengan mengacu pada pedoman ini, diharapkan dapat terjadi persepsi
atau pemahaman yang sama di antara tim teknis dalam menilai Karya Tulis Ilmiah KTI pengawas sekolahsehingga tujuan dari kegiatan
1
Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah dapat tercapai secara optimal.
Buku Pedoman ini terbatas hanya khusus KTI baik KTI hasil penelitian maupun nonpenelitianhasil tinjauan atau gagasan. KTI hasil
penelitian dan nonpenelitian dapat disajikan dalam bentuk buku, artikel, danmakalah.
Bentuk kegiatan pengembangan profesi yang paling banyak dilakukan oleh pengawas sekolahpada saat iniadalah membuat
KTI.Namun, informasi yang benar dan dapat memotivasi tentang caramembuat KTI masih terbatas. Akibatnya, banyak pengawas sekolah
yang tidak atau kurang mampu, dan juga engganuntuk membuat KTI sebagai bagian wajib dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Apalagi jika dikaitkan dengan selisih gaji yang diterima setelah naik ke satu jenjang pangkat dan golongan ruang di atasnya yang besarnya
tidak signifikan atau kurang sesuai dengan jerih payah yang dilakukan ketika membuat KTI.
Pedoman ini diharapkan semoga dapat digunakan sebagai acuandalam menentukan nilai Angka Kredit, khususnya KTI oleh Tim
Penilai di Tingkat KabupatenKotaProvinsi.
2
BAB II KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI KEGIATAN PENGEMBANGAN