Hubungan makanan terhadap migren pada remaja

(1)

HUBUNGAN MAKANAN TERHADAP MIGREN PADA REMAJA

TESIS

MAGDA BOUHAIRET O67103014/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN MAKANAN TERHADAP MIGREN PADA REMAJA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kesehatan Anak / M.Ked (Ped) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

MAGDA BOUHAIRET 067103014

PROGRAM MAGISTERKLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

Judul Tesis : Hubungan makanan terhadap migren pada remaja

Nama : Magda Bouhairet

Nomor Induk Mahasiswa : 067103014

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua

Prof. Dr. Bistok Saing, SpA(K)

Anggota

Dr. Muhammad Ali, SpA(K)

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K) Dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)

Tanggal lulus: 15 Juli 2010


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 15 Juli 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Bistok Saing, SpA(K) ... Anggota : 1. Dr. Muhammad Ali, SpA(K) ... 2. Prof. Dr. H. Harun Al Rasyid, SpPD, SpGK ... 3. Dr. Hj. Tiangsa Sembiring, SpA(K) ... 4. Dr. Lily Irsa, Sp A(K) ...


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama Prof. Dr. Bistok Saing, SpA(K), Dr. Muhammad Ali, SpA(K), yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Dr. Yazid Dimyati, SpA dan Dr. Johannes H Saing, SpA yang telah sangat banyak membimbing serta membantu saya dalam menyelesaikan penelitian serta tesis ini


(6)

3. Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK- USU dan Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K), sebagai sekretaris program yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Kepala BIKA Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2003-2007 dan Dr. H. Ridwan M Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2008 sampai sekarang, yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

5. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. DR. Dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), SpA(K) dan rektor periode sebelumnya Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) serta Dekan FK-USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU.

7. Para kepala Yayasan Pendidikan Islam Miftahussalam, kepala sekolah dan guru-guru SLTP, SLTA Swasta Darussalam yang telah memberikan izin dan fasilitas pada penelitian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.


(7)

8. Teman-teman yang tidak mungkin saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, Wagito, Nanda Susanti, Ade Saifan Surya, Muhammad Hatta, Juliana, Dina Olivia, Syamsil Alam, yang selama empat tahun bersama-sama dalam suka dan duka serta teman sejawat PPDS BIKA dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk orangtua yang tercinta, H. Zainuddin Tgk. A. Djalil (Alm), dan Hj. Nurjannah Hasan serta abang saya DR. Kamaluddin Pascha SE, Aven Rosch dan adik saya Muammar Wasfi Djalil, SH, ST. Terima kasih juga saya sampaikan kepada suami tercinta H. Muchlis Yunus dan anak saya Oky Tarvi Pascha yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Terima kasih atas doa, pengertian, dan dukungan selama penulis menyelesaikan pendidikan ini, semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 15 Juni 2010

Magda Bouhairet


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Ucapan Terima Kasih v

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi Daftar Singkatan dan Lambang xii

Abstrak xiv

Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi dan Kriteria Diagnosis Migren 4

2.2. Patofisiologi Migren dan Pemicu Migren 6

2.3. Pemicu Diet dan Mekanisme Migren 8

2.4. Kerangka Konseptual 14

Bab 3. Metode Penelitian 3.1. Desain Penelitian 15

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 15 3.3. Populasi Penelitian 15

3.4. Perkiraan Besar Sampel 15

3.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Penelitian 3.5.1. Kriteria Inklusi 16

3.5.2. Kriteria Eksklusi 16

3.6. Persetujuan/Informed Consent 17

3.7. Etika Penelitian 17

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 17 3.9. Identifikasi Variabel 19

3.10. Definisi Operasional 19

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 21


(9)

Bab 4. Hasil Penelitian 22

Bab 5. Pembahasan 26

Bab 6. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan 33

6.2 Saran 33

Bab 7. Ringkasan 34

Daftar Pustaka 38

Lampiran:

1. Surat Pernyataan Kesediaan 2. Lembar Penjelasan 3. Lembar Kuesioner 4. Lembar Persetujuan Komite Etik 5. Riwayat Hidup


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kriteria diagnosis migren (IHS) 5 Tabel 2.2. Jenis kimiawi dan makanan pencetus migren 9 Tabel 2.3. Diet pencetus dan alternatif makanan 12 Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian 23 Tabel 4.2. Faktor sekunder pancetus migren 24 Tabel 4.3. Jenis makanan pencetus migren 25


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Patofisiologi migren 7

Gambar 2.2. Kerangka konseptual 14

Gambar 3.1. Alur penelitian 18

Gambar 4.1. Profil penelitian 22


(12)

DAFTAR SINGKATAN

AAN : American Academy of Neurology

bb : berat badan

CGRP : calcitonin gene-related peptide CI : confident interval

cm : centi meter

dkk : dan kawan-kawan

gr : gram

HT : Hyroxytryptamine

IHS : International Headache Society

ISPA : Infeksi Saluran Napas Akut

kg : kilogram

mg : milligram

MSG : monosodium glutamat

OMSK : Otitis Media Supuratif Kronis

SD : Standard Deviation

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SP : substance P

SPSS : Statistical Package for Social Science

TNC : trigeminal nerve cortex

USU : Universitas Sumatra Utara US : United State

WHO : World Health Organization


(13)

DAFTAR LAMBANG

α : Kesalahan tipe I

β : Kesalahan tipe II n : Jumlah subjek / sampel P : Proporsi

P1 : Proporsi sembuh untuk kelompok I P2 : Proporsi sembuh untuk kelompok II Q : 1 – P

Q1 : 1 – P1 Q2 : 1 – P2

zα : Deviat baku normal untuk α zβ : Deviat baku normal untuk β

P : Tingkat kemaknaan

x2 : Kai kuadrat > : Lebih besar dari < : Lebih kecil dari

≥ : Lebih besar sama dengan dari ≤ : Lebih kecil sama dengan dari


(14)

ABSTRAK

Latar belakang Migren merupakan masalah yang sering dijumpai pada masyarakat umum khususnya pada remaja, biasanya bersifat kronik dan berulang. Setiap sakit kepala sangat penting dihubungkan dengan diet sebagai faktor pencetus migren. Namun masih sedikit diketahui hubungan diet dengan migren.

Tujuan Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren pada remaja. Metode Suatu penelitian cross sectional dilakukan di Medan, Sumatera Utara pada bulan Agustus sampai September 2009. Subyek adalah anak berusia 13 sampai 18 tahun yang menderita migren sesuai dengan International Headache Society (IHS). Data diperoleh dengan kuesioner dimana 90 responden menyelesaikan kuesioner secara lengkap. Jenis makanan yang diamati adalah susu, coklat, es krim, keju, roti, mie instan, bakso, saus, pemanis buatan, minuman fermentasi, pizza, snack, makanan dan minuman lainnya. Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren digunakan uji kai kuadrat.

Hasil Sebanyak 90 remaja mengikuti penelitian dimana wanita (61.1%) lebih sering mengalami migren dibandingkan laki-laki (38.9%). Secara statistik, terdapat hubungan yang bermakna pada makanan sebagai pencetus migren

P = 0.045 (IK 95% 0.59;0.79) dan riwayat keluarga menderita migren P = 0.043 (IK 95% 0.46;0.66). Faktor pencetus stres P = 0.16, menstruasi P = 0.996, pengaruh cahaya atau suara P = 0.577 tidak berhubungan bermakna terhadap migren. Jenis makanan yang umum mencetuskan migren saus (75%), es krim (71%), susu (71%), mie instan (67.7%), coklat (61%), kacang (59.7%), keju (54.8%), bakso (54.8%).

Kesimpulan Hubungan makanan dan riwayat keluarga yang menderita migren bermakna secara statistik terhadap serangan migren pada remaja. Kata kunci: Migren, makanan pencetus, makanan alternatif


(15)

ABSTRACT

Background Migraine is a common problem worldwide especially in adolescent and is usually chronic with frequent relapses.Therefore, any risk of headaches related to diet has important implications on migraineurs. However, very few are aware of the association between migraine and diet. Objective To study the association of dietary in adolescent migraine.

Methods We conducted a cross sectional study on August until September 2009 in the Darussalam senior high school Medan, North Sumatera. Adolescent were 13 to 18 years old. Participants eligible for the diagnosis of migraine according to International Headache Society (IHS) criteria were included in this study. Ninety respondents completed the questionnaire. The food observed were milk, chocolate, ice cream, cheese, bread, instant noodles, meat ball, sauce, sweetener, yoghurt, pizza, snack, and other foods and beverages.Chi squaretest was used in this study.

Results A total of 90 participants, female had migraine more frequently (61.1%) than male. There were statistically significant association on migraine triggered by foods P = 0.045 (95%CI 0.59;0.79), and family history P = 0.043 (95%CI 0.46;0.66). Stress (P = 0.164), menstruation (P = 0.996), sound or light (P = 0.577) have no significant association with migraine. A wide variety of food and beverages had been implicated as migraine precipitants, the most common were sauce (75%), ice cream (71%), milk (71%), instant noodles (67.7%), chocolate (61%), peanuts (59.7%), cheese (54.8%) and meat ball (54.8%).

Conclusion Food and family history of migraine had a significant association with the occurence of migraine in adolescents.

Key words: Migraine, food trigger, alternative foods


(16)

ABSTRAK

Latar belakang Migren merupakan masalah yang sering dijumpai pada masyarakat umum khususnya pada remaja, biasanya bersifat kronik dan berulang. Setiap sakit kepala sangat penting dihubungkan dengan diet sebagai faktor pencetus migren. Namun masih sedikit diketahui hubungan diet dengan migren.

