BAB 3. METODE
3.1. Desain
Desain penelitian cross sectional
digunakan untuk melihat hubungan antara migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja
penderitanya dibandingkan dengan remaja sehat.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP dan SMU di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dengan waktu penelitian bulan
Desember 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah remaja yang mengalami migren dan remaja sehat tanpa migren.
Populasi terjangkau adalah remaja penderita migren dan remaja sehat tanpa migren di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi.
9
Universitas Sumatera Utara
3.4. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sampel untuk uji hipotesis 2 populasi independen, yaitu:
28
2 n1= n2= Z
α + Zβ Sd 10
d
n = jumlah subjek
Z α
= nilai batas normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai
α yang ditentukan, untuk α = 0,05 maka Zα = 1,96 Z
β = nilai batas normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada
nilai β yang ditentukan, untuk β = 0,10 maka Zβ = 1,282
Sd = standar deviasi gabungan antara skor gangguan tidur pada
kelompok kasus dan kontrol = 6,49 d
= perbedaan klinis yang diinginkan presisi = 3 Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat jumlah sampel untuk
masing-masing kelompok sebanyak 50 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi
1. Remaja yang mengalami migren berdasarkan kriteria The
international classification of headache disorders edisi kedua dan
remaja sehat tanpa migren 2. Orang tua dan remaja bersedia mengisi kuesioner yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
11
3.5.2 Kriteria Eksklusi
1.Remaja yang menderita trauma atau mempunyai kelainan pada sistim saraf pusat dan kelainan psikiatri
2.Menderita penyakit sistemik lainnya seperti keganasan, sinusitis dan infeksi virus seperti demam berdarah
3.6. Persetujuan informed consent