Tujuan Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren pada remaja. Metode Suatu penelitian cross sectional dilakukan di Medan, Sumatera Utara pada bulan Agustus sampai September 2009. Subyek adalah anak berusia 13 sampai 18 tahun yang menderita migren sesuai dengan International Headache Society (IHS). Data diperoleh dengan kuesioner dimana 90 responden menyelesaikan kuesioner secara lengkap. Jenis makanan yang diamati adalah susu, coklat, es krim, keju, roti, mie instan, bakso, saus, pemanis buatan, minuman fermentasi, pizza, snack, makanan dan minuman lainnya. Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren digunakan uji kai kuadrat.

Hasil Sebanyak 90 remaja mengikuti penelitian dimana wanita (61.1%) lebih sering mengalami migren dibandingkan laki-laki (38.9%). Secara statistik, terdapat hubungan yang bermakna pada makanan sebagai pencetus migren

P = 0.045 (IK 95% 0.59;0.79) dan riwayat keluarga menderita migren P = 0.043 (IK 95% 0.46;0.66). Faktor pencetus stres P = 0.16, menstruasi P = 0.996, pengaruh cahaya atau suara P = 0.577 tidak berhubungan bermakna terhadap migren. Jenis makanan yang umum mencetuskan migren saus (75%), es krim (71%), susu (71%), mie instan (67.7%), coklat (61%), kacang (59.7%), keju (54.8%), bakso (54.8%).

Kesimpulan Hubungan makanan dan riwayat keluarga yang menderita migren bermakna secara statistik terhadap serangan migren pada remaja. Kata kunci: Migren, makanan pencetus, makanan alternatif


(17)

ABSTRACT

Background Migraine is a common problem worldwide especially in adolescent and is usually chronic with frequent relapses.Therefore, any risk of headaches related to diet has important implications on migraineurs. However, very few are aware of the association between migraine and diet. Objective To study the association of dietary in adolescent migraine.

Methods We conducted a cross sectional study on August until September 2009 in the Darussalam senior high school Medan, North Sumatera. Adolescent were 13 to 18 years old. Participants eligible for the diagnosis of migraine according to International Headache Society (IHS) criteria were included in this study. Ninety respondents completed the questionnaire. The food observed were milk, chocolate, ice cream, cheese, bread, instant noodles, meat ball, sauce, sweetener, yoghurt, pizza, snack, and other foods and beverages.Chi squaretest was used in this study.

Results A total of 90 participants, female had migraine more frequently (61.1%) than male. There were statistically significant association on migraine triggered by foods P = 0.045 (95%CI 0.59;0.79), and family history P = 0.043 (95%CI 0.46;0.66). Stress (P = 0.164), menstruation (P = 0.996), sound or light (P = 0.577) have no significant association with migraine. A wide variety of food and beverages had been implicated as migraine precipitants, the most common were sauce (75%), ice cream (71%), milk (71%), instant noodles (67.7%), chocolate (61%), peanuts (59.7%), cheese (54.8%) and meat ball (54.8%).

Conclusion Food and family history of migraine had a significant association with the occurence of migraine in adolescents.

Key words: Migraine, food trigger, alternative foods


(18)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sakit kepala migren umumnya sering terjadi pada anak dan meningkat menjelang usia remaja.1 Sakit kepala migren dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kepribadian, kepandaian, hubungan interpersonal dan berpengaruh juga terhadap kehadiran di sekolah.2-4 Migren pada remaja merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian yang besar.3,4

Di Amerika Serikat prevalensi migren pada anak meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan dewasa yaitu sekitar 25% sampai 40%.2 Diperkirakan nyeri kepala tersebut terjadi hingga 75% pada anak remaja dan 25% pada anak yang lebih muda.4

Penyebab peningkatan serangan migren belum diketahui. Diet berperan penting sebagai pencetus sakit kepala pada anak dan remaja yang menderita migren. Beberapa makanan, minuman yang mengandung zat aditif (tambahan) yang sering dikonsumsi oleh remaja sebagai pencetus migren. Makanan dan minuman tersebut seperti keju, coklat, buah sitrus, hot dog, monosodium glutamate (MSG), aspartam, makanan berlemak, es krim, ketagihan kafein, minuman alkohol, dan minuman ringan (soft drink). Soft drink merupakan penyebab utama yang signifikan dari serangan migren pada remaja saat ini.2


(19)

2

Penelitian di London mendapatkan bahwa setelah dilakukan intervensi selama satu sampai dua bulan berturut-turut dengan diet makanan pencetus migren dengan hasil sangat menguntungkan sekitar 30% sampai 40%.5 Penelitian lain sekitar 7% sampai 44% dilaporkan bahwa makanan atau minuman tertentu dapat mencetuskan migren. Diet yang ketat dari makanan dan minuman yang dapat mencetuskan migren masih kontroversi. Penghindaran diet berlebihan dan menetap sangat tidak disukai pada remaja. Pendekatan yang baik dengan meninjau kembali daftar makanan tertentu yang diyakini berhubungan dengan migren.6

Diperkirakan lebih dari 60% penderita migren yang diperkenalkan kembali pada makanan yang dicurigai sebagai pencetus migren, mengalami kekambuhan berulang serangan migren. Pengamatan ini menunjukan bahwa faktor makanan berperan penting sebagai pencetus serangan migren. Selain obat-obatan, pengaturan diet dengan cara menghindari makanan tertentu yang mencetuskan migren merupakan pengobatan yang efektif dan potensial untuk serangan migren.5

Beberapa faktor yang mempengaruhi migren yaitu faktor lingkungan, stres, genetik, menstruasi dan diet (keju, coklat, kopi, aspartam dalam makanan dan minuman, MSG) masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Hal ini diperlukan juga untuk evaluasi diagnostik.1,2 Tidak mengherankan bahwa perhatian terhadap diet sebagai faktor pencetus migren sering terabaikan,


(20)

3

karena penderita lebih memilih pengobatan dengan berbagai obat-obatan tanpa memikirkan efek samping dari obat tersebut.2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian: Apakah ada hubungan makanan terhadap migren pada remaja?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan makanan terhadap migren pada remaja 1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren pada remaja

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan mengenai adanya pengaruh faktor makanan terhadap pencetus serangan migren sehingga meningkatkan kewaspadaan dalam mendeteksi dini terhadap serangan migren

1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat: meningkatkan pelayanan kesehatan anak terhadap makanan yang bisa mencetuskan serangan migren 1.5.3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan mengenai


(21)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Kriteria Diagnosis Migren

Sakit kepala merupakan keluhan yang sangat umum pada anak.6 Sakit kepala termasuk migren adalah alasan yang paling sering pada anak dan keluarga untuk mencari pengobatan sebagai perawatan awal dengan mendatangi unit gawat darurat ataupun pergi ke dokter subspesialis.7 Migren adalah suatu sindroma neurovaskular dengan karakteristik berupa serangan sakit kepala berulang yang berhubungan dengan fotofobia, mual dan muntah.8 Jika sakit kepala berulang, anak dan orang tua menjadi khawatir dan tertarik mencari penyebab sakit kepala serta mencari pertolongan atau bantuan pengobatan. Hal ini juga orang tua memastikan kebenaran penyakitnya tidak mengancam nyawa.7

Migren dibagi dalam dua kelompok yaitu migren tanpa aura (migren umum) dan migren dengan aura (migren klasik) yang didahului oleh episode aura visual atau aura sensoris selama 15 sampai 20 menit.8 Kriteria diagnostik untuk migren telah dikembangkan dan diadaptasikan untuk anak dan remaja sesuai dengan Internasional Headache Society [IHS], 2004 (Tabel 2.1)


(22)

5

4

Tabel 2.1. Kriteria diagnostik serangan migren untuk masyarakat internasional 7,9

I. Migren tanpa aura

Minimal lima serangan yang memenuhi kriteria A sampai D: A. Serangan sakit kepala yang berlangsung 4 sampai 72 jam B. Sakit kepala memiliki minimal dua dari karakteristik berikut: 1. Lokasi unilateral

2. Kualitas denyutan

3. Intensitas nyeri sedang hingga berat

4. Memberat oleh ataupun menyebabkan penghindaran aktivitas fisik rutin (misalnya berjalan atau naik tangga)

C. Selama sakit kepala minimal salah satu dari berikut: 1. Mual dan/atau muntah

2. Fotofobia dan fonofobia

D. Tidak berhubungan dengan gangguan lain

II. Migren dengan aura

Ada 6 sub bentuk migren dengan aura, yang masing-masing memiliki kriteria spesifik Kriteria untuk subbagian yang paling umum, termasuk aura dengan sakit kepala migren Subbagian lainnya terdapat dalam daftar di bawah ini:

Subbagian: Tipikal aura dengan sakit kepala migren

Minimal dua serangan yang memenuhi kriteria A sampai D:

A. Aura didapati minimal salah satu yang berikut namun tidak ada kelemahan motor: a. Gejala visual sepenuhnya berulang positif (misalnya: cahaya yang berkedip, bintik-

bintik, garis) dan/atau gambaran negatif (misalnya: hilang pandangan)

b. Gejala sensoris yang sepenuhnya berulang positif (misalnya: peniti dan jarum) dan/atau gambaran negatif (misalnya: kelumpuhan)

c. Gangguan percakapan disphasik yang bisa berulang B. Minimal dua dari yang berikut:

a. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral

b. Minimal satu gejala aura berkembang secara bertahap lebih > 5 menit dan/atau gejala aura yang berbeda terjadi secara berurutan selama lebih > 5 menit

c. Setiap gejala timbul > 5 menit dan < 60 menit

C. Sakit kepala yang memenuhi kriteria A sampai D untuk migren tanpa aura dimulai selama aura atau setelah aura dalam waktu 60 menit

D. Tidak berhubungan dengan gangguan lain *variasi migren tanpa aura pada anak:

- Serangan bisa berlangsung 1 sampai 72 jam

- Nyeri pada umumnya bilateral pada anak usia muda, pola nyeri bersifat unilateral pada usia dewasa biasanya mulai awal remaja atau akhir remaja

- Nyeri biasanya di frontotemporal; sakit kepala pada bagian ocipital pada anak, baik uniilateral maupu bilateral, jarang disangkakan ada luka struktural

- Fotofobia dan fonofobia bisa dijumpai pada remaja non-verbal melalui pengamatan perilakunya, seperti menutup mata atau telinga, atau mencari ruangan gelap dan/atau yang nyaman.


(23)

6

2.2. Patofisiologi Migren

Pemicu kimia dapat menstimulasi neuroreseptor yang mengakibatkan pelepasan neurotransmiter. Neurotransmiter dapat mempengaruhi langsung terhadap neuron pada jalur migren trigeminovaskular sehingga melepaskan

substance P (SP), calcitonin gene-related peptide (CGRP) dan neurokinin yang di aktifkan dari berbagai pencetus.8,10,11 Patogenesis migren ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.8 Substance P berhubungan dengan vasodilatasi, degranulasi mast cell, peningkatan permeabilitas dan edema meningeal. Secara bersamaan terjadi pembentukan fenomena yang disebut peradangan neurogenik. Aktivitas ganglia trigeminal yang berlebihan dan peradangan pada neurovaskular dari meningeal menyebabkan serangan migren.8,10,11

Hubungan aura dan komponen serangan migren merupakan dasar mekanisme aksi potensial terhadap diet pencetus. Fase primer adalah neuronal dengan depolarisasi neuron kortikal dan sensitisasi ganglia saraf trigeminal. Fase sekunder merupakan vasokonstriksi, vasodilatasi dan peradangan vaskular yang diperantarai oleh neurotransmiter kimia khususnya reseptor serotonin.2,10,11 Adanya hubungan migren dengan vasokonstriksi arteri intrakranial pada awal, yang menimbulkan aliran darah menurun ke korteks visual, kemudian diikuti periode vasodilatasi ekstrakranial.2,8 Bagian terdekat dengan inervasi trigeminal dari pembuluh serebral, duramater dan kulit kepala menunjukan lokasi dari serangan migren.2,8,11


(24)

7

Pencetus diet mempengaruhi patofisiologi fase proses serangan migren dengan terjadinya pelepasan serotonin dan norepinefrin. Hal ini mengakibatkan vasokonstriksi atau vasodilatasi maupun dengan stimulasi langsung ganglia trigeminal, talamus, batang otak dan jalur neuronal korteks.2,10 Mekanisme potensial dan mediator kimia dari pemicu ini mengakibatkan beberapa reaksi. Reaksi tersebut yaitu pelepasan norepineprin yang diperantarai oleh tyramin dan phenylethylamine, pelepasan nitritoksida oleh nitrat dan nitrit serta pengaruh histamin dan reseptor glutamat oleh histamin dan MSG. Pemicu kimia ini menstimulasi neuroreseptor mengakibatkan pelepasan neurotransmiter atau pengaruh langsung terhadap neuron dalam jalur migren trigeminovaskular.2,11

Gambar 2.1. Neuron trigeminovaskular yang respon terhadap berbagai pemicu mengakibatkan

pelepasan substan P (SP) dan calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang menyebabkan vasodilatasi, perubahan permeabilitas vaskular dan edema pada meningeal. Pelepasan trigeminal yang berlebihan seperti pada aktivitas yang berbeda dari biasanya, dimana struktur anatomi yang terlibat menyebabkan respon nyeri pada migren 8


(25)

8

2.3. Diet Pemicu dan Mekanisme Migren

Selain dari makanan dan minuman tertentu, hal lain yang merupakan faktor yang diketahui sebagai pencetus serangan migren adalah stres, kelelahan, kurang tidur, lampu yang terlalu terang, trauma kepala, infeksi, menstruasi dan kontrasepsi.2,12 Anak dan remaja, sering menghubungkan sakit kepala dengan stres. Pengamatan tentang peranan diet pada migren merupakan hal yang kompleks, oleh karena berbagai macam pencetus dan faktor tertentu bisa mengubah ambang nyeri seseorang.11-13

Pada hasil penelitian yang berbasis klinis, prevalensi pencetus makanan didapatkan sekitar 18% sampai 30%.14 Berberapa makanan sebagai pencetus migren yang paling umum yaitu coklat, keju, buah sitrus dan minuman beralkohol.12 Pada penelitian terhadap 500 penderita migren dimana yang sensitif makanan setelah menerima kuesioner, didapati coklat (75%) sebagai pencetus, keju (48%), jeruk sangkis (30%) dan minuman beralkohol (25%). Pada remaja yang sering mencetuskan serangan migren adalah keju, coklat, dan jeruk sangkis.2 Suatu penelitian cross sectional

melaporkan rerata penderita migren berhubungan secara bermakna dengan makanan sebagai pencetus serangan migren dibandingkan dengan pencetus lain.2,15 Tabel 2.2. menunjukan daftar jenis makanan potensial yang telah


(26)

dilaporkan sebagai pencetus serangan migren dan unsur kimia yang terkandung dalam mekanisme serangan.2,16,17 9

Tabel 2.2. Jenis kimiawi dan makanan pencetus migren 2,16,17

Makanan Pemicu Kimia Pemicu

- Keju Tiramin

- Coklat Peniletilamin,theobromin

- Buah sitrus Phenolik amin, oktopamin

- Hot dog, babi, daging pengawet Nitrit, nitritoxid

- Produk susu, probiotik Alergi protein (kasein dll)*

- Lemak dan makanan goreng Linolenik and asam lamak jenuh

- Makanan bekuan, makanan ringan Monosadium glutamat

- Kopi, teh, cola Kafein, tergantungan kafein

- Makanan kaleng Tartrazin, sulfites

- Pemanis buatan Aspartam

- Minuman anggur, bir Histamin, tiramine, sulfit

- Puasa Hormon pemicu stres, hipoglikemi

* Es krim menyebabkan sakit kepala, karena efek dingin yang timbulkan sehingga terjadi refleks vasokonstriksi

Serangan migren terjadi setelah mengkonsumsi keju, dimana kandungan tiramin yang tinggi dari keju bersama dengan konjugasi enzim dan monoamin oksidase yang diserap dari usus ke dalam sirkulasi. Pengaruh vasokonstriktor bisa timbul dengan pelepasan norepineprin dari ujung saraf simpatis.17 Suatu studi klinis yang pertama melaporkan hubungan migren dengan tiramin (125 mg) didapatkan sekitar 80% pencetusnya tiramin sedangkan plasebo hanya 8% pada migren.18

Unsur coklat yang terlibat dalam mekanisme migren yang dipicu oleh diet meliputi phenylethylamine, theobromine, kafein dan katekin.

Phenylethylamine merupakan biogenik amino yang dimetabolisme oleh enzim


(27)

monoamino oksidase, theobromine dan kafein merupakan methilxantin dan katekin adalah senyawa phenolik. Kimia ini memulai reaksi terhadap nyeri kepala dengan perubahan aliran darah serebral dan pelepasan norepinefrin dari sel saraf simpatis.2,17 Suatu uji klinis acak tersamar ganda yang menilai klinis migren didapati coklat sebagai pencetus serangan migren pada remaja.19 Studi lain pada anak juga menunjukan adanya hubungan antara coklat dengan migren yaitu dengan menghidari diet ”oligoantigenik” yang diikuti dengan pengenalan kembali satu atau lebih jenis makanan tertentu. Suatu penelitian dari 99 penderita migren, didapatkan 82 penderita respon terhadap diet coklat dan 30% dari 82 penderita tidak respon terhadap serangan migren yang dicetuskan coklat.20

10

Kafein dikonsumsi secara reguler dalam jumlah yang banyak dan penghentian secara mendadak bisa menimbulkan migren dan juga dapat memperberat migren. Sakit kepala dimulai 24 sampai 48 jam setelah menghentikan kafein dan berlangsung selama 1 sampai 6 hari. Kafein yang terkandung dalam minuman bervariasi mulai dari 150 mg dalam 5 gelas kecil kopi, 35 mg dalam kaleng cola. Vasokonstriksi serebral selama asupan kafein diikuti oleh vasodilatasi rebound dan aliran darah arterial yang meningkat bila kafein dihentikan.17,21

Monosodium glutamate yang ditambahkan pada makanan khususnya makanan harian sebagai penyedap rasa atau aroma, umumnya ditambahkan pada makanan bekuan seperti: sop kaleng, ikan kaleng, mayones salad,


(28)

daging olahan, saus dan makanan ringan (snack). Monosodium glutamate merupakan vasokonstriktor yang potensial di dasar pembuluh darah yang menyebabkan timbulnya gejala. Munculnya gejala sekitar 15 sampai 60 menit setelah mengkonsumsi MSG sewaktu perut kosong.2,17,22

11

Suatu penelitian di Amerika Serikat yang berjudul ”Teen Tipplers” melaporkan anak yang berusia 12 sampai 17 tahun didapati 25% mengkonsumsi alkohol yang menyebabkan serangan migren seperti anggur, bir atau minuman keras lainnya.2 Pada anak dan remaja yang mengalami migren berulang dimana alkohol merupakan penyebab yang potensial. Alkohol menyebabkan sakit kepala dengan berbagai mekanisme: tiramin melepasan norepinephrin, histamin melepaskan nitritoksid dari endotelium vaskular dan flavonoid dengan melepaskan serotonin dari platelet.23

Makanan berlemak terutama asam linoleik dan asam oleik juga melibatkan mekanisme serangan migren. Peningkatan yang signifikan pada tingkat asam lemak bebas dalam darah dan lipid darah terjadi secara simultan dengan agregabilitas platelet, penurunan serotonin dari platelet

dengan pengaruh yang bervariasi terhadap pembuluh darah serebral khususnya vasodilatasi.2,17

Es krim ataupun makanan bekuan lainnya, bisa menyebabkan serangan migren. Nyeri bisa terlokalisir di dahi ataupun di belakang mata. Masuknya stimulus dingin dari mulut ataupun kerongkongan bisa mengakibatkan refleks penyempitan pembuluh darah sekitar kepala yang


(29)

menimbulkan terjadinya nyeri kepala pada individu yang mengalami migren.2,17,24 Beberapa jenis makanan dan minuman sebagai pencetus migren yang harus dihindari serta alternatif makanan dan minuman yang relatif aman (Tabel 2.3). 2,17

12

Tabel 2.3. Diet pencetus dan alternatif yang aman untuk penderita yang sensitif terhadap migren 2,17

Makanan yang dibatasi atau hindari Pilihan makanan yang aman

Susu : keju olahan atau murni,susu kental, Keju rendah lemak, susu rendah

es krim lemak.

Roti : sourdough, roti gandum Jenis nasi, kentang, pasta

Daging : daging siap saji atau kaleng, Daging lembu, ayam, ikan hot dog, daging goreng, sosis

Sayuran : buncis, arcis, tomat, kacang polong Brokoli, kol, bunga kol

buah zaitun

Sop : sop kaleng, sop dengan MSG Sop buatan sendiri, air daging

Buah : sitrus, ara, buah frambus Pisang, apel

Makanan penutup : coklat, permen hitam Serbat, kue, agar-agar

Snack : makan malam, pizza, kacang, selai, Permen keras, jeli, sele, madu saus kecap, keripik

Minuman : anggur merah, bir, sulfites, aspartan, Jus, cola tanpa kafein, gula,

kafein yang berlebihan kopi tanpa kafein

Penelitian uji klinis acak tersamar ganda skala besar melaporkan bahwa diet penghindaran makanan terhadap 88 remaja yang sering migren diobati dengan diet oligoantigenik (rendah lemak) serta menghindari makanan tertentu, didapatkan 52% yang respon dan bebas dari migren. Jenis makanan yang dimakan oleh penderita migren sebaiknya terbuat dari daging (domba ataupun ayam), tepung (kentang atau beras), buah-buahan (pisang, pear atau apel), sayuran (brokoli, bunga kol), air mineral dan suplemen vitamin.17,25


(30)

Sebelum menghindari makanan tertentu yang dapat mencetus migren, terlebih dahulu memperhatikan dan mengidentifikasi jenis makanan yang dimakan sebelum tejadi serangan migren. Pengaturan diet yang seimbang sangat penting dengan menghindari jenis makanan tertentu serta puasa juga diperlukan untuk mencegah serangan migren. Pencegahan sakit kepala yang efektif adalah dengan menghindari faktor pencetus dari pada pemberian pengobatan profilaksis jangka panjang dengan risiko mendapatkan efek samping yang buruk.2

13


(31)

14

2.5. Kerangka Konseptual 2.5. Kerangka Konseptual

Keterangan gambar: Keterangan gambar:

Hal yang diteliti Hal yang diteliti

- Keju - Es krim

- Coklat - Hot dog

- Kafein - Minuman soda

- Buah sitrus - makanan siap saji

Faktor

Norepinefrin Diet Stres

Genetik Menstruasi Lingk.aktivitas

Ganglia trigerminal

Jalur neuronal kortikal Vaso

konstriksi Stem otak Fase primer Talamus Fase sekunder Vaso dilatasi Peradangan vaskular Serotonin Kortek Migren Faktor -Infeksi -Tumor -Hidrosephalus -Trauma kepala -Epilepsi

Gambar 2.2. Kerangka konseptual


(32)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian cross sectional digunakan untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren pada remaja

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Penelitian dilakukan di SLTP dan SLTA Darusallam Kotamadya Medan Propinsi Sumatera Utara

3.2.2. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai September 2009

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target adalah remaja yang mengalami serangan migren yang ditetapkan berdasarkan anamnesis yang mendasarinya. Populasi terjangkau adalah populasi target yang berusia 13 tahun sampai 18 tahun di SLTP dan SLTA di Kotamadya Medan Propinsi Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

3.4. Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel tunggal untuk uji hipotesis estimasi proporsi suatu populasi, yaitu:26


(33)

15 n = Zα2PQ

d2 n = jumlah subjek

Zα = deviat baku normal untuk α = 1,96 P = proporsi = 16% = 0,161

Q = 1 - P = 1 - 0,16 = 0,84

d = perbedaan hasil yang diamati = 10% = 0,1

Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat jumlah sampel sebanyak 52 orang

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi

3.5.1.1. Anak usia 13 sampai 18 tahun

3.5.1.2. Memenuhi kriteria migren sesuai Internasional Headache Society (IHS)

3.5.1.3. Bersedia mengisi kuesioner secara lengkap 3.5.1.4. Mendapat izin orang tua secara tertulis 3.5.2. Kriteria Eksklusi

3.5.2.1. Nyeri kepala kronik setiap hari

3.5.2.1. Terdapat gangguan medis (sinusitis, polip hidung, ISPA,


(34)

OMSK), neurologi (epilepsi)

17

3.6. Persetujuan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi penyakit yang dialami dan efek yang ditimbulkan dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kepribadian, hubungan interpersonal serta kehadiran disekolah, bila tidak dihindari dimana faktor pencetusnya berupa makanan tertentu sangat berhubungan dengan pencetus migren

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 3.8.1. Cara kerja

3.8.1.1. Data dasar diperoleh dari wawancara dan kuesioner

3.8.1.2. Pasien yang memenuhi kriteria diagnostik migren dilakukan pemeriksaan fisik dan neurologis untuk menyingkirkan kriteria eksklusi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh peneliti dan dokter spesialis konsultan neurologi anak yang sudah diberi


(35)

penjelasan (informed consent) sebelumnya dan bersedia mengisi kuesioner

3.8.1.3. Setiap anak diberi kuesioner mengenai jenis makanan yang dapat mencetuskan migren.

18

3.8.1.4. Peneliti dan dokter spesialis neurologi anak menilai faktor makanan yang dapat mencetuskan serangan migren

3.8.1.5. Data dimasukkan dalam tabel dan kemudian dianalisis lebih lanjut

3.8.2. Pengolahan dan analisis data Alur penelitian:

Pelajar SLTP/SLTA berusia 13-18 tahun

Kriteria international headache society diagnostic criteria for migraine headaches

Pemeriksaan fisik

Kuesioner

Penilaian:

- Faktor makanan - Bukan faktor makanan


(36)

Gambar 3.1. Alur penelitian

19

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Jenis makanan nominal dikotom - Pencetus migren

- Bukan pencetus migren

Variabel tergantung Skala Migren nominal

3.10. Definisi Operasional

3.10.1. Remaja adalah anak yang telah mencapai umur 13 sampai 18 tahun untuk anak perempuan dan 13 sampai 20 tahun untuk anak laki-laki.2

3.10.1. Makanan tertentu atau makanan pemicu serangan migren adalah keju, coklat, jeruk sangkis, snack, seafood, daging pengawet, produk susu, es krim, kopi, teh, minuman cola,


(37)

pemanis buatan, minuman anggur, alkohol, makanan dan minuman ringan.2

3.10.3. Nyeri kepala migren adalah suatu sindroma neurovaskular dengan karakteristik berupa serangan sakit kepala berulang yang berhubungan dengan fotofobia, mual dan muntah.9

3.10.4. Fonofobia adalah takut pada suara-suara tertentu.3

3.10.5. Fotofobia adalah kepekaan abnormal terhadap cahaya.3 20

3.10.6. Aura adalah perasaan atau gejala neurologik fokal yang mendahului serangan migren.10

3.10.7. Aura visual adalah berupa fotopsia (sensasi kilatan cahaya) atau skotoma (hilangnya sebagian lapangan pandangan). Paling khas pada migren ialah teichopsia (suatu sensasi penglihatan berupa pola-pola geometrik yang dimulai/muncul dari titik fiksasi pandangan, kemudian menyebar ke seluruh lapangan pandangan dengan pola zig-zag atau berkilat) atau cahaya berwarna yang berkelap-kelip (scintillating).7,9

3.10.8. Aura sensoris adalah dialami sebagai parestesia (kesemutan) lengan dan wajah.7,9

3.10.9. Sinusitis adalah adanya pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan yang menunjukkan sinusitis maksila.3


(38)

3.10.10. Polip hidung adalah masa yang lunak, berwarna putih atau kebiruan yang terdapat di dalam rongga hidung.3

3.10.11. ISPA adalah hidung tersumbat, sputum berlebihan dan rabas hidung (pilek).3

3.10.12. OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar di liang telinga luar terus menerus atau hilang timbul.3

21

3.10.11. Epilepsi adalah anamnesis di dapatkan adanya riwayat kejang-kejang dengan berbuih mulut dan setelah itu sadar.4

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah, dianalisis, dan disajikan dengan menggunakan program komputer (SPSS for Windows 15.0, Microsoft Excell tahun 2003). Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren digunakan uji kai kuadrat. Interval kepercayaan (IK) yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan P < 0.05.


(39)

BAB 4. HASIL

Dilakukan skrining untuk mencari penderita migren pada 2 sekolah, yaitu SLTP dan SLTA Darusallam di Medan, Sumatera Utara. Dari 200 remaja yang diskrining, terdapat 150 remaja dengan nyeri kepala berulang; 100 remaja yang menderita migren sesuai kriteria HIS, namun hanya 90 orang yang bersedia mengikuti penelitian. 5 orang menolak ikut penelitian, 1 orang menderita sinusitis, 4 orang menderita ISPA. Setiap remaja penderita migren diberi kuesioner tentang jenis makanan yang dapat mencetuskan migren. Seluruh sampel penelitian mengisi kuesioner penelitian secara lengkap. Profil penelitian terlihat pada Gambar 4.1.

Pelajar SLTP/SLTA (N=200)

150 orang nyeri kepala berulang

100 orang migren sesuai kriteria IHS

5 orang menolak ikut penelitian 1 orang sinusitis

4 orang ISPA

90 orang

Kuesioner

- Faktor makanan - Bukan faktor makanan

Gambar 4.1. Profil penelitian

22


(40)

23

Tabel 4.1 dari karakteristik sampel penelitian memperlihatkan rentang umur 13 sampai 13.9 tahun merupakan kelompok yang terbanyak mengalami serangan migren yaitu 35 orang (38.9%). Sedangkan yang paling sedikit pada usia di atas 15 tahun sebanyak 2 orang (2.2%). Wanita lebih banyak mengalami migren sebanyak 55 orang (61.1%) dibanding pria 35 orang (38.9%). Berat badan rerata 38.5 kg, tinggi badan rerata 153.4 cm.

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik N=90 (%)

Umur (tahun), n (%) 12 - 12.9 13 - 13.9 14 – 14.9 ≥ 15

Jenis kelamin, n (%) Wanita

Pria Berat badan (kg), mean (SD)

Tinggi badan (cm), mean (SD)

29 (32.2) 35 (38.8) 24 (26.7) 2 (2.2) 55 (61.1) 35 (38.9) 38.5 (6.86) 153.4 (8.98)

Tabel 4.2 menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada hubungan makanan terhadap serangan migren (68% vs 31.1%; P = 0.045) dan riwayat keluarga menderita migren (55.6% vs 44.4%; P = 0.043). Pada faktor pencetus migren yang lain seperti stres, menstruasi, dan tidak tahan cahaya ataupun suara (lingkungan) tidak dijumpai hubungan yang bermakna.


(41)

24

Tabel 4.2. Faktor sekunder pencetus migren

Faktor sekunder Ya (%) Tidak (%) P Makanan

Riwayat keluarga migren Stres

Menstruasi Tidak tahan cahaya/suara (lingkungan) 62 (68.9) 50 (55.6) 19 (21.1) 17 (18.9) 36 (40)

28 (31.1) 0.59;0.79

40 (44.4) 0.46;0.66 71 (18.9) 0.13;0.29 73 (81.1) 0.11;0.27 54 (60) 0.30;0.50

0.045 0.043 0.164 0.996 0.577 N=90 IK 95%

P < 0.05

Tabel 4.3 menunjukkan jenis makanan pencetus migren. Makanan terbanyak mencetuskan migren adalah saus dan diikuti oleh jenis makanan lain.


(42)

25

Tabel 4.3. Jenis makanan pencetus migren

Makanan

Ya ( %) Tidak (%)

Saus Es krim Susu Mie instan Coklat Kacang tanah Seafood Minuman kaleng Bakso Keju Pizza Minuman fermentasi Minuman cola Donat Anggur Snack Danging kambing Sosis Penyedap Pemanis buatan 47 (75.8) 44 (71.0) 42 (67.7) 42 (67.7) 38 (61.3) 37 (59.7) 36 (58.0) 34 (54.8) 34 (54.8) 34 (54.8) 34 (54.8) 34 (54.8) 33 (53.2) 33 (53.2) 32 (51.6) 31 (50.0) 30 (48.4) 30 (48.4) 30 (48.4) 27 (43.5) 15 (24.2) 18 (29.0) 20 (32.3) 20 (32.2) 24 (38.7) 25 (40.3) 26 (41.9) 28 (45.2) 28 (45.2) 28 (45.2) 28 (45.2) 28 (45.2) 29 (46.8) 29 (46.8) 30 (48.4) 31 (50.0) 32 (51.6) 32 (51.6) 32 (51.6) 35 (56.5) N=62


(43)

BAB 5. PEMBAHASAN

Anak yang menderita migren adalah suatu masalah yang sering menarik perhatian.28 Hanya sedikit informasi mengenai terapi preventif serangan migren pada anak dan remaja.2,28 Langkah pertama untuk mencari penderita migren adalah dengan melakukan skrining, karena sekitar 50% anak dan keluarga penderita migren yang datang ke unit gawat darurat ataupun ke dokter untuk berobat.7,29 Suatu skrining prevalensi anak sekolah usia 3 sampai 7 tahun mendapatkan migren 1.2% sampai 3.2% lebih banyak wanita, usia 7 sampai 11 tahun (4% sampai 11%) pria sama dengan wanita, sedangkan usia 15 tahun (8% sampai 23%) wanita lebih banyak dari pria.6

Prevalensi migren pada remaja tiga kali lipat pada wanita dibanding pria, sedangkan pada anak prevalensi wanita sama dengan pria. Hal ini disebabkan karena wanita sangat berhubungan dengan faktor hormonal, ketidaksesuaian pada masa pubertas ketika wanita mulai menstruasi oleh karena hormonal yang naik turun tidak stabil.30

Diperkirakan penderita migren pada anak 3% sampai 7% dan sekitar 16% anak yang berobat ke dokter dengan keluhan nyeri kepala sebelah.

Pada penelitian lain dikatakan usia 6 tahun sekitar 25% anak penderita migren, usia 6 sampai 10 tahun sekitar 60%. Semakin muda usia terjadi serangan migren semakin sulit mengevaluasi gejala klinis. Anak pria lebih sering pada usia 11 sampai 14 tahun sedangkan anak wanita mencapai

26


(44)

27

puncak pada usia di atas 12 tahun.31 Penelitian di Amerika Serikat tentang hubungan usia dengan migren mendapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada usia dengan jenis kelamin.32

Pada penelitian kami mendapatkan usia puncak terbanyak yaitu remaja berusia 13 sampai 13.9 tahun (38.8%). Prevalensi yang mengalami migren pada remaja wanita lebih besar (61.1%) dibandingkan dengan remaja pria (38.9%).

Penyebab migren secara umum tidak diketahui, dan hanya sedikit diketahui faktor risiko timbulnya migren pada anak, namun faktor genetik dan faktor diet diduga cukup berperan. Beberapa faktor yang dapat mencetuskan serangan migren pada anak dan remaja penderita migren termasuk menstruasi pada wanita, stres, lingkungan dan faktor diet seperti coklat, kopi dan lain-lain.33,34 Penelitian secara klinis mendapatkan faktor pencetus makanan sering terjadi pada penderita migren.35

Faktor pencetus migren umumnya pada wanita disebabkan oleh menstruasi. Persentase wanita migren yang berhubungan dengan menstruasi lebih dari 60% dan telah dicoba terapi migren dengan menggunakan bermacam obat hormonal, ternyata tidak berhasil.36 Penelitian di Brazil dari 200 penderita migren, terdapat 53% disebabkan faktor hormonal selama premenstruasi yang merupakan faktor tersering sebagai pencetus migren. Penelitian lain menyatakan bahwa faktor hormonal wanita berperan penting sebagai pencetus migren yaitu selama premenstruasi (26%) dan menstruasi


(45)

28

(24.5%).37 Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian kami mendapatkan bahwa menstruasi bukan pencetus migren (P = 0.996; Tabel 4.2).

Standar klinis yang dianjurkan untuk terapi penderita serangan migren berulang yaitu dengan cara menghindari faktor pencetus sakit kepala.38,39 Ada dua cara yang harus dihindari yaitu: pertama berdasarkan data empiris dari beberapa literatur yang dianjurkan, kedua membuat strategi untuk menghindari sakit kepala berulang, stres dan ketakutan.38 Penelitian lain mendapatkan, umumnya stres pada remaja dapat mencetuskan migren. Stres pada masa anak dan remaja biasanya disebabkan oleh salah satu faktor berikut: konflik keluarga, ketakutan, diejek teman, sering dimarahi dan problem pelajaran sekolah.40

Penelitian di Austria mendapatkan, umumnya faktor pencetus pada penderita migren yaitu pengaruh lingkungan atau cuaca (82.5%), stres (66.7%) dan relaksasi setelah stres (50%). Sebagian besar faktor pencetus umumnya menyebabkan migren namun tidak bersifat menetap.35 Penelitian di Brazil didapati kedua faktor pencetus migren yang signifikan terhadap faktor lingkungan (68%) dan faktor stres (65%).37 Penelitian di London dari lima faktor pencetus migren secara umum yang diteliti yaitu makanan, alkohol, stres, kelelahan dan lingkungan (visual trigger) didapati hasil yang signifikan pada rangsangan visual yang berhubungan dengan lingkungan terhadap migren.41 Berbeda dengan penelitian tersebut diatas, pada


(46)

29

penelitian kami mendapatkan bahwa stres dan lingkungan keduanya bukan faktor pencetus migren (masing-masing P = 0.164 dan P = 0.577; Tabel 4.2).

Faktor hormonal dan genetik juga memegang peranan sebagai pencetus migren.37 Sebuah penelitian di Amerika Serikat tentang faktor pencetus atau penyebab serangan migren didapatkan adanya perbedaan yang bermakna pada penderita migren yang mempunyai riwayat keluarga sebesar 67% sampai 100% (P = 0.001).42 Pada penelitian kami didapatkan hasil yang sama yaitu terdapat hubungan yang bermakna pada penderita migren yang mempunyai riwayat keluarga menderita migren (P = 0.043).

Suatu clinical double-blind, randomised, cross-over trial yang pertama kali di Turki didapati penurunan yang signifikan secara statistik jumlah serangan migren berdasarkan pembatasan diet yang merupakan strategi yang efektif dalam mengurangi frekuensi serangan migren.43 Meskipun terdapat berbagai macam obat pencegahan untuk serangan migren, namun banyak penderita yang tidak menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan baik dari frekuensi maupun beratnya serangan migren kecuali dengan perubahan atau modifikasi gaya hidup.44 Penelitian kami mendapatkan hasil yang sama seperti tersebut di atas dimana dijumpai makanan berhubungan bermakna terhadap seranga migren pada remaja (P = 0.045).

Beberapa tahun ini banyak penelitian tentang hubungan makanan terhadap pencetus migren. Masih sedikit dokter yang menganjurkan untuk menghindari jenis makanan pencetus migren. Penderita migren biasanya


(47)

30

dianjurkan untuk mencatat jenis makanan yang dimakan dalam waktu 24 jam sebelum serangan migren. Sebagian besar penderita migren tidak mempunyai catatan jenis makanan yang dapat mencetuskan migren.36 Bagi penderita yang mempunyai catatan harian jenis makanan yang dimakan, mereka akan menghindari makanan tersebut dan hasilnya dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan serangan migren.36,45 Upaya terkini untuk mengidentifikasi zat kimia tertentu yang terkandung dalam makanan yang mungkin sebagai pemicu migren masih kontroversi.36

Diperkirakan 20% penderita migren sensitif terhadap jenis makanan tertentu. Makanan yang mengandung amina vasoaktif seperti tyramine dan fenilalanin dapat mencetuskan migren.45 Makanan yang sensitif sering dikonsumsi remaja yang umum mencetuskan migren seperti keju, anggur merah, bir, coklat, dan yakult, produk susu, kopi, teh, minuman cola, pemanis buatan, makanan siap saji. Bahan tambahan pada makanan sebagai penyedap rasa seperti monosodium glutamat, aspartam, dan natrium nitrat juga sebagai pencetus migren.45,46

Hubungan makanan terhadap pencetus serangan migren masih kontroversi. Faktor pencetus makanan dapat diidentifikasi sebesar 10% sampai 30% penderita migren pada remaja yang sesuai dengan jenis makanan pencetus. Pendekatan yang dilakukan dengan memberi daftar makanan tradisional maupun modern sebagai pencetus serangan migren. Penderita kemudian disarankan untuk menandai salah satu daftar jenis


(48)

31

makanan pencetus migren. Dalam proses pengatur gaya hidup, maka diperlukan pembuatan daftar makan yang teratur.40 Penelitian lain melaporkan bahwa bila tidak menghindari faktor makanan sebagai pencetus migren maka akan mengalami serangan migren yang lebih berat.40,47

Studi lain yang mendukung penelitian migren berpendapat bahwa migren bertambah berat bila tidak menghidari faktor pencetus makanan. Dari 60 pasien migren, yang menghindari faktor pencetus makanan selama lima hari didapati hasil selama lima hari juga tidak mengalami serangan migren. Jenis makanan tersering pencetus migren yaitu: gandum (78%), jeruk (65%), telur (45%), teh (40%), kopi (40%), coklat (37%), susu (37%), daging sapi (35%), jagung (33%), tebu (33%), ragi (33%), jamur (30%), dan kacang (28%). Ketika menghidari makanan tersebut pasien tidak mengalami serangan migren.47 Para peneliti di Israel meneliti pelajar usia 6 sampai 18 tahun panderita migren yang mengkonsumsi kafein. Setelah menghindari kafein didapati 33 penderita bebas migren dari 36 pasien yang dievaluasi.40 Suatu studi provokasi double blind dengan mengunakan coklat sebagai pencetus migren dan carob sebagai plasebo, didapati perbedaan yang bermakna antara coklat sebagai pencetus migren dengan plasebo. Percobaan ini dilakukan selama dua minggu masa pembatasan bahan makanan yang mengandung vasoaktif amine, hasilnya coklat lebih cenderung mencetuskan migren.48 Suatu analisis didapatkan MSG yang dapat mencetuskan migren bila mengkonsumsi lebih dari 2,5 gr MSG. Tingginya


(49)

32

pengunaan MSG dalam masakan tidak merubah asupan makanan yang di konsumsi seseorang, bahkan menyatakan makin istimewa rasa masakan tersebut.46

Penelitian kami mendapatkan hasil jenis makanan pencetus migren mulai frekuensi tertinggi sampai terendah dari 20 jenis makanan dimana saus (75%), es krim (71%), susu (67.7%), mie instan (67.7%), coklat (61.3%), kacang tanah (59.7%), seafood (58%), minuman kaleng (54.8%), bakso (54.8%), keju (54.8%), pizza (54.8%), minuman fermentasi (54.8%), minuman cola (53.2%), donat (53.2%), anggur (51.6%), snack (50%), daging kambing (48.4%), sosis (48.4%), penyedap (48.4%), pemanis buatan (43.5%).

Penghindaran bertujuan untuk mengurangi terjadinya serangan migren dengan menurunkan agregasi platelet dan mencegah pelepasan neurotransmiter vasoaktif dengan menghindari faktor pencetus dari makanan.45 Identifikasi makanan pencetus dengan bantuan catatan harian makanan adalah cara yang murah dan aman untuk mengurangi atau mencegah serangan migren.44


(50)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dijumpai hubungan yang bermakna antara makanan dan migren pada remaja. Penelitian ini juga mendapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga menderita migren dan migren pada remaja.

6.2. Saran

Remaja dengan migren hendaknya tidak mengkonsumsi jenis makanan pencetus migren dan lebih baik mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan terapi farmakologi sebagai terapi preventif serangan migren dengan terapi nonfarmakologi yaitu penghindaran faktor pencetus migren, salah satunya diet pencetus migren.

33


(51)

BAB 7. RINGKASAN

Migren merupakan suatu masalah yang sering dijumpai pada masyarakat umum khususnya pada remaja dan biasanya bersifat kronik serta berulang. Setiap sakit kepala sangat penting dihubungkan dengan diet sebagai faktor pencetus migren. Namun masih sedikit diketahui hubungan diet dengan migren.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan makanan terhadap serangan migren pada remaja. Penelitian dilakukan secara cross sectional pada bulan agustus sampai september 2009 di SLTP dan SLTA Darussalam Kotamadya Medan, provinsi Sumatera Utara.

Populasi penelitian adalah remaja sekolah berusia antara 13 sampai 18 tahun. Penderita yang memenuhi kriteria migren sesuai dengan

International Headache Society (IHS) masuk penelitian. Terdapat 90 remaja yang mengisi kuesioner sampai selesai dengan lengkap. Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kriteria eksklusi. Kemudian diberikan kuesioner tentang jenis makanan sebagai pencetus serangan migren. Untuk mengetahui hubungan makanan terhadap migren mengunakan uji kai kuadrat.

Hasil penelitian kami mendapatkan hubungan makanan terhadap migren (68 vs 31.1; P = 0.045) dan hubungan riwayat keluarga menderita migren terhadap migren (55.6 vs 44.4; P = 0.043). Faktor pencetus stres P =

34


(52)

35

0.16, menstruasi P = 0.996, pengaruh cahaya atau suara P = 0.577 tidak berhubungan bermakna terhadap migren

Pada akhir penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan makanan dan riwayat keluarga yang menderita migren mempunyai hubungan yang bermakna terhadap serangan migren pada remaja.


(53)

SUMMARY

Migraine is a common problem worldwide especially among adolescent and is usually chronic with frequent relapses. Therefore, any risk of headache related to diet has important implication for migraineurs. However, very few are aware of the association between migraine and diet.

The aim of this paper was to study the association between dietary factorsand adolescent migraines. We conducted a cross sectional study from August until September of 2009 in the Darussalam senior high school Medan, North Sumatera.

The population group that was studied were teenage adolescents between 13 until 18 years old. Patients that fit the criteria for migraine based on the International Headache Society (IHS) were used in this study. There were a total of 90 adolescents who filled in the questionnaire through to its completion. Physical examinations were performed to remove any exclusion criteria. Patients were then presented with a questionnaire about types of food that could trigger migraine attacks. Chi square test was used in this study.

We found a significant association on migraine triggered by foods (68 vs 31.1; P = 0.045) and family history of migraine (55.6 vs 44.4 P = 0.043). Stress (P = 0.164),menstruation (P = 0.996), sound or light (P = 0.577) have no significant association with migraine

36


(54)

37

We concluded that food and family history of migraine had a significant association with the occurence of migraine in adolescent.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Lewis. D, Ashwal.S.hershey.A, Hirtz.D, Yonker.M, Silberstein.S. Practice parameter: pharmacological treatment of migraine headache in children and adolescents. Neurology.2004;63:2215-24

2. Millichap JG and Yee MM. The diet factor in pediatric and adolescent migrene. Pediatr Neurol.2003;28:9-15

3. Haslam RH. Headache. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders.2004.h.2012-4

4. Lazuardi S. Nyeri kepala pada anak dan remaja. Dalam: Soetomenggolo TS, Ismael S, penyunting. Buku ajar neurologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit IDAI.2000.h.78-86

5. Rees T, Watson D, Lipscombe S, Speight H, Cousins P, Hardman G. A prospective audit of food intlerance among migraine patients in primary care clinical practice. Headache Care.2005;2:11-4

6. Lewis, DW. Pediatric migraine. Pediatrics in Review.2007;28:42-52

7. Gunner K B, Smith HD. Practice guideline for diagnosis and management of migraine headaches in children and adolescent: part one. J Pediatrics Health Care.2007;21:327-32

8. Bianchi A, Salomone S, Caraci F, Pizza V, Bernardini, Colucci CD. Role of magnesium, coenzyme Q10, riboflavin and vitamin B12 in migraine prophylaxis. Vitamins and Hormones.2004;69:297-312

9. Millichap JG. Practice guidelines for management of migraine in children and adolescents. AAP Grand Rounds.2005;13:40-1

10. Cady R. Pathophysiology of migraine. The Pain Praktioner.2007;17:6-10 11. Mathew NT. Pathophysiology, epidemiology and impact of migraine.

Clinical Cornerstone.2001;4:1-17

12. Yonker M. Abotive therapy for migraine. Dalam: Maria Bl, penyunting. Current management in chid neurology. Edisi ke-3. Hamilton:BC Denker Inc.2005.h.49-52

13. Van DB, Amery WK, Waelkens J. Trigger factor in migraine: A study conducted by the belgian migraine Society. Headache.1987;27:191-6 14. Robbins L. Precipitating factors in migraine: a retrospective review of

494 patients. Headache.1994;34:214-6

15. Savi l, Raineroi, Valfre W, Gentile S, Giudice LR, Pinessi L. Food and headache attacks. A comparioson of patients with migraine and tension-type headache. Panminerva Med.2002;44:27-31

16. Leira R, Rodriguez R. Diet and migraine. Rev Neurol.1996;24:534-8 17. Millichap JG. The role of diet in migraine headaches. Pediatric

Neurolagist. 2004; 27:1-9

38


(56)

39

18. Hanington E. The role of tyramine in the etiology of migraine and related studies on the cerebral and extracerebral circulation. Headache.1986;8:84-97

19. Gibb CM, Davies PT, Glover V, Clifford Rose F, Sandler M. Chocolate is a migraine-provoking agent. Cephalalgia.1991;11:93-5

20. Eegger J, Carter CM, Soothill JF, Wilson J. Oligoantigenic diet treatment of chilldren with epilepsy and migraine. J Pediatr.1989;114:51-8

21. Fact sheet. Migraine triggers. The migraine trust. Diunduh dari:

www.migrainetrust.org. Diakses Juli 2009

22. Fist aid and emergencies. Migraine headache in chlidren treatment. Diunduh dari: www.eMedicineHealth.com. Diakses Juli 2009

23. Peatfield RC. Relationships between food, wine and beer-precipitated migrainous headache. Headache.1995;35:355-7

24. Bird Nigel, Macgregor A, Wilkinson MIR. Ice cream headache-site, duration, and relationship to migraine. Headache.1991;32:35-8

25. Galland leo, McEween LM. A role for food intolerance in childhood migraine. Diunduh dari: www.mdheal.org./childhoo.htm. Diakses juli 2009

26. Madiyono S, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Pururwanto H. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.2008.h.310-330

27. Nancy pardede. Masa remaja Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh G N, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto.2002.h.139-70 28. Gilroy MD. Headache. Dalam: Gilroy MD, penyunting. Basic Neurology.

Edisi ke 3. Michigan: McGraw-Hill Companies.2000.h.943-64

29. Tozer BS, Boatwright EA, David PS, Verma DP, Blair JE, Mayer AP et al. Prevention of migraine in women throughout the life span. Mayo Clin Proc.2006;81(8):1086-92

30. Bren Linda. Managing migraines. Diunduh dari:

www.migraines.org/vpr1/FDAConsumer. Diakses juni 2010

31. Thomson. Diseasedex emergency medicine migraine headache. Diunduh dari: www.micromedex.com/dsdxemergmigraine. Diakses juni 2010

32. Kelman L. Migraine changes with age: impact on migraine classification. Headache.2006;46:1161-71

33. Goadsby PJ, Lipton RB, Ferrari MD.Migraine-current understanding and treatment. N Engl J Med.2002;346:257-61

34. Rossi LN, Cortinovis I, Menegazzo L, Brunelli G, Bossi A, Macchi M. Classification criteria and distinction between migraine and tension-type headache in children. Dev Med & Child Neurol.2001;43:45-51


(57)

40

35. Wober C, Holzhammer J, Zeitlhofer J, Wessely P. Trigger factors of migraine and tension-type headache: experience and knowledge of the patients. J Headache Pain.2006;7:188-95

36. Kunkel RS. Clinical manifestations of migraine. Medical Inc.2001;4:18-25

37. Fukui PT, Goncalves TRT, Stabelli CG, Lucchino NMF, Matos FC, Santos JPM, dkk. Trigger factor in migraine patients. Arq Neuropsiquiatr.2008; 66: 494-9

38. Martin PR. Managing headache triggers: think ′coping′ not ′avoidance′. Cephalalgia.2010;30:634-7

39. Martin PR, Macleod C. Behavioral management of headache triggers: avoidance of triggers is an inadequate strategy. Clin Psychol Rev. 2009;29:483-95

40. Lewis DW. Preventive therapi for migraine. Curr Management in child Neurology.2005;3:53-7

41. Harle DE, Shepherd AJ, Evans BJW. Visual stimuli are common trigger of migraine and are associated with pattern glare. Headache.2006;46:1431-40

42. Kelman L. The triggers or precipitants of the acute migraine attack. Cephalalgia.2007;27:394-402

43. Alpay K, Ertas M, Orhan EK, Ustay DK, Lieners, Baykan B. Diet restriction in migraine, based on IgG against foods: a clinical double-blind, randomised, cross-over trial. Cephalalgia.2010;10:1177-85

44. Edelsten SC, Mauskop. Food and supplement in the management of migraine headache. ClinJ Pain.2009;25:446-52

45. Loj J, Solomon GD. Migraine prophylaxis: who, why, and how. Cleveland Clinic J of Medicine.2006;73:793-816

46. Taylor FR. Lifestyle changes, dietary restrictions, and nutraceuticals in migraine prevention. Techniques in Regional anesthesia and Pain Management.2009;13:28-36

47. Sinclair S. Migraine headaches: nutritional, botanical and other alternative approaches. Alterm Med Rev.1999;4:86-95

48. Marcus DA, Scharff L, Turk D, Gourly LM. A double-blind provocative study chocolate as a trigger of headache. Cephalalgia.1997;17:855-62


(58)

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur : LK/PR

Pekerjaan :

Alamat : Hp: Orang tua dari :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitan ”Hubungan makanan terhadap migren pada remaja”. Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut. Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.

Medan, ………


(59)

Lampiran 2.

Divisi Neurologi Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM, Medan

Kepada Yth Bapak/ Ibu ....…...

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri nama saya dokter Magda Bouhairet, bertugas di Divisi Neorologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSU H. Adam Malik / RSUD dr.Pirngadi Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian/surve tentang hubungan makanan tertentu terhadap serangan sakit kepala sebelah atau yang disebut dengan migren pada remaja. Karena nyeri kepala migren sering terjadi pada remaja serta penyebab umum ketidak hadiran anak di sekolah. Hal ini juga berdampak pada perkembangan emosional dan kemampuan belajar anak.

Untuk itu, kami berencana untuk mengobati anak Bapak/Ibu dengan pengobatan pencegahan terhadap makanan tertentu sebagai pencetus serangan sakit kepala migren. Guna meningkatkan kewaspadaan dalam mendeteksi dini serangan migren.

Jika Bapak/Ibu bersedia maka kami mengharapkan bapak/ibu menanda tangani lembaran persetujuan. Semua data penellitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Bapak/ibu dapat menghubungi kami bila ingin menanyakan masalah kesehatan putra/putrinya atau masalah penelitian yang belum jelas melalui: Nama : Dr. Magda Bouhairet

Alamat : Divisi Neurologi Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU RSU H. Adam Malik. Jl. Bunga Lau No: 17 Medan.

Telp. 8365663 atau Tasbih Blok VV No: 45 Tanjung Sari Medan.

Demikian yang dapat kami sampaikan atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih


(60)

Lampiran 3

Divisi Neurologi No. urut Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM, Medan

KUESIONER PENELITIAN

Tanggal : Pencatat: 1. Nama Anak :

2. Tanggal lahir : Umur : [ ] tahun, [ ] bulan 3. Berat badan : Tinggi Badan :

4. Jenis kelamin : (0). Perempuan (1). Laki-laki 5. Urutan anak dalam keluarga :

6. Jumlah bersaudara : 7. Alamat : 8. Nama SMP/SMA : 9. Kelas :

10. Orang tua : Ayah Ibu Nama :

Umur [tahun] : [ ] [ ] Agama :

CONTRENG: BILA YA ( ), KOSONGKAN BILA TIDAK

YA TIDAK 11. Mengalami Nyeri Kepala sebelah saja [ ] [ ] 12. Nyeri sangat lama (1 jam atau lebih) [ ] [ ] 13. Nyeri berdenyut [ ] [ ] 14. Nyeri bertambah jika belajar/berkerja [ ] [ ] 15. Saat nyeri sadar [ ] [ ] 16. Disertai mual dan muntah [ ] [ ] 17. Keluarga menderita penyakit yang sama [ ] [ ] 18. Nyeri timbul bertahap [ ] [ ]


(61)

YA TIDAK 19. Sebelum nyeri, tidak tahan cahaya terang [ ] [ ]

atau suara yang keras

20. Nyeri perut berulang [ ] [ ] 21. Nyeri membaik dengan tidur sejenak [ ] [ ] 22. Pernah berobat, dokter menyebut migren [ ] [ ] 23. Nyeri kapala sebelah 2 kali atau lebih per bulan [ ] [ ] 24. Mendapat obat migren tapi tidak sembuh [ ] [ ] 25. Mendapat obat migren lebih dari dua kali [ ] [ ]

perminggu

26. Mengalami migren disertai nyeri perut hebat [ ] [ ] 27. Mengalami migren disertai kelemahan pada [ ] [ ]

sebelah tangan atau kaki

28. Nyeri kepala setiap hari [ ] [ ] 29. Sudah pernah dirawat di rumah sakit karena [ ] [ ]

kelainan saraf atau masalah kejiwaan

30. Pernah berat badan berlebih (kegemukan) [ ] [ ] 31. Sering nyeri kepala kiri dan kanan [ ] [ ] 32. Dikeluarga ada nyeri kepala sebelah saja [ ] [ ] 33. Dicetuskan oleh stres [ ] [ ] 34. Dicetuskan oleh mestruasi [ ] [ ] 35. Dicetuskan oleh makanan [ ] [ ]

Bila jawaban YA lanjutkan dibawah ini, jika TIDAK kosongkan.

YA TIDAK Buah-buahan:

1. Durian [ ] [ ]


(62)

2. Anggur [ ] [ ]

YA TIDAK

Danging dan Udang

3. Daging kaleng [ ] [ ] 4. Sosis [ ] [ ] 5. Seafood [ ] [ ] 6. Bakso [ ] [ ] Kacang-kacangan

7. kacang tanah [ ] [ ] Bumbu Rempah

8. Saus [ ] [ ] Terbuat dari susu

9. Susu [ ] [ ] 10. Keju [ ] [ ] 11. Coklat [ ] [ ] 12. Es krim [ ] [ ] 13. Minuman fermentasi [ ] [ ] Minuman

14. Minuman cola [ ] [ ] 15. Minuman kaleng [ ] [ ] Terbuat dari tepung roti

16. Donat [ ] [ ] 17. Pizza [ ] [ ] Jenis yang lainnya

18. Pemanis buatan [ ] [ ] 19. Mie instan [ ] [ ] 20. Penyedap [ ] [ ]


(63)

21. Makanan snack (kentang, chiki, [ ] [ ] kripik, roti, dll)

Lampiran 4 : Persetujuan Komite Etik


(64)

(65)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Magda Bouhairet Tanggal lahir : 25 Desember 1970 Tempat lahir : Langsa

NIP : 390 047 327

Alamat : Taman setia budi Blok.VV no: 45. Tanjung Sari. Medan

Nama Orangtua (ayah) : H. Zainuddin Tgk. A. Djalil (Alm) (Ibu) : Hj. Nurjannah Hasan

Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negri 11 Langsa, tamat tahun 1983

2. Sekolah Menegah Pertama Negeri I Langsa, tamat tahun 1986 3. Sekolah Menegah Atas Negeri I Langsa, tamat tahun 1989 4. Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2000 Riwayat Pekerjaan

1. Dokter PTT RSU Zainoel Abidin NAD. Banda Aceh 2000-2006 Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU: 01-05-2006 s/d 31-06-2006 2. Pendidikan Tahap I : 01-07-2006 s/d 31-06-2007 3. Pendidikan Tahap II : 01-07-2007 s/d 31-06-2008 4. Pendidikan Tahap III : 01-07-2008 s/d 31-06-2009 5. Pendidikan Tahap IV : 01-07-2009 s/d 31-08-2010 6. Tesis : 15 Juni 2010


(1)

Lampiran 3

Divisi Neurologi No. urut Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM, Medan

KUESIONER PENELITIAN

Tanggal : Pencatat:

1. Nama Anak :

2. Tanggal lahir : Umur : [ ] tahun, [ ] bulan 3. Berat badan : Tinggi Badan :

4. Jenis kelamin : (0). Perempuan (1). Laki-laki 5. Urutan anak dalam keluarga :

6. Jumlah bersaudara : 7. Alamat : 8. Nama SMP/SMA : 9. Kelas :

10. Orang tua : Ayah Ibu

Nama :

Umur [tahun] : [ ] [ ]

Agama :

CONTRENG: BILA YA ( ), KOSONGKAN BILA TIDAK

YA TIDAK 11. Mengalami Nyeri Kepala sebelah saja [ ] [ ] 12. Nyeri sangat lama (1 jam atau lebih) [ ] [ ] 13. Nyeri berdenyut [ ] [ ] 14. Nyeri bertambah jika belajar/berkerja [ ] [ ] 15. Saat nyeri sadar [ ] [ ] 16. Disertai mual dan muntah [ ] [ ] 17. Keluarga menderita penyakit yang sama [ ] [ ] 18. Nyeri timbul bertahap [ ] [ ]


(2)

YA TIDAK 19. Sebelum nyeri, tidak tahan cahaya terang [ ] [ ]

atau suara yang keras

20. Nyeri perut berulang [ ] [ ] 21. Nyeri membaik dengan tidur sejenak [ ] [ ] 22. Pernah berobat, dokter menyebut migren [ ] [ ] 23. Nyeri kapala sebelah 2 kali atau lebih per bulan [ ] [ ] 24. Mendapat obat migren tapi tidak sembuh [ ] [ ] 25. Mendapat obat migren lebih dari dua kali [ ] [ ]

perminggu

26. Mengalami migren disertai nyeri perut hebat [ ] [ ] 27. Mengalami migren disertai kelemahan pada [ ] [ ]

sebelah tangan atau kaki

28. Nyeri kepala setiap hari [ ] [ ] 29. Sudah pernah dirawat di rumah sakit karena [ ] [ ]

kelainan saraf atau masalah kejiwaan

30. Pernah berat badan berlebih (kegemukan) [ ] [ ] 31. Sering nyeri kepala kiri dan kanan [ ] [ ] 32. Dikeluarga ada nyeri kepala sebelah saja [ ] [ ] 33. Dicetuskan oleh stres [ ] [ ] 34. Dicetuskan oleh mestruasi [ ] [ ] 35. Dicetuskan oleh makanan [ ] [ ]

Bila jawaban YA lanjutkan dibawah ini, jika TIDAK kosongkan.

YA TIDAK Buah-buahan:


(3)

2. Anggur [ ] [ ]

YA TIDAK

Danging dan Udang

3. Daging kaleng [ ] [ ] 4. Sosis [ ] [ ] 5. Seafood [ ] [ ] 6. Bakso [ ] [ ] Kacang-kacangan

7. kacang tanah [ ] [ ] Bumbu Rempah

8. Saus [ ] [ ] Terbuat dari susu

9. Susu [ ] [ ] 10. Keju [ ] [ ] 11. Coklat [ ] [ ] 12. Es krim [ ] [ ] 13. Minuman fermentasi [ ] [ ] Minuman

14. Minuman cola [ ] [ ] 15. Minuman kaleng [ ] [ ] Terbuat dari tepung roti

16. Donat [ ] [ ] 17. Pizza [ ] [ ] Jenis yang lainnya

18. Pemanis buatan [ ] [ ] 19. Mie instan [ ] [ ] 20. Penyedap [ ] [ ]


(4)

21. Makanan snack (kentang, chiki, [ ] [ ] kripik, roti, dll)


(5)

(6)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Magda Bouhairet Tanggal lahir : 25 Desember 1970 Tempat lahir : Langsa

NIP : 390 047 327

Alamat : Taman setia budi Blok.VV no: 45.

Tanjung Sari. Medan

Nama Orangtua (ayah) : H. Zainuddin Tgk. A. Djalil (Alm) (Ibu) : Hj. Nurjannah Hasan

Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negri 11 Langsa, tamat tahun 1983

2. Sekolah Menegah Pertama Negeri I Langsa, tamat tahun 1986 3. Sekolah Menegah Atas Negeri I Langsa, tamat tahun 1989 4. Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2000 Riwayat Pekerjaan

1. Dokter PTT RSU Zainoel Abidin NAD. Banda Aceh 2000-2006 Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU: 01-05-2006 s/d 31-06-2006 2. Pendidikan Tahap I : 01-07-2006 s/d 31-06-2007 3. Pendidikan Tahap II : 01-07-2007 s/d 31-06-2008 4. Pendidikan Tahap III : 01-07-2008 s/d 31-06-2009 5. Pendidikan Tahap IV : 01-07-2009 s/d 31-08-2010 6. Tesis : 15 Juni 2010